BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem, Komunitas dan Lingkungan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm Remaja Rosdakarya Offset, 1993), hlm. 79.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mada University Press, 2009), hlm Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan (Yogyakarta: Gadjah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. pdf, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. M. Gufron H Kordi K, Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di Tambak Sistem Polikultur, Dahara Prize, Semarang, 2000, Hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. migran. World Conservation Monitoring Centre (1994) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3. 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. pada pulau. Berbagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya dari

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

AKTIFITAS ILLEGAL DI DALAM KAWASAN HUTAN. Penebangan Liar Pencurian Kayu Perambahan Hutan Perladangan Liar Pengembalaan Liar

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar sekali. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang sangat penting bagi. kehidupan. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,

Dampak Perubahan Iklim

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh :

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

I. PENDAHULUAN. Hampir 75 % tumbuhan mangrove hidup diantara 35ºLU-35ºLS (McGill, 1958

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SUMBER DAYA HABIS TERPAKAI YANG DAPAT DIPERBAHARUI. Pertemuan ke 2

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

KEBIJAKAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban umat manusia di berbagai belahan dunia (Maryudi, 2015). Luas hutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Posisi geografis Indonesia yang terletak di antara benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki nilai yang strategi dan urgen dalam pembentukan

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisme dapat disebut alamat suatu organisme. Relung (Ninche) adalah

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

BAB I PENDAHULUAN. dalam Ilmu Ekologi dikenal dengan istilah habitat. jenis yang membentuk suatu komunitas. Habitat suatu organisme untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia. Berdasarkan

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesiamemiliki hutan mangrove terluas di dunia dan juga memiliki

I. PENDAHULUAN. lainnya. Keunikan tersebut terlihat dari keanekaragaman flora yaitu: (Avicennia,

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. guru kepada peserta didik. Pembelajaran biologi harus dapat menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertanian ini dikenal dengan istilah shifting cultivation yang sudah lama dikenal

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia mencangkup 1,3% permukaan bumi, di dalamnya terkandung keanekaragaman hayati yang tinggi di dunia. Keanekaragaman hayati Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika dan Afrika tropis. 1 Keanekaragaman hayati yang tinggi ini disebabkan karena Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia. Kepulauan Indonesia juga menjadi tempat distribusi biota Oriental dan Australia. Keanekaragaman hayati adalah varietas dan keragaman yang ada dalam organisme hidup dan ekosistem tempat orgamisme itu hidup. Ada sekitar 220.000 jenis hewan di Indonesia dan sekitar 28.000 jenis tumbuhan berarti sekitar 10% dari semua jenis tumbuhan yang ada di muka bumi terdapat di Indonesia. 2 Dari jumlah jenis hewan yang ada, 200.000 diantaranya adalah jenis serangga, 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung dan 1.000 jenis reptil dan amphibia. 3 Potensi sumber daya alam Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, sehingga banyak 1 Zoer aini Djamal Irwan, Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas dan Lingkungan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 189. 2 R. Soedjiran Resosoedarmo, dkk., Pengantar Ekologi, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1993), hlm. 79. 3 R. Soedjiran Resosoedarmo, dkk., Pengantar Ekologi, hlm. 81. 1

wisatawan dari manca negara yang datang ke Indonesia untuk mempelajari aspek ini. Potensi sumber daya alam yang beranekaragam ini dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam hal apa saja. Namun, sangat disayangkan aktivitas manusia sering tanpa mengindahkan konsep pelestarian alam, sehingga yang terjadi potensi tersebut terus menurun. 4 Data menunjukan bahwa pada awal abad ke-20 luas area hutan di dunia mencapai 5 miliar hektar (ha), akan tetapi kerusakan hutan secara besar-besaran di berbagai belahan dunia yang menyebabkan luas hamparan hutan terus menurun, dengan perkiraan laju kerusakan mencarai 7 juta ha per tahun. Yang lebih mencengangkan bahwa laju kerusakan hutan Indonesia berkisar antara 2 sampai 3 juta ha. 5 Ini sangat menjadi cambuk untuk masyarakat melihat fungsi hutan sangat penting bagi kelangsungan makhluk hidup. Data dari World Bank maupun World Conservation Forum yang menyebutkan bahwa laju kerusakan hutan Indonesia mencapai 1,5-2 juta ha per tahun. 6 Menurut Food and Agricultural Organization (FAO) atau Badan Pangan Dunia, Indonesia 4 Suprihayono, Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 1. 5 A. Soni Keraf, Krisis & Bencana Lingkungan Hidup Global, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), hlm. 28. 6 Bahrudin Supardi, Berbakti Untuk Bumi, (Bandung: Rosdakarya, 2009), hlm. 28. 2

menghancurkan kira-kira 51 kilometer persegi hutan setiap hari. 7 Kerusakan hutan alam di Indonesia yang diperlihatkan oleh Penafsiran Citra Landsat tahun 2000 menunjukan bahwa terdapat hutan dan lahan rusak lebih dari 101,73 juta ha. 8 Data-data ini tidak hanya sekedar wacana yang tiap tahunnya bertambah, tetapi penanganan serta tindak lanjut yang diperlukan untuk mengatasi laju kerusakan hutan. Terjadinya kenaikan laju kerusakan hutan tidak lain disebabkan oleh terlalu rakusnya manusia dalam mempergunakan sumber daya alam, sehingga menjadi rusak. Sebagaimana dalam surat Ar Ruum ayat 41, Allah SWT berfirman: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. ar- Ruum/30:41) 9 Berbagai tumbuhan, hewan, air dan sumber daya lainnya dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia demi memenuhi kebutuhannya tetapi akhir-akhir ini daerah di Indonesia mengalami 7 Bahrudin Supardi, Berbakti Untuk Bumi, hlm. 68. 8 Fachruddin M. Mangunjaya, Hidup Harmonis Dengan Alam (Jakarta: Obor Iindonesia, 2006), hlm. 87. 9 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: Darus Sunnah, 2011), hlm. 409. 3

bencana seperti tanah longsor, banjir, hingga kekeringan. Semua masalah ini diakibatkan oleh tindakan manusia untuk penggunaan sumber daya alam yang terus menerus tanpa adanya usaha untuk melestarikan apa yang telah mereka manfaatkan. Pemanfaatan sumber daya alam secara terus menerus akan mengakibatkan sumber daya alam menjadi berkurang bahkan bisa punah. Hal itu juga dapat menyebabkan perubahan iklim yang sangat besar pengaruhnya bagi dunia serta permasalahan lingkungan yang perlu diatasi bersama. Permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidup. 10 Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif, karena manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. 11 Untuk kesejahteraan hidup manusia pada umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya, maka perlu diadakan usaha untuk melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup, termasuk pelestarian dan perlindungan hutan, yang merupakan sebagian besar dari isi daratan di kepulauan Indonesia. Guna melaksanakan usaha tersebut, diperlukan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta peran 10 Otto Soemarwono, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Bandung: Djambatan, 1994), hlm. 22. 11 Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya (Bandung: Alumni, 1994), hlm. 5 4

serta masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan dan pelestarian alam serta lingkungan hidup. Tak hanya kesadaran dan peran serta masyarkat, untuk mengatasi akibat-akibat yang merugikan tersebut, perlu adanya usaha untuk membudidayakan, melestarikan, menjaga dan memanfaatkan secara selektif sumber daya alam yang sudah ada, demi kelangsungan hidup manusia dan keseimbangan alam, yang disebut sebagai konservasi sumber daya alam. Upaya konservasi perlu ditawarkan ke semua pihak mengingat tanggung jawab menjaga kelestarian alam adalah milik bersama. Konservasi, yang berarti menjaga, perlu ditanamkan di setiap pikiran manusia. Penanaman konsep yang kuat mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui konservasi alam perlu dilakukan sejak dini terutama usia sekolah. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan. Dengan mengikuti ekstrakulikuler seperti gerakan Pramuka bisa dijadikan wadah untuk mendukung kegiatan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Gerakan Pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, dianggap merupakan kelompok masyarakat yang 5

perlu dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pembangunan kehutanan, pelestarian sumber daya alam, dan lingkungan hidup. 12 Di dalam gerakan Pramuka terdapat kelompok peminatan yang disebut Satuan Karya Pramuka atau sering disingkat Saka. Sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat dewasa ini, saka terdiri atas beberapa bidang Saka. Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengalamannya di bidang kehutanan adalah Saka Wanabakti. Generasi muda kini merupakan tunas-tunas muda harapan bangsa dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat indonesia seluruhnya. 13 Dengan menanamkan sikap kepedulian lingkungan pada tunas-tunas bangsa, maka tingkat laju kerusakan hutan menjadi semakin menurun. Seperti halnya Satuan Karya Pramuka Wanabakti yang memberikan nilai-nilai konservasi dan pengalaman langsung kepada anggotanya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Untuk itu perlu adanya penelitian yang terkait dengan keikutsertaan siswa dalam Saka Wanabakti terhadap kepedulian lingkungan. 12 Kwartir Nasional, Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 05 tahun 1984 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Wanabakti. (Jakarta, t.p. 1984). 13 Soedarno Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Membangun Watak & Bangsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), hlm. 13. 6

Menurut Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M. Pd, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran terhadap lingkungan, diantaranya ketidaktahuan, seseorang yang tahu atau mengerti tentang arti pentingnya peduli atas lingkungan maka dia akan menghargai apa yang dia perbuat. Selain ketidaktahuan, faktor lain ada gaya hidup, kemanusiaan, dan kemiskinan juga dapat mempengaruhi kesadaran atau kepedulian terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil populasi atau sampel pada Satuan Karya Pramuka Wanabakti Kabupaten Pekalongan dengan pertimbangan dari berbagai perlombaan Saka Wanabakti tingkat daerah yang pernah diadakan, Saka Wanabakti Kabupaten Pekalongan aktif mengikuti dan sering kali mendapat juara. Salah satunya Peran Saka 6 Kwarda Jateng di Boyolali yang diadakan pada tanggal 23 juni 2013 sampai dengan 28 juni 2013, Gerakan Pramuka Kwartir Cabang XI.26 Kabupaten Pekalongan Satuan Karya Wanabakti mendapatkan juara 2 dengan peserta putra Mohammad Ikhsan, Casmudi, A. Khoirudin, dan Bayu, serta dengan peserta putri Yuliana, Ika Riskianti, Neila Khaeriana, dan Arum Rahmawati. Landasan inilah yang menyebabkan peneliti memilih populasi atau sampel di Satuan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang XI.26 Kabupaten Pekalongan Satuan Karya Wanabakti. 7

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang hendak peneliti kaji dalam penelitian adalah: 1) Bagaimana kepedulian lingkungan siswa SMA/SMK/MA yang mengikuti Saka Wanabakti di Kabupaten Pekalongan? 2) Bagaimana peranan Satuan Karya Pramuka Wanabakti terhadap kepedulian lingkungan hutan? 3) Apakah terdapat pengaruh antara intensitas keikutsertaan siswa dalam Saka Wanabakti terhadap kepedulian lingkungan hutan di SMA/SMK/MA Kabupaten Pekalongan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian yang bertujuan untuk: a. Mengetahui kepedulian lingkungan siswa SMA/SMK/MA Kabupaten Pekalongan. b. Mengetahui peranan Satuan Karya Pramuka Wanabakti terhadap kepedulian lingkungan hutan. c. Mengetahui pengaruh intensitas keikutsertaan siswa SMA/SMK/MA dalam Satuan Karya Pramuka Wanabakti Kabupaten Pekalongan terhadap kepedulian lingkungan hutan. 8

2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran biologi atau masyarakat luas pada umumnya. a. Manfaat Teoritis Sebagai wacana tambahan dan bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran ataupun sebagai dasar untuk melakukan penelitian lain yang serupa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi bagi pihak-pihak yang tertarik dan peduli dengan kepedulian lingkungan. b. Manfaat Praktis 1) Memberikan informasi tentang Gerakan Satuan Karya Pramuka Wanabakti kepada masyarakat umum. 2) Memberikan gambaran peran siswa SMA/SMK/MA terhadap kepedulian lingkungan. 9