Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia.

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

Airline Shortest Path Software

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan komersial berjadwal semakin marak, sejak dikeluarkannya. penerbangan nasional tetap mengalami pertumbuhan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC)

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk jiwa. Menurut dinas

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. gegap gempita. Peta dunia industri penerbangan dalam negeri pun berubah.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv Sistematika Pembahasan BAB III... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

TINGKAT PEMAHAMAN PENUMPANG LCC (LOW COST CARRIER) TERHADAP PENGEMBALIAN UANG (REFUND) DI BANDARA INTERNASIONAL ADI SOETJIPTO YOGYAKARTA

pengangkutan udara dilakukan oleh perusahaan penerbangan dapat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjamurnya maskapai-maskapai penerbangan swasta baik yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian path analysis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan diharapkan agar mampu menerapkan dan mengikuti. pelayanannya dimana petugas yang melayani pemesanan travel harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Rosdiana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kian hari kian pesat, denga dilakukan oleh manusia dapat disebarkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seberapa besar keinginan masyarakat Indonesia untuk terbang? Kutipan

Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap jasa penerbangan sebagai moda transportasi yang cepat dan efisien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB II Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan beragam kebutuhan yang diperlukan masyarakat sebagai konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bisa bepergian kemana saja. Banyak maskapai melihat ini. persaingan penerbangan nasional yang semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan itu berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. menuju lokasi yang sangat jauh. Khususnya transportasi udara saat ini banyak

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi


BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan. Dimulai dari penerbangan berbiaya yang cukup tinggi (full service

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Transportasi berperan sebagai

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB 1 PENDAHULUAN. memilki banyak pulau sehingga moda transportasi udara dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan pasca peristiwa reformasi pada tahun 1998 ikut memicu perkembangan industri jasa transportasi udara nasional yang sempat terpuruk diterpa badai krisis ekonomi. Melalui reformasi pemerintah tidak hanya membuka pintu demokrasi selebar-lebarnya bagi partisipasi masyarakat dibidang sosial politik, tetapi juga pada sektor ekonomi termasuk didalamnya transportasi udara. Perubahan ini ditandai dengan keluarnya regulasi baru tentang penyelenggaraan jasa angkutan transportasi udara yang lebih mudah. Deregulasi pemerintah melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 11 tahun 2001 tentang penyelenggaraan angkutan udara, memberikan kemudahan kepada pihak swasta untuk mendirikan airline baru yang sebelumnya didominasi oleh maskapai pemerintah melalui Garuda Indonesia dan anak perusahaannya Merpati Airlines. Perkembangan industri transportasi udara nasional yang dipicu oleh deregulasi dan dukungan pertumbuhan ekonomi makro nasional ditandai dengan bertambahnya jumlah penumpang, operator penerbangan, dan rute penerbangan yang dilayani. Pertambahan jumlah penumpang terlihat jelas melalui data yang tercatat oleh Dinas Perhubungan Udara sebagaimana tergambar melalui grafik dibawah ini : Sumber : http://www.dephub.go.id/ref_10 Gambar 1.1 - Grafik Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Demand Angkutan Udara di Indonesia 1

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000. Penurunan ini lebih dipengaruhi oleh dampak krisis ekonomi. Namun sejak tahun 2000 demand penumpang mulai mengalami pertumbuhan, hingga mengalami puncaknya pada tahun 2003 dimana jumlah penumpang meningkat pesat hingga 55,84 % dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan demand penumpang penerbangan kemudian diikuti dengan munculnya berbagai maskapai penerbangan baru yang ingin ikut serta memanfaatkan peluang. Jumlah maskapai penerbangan yang semakin bertambah membawa dampak langsung pada tingkat persaingan antar maskapai. Dampak tingginya persaingan terlihat jelas pada perang tarif tiket yang murah, prosedur pelayanan yang mudah dan berbagai iming-iming hadiah yang menyertai. Persaingan ini juga mendorong maraknya Maskapai Penerbangan Berbiaya Murah atau Low Cost Carrier (LCC) yang sebelumnya sudah lebih dulu masuk ke Australia melalui Virgin Blue dan Asia di Malaysia melalui Air Asia nya. Bermunculannya operator-operator penerbangan yang baru bersamaan dengan maraknya fenomena Low Cost Carrier (LCC ) membawa iklim persaingan menjadi lebih ketat. Ditambah lagi pesaing operator asing yang ingin ikut menikmati kue pasar penerbangan nasional. Persaingan tersebut tentu memberi dampak positif dan juga negatif. Dampak negatifnya, perang harga yang tidak terkontrol dapat mengkhawatirkan kualitas pelayanan dan keselamatan karena operasions cost dan maintenance cost yang dikurangi. Dampak positifnya harga yang lebih kompetitif semakin terjangaku oleh masyarakat luas. Harga yang terjangkau kesan pesawat terbang sebagai moda transportasi yang mahal semakin terkikis. Selain kenaikan jumlah penumpang, persaingan perluasan rute dan penambahan frekuensi penerbangan semakin memanjakan para calon penumpang karena lebih banyak pilihan/alternatif jadwal penerbangan dan harganya sesuai dengan kebutuhan yang mendukung aktifitas mereka. Perluasan rute akan menambah jumlah kota-kota tujuan penerbangan yang sebelumnya belum ada yang menempuhnya. Jumlah kota/destination city yang terus bertambah dan persebaran 2

yang semakin merata membuat jalur-jalur penerbangan yang ada di Indonesia dapat dikaji sebagai sebuah jejaring (transportation network). Semakin kompleks jaringan akan semakin banyak alternatif jalur penerbangan yang dipilih, namun juga harus pintar-pintar memilih lintasan yang dipilih agar lebih efektif. Sarana yang paling umum di manfaatkan oleh masyarakat pengguna transportasi udara untuk mendapatkan informasi jadwal penerbangan antara lain melalui : 1. Kantor pemasaran atau ke travel agent 2. Melihat advertising maskapai penerbangan di media masa 3. Mengakses informasi maskapai penerbangan melalui internet Informasi yang akurat sesuai kebutuhan dan kemampuan diperlukan oleh masyarakat agar perjalanan menjadi lancar dan lebih efisien secara ekonomi. Banyaknya tawaran dan pilihan jadwal penerbangan dari maskapai penerbangan dengan variasi harga dan tawaran keunggulannya masing-masing, disatu sisi memudahkan calon penumpang untuk memilih penerbangan yang sesuai jadwal dan harganya dengan yang dikehendaki, disisi yang lain kesulitan akses data yang akurat dengan perbandingan yang obyektif antara maskapai satu dengan lainnya justru sering menyulitkan bahkan membingungkan. Permasalahan ini akan semakin terasa manakala calon penumpang akan terbang menuju tempat tujuan yang tidak memiliki penerbangan langsung sehingga mengharuskan mereka menempuh penerbangan tidak langsung atau harus singgah di bandara transit dan bahkan berganti pesawat. Untuk itu dirasa perlu dibuat semacam sistem pendukung keputusan yang memungkinkan para calon penumpang mendapatkan semua informasi penerbangan dari berbagai maskapai dalam satu aplikasi. Dengan aplikasi tersebut penumpang diharapkan dapat lebih obyektif dalam memilih jadwal penerbangan dan dapat disesuaikan dengan faktor urgensinya baik aspek waktu atau biayanya. Dan yang tidak kalah penting aplikasi tersebut mudah dipakai (user friendly) dan mudah di up date sehingga tetap akurat informasinya. 3

1.2. Tujuan Penelitian Penelitin ini bertujuan untuk : 1. Memilih jenis algoritma yang sesuai untuk mendapatkan lintasan terpendek antara kota asal dan kota tujuan tertentu yang sesuai dengan karakteristik penerbangan domestik Indonesia. 2. Merancang aplikasi/perangkat lunak yang memanfaatkan solusi permasalahan lintasan terpendek pada kasus transportasi udara yang berfungsi sebagai sumber informasi yang dapat mendukung keputusan penumpang untuk menentukan jalur penerbangan antar kota asal dan kota tujuan tertentu dengan pertimbangan waktu tempuh yang tercepat atau biaya termurah.. 1.3. Rumusan Masalah Penelitian ini akan mengkaji permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana mengatasi masalah pemilihan jadwal penerbangan antar dua kota yang tidak tersedia penerbangan langsung. 2. Bagaimana menentukan pilihan jadwal penerbangan antara dua kota yang menghasikan waktu tempuh tercepat atau dengan harga yang murah yang dilayani oleh berbagai maskapai baik yang terhubung langsung maupun tidak langsung. 3. Bagaimana memilih algoritma shortest path yang sesuai, menentukan parameter pembandingnya dan cara pengujian dan pembuktiannya. 4. Bagaimana anlisis lintasan terpendek yang dilakukan dapat diimplementasikan dalam suatu aplikasi, dalam hal ini perangkat lunak yang praktis dan mudah digunakan. 4

1.4. Batasan Masalah Pada tugas akhir ini pembahasan masalah hanya akan pada luang lingkup berikut ini: 1. Analisis algoritma hanya berupa penentuan alur solusi permasalahan lintasan terpendek atau pemilihan jenis algoritma lintasan terpendek. 2. Data yang diolah diambil dari beberapa maskapai penerbangan yang melayani rute domestik, meliputi jadwal penerbangan dan harganya. 3. Pengolahan data dan analisisnya dilakukan hanya untuk menguji kinerja algoritma yang terpilih dan aplikasi yang dibuat tanpa melihat validitas data ( data bersifat statis, belum menerapkan sistem up date data online/otomatis). 4. Parameter pencarian lintasan yang dihitung sebagai pengganti jarak lintasan adalah waktu tercepat dan harga tiket termurah. 5. Pengembangan perangat lunak dibatasi pada pemilihan jadwal penerbangan sebagai output informasi bagi user dan tidak membuat langkah lanjutan seperti booking tiket dan pembelian/pembayaran online (reservation). 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian tugas akhir ini dibagi dalam enam bab yang saling terkait. BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalahan dan batasannya, tujuan yang ingin dicapai dan sistematika penulisan penelitian tugas akhir ini. BAB II STUDI LITERATUR Bab ini berisi studi literatur mengenai permasalahan jaringan transportasi, solusi lintasan terpendek dan macam-macam algoritma solusi pemecahan masalah lintasan terpendek. Literatur yang dipakai meliputi buku-buku perencanaan operasi dan pemrograman, makalah, dan literatur lain dari internet/perpustakaan. 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi penjabaran alur atau langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penulis dalan penyusunan tugas akhir ini. BAB IV ANALISIS PEMILIHAN ALGORITMA LINTASAN TERPENDEK DAN PENYELESAIAN KASUS RUTE PENERBANGAN DOMESTIK Bab ini mencakup pemanfaatan algoritma shortest path, pemilihan algoritma yang sesuai, pengujian untuk menyelesaikan masalah jaringan rute penerbangan domestik hingga perancangan pengembangan perangkat lunaknya. BAB V IMPPLEMENTASI ALGORITMA LINTASAN TERPENDEK PADA PERANCANGAN AIRLINE SHORTEST PATH SOFTWARE (ASPS) Bab ini membahas tentang pembuatan ASPS, pemanfaatan dan analisis hasil penggunaannya dengan mengevaluasi hasilnya jika dibandingkan dengan cara manual. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dipaparkan kesimpulan yang dapat diambil dari analisis yang telah dilakukan untuk menjawab permasalahan dan juga saran bagi penelitian selanjutnya berdasarkan kekurangan dan keterbatasan yang ditemui selama penelitian. 6