BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga

2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

2015 PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA:

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis

KEMITRAAN USAHA DALAM KLASTER INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA TUGAS AKHIR

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. prakondisi untuk tinggal landas (preconditions for take off) atau masa transisi,

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion

PENGELOMPOKAN INDUSTRI PAKAIAN JADI DI KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Negara agraris

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengurangi pengganguran, memerangi kemiskinan dan. pemerataan pendapatan. Oleh karena itu tidak heran jika kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Wulan Ayodya,,Mau Kemana Setelah SMK?, Erlangga, Jakarta, 2013, hlm. 64

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi besar. Periode disebut sebagai era pembangunan yang telah

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia yang menuju pada

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peluang besar dalam rangka perluasan lapangan pekerjaan.

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. Tasikmalaya merupakan kota yang terletak di selatan Jawa Barat. Sejarah

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan. Saat kaum wanita menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkembang secara mandiri dan pendapatan ekonomi daerah. Sektor industri

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta. Kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan karena

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hanya untuk kepentingan seni dan budaya sertadigunakan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. adalah industri kerajinan bordir. Persaingan di dunia perusahaan bordir di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian di negara yang sedang berkembang seperti

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, tidak dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam industri

ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri merupakan suatu kegiatan yang penting bagi kehidupan manusia, karena sebagian besar kebutuhan hidup manusia seperti makanan, pakaian, sampai dengan alat-alat dan jasa dihasilkan oleh industri. Sektor industri pula yang menjadi tulang punggung pembangunan suatu negara. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin penting dan memiliki peranan sentral dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Samuelson dan Nordhaus (2004, hlm. 280-281), yang menyatakan bahwa salah satu tugas utama pembangunan ekonomi adalah memajukan semangat wirausaha. Negara tidak dapat maju dengan pesat tanpa adanya sekelompok pemilik atau manager yang bersedia mengambil resiko, membuka bisnis baru, mengadopsi teknologi baru dan mengimpor cara-cara baru dalam mengelola bisnis. Agrobisnis di Indonesia masih didominasi oleh usaha kecil dan menengah. Oleh karena itu, pemberlakuan otonomi daerah dapat memberikan kesempatan kepada masing-masing daerah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki termasuk didalamnya bidang perindustrian dan perdagangan. Usaha pemerintah untuk menyeimbangkan ekonomi khususnya dari sektor industri telah nampak, yaitu melalui penguatan, peningkatan, perluasan, dan penyebaran industri ke seluruh pelosok Indonesia. Pembangunan sektor industri diarahkan untuk meningkatkan pendapat negara dan masyarakat. Dilihat dari posisi sosial ekonomi, menunjukan bahwa sebagian besar kegiatan industri khususnya industri kecil berlokasi di daerah pedesaan dengan sifat dan metode yang masih tradisional dan masih bergantung pada pasaran lokal. Kegiatan industri di pedesaan dikembangkan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh desa itu sendiri, baik potensi fisik maupun potensi non fisik. Setiap manusia mempunyai daya adaptasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan menggunakan pengetahuan keterampilan yang dimilikinya.

2 Manusia dapat menjadikan sumber daya alam sebagai kekayaan yang dapat mendukung kehidupannya. Hal ini sesuai dengan pendapat (1988, hlm. 183), yaitu: yang dikemukakan oleh Sumaatmadja Pembangunan industri (industrialisasi) dimaksudkan untuk meningkatkan pendapat nasional dan kesejahteraan penduduk, juga harus sejalan dengan pemecahan masalah-masalah lainnya dan sedapat mungkin tidak menimbulkan masalah baru yang lebih gawat. Oleh karena itu, baik potensi pengembangan industri maupun masalah yang sedang dialami masyarakat dan negara, harus diteliti sungguh-sungguh. Potensi berbagai daerah dengan segala masalah yang ada pada daerah yang bersangkutan, harus diintegrasi sebagai suatu upaya yang mensejahterakan masyarakat dan daerah yang bersangkutan. Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa pembangunan sektor industri membawa pengaruh yang luas terhadap masyarakat dan lingkungan. Pembangunan industri pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih lanjutnya dapat meningkatkan pendapatan nasional. Pembangunan industri disetiap daerah atau wilayah akan berbeda, hal itu didasarkan kepada karakteristik setiap tempat atau wilayah yang menunjang berdirinya suatu industri. Era globalisasi memaksa perusahaan nasional untuk mampu bersaing dengan perusahaan multi-nasional karena persaingan domestik. Fenomena lain yang terjadi di Indonesia ialah terjadinya krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang kemudian berlanjut menjadi krisis ekonomi, krisis ini menyebabkan depresi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pada dasarnya, industri di Indonesia sebagian besar masih menggunakan bahan baku impor. Kondisi ini memaksa sebagian besar perusahaan sektor industri untuk mengurangi bahkan menghentikan kegiatan usahanya. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (2015, hlm. 243), diketahui bahwa terdapat suatu penurunan jumlah industri di Indonesia, baik dari industri besar maupun industri kecil dan rumah tangga. Secara rinci jumlah industri di Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat diamati pada Tabel 1.1 berikut ini:

3 Tabel 1.1 Jumlah Sektor Industri Di Indonesia Pada Tahun 2011 Sampai Dengan 2015 Tahun Besar/sedang (unit) Kecil (unit) Rumah tangga 2011 20.018 123.765 2.242.558 2012 31.662 157.143 2.261.107 2013 32.886 232.010 2.514.106 2014 32.275 213.158 1.501.582 2015 22.312 183.453 1.001.224 Sumber: BPS, 2015 Dickenson (1992, hlm. 188) mengungkapkan bahwa perkembangan industri akan terkait dengan pembangunan transportasi, energi, keuangan, perbankan, dan perdagangan. Industri akan pusat perkembangan dan perubahan dapat dipandang sebagai sumber berkembangnya sikap modern sebagai lawan tradisi yang pada umumnya mewarnai sektor pertanian. Industri kecil dengan berbagai bentuk kegiatan usahanya tersebar di seluruh Indonesia merupakan sumber penghidupan bagi sebagian masyarakat. Jika dibandingkan dengan sektor industri besar, industri kecil relatif memiliki kontribusi yang kecil. Akan tetapi pertumbuhan dan perkembangan industri kecil sangat diharapkan sebagai pondasi kekuatan ekonomi nasional. Industri kecil penting untuk dikembangkan sebagaimana diungkapkan Saleh (1980, hlm. 43) mengenai alasan-alasan yang mendukung pentingnya pengembangan industri kecil diantaranya: Fleksibilitas dalam adaptabilitasnya yang ditopang oleh kemudahan relatif dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan, relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menciptakan tercapainya integrasi kegiatan-kegiatan pada sektor ekonomi yang lain, potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengangguran, serta dalam jangka panjang peranannya sebagai basis bagi suatu kemandirian pembangunan ekonomi. Perkembangan suatu industri kecil dewasa ini sangat beragam tergantung kondisi-kondisi yang menunjang aktivitas industri yang bersangkutan. Sumaatmadja (1988, hlm. 185) mengungkapkan bahwa penyebaran industri ke daerah harus sesuai dengan kondisi geografis daerah pedesaan yang bersangkutan. Kondisi geografi menyangkut potensi daerah yang dapat dikembangkan sebagai

4 sumber daya mineral dan energinya, maupun yang menyangkut transportasi dan komunikasi dengan kondisi fisisnya. Pada akhirnya produk industri kecil yang dihasilkan juga memiliki keunggulan kompetitif. merupakan salah satu sentra industri kecil di Jawa Barat, dengan beberapa komoditas unggulannya seperti tikar mendong, bordir, serta meubel. Secara rinci jumlah komoditi unggulan industri di, dapat diamati pada Tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Jumlah Komoditi Unggulan Industri Kerajinan di No Nama Industri Jumlah Usaha Tenaga Kerja 1. Industri Bordir 1.092 10.380 2. Industri Makanan Ringan 369 2.696 3. Industri Meubel 220 1.408 4. Industri Anyaman Mendong 162 1.889 5. Industri Anyaman Bambu 75 632 6. Industri Batik 30 4.460 7. Industri Payung Geulis 4 37 Sumber: Disperindag, 2015 Industri tikar mendong yang terdapat di Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu ini tergolong kedalam industri padat karya, karena membutuhkan cukup banyak tenaga kerja manusia dengan beberapa keahlian khusus. Oleh karena itu, keberadaan industri ini telah menyediakan lapangan kerja dan kesempatan kerja bagi penduduk angkatan kerja dari dalam desa tempat industri itu berada maupun angkatan kerja dari luar daerah. Industri tikar mendong merupakan salah satu industri yang ditekuni oleh sebagian besar masyarakat yang ada di sana dan menjadi salah satu mata pencaharian utama. Di Kelurahan Singkup dan sekitarnya terdapat lebih dari 100 tenaga kerja atau pengrajin tikar mendong. Tenaga kerja tikar mendong tersebut berasal dari beberapa daerah yang ada di sekitar Kelurahan Singkup, seperti dari Kelurahan Sukajaya, Sukamenak, Sukaasih, dan Sukanagara. Usaha yang bermula dari skala rumahan lama kelamaan menjadi industri kerajinan yang berorientasi bisnis. Produk kerajinan tikar mendong Singkup bukan sekedar memenuhi kebutuhan lokal, tetapi sebagian pengrajin mengekspor ke Australia, Dubay, dan Timur Tengah.

5 Kerajinan tikar mendong merupakan salah satu karya seni yang banyak ditekuni sebagai sumber penghasilan dan kehidupan rakyat Indonesia. Tetapi kondisi yang terjadi saat ini hanya sebagian kecil industri kerajinan tikar mendong yang mengalami perkembangan dan sebagian besar hanya industri-industri kecil yang memiliki modal dan pemasaran terbatas sehingga sulit berkembang, bahkan banyak yang hanya tinggal kenangan. Seperti industri kerajinan tikar mendong yang berada di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu ini telah mengalami penurunan secara terus menerus. Secara rinci jumlah industri kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat diamati pada Tabel 1.3 berikut ini: Tabel 1.3 Jumlah Industri Kerajinan Tikar Mendong Pada Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Di Kelurahan Singkup Tahun Jumlah Industri Tikar Jumlah Tenaga Kerja Mendong (unit) (orang) 2011 48 643 2012 48 521 2013 39 460 2014 31 384 2015 12 178 Sumber: Disperindag, 2015 Berdasarkan data Tabel 1.3 di atas, terlihat adanya penurunan jumlah industri tikar mendong dan jumlah tenaga kerja di Kelurahan Singkup secara signifikan dari tahun ke tahun., namun perkembangan industri kerajinan tikar mendong ini hanya terjadi di Kelurahan Singkup saja. Industri kerajinan tikar mendong yang terdapat di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu ini menarik untuk dikaji, baik dari segi faktor sosial budaya, maupun faktor-faktor fisis geografis yang menunjang terhadap berkembangnya industri tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan data yang terjadi di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Perkembangan Industri Kerajinan Tikar Mendong Di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu.

6 B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi menurunnya industri kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya? 2. Bagaimana tingkat kondisi sosial ekonomi pengrajin tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu? C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya industri kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya. 2. Menganalisis tingkat kondisi sosial ekonomi pengrajin tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan di bidang pertanian terutama untuk mata kuliah geografi pertanian, geografi desa, dan geografi ekonomi. b. Menambah wawasan pengetahuan mengenai perkembangan industri kerajinan tikar mendong. c. Sebagai acuan atau pertimbangan bagi penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan dan rekomendasi bagi pemerintah dan masyarakat setempat mengenai perkembangan industri kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu. b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam perkembangan industri kerajinan tikar mendong. c. Sebagai informasi awal bagi peneliti berikutnya yang akan mengkaji industri kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu.

7 E. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka pembahasan disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi skripsi sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi BAB II Kajian pustaka yang terdiri dari analisis geografi terhadap industri, konsep industri, industri kecil, perkembangan industri, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri, strategi pemasaran industri tikar mendong, pengaruh kegiatan industri terhadap kondisi sosial ekonomi, dan penelitian yang relevan. BAB III Metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data. BAB IV Membahas hasil dan pembahasan yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi industri tikar mendong, serta kondisi sosial ekonomi pengrajin tikar mendong. BAB V Kesimpulan dan rekomendasi.