BAB I PENDAHULUAN. publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011

BAB V PENUTUP. Pelaksanaan pengawasan diantaranya: b. Tindak lanjut hasil pengawasan sangat diperlukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

Eksistensi KORPRI dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

Bab 4. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan Strategik, Arah Kebijakan dan Strategi Fakultas Ekonomi Unila

BAB I PENDAHULUAN. bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-01/M.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

-1- REPUBLIK INDONESIA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tambahan

BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

I. PENDAHULUAN. 1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan. strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

I. PENDAHULUAN. unsur manusia yang ada di dalamnya. Pemeliharaan pegawai yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, pegawai negeri sipil

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG. 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang

PEDOMAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Revitalisasi Nilai Int-FLL (Integrity and Five Leadership Level) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KOPRI

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kemampuan aparatur birokrasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu, sebagai pelayan publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Menurut Tobirin, (2010), apabila publik dapat terlayani dengan baik oleh aparatur birokrasi, maka dengan sendirinya aparatur birokrasi mampu menempatkan posisi dan kedudukannya yaitu sebagai civil servant atau public service. Manusia merupakan faktor paling menentukan dalam setiap organisasi, termasuk dalam hal ini birokrasi pemerintah yang diawaki sumber daya aparaturnya sebagai birokrat. Birokrat sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing bangsa, bahkan sebagai penentu utamanya, harus memiliki kompetensi dan kinerja tinggi demi mencapai tujuan, tidak saja profesionalitas dan pembangunan citra pelayanan publik, tetapi juga sebagai perekat pemersatu bangsa (Sedarmayanti, 2007: 319). Semakin derasnya tuntutan perubahan lingkungan, berimplikasi pula pada kemajuan pola pikir dan sikap kritis masyarakat, disertai tuntutan kebutuhan pelayanan yang semakin baik dari aparatur negara. Dalam keadaan demikian, diperlukan suatu kondisi dan kapasitas aparatur yang bersih dan bebas dari virus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta diharapkan juga PNS bisa berwibawa. Bersih artinya bahwa PNS sebagai pribadi memiliki ketaatan pada aturan yang berlaku dan menjadikan ketaatan tersebut sebagai kebanggaan. Sedangkan 1

2 berwibawa artinya, bahwa PNS sebagai pribadi memiliki kemauan dan kemampuan menjadikan pegawai atau masyarakat yang dipimpinnya untuk taat pada aturan yang berlaku, dan mereka akan dihargai oleh masyarakat karena kebersihan dan kepeduliannya untuk menempatkan masyarakat dalam prioritas yang utama. Aparatur yang bersih dan berwibawa akan terwujud, bila menempatkan nilai-nilai disiplin sebagai acuan hidupnya (Herman, 2010). Pagawai Negeri Sipil bagi pengguna jasa layanan publik, dapat dipastikan kesan pertamanya adalah identik dengan pelayanan yang lambat dan disiplin yang rendah. Hal-hal tersebut hingga saat ini masih menjadi persoalan yang tidak kunjung terselesaikan. Pada era teknologi informasi, masyarakat berharap pelayanan prima dapat mereka dapatkan dari para aparat PNS tersebut. Semakin tinggi level ekspektasi masyarakat terhadap korps PNS, akan semakin tinggi pula tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja PNS. Hal ini terjadi karena adanya persoalan internal seperti tidak disiplin dan pembagian kerja yang tidak didasarkan oleh job specification (Jono, 2009). Universitas Udayana (Unud) sebagai lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan sudah mempunyai komitmen untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan yang tercermin jelas dengan tujuan Unud sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Unud adalah sebagai berikut. 1) Menghasilkan lulusan bermutu yang memiliki kompetensi dan daya saing tinggi dalam IPTEKS, mampu melaksanakan karya dan kekaryaan secara profesional, serta bersikap baik dalam berkarya dan bermasyarakat, baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional.

3 2) Menjalin kerja sama di berbagai bidang dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri, guna meningkatkan mutu pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi, kemandirian dalam manajemen dan keuangan, serta meningkatkan mutu pelayanan. 3) Mewujudkan Unud sebagai perguruan tinggi yang aktif dalam membangun masyarakat dan lingkungannya, yang berlandaskan pada pengembangan IPTEKS untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. 4) Meningkatkan kreativitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat agar lebih relevan dengan kepentingan stakeholders sehingga IPTEKS yang dikembangkan tetap bergayut dengan kebutuhan masyarakat. 5) Mewujudkan kehidupan masyarakat akademis yang kondusif, berkualitas, profesional dan mandiri melalui sistem manajemen pendidikan tinggi yang bermutu, sehat, transparan, demokratis dan berjiwa kewirausahaan. 6) Meningkatkan dan memeratakan infrastruktur pendidikan tinggi yang memadai untuk menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi. 7) Menumbuhkembangkan lembaga-lembaga fungsional profesional yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk memaksimalkan eksistensi Unud yang unggul, mandiri dan berbudaya. Upaya mewujudkan Renstra Unud akan berhasil bila didukung oleh seluruh komponen civitas akademika Unud. Salah satu komponen yang dimaksud adalah pegawai yang melaksanakan tugas administratif. Pegawai kantor Rektorat Unud adalah PNS sebagai pelaksana kegiatan administrasi bagi fakultas-fakultas dan program-program studi yang ada. Bentuk partispatif pegawai kantor rektorat

4 untuk mewujudkan renstra Unud adalah dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya secara maksimal. Pelaksanaan tugas dan kewajiban ini akan mendapatkan penilaian yang selanjutnya akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja setiap pegawai yang berjumlah 191 orang. Berikut ini disajikan data dan grafik pertumbuhan kinerja pegawai yang didasarkan pada Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil sepanjang tahun 2007 2012. Tabel 1.1 Rata-rata hasil penilaian kinerja pegawai Rektorat Unud Periode 2007 2012 Prestasi Kerja Tanggung jawab Ketaatan Tahun Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Nilai Nilai Nilai (%) (%) (%) 2007 81,33 80,83 80,33 2008 79,67-2,05 80,00-1,03 79,17-1,45 2009 82,07 3,02 81,66 2,07 78,21-1,20 2010 81,00-1,31 80,50-1,42 76,50-2,19 2011 79,63-1,70 80,65 0,19 74,38-2,78 2012 79,71 0,11 80,14-0,63 74,43 0,07 Sumber: Rektorat Unud, 2013 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa poin ketaatan atau kedisiplinan merupakan poin nilai yang terus mengalami penurunan yang tajam sejak tahun 2007 hingga tahun 2011. Peningkatan ketaatan pada tingkat positif baru terjadi pada tahun 2012. Karena itulah diperlukan suatu kajian yang komperehensif terkait dengan kedisiplinan pegawai Rektorat Unud. Kajian ini penting karena menurut Sedarmayanti (2007: 339), disiplin merupakan salah sat u unsur pokok dalam upaya mencapai kualitas atau keberhasilan manajemen. Langkah awal untuk mencapai prestasi kerja yang diharapkan harus dimulai dari disiplin. Seorang pegawai dikatakan disiplin, jika memenuhi tiga faktor, yaitu menaati waktu kerja, melakukan pekerjaan dengan baik, mematuhi

5 semua peraturan dan norma sosial. Disiplin kerja pegawai yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas tepat waktu, tingkat keterlambatan pegawai yang rendah karena adanya semangat dan gairah kerja, serta meningkatnya efisiensi dan produktivitas pegawai yang ditunjukkan dengan tingkat ketidakhadiran pegawai yang rendah (Maharani dan Rahmawati, 2010). Tabel berikut. Kondisi kedisiplinan Pegawai Rektorat Unud dapat digambarkan pada Tabel 1.2 Ketepatwaktuan penyelesaian pekerjaan Pegawai Rektorat Unud Tahun 2013 No Bulan beban kerja (Unit) Pekerjaan terselesaikan (Unit) Realisasi pekerjaan (%) Sumber: Biro Administrasi Umum dan Keuangan Rektorat Unud, 2013 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa total beban pekerjaan adalah sebesar 51.728 pekerjaan dengan total pekerjaan yang bisa diselesaikan hingga akhir tahun adalah sebanyak 49.035 unit. Ini berarti pencapaian pekerjaan adalah 95,60 persen dengan tingkat kegagalan rata-rata perbulan adalah sebesar 4,40 persen. Pekerjaan tertunda (%) A B C D = (C:B) x 100 E = 100% - D 1 Januari 3257 3108 95.43 4.57 2 Februari 2899 2672 92.17 7.83 3 Maret 3489 3416 97.91 2.09 4 April 4513 4461 98.85 1.15 5 Mei 5024 4908 97.69 2.31 6 Juni 3126 3002 96.03 3.97 7 Juli 5009 4562 91.08 8.92 8 Agustus 5682 5457 96.04 3.96 9 September 4673 4324 92.53 7.47 10 Oktober 3641 3537 97.14 2.86 11 November 4028 3857 95.75 4.25 12 Desember 5937 5731 96.53 3.47 Rata-rata 51278 49035 1147.15 52.85 4273.17 4086.25 95.60 4.40

6 No Tabel 1.3 Ketidakhadiran Pegawai Rektorat Unud sepanjang Tahun 2013 Bulan pegawai (Orang) Sumber: Biro Administrasi Umum dan Keuangan Rektorat Unud, 2013 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa ketidakhadiran Pegawai Rektorat Unud sepanjang Tahun 2013 mencapai rasio 3,39 persen. Rata-rata rasio absensi ini dapat dikategorikan sedang (Utama, 2001:93). Mengacu pada rasio penyelesaian pekerjaan, keterlambatan dan absensi maka dapat dinyatakan adanya indikasi tidak disiplinnya Pegawai Rektorat Unud. Kondisi ini tentunya akan dapat menyebabkan rendahnya kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. hari kerja (hari) hari kerja seharusnya (hari) Absensi (hari) Prosentase absensi karyawan (%) A B C D = B x C E F = (E : D) x 100 1 Januari 191 22 4202 146 3.47 2 Februari 191 20 3820 131 3.43 3 Maret 191 23 4393 137 3.12 4 April 191 22 4202 153 3.64 5 Mei 191 23 4393 168 3.82 6 Juni 191 22 4202 146 3.47 7 Juli 191 23 4393 154 3.51 8 Agustus 191 21 4011 136 3.39 9 September 191 23 4393 138 3.14 10 Oktober 191 22 4202 156 3.71 11 November 191 23 4393 133 3.03 12 Desember 191 21 4011 116 2.89 Rata-rata 2292 265 50615 1714 40.63 191 22.08 4217.92 142.83 3.39 Pegawai Rektorat Unud merupakan PNS yang dalam pelaksanaan kinerjanya terikat oleh berbagai aturan kedisiplinanyang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Disiplin PNS dalam peraturan pemerintah tersebut didefinisikan sebagai kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang

7 ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Kesanggupan PNS dalam menaati kewajibannya adalah sebuah komitmen untuk dapat mencapai tujuan lembaga. Komitmen terbentuk oleh nilai-nilai individu yang ada dalam diri setiap individu. Cohen (2009) mengutip pendapat Schwartz (1992) mendefinisikan nilai individu sebagai bentuk keinginan dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sosialnya. Schwartz (1992) juga menyatakan bahwa nilai individu tersebut dapat menjelaskan tentang motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhannya baik secara biologis serta peran yang diinginkannya dalam interaksi kehidupan sosial. Vathanophas (2007) menyatakan bahwa setiap individu yang bekerja di lembaga publik mempunyai beban tugas yang kompleks. Tugas mereka bukan hanya terbatas pada fungsi dari institusi, namun juga memikul tugas kenegaraan seperti membangkitkan kepercayaan masyarakat kepada negara dan pemerintah. Tugas lainnya adalah membuat masyarakat paham akan tujuan negara yang diaplikasikan melalui program-program pemerintah. Karena itulah diperlukan pegawai dengan nilai individu yang dapat mendorong dirinya memahami secara tepat tugas-tugasnya ( concern to order). Pernyataan Vathanophas (2007) tentang diperlukannya pegawai yang memahami tugas ( concern to order) sesuai dengan kebutuhan Unud dalam melaksanakan 7 (tujuh) aspek dalam rencana strategisnya. Setiap pegawai harus memiliki kesiapan untuk melayani segala kebutuhan administratif yang ada. Keberhasilan tugas pelayanan ini sangat tergantung pada kualitas individu dari masing-masing pegawai. Kosuge (2006) dan Hanzaee

8 (2011) menyatakan bahwa keberhasilan pelayanan akan terwujud bila seorang pegawai memiliki nilai individu yang mendorongnya berusaha menyukai tugasnya dan selalu belajar untuk mengerti apa yang dibutuhkan pengguna. Nilai individu ini disebut orientasi pegawai pada kebutuhan pelanggan ( customer orientation). Kompleksitas jenis kebutuhan administratif dan jumlah pihak yang harus dilayani menimbulkan konsekwensi bagi para pegawai untuk memiliki kemampuan memahami kebutuhan pengguna jasanya (customer orientation). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan kondisi yang didukung oleh data-data tentang kedisiplinan pegawai Rektorat Unud serta hasil-hasil penelitian terkait, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh concern to order terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud? 2) Bagaimanakah pengaruh customer orientation terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mengkajipengaruh concern to order terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud. 2) Mengkaji pengaruh customer orientation terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud.

9 1.4 Manfaat Penelitian 1) Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi ilmu pengetahuan manajemen, khususnya manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan disiplin kerja.penelitian ini juga bermanfaat untuk membuktikan teori yang ada selama ini khususnya variabel concern to order, customer orientation dan disiplin kerja. 2) Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Universitas Udayana dalam meningkatkan nilai individu yang mencakup concern to order dan customer orientation sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan pegawai Rektorat Unud.