PERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR

dokumen-dokumen yang mirip
Luka dan Proses Penyembuhannya

b) Luka bakar derajat II

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA KONSEP LUKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kulit merupakan barier penting tubuh terhadap lingkungan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

BAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2

BAB I PENDAHULUAN UKDW. obat tersebut. Di India, tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) ini

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menjadi tua merupakan suatu proses menghilangnya secara bertahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perawatan dan rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan kekuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan kekuatan dari otot ke tulang sehingga dapat. menghasilkan gerakan pada sendi. Tendon memiliki kekuatan yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas walaupun perkembangan terapi sudah maju. Laporan World Health

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan luka terbuka sebesar 25,4%, dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi

PERAWATAN LUKA DENGAN NACL 0,9 % PADA TN. R DENGAN POST EKSISIABSES GLUTEA SINISTRA HARI KE-25 DI RUMAH TN. R DI DESA KIRIG KABUPATEN KUDUS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

I. PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera

BAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di

BAB II KONSEP DASAR. disebabakan oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi ( Moenandjat, 2001).

I. PENDAHULUAN. Luka bakar derajat II (partial thickness) merupakan kerusakan pada kulit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah

BAB 5 HASIL PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi

BAB II LANDASAN TEORI

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

BAB I PENDAHULUAN. kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan insufisiensi vaskuler dan neuropati. 1

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab luka bakar selain karena

4. Fase Luka Bakar 1) Fase Awal/Akut/shock, keadaan yang ditimbulkan berupa : a. Cedera Inhalasi Mekanisme trauma dibagi 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh kimia, serta mencegah kelebihan kehilangan air dari tubuh dan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

Clinical Science Session Pain

I PENDAHULUAN. 2 bagian yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis). Saat tubuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Luka bakar adalah salah satu cedera yang paling luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Fakta menunjukkan bahwa pada proses penuaan terjadi kemunduran dan deplesi jumlah sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yaitu : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase penyembuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas ini berkepanjangan akan mengakibatkan luka. regangan dan gesekan (Potter dan Perry, 2005; Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai perawatan jaringan periodontal dengan tujuan untuk menghilangkan poket

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Area pengamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kulit merupakan organ tubuh tunggal yang terbesar, yaitu persen dari total

BAB I PENDAHULUAN. dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1. mortalitas yang tinggi, terutama pada usia dibawah 40 tahun.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

E. Keaslian Penelitian (Tabel.1) No Penulis Judul Hasil

BAB I PENDAHULUAN. ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi.

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami

Perawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne)

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DENGAN COMBUSTIO DI BANGSAL ANGGREK BRSUD SUKOHARJO

Nutritional strategies for the management of sports injuries. dr. Nurussyariah Hammado, M.AppSci (Clinical Exerc.Science)., M.

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya dibagi dalam dua jenis, yaitu trauma tumpul dan trauma tajam. Trauma

Transkripsi:

Tinjauan Kepustakaan I 5 th August 2016 PERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR Neidya Karla Pembimbing : dr. Tertianto Prabowo, SpKFR Penguji : dr. Marietta Shanti P., SpKFR

PENDAHULUAN Luka Bakar Cedera pada kulit akibat panas, radiasi, listrik, kimia 265.000 kematian setiap tahunnya ; hampir 50% terjadi di Asia Tenggara Komplikasi : - Fisik - Psikis Tatalaksana interdisiplin

ANATOMI Kulit merupakan organ tubuh terluas dengan berat 16% berat tubuh Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5-6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin.

ANATOMI 1. EPIDERMIS lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler Berfungsi sebagai proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans) Terdiri dari 5 lapisan : Stratum korneum Stratum lucidum Stratum granulosum Stratum spinosum Stratum basale (germinativum)

ANATOMI 2. DERMIS Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis Terdiri dari 2 lapisan, yaitu Lapisan papiler (tipis) yang mengandung jaringan ikat jarang Lapisan retikuler (tebal) terdiri dari jaringan ikat padat. Berfungsi sebagai struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.

ANATOMI 3. SUBKUTAN Terdiri dari lapisan lemak. Berfungsi melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

LUKA BAKAR Suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Morbiditas dan mortalitas tinggi Memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut. Hal terpenting dari luka bakar adalah area permukaan tubuh yang terkena, kedalaman luka bakar, lokasi luka bakar, umur pasien, keadaan umum, dan penyebab luka bakar

KLASIFIKASI LUKA BAKAR 1. Luka bakar derajat I Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis superfisial Kulit kering hiperemik, berupa eritema Tidak nyeri Penyembuhan spontan dalam waktu 5-10 hari.

KLASIFIKASI LUKA BAKAR 2. Derajat II Dangkal (Superficial) Folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea utuh. Mungkin terdiagnosa sebagai derajat II superficial setelah 12-24 jam! bula terbentuk Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna merah muda dan basah. Jarang menyebabkan jaringan parut hipertrofik. Jika tidak ada infeksi, maka penyembuhan akan terjadi secara spontan kurang dari 3 minggu.

KLASIFIKASI LUKA BAKAR 3. Derajat II dalam (Deep) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis Organ-organ kulit seperti folikel-folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh. Juga dijumpai bula Permukaan luka berwarna merah muda dan putih Jika infeksi dicegah, luka bakar akan sembuh dalam 3-9 minggu

KLASIFIKASI LUKA BAKAR 4. Luka bakar derajat III (Full Thickness burn) Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis Tidak dijumpai bula Organ-organ kulit rusak Kulit berwarna putih dan pucat. Terjadi koagulasi protein pada epidermis yang dikenal sebagai jaringan parut Tidak ada nyeri Hilang sensasi Penyembuhan lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka

KLASIFIKASI LUKA BAKAR 5. Luka bakar derajat IV Luka mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya kerusakan yang luas. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat Terletak lebih rendah dibandingkan kulit sekitar Terjadi koagulasi protein pada epidemis dan dermis yang dikenal scar Tidak dijumpai rasa nyeri Hilang sensori

FASE PENYEMBUHAN LUKA Inflamasi Destruksi Proliferasi Maturasi 0-3 hari Vasikontriksi Reaksi hemostatis. sel mast menghasilkan serotonin dan histamin! permeabilitas kapiler! eksudasi cairan, pembentukan sel radang! edema Makrofag mengeliminasi bakteri, memfagosit, serta mencerna sisa-sisa jaringan Hari ke 3-24 Pelepasan beberapa substansi seperti kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronektin dan proteoglikan Angiogenesis Epitelisasi; fibroblas mengeluarkan keratinocyte grow factor (KGC) Minggu 3-12 bulan Sintesa kolagen dilanjutkan

TATALAKSANA LUKA BAKAR 1. Fase akut / syok 2. Fase sub-akut dimulai ketika pasien secara hemodinamik telah stabil. Penanganan fase subakut berupa mengatasi infeksi, perawatan luka, dan nutrisi. 3. Fase lanjut / rehabilitasi, dilakukan rehabilitasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian melalui pencapaian perbaikan fungsi yang maksimal.

JARINGAN PARUT HIPERTROFIK Merupakan lesi yang menimbul akibat produksi kolagen berlebihan pada proses penyembuhan luka. Jaringan parut hipertrofik berwarna merah, menimbul, nodular dan kadang-kadang terasa gatal atau nyeri. Jaringan parut tetap terlokalisir pada daerah luka dan tidak meluas ke kulit sekitarnya

JARINGAN PARUT HIPERTROFIK Jaringan parut hipertrofik merupakan komplikasi tersering pada luka bakar Prevalensi terbentuknya jaringan parut hipertrofik sekitar 67% dari seluruh kejadian luka bakar, lebih sering terjadi pada wanita dan pasien usia muda. Faktor risiko : jenis kelamin, usia, letak luka bakar, jumlah operasi, dan skin graft.

PATOGENESIS JARINGAN PARUT HIPERTROFIK

TATALAKSANA JARINGAN PARUT HIPERTROFIK Jaringan parut menjadi masalah yang sulit ditangani pada pasien luka bakar. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terbentuknya atau progresifitas jaringan parut hipertrofik adalah sebagai berikut : Massage Pressure garment Silikon topikal Injeksi steroid Operasi

PRESSURE GARMENT Pressure garment merupakan terapi menggunakan pakaian yang dapat memberikan tekanan pada jaringan dibawahnya. Mulai digunakan sejak 1970an Terbuat dari bahan yang kuat dan elastis seperti nilon dan elastane filaments

MEKANISME KERJA PRESSURE GARMENT 1. Mengontrol sintesis kolagen dengan membatasi suplai darah, oksigen dan nutrisi ke jaringan parut sehingga jaringan parut menjadi berwarna putih atau pucat dan edema berkurang. Kedua hal ini menjadi indikator apakah tekanan yang diberikan sudah cukup atau belum.

MEKANISME KERJA PRESSURE GARMENT 2. Mengurangi produksi kolagen yang berlebihan Tekanan! iskemik jaringan. metabolisme jaringan menurun menghambat a-macroglobulin sehingga aktifitas kolagenase meningkat. Degenerasi kolagen, menurunkan ikatan antar serat kolagen, dan mengurangi jumlah kondroitin sulfat.»menurunkan hidrasi jaringan parut! mempercepat stabilisasi sel mast dan mengurangi neovaskularisasi dan produksi matriks ekstraseluler

MEKANISME KERJA PRESSURE GARMENT 3. Rearangement serat kolagen yang baru terbentuk. Tekanan merangsang perubahan arah pertumbuhan serat kolagen, remodeling, dan realignment dan menekan pertumbuhan colagen yang bergelung sehingga jaringan parut yang terbentuk tipis dan halus.

METODE PEMBUATAN PRESSURE GARMENT Metode faktor reduksi; yaitu dengan cara mengukur lingkar tubuh pasien dikurangi dengan persentase tertentu (10, 15, atau 20%) tanpa memperhitungkan kemampuan regangan bahan / kain yang akan digunakan. Hukum Laplace berdasarkan pengukuran lingkar tubuh pasien dan kemampuan regangan kain.

APLIKASI PRESSURE GARMENT Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan pressure garment, yaitu : Digunakan segera setelah luka bakar mengering Digunakan 23 jam sehari selama 6-18 bulan, atau hingga fase maturasi selesai. Sehingga kepatuhan pasien sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jika terjadi luka baru, penggunaan pressure garment harus dihentikan selama beberapa hari sampai luka tersebut mengering

APLIKASI PRESSURE GARMENT Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan pressure garment, yaitu : Mencuci pressure garment lebih baik menggunakan mesin cuci daripada manual dengan tangan Pressure garment yang digunakan dengan cara yang baik dan benar akan berkurang kemampuan tekanannya sekitar 50% dalam 1 bulan. Pressure garment yang baru harus dibuat kembali setelah 2-3 bulan.

PENUTUP Luka bakar merupakan masalah global dengan angka kematian cukup tinggi setiap tahunnya. Bagi korban luka bakar yang berhasil melewati fase akut pun harus menghadapi komplikasi yang dapat mengganggu fungsi fisik maupun psikologis. Jaringan parut hipertrofik merupakan komplikasi tersering pada luka bakar yang membutuhkan penatalaksanaan yang kompleks.

PENUTUP Pressure garment hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan proses rehabilitasi luka bakar pada umumnya, dan secara khusus pada jaringan parut hipertrofik. Program rehabilitasi lain seperti latihan, splinting, dan positioning juga harus dilakukan! hasil yang optimal baik dari segi fungsional maupun kosmetik. Meningkatkan kualitas hidup pasien.

TERIMA KASIH