KAJIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) UNTUK NORMALISASI SUNGAI MENDOL KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

BAB V RENCANA PENANGANAN

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

Alumni Program Studi Teknik SIpil Universitas Komputer Indonesia 2 Staf Pengajar Program Studi Teknik SIpil Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

STUDI PENANGANAN BANJIR SUNGAI SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN ARHAM BAHTIAR A L2A PRIYO HADI WIBOWO L2A

KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS

GENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian Sub DAS Cikapundung

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SURVEI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di pulau Jawa. Menampung air dari

Bab 3 Metodologi. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan survey langsung ke lapangan yang bertujuan untuk mengetahui :

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Kota Lhokseumawe terletak pada posisi Lintang

Oleh : Maizir. Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

PEMODELAN SEDIMENTASI PADA TAMPUNGAN BENDUNG TIBUN KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. Air dan sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Metode Hidrograf Satuan Sintetik (synthetic unit hydrograph) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

Nizar Achmad, S.T. M.Eng

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO

3.1 Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena curah hujan dan kejadian banjir di Kota Denpasar akhirakhir

Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banjir adalah peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Samudera, Danau atau Laut, atau ke Sungai yang lain. Pada beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

ANALISIS PENGARUH BACK WATER (AIR BALIK) TERHADAP BANJIR SUNGAI RANGKUI KOTA PANGKALPINANG

Transkripsi:

Kajian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk Normalisasi Sungai Mendol KAJIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) UNTUK NORMALISASI SUNGAI MENDOL KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN Nurdin 1, Imam Suprayogi 2, Bochari 3 Abstrak Tujuan utama dari penelitian adalah melakukan analisa rencana anggaran biaya untuk melakukan normalisasi sungai panjang 6 km dari mulut muara sungai Mendol Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Metode yang digunakan untuk menganalisa kemiringan dasar rencana dari Sungai Mendol menggunakan pendekatan metode linier program bantu Excel 7.0. Hasil utama dari penelitian membuktikan bahwa kemiringan baru rencana dari Sungai Mendol dari hulu ke hilir adalah 0.07% dan biaya anggaran sebesar Rp 614.841.965. Kata kunci : normalisasi sungai, kemiringan dasar sungai, metode linier, rencana anggaran biaya. Abstract The aim of this research was analyze cost estimation budgeting for river normalization of length 6 kms atau 6000 m from River Mouth of Mendol, Kuala Kampar Residence, Pelalawan District, Riau Province. Method was used used to analyze bad level design of Mendol River using Linearly Method Software s Excel 7.0. The result of this research prove that bad level design of Mendol River from upstream to downstream (river mouth) is 0.07% and cost estimation budgeting is Rp.614.841.965. Keywords : river normalization, bad level river, linearly method, cost estimation budgeting. 1. PENDAHULUAN Menurut Asya ari (2008) bahwa banjir merupakan indikasi dari ketidak seimbangan sistem lingkungan dalam proses mengalirkan air permukaan dan dipengaruhi oleh besar debit air yang mengalir melebihi daya tampung daerah pengaliran. Masih dikatakan Asya ari (2008) selain curah hujan sebagai faktor penyebab timbulnya bencana banjir juga tidak terlepas dari adanya kerusakan ekosistem lingkungan yang terjadi di DAS dan buruknya pengelolaan sumberdaya air. Adanya kerusakan lahan menyebabkan meningkatnya koefisien aliran permukaan semakin besar. Daerah hulu DAS yang merupakan daerah imbuhan akan semakin rentan terhadap kekeringan, sebaliknya daerah hilir justru rentan terhadap banjir. Sungai Mendol di Kecamatan Kuala Kampar merupakan sungai yang mengalir melintasi Kelurahan Teluk Dalam dan Desa Tanjung Sum. Karakterisik mendasar dari Sungai Mendol di bagian hilir sangat dipengaruhi oleh kondisi besarnya pasang surut. Kondisi ini mengakibatkan proses bolak - balik pergerakan dari sedimen akibat dinamika debit hulu fluktuatif dari Sungai Mendol yang berlawanan arah dengan penjalaran pasang surut dari laut. Dampak yang disebutkan di atas berakibat Sungai Mendol mengalami proses pendangkalan dan penyempitan di penampang alur sungai tersebut. Masih bersumber rekomendasi hasil kajian oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Pelalawan maka perlunya dilakukan Perencanaan Normalisasi Sungai Mendol Kecamatan Kuala Kampar yang layak secara teknis dan ekonomis. Sasaran dari kajian ini adalah mengatasi genangan banjir dan penumpukan sedimentasi yang terjadi di sepanjang alur sungai dalam upaya menunjang program pertanian terutama tanaman padi dan palawija di daerah tersebut. Normalisasi sungai itu merupakan bagian dari upaya pengendalian banjir guna mengantisipasi peningkatan debit air pada musim hujan. 1,2,3. Nurdin, Imam Suprayogi, Bochari,, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 29

Masih merujuk rekomendasi hasil kajian yang telah dilakukan oleh Suprayogi serta Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Kabupaten Pelalawan di atas, maka penetapan tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan kajian anggaran biaya yang dibutuhkan untuk melakukan normalisasi Sungai Mendol Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan sehingga diperoleh diskripsi angka nominal pasti yang harus disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. 2. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah di wilayah Administrasi Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan yang disajikan seperti pada Gambar 1 di bawah ini: Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Pelalawan Kebutuhan data penelitian Metode penelitian yang digunakan pada tahap menetapkan kondisi setimbang atau mendapatkan nilai kemiringan dasar baru dari Sungai Mendol menggunakan pendekatan metode regresi linier dengan menggunakan program bantu Excel 7.0 untuk menetapkan volume galian dan timbunan pada tahap normalisasi sungai. Kebutuhan daftar harga aktual untuk biaya material dan biaya sewa alat-alat berat yang digunakan. Data yang dipergunakan untuk penelitian adalah data hasil penampang melintang dan penampang memanjang dari muara Sungai Mendol sampai ke hulu kurang lebih berjarak 6000 m atau 6 km. Langkah-langkah Penelitian Adapun langkah langkah penelitian adalah sebagai berikut: Mendiskripsikan hasil pengukuran topografi di lapangan dalam bentuk grafik hubungan antara dasar sungai dengan perubahan jarak dari stasioning. Melakukan penelusuran kajian pustaka tentang disposisi dan erosi di muara sungai. Melakukan pemilihan persamaan regresi yang mampu mendiskripsikan hasil pengukuran topografi di lapangan dalam bentuk grafik hubungan antara dasar sungai dengan perubahan jarak dari stasioning Kecocokan analisa regresi dengan fenomena yang terjadi dengan melakukan kontrol terhadap parameter kemiringan izin yang baru, agar menjamin bahwa aliran mampu segera di alirkan ke laut. Melakukan kajian analisa galian dan timbunan dari hasil penetapan kemiringan sungai yang baru serta organisasi alat yang dipergunakan untuk normalisasi sungai Menyusun rencana anggaran biaya untuk normalisasi Sungai Mendol sepanjang 6 km atau 6000 m dari muara sungai. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Suprayogi (2011) telah melakukan kajian penelitian prediksi dasar sungai di lokasi Sungai Mendol berdasarkan hasil dari pengukuran topografi di lapangan sepanjang 6 km dari mulut muara Sungai Mendol atau Stasionong 0+000 sampai 6+000. Masih bersumber dari hasil pengukuran maka akan diperoleh informasi penting elevasi dasar as Sungai Mendol pada kondisi eksisting tiap 50 meter atau sebanyak 120 buah penampang melintang Sungai Mendol. Menurut Wijayanto (2007) bahwa metode pendekatan yang digunakan untuk memprediksi dasar sungai menggunakan metode rata-rata bergerak (moving average) dengan menggunakan POM-QM For Windows atau fasilitas Excel 7.0. Hasil penelitian membuktikan bahwa 1.5 km dari dasar dari mulut muara Sungai Mendol sangat Page 30 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012

Kajian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk Normalisasi Sungai Mendol sensitip perubahan morfologinya akibat proses deposisi dan erosi. Diskripsi penggabungan karakteristik debit dari hulu yang disajikan dalam hidrograf satuan sintetis Nakayasu untuk kala ulang 50 tahunan dari Sungai Mendol yang berlawanan arah dengan pergerakan irama pasang surut yang menimbulkan gerakan bolak- balik dari sedimen yang berpotensi terjadi endapan atau erosi yang sangat sensitif terhadap parameter konsentrasi sedimen. Masih menurut Suprayogi (2011) bahwa salah satu cara untuk memprediksi dari dasar sungai dimana kondisi akan mengalami deposisi atau erosi dengan menggunakan prediksi data runtun waktu yang salah satu diantaranya metode pendekatan rata-rata bergerak (moving average). Adapun program bantu yang dipergunakan adalah menggunakan POM-QM For Windows atau fasilitas Excel 7.0 yang hasil selengkapnya disajikan seperti dibawah ini. Hasil dari prediksi dasar sungai sebagai fungsi waktu di Sungai Mendol dapat didiskripsikan seperti pada Gambar 2 di bawah ini. Sumber : Hasil Running Program Excel Gambar 2. Hasil Prediksi Dasar As Sungai Mendol Menggunakan Pendekatan Moving Average Langkah selanjutnya dilakukan pengujian parameter statistik hasil prediksi dasar Sungai Mendol Menggunakan pendekatan Rata-rata Bergerak (Moving Average) meliputi Mean Square Error (MSE) dan Mean Average Precentage Error (MAPE) menggunakan POM- QM Windows 3.01. Hasil selengkapnya disajikan seperti pada Gambar 3 sebagai berikut : Sumber : Hasil Running POM-QM Gambar 3. Hasil Uji Statistik Prediksi Dasar As Sungai Mendol Menggunakan Pendekatan Moving Average Dengan menggunakan nilai uji parameter MSE dan MAPE maka didapat nilai hasil berturut-turut sebesar 3.28 % dan 0.04%. Nilai tersebut realtip sangat kecil dan dapat disimpulkan bahwa hasil model menggunakan metode rata-rata bergerak (moving average) memiliki keandalan prediksi yang cukup baik untuk mendeteksi keadaan dasar sungai di masa mendatang. Salah satu cara untuk melakukan pekerjaan perencanaan normalisasi sungai adalah dengan jalan melakukan pengerukan dasar sungai sehingga terbentuk kemiringan dasar sungai yang baru. Masih bersumber dari program bantu Excel 7.0 perencanaan normalisasi dilakukan menggunakan pendekatan Metode Linier untuk panjang sungai dari hulu ke hilir adalah 6.000 km. Syarat kemiringan dasar saluran atau sungai yang disarankan sesuai standard peraturan yang berlaku berkisar antara 0.05-0.08%. Hasil dari Model Linier menggunakan Program Bantu Excel 7.0 untuk hasil selengkapnya disajikan seperti pada Gambar 4 di bawah ini. Sumber : Hasil Running Program Menggunakan Program Excel 7.0 Gambar 4. Penetapan Kemiringan Dasar Sungai Mendol Menggunakan Pendekatan Metode Linier maka dapat dilakukan analisa untuk menghitung 1,2,3. Nurdin, Imam Suprayogi, Bochari,, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 31

kemiringan dasar baru dari Sungai Mendol berdasarkan data-data sebagai berikut : Perbedaan tinggi elevasi dasar Sungai Mendol di hulu dan hilir ( h) adalah h = 149,00 145,10 atau h = 4,10 m. Panjang Sungai Mendol (L) = 6000 m Hasil analisa nilai kemiringan Sungai Mendol yang baru (I baru ) hasil selengkapnya seperti di bawah ini : h I baru L I baru 3.90 0.00066 6000 Bersumber hasil di atas maka akan diperoleh besar nilai kemiringan saluran baru (I baru ) dar Sungai Mendol sebesar 0.0007 atau 0.07% sehingga masih dalam batas peraturan atau standar yang ditetapkan yang berkisar antara 0.05-0.08%. Lokasi Normalisasi Sungai Pada hakekatnya perencanaan normalisasi sungai adalah mempertimbangkan aspek biaya penanganan dan resiko dampak yang terjadi untuk lingkungan sekitar sungai tersebut. Oleh sebab itu pemilihan alternatip pengambilan keputusan perlu dilakukan secara teliti agar perencanaan normalisasi sungai memberikan dampak positip secara teknis maupun non teknis. Setelah dilakukan kajian secara seksama dengan melakukan peninjauan langsung ke lokasi proyek, serta kajian perhitungan secara teknis maka perencanaan normalisasi Sungai Mendol, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan adalah melakukan pelurusan dasar sungai dengan menetapkan nilai kemiringan dasar aliran yang baru guna peningkatan kecepatan aliran sehingga air dari sebelah hulu bisa segera terbuang ke laut. Keputusan untuk melakukan galian alur sungai adalah nantinya dipergunakan untuk menaikkkan elevasi tanggul sungai sehingga akan berdampak positip bagi peningkatan kapasitas tampung Sungai Mendol. maka dapat dilakukan pengerukan Dasar Sungai Mendol dari Stasioning 1+ 200 sampai 5+000 atau kurang lebih panjangnya adalah 3.800 m. Masih bersumber dari Gambar 4.5 di atas, maka dapat dilakukan penimbunan dasar Sungai Mendol dari stasioning 0+ 000 sampai 1+200 atau kurang lebih panjangnya adalah 1.200 m (hulu Sungai Mendol) dan Stasioning 5+000 sampai 6+000 atau kurang lebih panjangnya adalah 1.000 m (hilir Sungai Mendol). Menghitung Volume Galian dan Timbunan Tanah Untuk Perencanaan Normalisasi Sungai Mendol Menghitung Volume Galian Tanah Dasar Sungai Mendol Masih bersumber dari Gambar.. di atas maka dapat dilakukan pengerukan Dasar Sungai Mendol dari Stasioning 1+ 200 sampai 5+000 atau kurang lebih panjangnya adalah 3.800 m. Untuk menghitung volume galian dibagi 3 penggal stasioning yang disajikan seperti berikut ini: Sta 1+ 200 sampai 3+850 atau panjang 2650 m mengikuti pendekatan pola volume segitiga yang kurang lebih volume galian tanah berkisar 3565 m 3 Sta 3+ 850 sampai 4+500 atau panjang 650 m mengikuti pendekatan volume segitiga yang kurang lebih volume galian tanah berkisar 3025 m 3 Sta 4+ 500 sampai 5+000 atau panjang 500 m mengikuti pendekatan volume segitiga yang kurang lebih volume galian tanah berkisar 390 m 3 Jadi total pengerukan dasar Sungai Mendol dari stasioning 1+ 200 sampai 5+000 atau kurang lebih panjangnya adalah 3.800 m volume total adalah sebesar 6980 m 3 atau mendekati 7000 m 3. Menghitung Volume Timbunan Tanah Dasar Sungai Mendol Menghitung Volume Timbunan Tanah Dasar Sungai Mendol (Hulu) maka dapat dilakukan penimbunan Dasar Sungai Mendol dari Stasioning 0+ 000 sampai 1+200 atau kurang lebih panjangnya adalah 1.200 m atau mengikuti pendekatan pola volume segitiga yang kurang lebih volume timbunan tanah berkisar 1100 m 3 Menghitung Volume Timbunan Tanah Dasar Sungai Mendol (Hilir) maka dapat dilakukan penimbunan dasar Sungai Mendol dari stasioning 5+000 sampai 6+000 Page 32 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012

Kajian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk Normalisasi Sungai Mendol atau kurang lebih panjangnya kurang lebih adalah 1.000 m maka akan terjadi penimbunan tanah secara alamiah akibat proses sedimentasi di muara Sungai Mendol jadi tidak perlu penimbunan. Analisa Rencana Anggaran Biaya Hasil analisa Anggaran Biaya Pekerjaan Perencanaan Normalisasi Sungai Mendol Kecamatan Kuala Kampar selanjutnya disajikan seperti pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Rekapitulasi Anggaran Biaya Pekerjaan Perencanaan Normalisasi Sungai Mendol Kecamatan Kuala Kampar Sumber : Hasil Perhitungan 4. KESIMPULAN Dari hasil studi Perencanaan Normalisasi Sungai Mendol, Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau ini bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut ini. Hasil kajian perencanaan Normalisasi Sungai Mendol dengan jalan melakukan pengerukan dan penimbunan untuk mendapatkan kemiringan dasar Sungai Mendol yang baru sebesar 0.066 % adalah berturut-turut sebesar 7000 m 3 dan 1100 m 3. Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk menormalisasi Sungai Mendol adalah sebesar Rp 614.841.965 5. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Saudara Febriyanto alumni mahasiswa Program Studi Teknik Sipil S1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau atas segala bantuannya untuk pengolahan dan analisa data menggunakan program bantu Excel 7.0 sehingga membantu kesiapan penerbitan jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA Asya ari, A, Z,. 2008. Identifikasi Fenomena Banjir Tahunan Menggunakan SIG dan Perencanaan Drainase Di Kecamatan Panjatan Kulon Progo Jogyakarta : Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (UII). Suprayogi, I,. 2011. Prediksi Dasar Sungai Mendol Menggunakan Pendekatan Ratarata Bergerak (Moving Average) Jurnal Spektrum Media Komunikasi Ilmu dan Teknologi, Volume 10. No.2. Edisi Desember 2011 hal 254-266 diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan Persatuan Dosen Perguruan Tinggi Swasta Riau (PDPTS), Pekanbaru. Anonim 2011. Normalisasi Sungai Mendol Kecamatan Kuala Kampar Dinas Sumberdaya Air dan Bina Marga Kabupaten Pelalawan. Wijayanto, P. 2007. Panduan Program Aplikasi QM for Windows versi 2.0, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. 1,2,3. Nurdin, Imam Suprayogi, Bochari,, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 33

Page 34 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012