BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Kabupaten Malinau beragama Kristen yang menyebar di seluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi-bunyian yang berirama 1. Banyak manusia tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menikmati suatu obyek dan daya tarik wisata secara sukarela, meskipun hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN I 1

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Didasari keinginan yang kuat bagi terciptanya kemakmuran masyarakat luas, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan (Tim Penyusun Kamus, 1988: 758 ). Geriatri berasal dari

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, yang bertujuan meningkatkan

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan melihat fenomena yang terjadi dunia saat ini, dimana perdagangan

Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan

ISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan kebugaran merupakan suatu program yang bertujuan untuk

BAB I: PENDAHULUAN Latar belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota pendidikan dan budaya yang sangat kuat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan Kantor

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa

BAB I PENDAHULUAN. kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sekilas Tentang Kota Tarakan Pantai Amal Indah

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

ASRAMA MAHASISWA MALUKU DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR 2009 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN I.1. JUDUL I.2. DEFINISI DAN PEMAHAMAN JUDUL

fauna, gua masegit sela (disepanjang Pulau Nusakambangan) dan suasana alam yang

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

Fransiskus Hamonangan-L2B Co-Housing Di Kota Semarang 2013

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data yang diperoleh dari BPS tahun 2003 menyatakan bahwa 35.202 penduduk Kabupaten Malinau beragama Kristen yang menyebar di seluruh kecamatan-kecamatan di Kabupaten Malinau. Mereka memiliki kebiasaan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama termasuk dalam kegiatan religius. Namun tidak ada gedung gereja di Kabupaten Malinau mampu menampung kegiatan religius tersebut karena jumlah mereka yang besar, sehingga sejak tahun 2004 Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau membangun Kawasan Christian Centre yang merupakan suatu tempat atau sarana yang mampu mewadahi kegiatan-kegiatan keagamaan dengan luas site 40.000 m². Dimana pada eksisting hanya gedung serbaguna yang telah direncanakan, dibangun dan diletakkan pada bagian selatan site. Sedangkan fungsi lain yang akan diletakkan didalamnya, maupun pengaturannya belum siap. Selain itu kawasan yang direncanakan ini terletak dilokasi yang disekitarnya banyak dihuni oleh penduduk yang beragama bukan Kristen. Terdapat 5 kecamatan yang dapat mengakses langsung kawasan ini dan 33.6 % total penduduk dari ke 5 kecamatan beragama bukan Kristen. Untuk memaksimalkan fungsi kawasan, maka perlu dilakukan pengembangan yang didasari pemikiran bahwa, orang beriman perlu untuk mengembangkan diri dengan mengusahakan kemajuan di berbagai bidang seperti ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan kesehatan untuk menikmatinya bagi kemuliaan Tuhan. Segala sesuatu halal bagi orang beriman, asal dilakukan 1

berdasarkan iman dan ditujukan pada kemuliaan Allah, yaitu sebagai bukti kasih Allah kepada dunia. Maka segala sesuatu harus dilakukan untuk kesejahteraan sesama juga (Hadiwijono, 2001). Yang dimaksud pengembangan dalam hal ini adalah menjadikan kawasan lebih dari sekedar tempat pelaksanaan kegiatan religius bagi manusia saja khususnya penduduk yang beragama Kristen namun juga dapat memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum (masyarakat bukan Kristen yang banyak tinggal di sekitar kawasan) dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan budaya. Yang dapat didukung dengan potensi arsitektur lokal yang dimiliki penduduk Malinau khususnya Suku Kelabit Utara atau Lun Dayeh, baik menurut konsep tata ruangnya adalah ruang-ruang privat (bilik atau kamar-kamar) berorientasi pada ruang publik, maupun dalam penggunaan material dan sistem struktur kebanyakan dari alam seperti kayu, daun dan sebagainya. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana mengembangkan Kawasan Christian Centre di Malinau, Kalimantan Timur menjadi kawasan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat setempat dengan fungsi pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan dengan arsitektur lokal sebagai penekanan desain. 1.3 Tujuan Mengembangkan Kawasan Christian Centre di Malinau dengan fungsi baru menjadi kawasan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat setempat dengan fungsi pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan dengan arsitektur lokal sebagai penekanan desain. 2

1.4 Sasaran 1. Melakukan studi tentang pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan 2. Melakukan studi tentang arsitektur lokal khususnya Suku Kelabit Utara atau Lun Dayeh. 3. Melakukan studi tentang Malinau, Kalimantan Timur. 4. Melakukan studi tentang kebutuhan masyarakat Malinau, Kalimantan Timur. 1.5 Lingkup pembahasan 1. Bidang Pendidikan dibatasi pada fungsi tempat bermain anak dan perpustakaan umum; Kebudayaan dibatasi pada fungsi balai budaya; Kesehatan dibatasi pada fungsi balai pengobatan tradisional 2. Arsitektur lokal khususnya Suku Kelabit Utara atau Lun Dayeh yang dibatasi pada konsep tata ruang, material, dan konstruksi bangunan 3. Pengobatan tradisional dibatasi pada jenis tanaman yang digunakan sebagai obat. 4. Malinau dibatasi pada hal yang berhubungan dengan site yang telah dipilih 5. Malinau dibatasi pada kebutuhan masyarakat Malinau. 1.6 Metode 1. Metode mencari data a. Wawancara Ditujukan kepada: Pengelola Kawasan Christian Centre Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau. Dinas Pendidikan Kabupaten Malinau 3

Penduduk lokal yang tinggal pada rumah panggung. Tabib yang mengobati dengan cara tradisional. b. Observasi Pengamatan langsung kondisi dan kegiatan di Kawasan Christian Centre dan bangunan rumah panggung di Malinau, Kalimantan Timur. c. Studi Pustaka Mempelajari tentang perpustakaan umum, tempat bermain anak, gedung serbaguna, balai budaya, serta arsitektur lokal Malinau. 2. Metode menganalisis data a. Kuantitatif Menganalisis data dengan angka. b. Kualitatif Menganalisis data yang dikomunikasikan dengan naratif. 3. Metode Perancangan Mengembangkan Kawasan Christian Centre di Malinau, Kalimantan Timur menjadi kawasan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat dengan prinsip-prinsip desain Arsitektur Lokal khususnya Suku Kelabit Utara atau Lun Dayeh. 1.7 Sistematika penulisan Bab 1: Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tinjauan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. Bab 2: Tinjauan Kawasan Christian Centre di Malinau, Kalimantan Timur. 4

Mengungkapkan tentang kebutuhan masyarakat lokal (pengguna kawasan), segala aktifitas di dalamnya serta evaluasi arsitektural. Bab 3: Tinjauan Teoritis Fungsi Fungsi Pendidikan, Kesehatan dan Kebudayaan. Mengungkapkan design requirement perpustakaan umum, tempat bermain anak, balai budaya dan balai pengobatan tradisional. Contoh: Perpustakaan umum harus memiliki ruang-ruang yang akan digunakan untuk ruang baca, ruang penyimpanan buku, ruang komputer, dan lain-lain. Bab 4: Tinjauan Teoritis Arsitektur Lokal Suku Kelabit Utara atau Lundayeh Mengungkapkan teori-teori tentang arsitektur lokal Malinau yang dapat diterapkan pada fungsi-fungsi yang akan disediakan pada kawasan yang baru. Bab 5: Analisis menuju Konsep Pengembangan Kawasan Christian Centre menjadi Kawasan Baru yang Adaptif terhadap Kebutuhan Masyarakat Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perancangan melalui metode tertentu yang diaplikasikan pada site kawasan yang baru. Bab 6: Konsep Pengembangan Kawasan Christian Centre menjadi Kawasan Baru yang Adaptif terhadap Kebutuhan Masyarakat 5

Mengungkapkan konsep-konsep desain yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural. 6