organization toexamine andevaluate itsactivities as a service to the organization."'

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Peran Audit Internal : Risk Management Di Perguruan Tinggi. By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA

Brink s Modern Internal Auditing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan Enron. Kasus Enron berdampak sangat luas terhadap. pihak mengalami kecemasan bahwa skandal-skandal tersebut akan

MENGAWAL PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN. Inspektorat Jenderal Untuk Masyarakat Pertanian Jakarta, 1 Juni 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. korporasi besar di Amerika Serikat - seperti Enron Corporation, WorldCom dan

Bab I. Pendahuluan. dan beberapa kasus perusahaan besar lainnya yang di latar belakangi fraud oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain, auditor telah semakin berada di bawah tekanan untuk memainkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

Perencanaan Audit Tahunan

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan penelitian yang berbentuk tesis

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan tesis. Hal itu diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menafsirkan catatan keuangan. Hal itu menyebabkan banyaknya kerugian

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan pengelolaan risiko. Sebuah bisnis yang berkembang harus

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kredituntuk memperoleh asset. Leasing diminati, karena menjadi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasional usaha menyebabkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MATERI UAS INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak kerugian para stakeholder. Perusahaan energi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem keuangan yang kurang dapat diandalkan. memadai kepada manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam dunia ekonomi, semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. seperti Enron, World Com dan Xerox, masyarakat dunia cukup terperanjat

BAB I PENDAHULUAN. internal auditing, dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia bisnis menuntut agar setiap perusahaan yang bergerak di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang berskala kecil atau besar perlu meiakukan pengendalian intern. Hal ini bertujuan untuk menjaga kineija operasional beijalan sesuai dengan yang diharapkan dan sasaran perusahaan dapat terwujud. Pada perusahaan kecil, pengendalian intern akan dilakukan secara langsung oleh manajer atau pemilik sendiri. Hal ini berbeda dengan perusahaan besar yang memiliki kegiatan usaha yang lebih kompleks, manajer akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan pengendalian intern secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan internal audit sebagai alat untuk mengevaluasi pengendalian intern yang dilakukan pada perusahaan. Institute ofinternalauditors (IIA) memberikan pengertian internal audit pada tahun 1978 sebagai berikut: "Internal audit is an independent appraisaljunction established within an organization toexamine andevaluate itsactivities as a service to the organization."' Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa internal audit meiakukan pengujian dan evaluasi terhadap aktivitas perusahaan. Dalam hal ini, auditor internal berperan sebagai watchdog atau pendeteksi masalah. Auditor internal akan mendeteksi penyimpanganpenyimpangan yang teijadi pada perusahaan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut akan ' http://www.theiia.org/theiia/about-the-profession/interaai-audit-faqs/?i=1077 1

menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan berkaitan dengan efektivitas pengendalian intern yang telah dilakukan pada perusahaan. Seiring dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan, maka peran auditor internal sebagai penguji dan pengevaluasi pengendalian intern dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi yang teijadi. Sehingga, pada tahun 1999, BoardofDirectors IIA mengubah definisi internal audit menjadi: '^Internal auditing is an independent, objective assurance, and consulting activity designed to add value and improve an organization's operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance processes. "(Boynton,2006:395) Dari definisi diatas, internal audit tidak hanya memberikan penilaian yang independen, namun juga dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasional organisasi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Peran auditor internal sebagai watchdog (pendeteksi masalah) mulai ditinggalkan dan beralih menjadi mitra bagi manajemen. Sebagai mitra manajemen, peranan internal audit tidak hanya berkaitan dengan keefektifan pengendalian intern, namun juga berkaitan dengan efektivitas manajemen risiko {risk management) dan proses tata kelola perusahaan {governanceprocess). Sehingga, internal audit dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Peran auditor internal sebagai mitra manajemen sepenuhnya belum efektif. Hal ini dapat terlihat dari salah satu kasus yang paling menonjol, yaitu kasus Enron Corporation. Enron Corporation merupakan sebuah perusahaan perdagangan energi. Enron Corporation ditemukan melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah

menggelembungkan {mark up) pendapataimya US$ 650 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Penyimpangan tersebut telah diketahui oleh auditor ekstemal dan auditor internal, namun mereka menyetujui neraca perusahaan yang mengandung risiko tersebut. Dari kasus Enron ini, pembelajaran yang dapat dipetik bahwa auditor internal sebeigai mitra manajemen belum terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan auditor internal terbukti bekeijasama dengan pihak manajemen dalam menyembimyikan tindak kecurangan yang dilakukan oleh manajemen Enron. Kasus Enron bukanlah satu-satunya kasus yang menunjukkan kurang efektifiiya peran audit internal sebagai mitra manajemen yang teijadi di dunia. Pada masa yang hampir bersamaan, banyak perusahaan besar lainnya di dunia, seperti Xerox, WorldCom, Tyco, Homestore.Com dan beberapa perusahaan lainnya terbukti melakukan skandal keuangan. Hal ini menimbulkan munculnya Sarbanes-Oxley Act (SOX). Sarbanes-Oxley Act (SOX) merupakan undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap praktik akuntansi dan audit untuk perusahaan publik yang terdaitar pada bursa Amerika Serikat. Sarbanes-Oxley Act (SOX) dicetuskan oleh Senator Paul Spyros Sarbanes dan Congressman Michael G. Oxley. Adapun tujuan dari diberlakukannya Sarbanes-Oxley Act (Widjaja Tunggal,2007:102) adalah: 1. Meningkatkan akuntabilitas (pertanggungjelasan) manajemen perusahaan publik 2. Memperbaiki pelaksanaan tata kelola perusahaan 3. Meningkatkan pengawasan terhadap kantor akuntan publik 4. Mengembaiikan kepercayaan para investor terhadap pasar modal.

Aspek Sarbanes-Oxley Act (SOX) yang paling berpengaruh bagi auditor internal adalah Section 404. Menunit Section 404, manajemen perlu menghasilkan suatu 'laporan pengendalian intern' sebagai bagian dari tiap laporan perusahaan tahunan. Laporan ini menegaskan tanggung jawab dari manajemen dalam penyusunan dan pemeliharaan kecukupan struktur pengendalian intern dan prosedur pelaporan keuangan. Laporan ini juga harus berisi suatu taksiran, sebagai tujuan dari perusahaan pada tahun-tahun belakangan ini, tentang efektivitas dari struktur pengendalian intern dan prosedur dari pelaporan keuangan perusahaan. Berkenaan dengan Section 404 tersebut, auditor internal akan membantu manajemen dalam pengevaluasian pengendalian intern perusahaan, sehingga manajemen mampu memberikan laporan pengendalian intern yang akurat. Adapun peran auditor internal (Widjaja Tunggal,2007:111) meliputi: 1. Secara umum, audit internal melakukan penelaahan pengendalian intern pada area yang tertentu. Penentuan area tertentu dapat dilakukan dengan penilaian risiko yang terinci oleh komponen pengendalian intern dan diskusi mengenai penilaian ini dengan manajemen. 2. Secara khusus, auditor internal harus melakukan penelaahan (review) atau mengaudit pengendalian yang mendukung pemyataan manajemen yang disampaikan ke auditor ekstemal.' Risiko-risiko yang teijadi dalam suatu perusahaan semakin kompleks. Fungsi auditor internal sebagai mitra manajemen dalam pada perusahaan dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi yang teijadi. Oleh karena itu, muncullah kebutuhan perusahaan untuk menerapkan internal audit berbasis risiko {risk based internal auditing).

Risk based internal auditing (intemd audit berbasis risiko) menipakan proses internal audit berfokus pada risiko bisnis dan prosesnya serta pengendalian terhadap risiko yang dapat teqadi. Risk based internal auditing ini dilakukan oleh internal auditor perusahaan, yang dalam pelaksanaannya bekeija sama dengan manajer risiko. Internal auditor akan melakukan proses internal audit yang menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas yang memiliki tingkat risiko yang tinggi. Pada risk based internal auditing ini, internal auditor akan melakukan beberapa hal guna meningkatkan nilai operasional perusahaan, yang mencakup hal - hal berikut: 1. Memberi arah kepada risiko yang dapat mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. 2. Komunikasi auditor dengan manajemen pada issue penting tentang risiko. 3. Meningkatkan identifikasi risiko yang mungkin terlewatkan. 4. Meningkatkan identifikasi atas kemungkinan kecurangan. 5. Meningkatkan kualitas dan kecepatan pelaporan (Dunil,2005:19) Tujuan umum risk based internal auditing (internal audit berbasis risiko) adalah untuk mengurangi risiko, mengantisipasi risiko potensial yang dapat merugikan operasional perusahaan serta melindungi perusahaan dari kejadian tak terduga yang diantisipasi sebelum kejadian tersebut benar-benar teijadi (Widjaja Tunggal,2007:118). Di Indonesia, risk based internal auditing (internal audit berbasis risiko) pertama kali diterapkan di bidang perbankan. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya pembobolan atau kejahatan pada beberapa bank milik Negara di Indonesia pada tahun 2003. Dari kacamata auditor internal bank, kejahatan atau pembobolan ini menipakan salah satu bentuk risiko yang memberikan kerugian yang cukup signifikan. Dengan adanya peristiwa ini, dikeluarkanlah Peraturan BI Nomor5/PBI/2003, dimana BankIndonesia mengharuskan bank

umum untuk menerapkan manajemen risiko guna menghindari suatu tmdakan pembobolan/kejahatan {fraud risk) yang telah teqadi di beberapa bank umum beberapa tahun terakhir. Inilah yang mendorong penerapan risk basedinternalauditingdi bidang perbankan. Penerapan risk based internal auditing di bidang perbankan dinilai baik, dan periu juga diterapkan pada perusahaan non perbankan. Hal ini dikarenakan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga timbullah kebutuhan perusahaan untuk menerapkan (risk based internal auditing), seperti yang telah diterapkan di bidang perbankan. Risk based internal auditing dinilai mampu memberikan jaminan bagi perusahaan untuk memitigasi risiko perusahaan ke tingkat yang dapat diterima, sehingga kemgian yang mungkin teijadi dapat diminimalisasi oleh perusahaan. Walau demikian, jumlah perusahaan yang telah menerapkan risk based internal auditing (internal auditing berbasis risiko) masih sedikit Hanya beberapa perusahaan yang sudah go public yang telah menerapkan risk based internal auditing. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan risk based internal auditing (internal audit berbasis risiko) adalah PT.'X' (nama disamarkan). FT. 'X' merupakan salah satu anak perusahaan dan perusahaan agribisnis yang sudah go public (PT.'XY'), yang berlokasi di Riau. Produk dari PT.'X' adalah CPO, PKO dan kernel. Perusahaan ini telah menerapkan risk based internal auditing pada tiap elemen perusahaan seperti pada persediaan produksi, persediaan bahan pendukimg produksi, persediaan spare parts mesin-mesin pabrik, dan sebagainya. Pada penelitian ini, penerapan risk based internal auditing berfokus pada persediaan produksi yaitu CPO, PKO, dan kernel baik bahan baku berupatandan buah segar, persediaan dalam proses maupun persediaan produk jadi yang diasuransikan. Persediaan CPO, PKO dan kernel tersebut diasuransikan untuk melindungi dari risiko-risiko operasional

3^g mungkin teijadi seperti risiko kebakaran atau risiko bencana alam. Dengan perlindungan asuransi ini, kerugian yang mungkin timbul akibat risiko-risiko tersebut dapat diminimalkan. Dalam PT.'X' ini, pihak manajemen puncak menugaskan internal auditor melakukan risk based internal auditing terhadap persediaan CPO, PKO dan kernel yang diasuransikan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik imtuk melakukan kajian pada "PENERAPAN RISK BASED INTERNAL AUDITING PADA PERSEDIAAN CPO, PKO, DAN KERNEL YANG DIASURANSIKAN (STUDI KASUS PADA TT. X') sebagai topik skripsi penulis. Melalui skripsi ini, kita dapat mengetahui gambaran penerapan risk based internal auditing pada persediaan CPO, PKO dan kernel yang diasuransikan di PT.'X'. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil penulis, adalah: 1. Bagaimana penerapan risk based internal auditing terhadap persediaan CPO, PKO, dan kernel yang diasuransikan pada PT.'X'? 2. Apakah penerapan risk based internal auditing terhadap persediaan CPO, PKO dan kernel yang diasuransikan tersebut telah memadai?

1.3 Batasan Masalah Batasan - batasan masalah dalam penelitian ini, meliputi: 1. Persediaan yang diteliti adalah persediaan CPO, PKO dan kernel yang diasuransikan di PT.'X'. 2. Risiko-risiko pada persediaan CPO, PKO dan Kernel yang digunakan pada penelitian ini adalah risiko-risiko yang dikategorikan sebagai risiko extreme dan risiko high. Kriteria risiko extreme, yaitu: Kisaran kerugian sebesar USD 50 million dengan intensitas risiko setiap 1-6 bulan, atau kisaran kerugian sebesar USD 20 million dengan intensitas risiko setiap 1-3 bulan. Dari sisi pencapaian tujuan perusahaan, risiko ini dapat menggagalkan perusahaan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan, mampu merusak kondisi keuangan perusahaan, serta dapat menghentikankelangsungan usaha perusahaan. Dari sisi produk, masyarakat menolak produk atau proses bisnis perusahaan. Dari sisi keuangan, kerugian langsung perusahaan mencapai 60-120 milyar. Dari sisi sumber daya manusia, sejumlah besar karyawan dan direksi meninggalkan perusahaan. Dari sisi hukum dan reputasi, adanya tuntutan dari stakeholder untuk menutup perusahaan (reputasi perusahaan rusak). Kriteria risiko high, yaitu: Kisaran kerugian sebesar USD 50 million dengan intensitas risiko setiap 2-5 tahun, atau kisaran kerugian sebesar USD 20 million dengan intensitas risiko setiap 6 bulan- 2 tahun, atau kisaran kerugian sebesar USD 10 million dengan intensitas risiko setiap

1-6 bulan atau kisaran kemgian sebesar USD 3 million dengan intensitas risiko setiap bulan. Dari sisi pencapaian tujuan penisahaan, sebagian besar tujuan perusahaan tidak tercapai, dan reputasi perusahaan terganggu meskipun dalam lingkup yang relatif cukup besar. Dari sisi produk, perusahaan dinilai gagal mencapai target operasional (kineija perusahaan kurang baik) dan pemenuhan rencana jangka pendek perusahaan meleset 3-12 bulan. Dari sisi keuangan, kemgian langsung perusahaan mencapai 30-60 milyar. Dari sisi sumber daya manusia, sejumlah karyawan penting meninggalkan perusahaan, dan turnover staffcukup tinggi. Dari sisi hukum, pelanggaran hukum yang material namun konsekuensi finansialnya belum dapat dibayarkan. 3. Risiko yang dipaparkan dan dijadikan sebagai contoh pada penelitian ini adalah: Risiko extreme', kualitas CPO, PKO dan Kernel pada tangki penyimpanan mengalami penyusutan atau kehilangan. Risiko high: risiko CPO, PKO dan Kernel mengalami penyusutan di atas batas toleransi pada aktivitas Penerimaan Barang di Dermaga. Kedua risiko digunakan pada penelitian karena risiko ini sering teijadi pada perusahaan, memberikan kemgian yang cukup besar bagi pemsahaan serta adanya contoh kasus yang berkaitan dengan risiko sehingga memudahkan penulis untuk memaparkan proses risk based internal auditing pada persediaan CPO, PKO dan Kemel yang diasuransikan pada PT.'X'.

10 4. Polis asuransi yang digunakan hanya polis asuransi tahun 2007 dan 2008, dikarenakan belum diterimanya polis asuransi tahun 2009. 5. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara dengan Manajer Internal Audit dan staf Internal Audit pada PT.'XY', dan mengamati kertas keqa auditor internal, implementation status review, serta risk register yang digunakan pada proses risk based internal auditing pada PT.'X'. 6. Kriteria 'memadai' pada penelitian ini adalah: penerapan risk based internal auditing yang sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Rober Tampubolon pada buku Risk and Systems BasedInternalAudit, Elex Media Gramedia, Jakarta. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran penerapan risk based internal auditing terhadap persediaan CPO, PKO dan kernel yang diasuransikan pada PT. 'X'. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan risk based internal auditing terhadap persediaan CPO, PKO, dan kernel yang diasuransikan pada PT.'X' telah memadai.

11 1.5 Manfaat Penelitian BagiPT.X Penelitian ini berguna sebagai bahan kajian dan evaluasi terhadap penerapan risk based internal auditing (internal audit berbasis risiko) terhadap persediaan CPO, PKO, dan kernel yang diasuransikan pada PT. 'X'. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada situasi dan kondisi keija yang sebenamya, serta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berguna. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan bahan acuan bagi pihak lain yang hendak melakukan penelitian yang sama. 1.6 Metodologi Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah PT.'X', perusahaan agribisnis yang berlokasi di Riau. Penelitian ini lebih menitikberatkan pada penerapan risk based internal auditing pada persediaan CPO, PKO, dan kernel yang diasuransikan oleh PT.'X'.

12 2. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif, dimana peneliti akan memaparkan gambaran dari penelitian. 3. Data Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: a. Kertas keqa auditor internal pada PT. 'X' b. Risk register yang digunakan pada PT.'X' c. Implementation Status Review pada PT.'X' d. Polis asuransi PT.'X' tahun 2007 dan 2008. 4. Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan dalam mengumpulkan data, meliputi: a. Melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung untuk memperoleh informasi atau data langsung dari sumbemya. Wawancara akan dilakukan dengan Manajer dan staf dari Internal Audit and Risk Management Division. Tujuan dilakukannya wawancara pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan risk based internal auditing pada persediaan CPO, PKO, dan kernel yang diasuransikan, misalnya proses pelaksanaan risk based internal auditing terhadap persediaan CPO, PKO, dan kernel yang diasuransikan, serta pengenalan terhadap polis asuransi yang digunakan pada PT.'X'.

13 b. Melakukan pengamatan terhadap kertas keqa yang telah dibuat oleh auditor internal serta melihat risk register yang digimakan sebagai dasar pelaksanaan risk based internal auditing. c. Melakukan pengumpulan dokumen-dokumen pendukung pelaksanaan risk based internal auditing pada persediaan CPO, PKO, dan kernel yang diasuransikan oleh PT.'X', seperti: laporan pemeriksaan auditor internal pada PT.'X', risk register PT.'X', polis asuransi 2007 dan 2008 serta implementation status review. d. Studi kepustakaan (library research) yang dilakukan dengan cara mencari buku atau referensi yang berkaitan dengan topik yang hendak diteliti. 5. Metode Analisis Data a. Memperoleh pemahaman mengenai penerapan risk based internal auditing terhadap persediaan CPO, PKO dan kernel yang diasuransikan pada PT.'X'. b. Membandingkan penerapan risk based internal auditing secara teori dengan risk based internal auditing secara umum pada PT.'X'. c. Melakukan pembahasan mengenai penerapan risk based internal auditing terhadap persediaan CPO, PKO dan kernel yang diasuransikan pada PT.'X'.

14 1.7 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, mmusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori - teori yang digunakan sebagai referensi dalam meiakukan penelitian. BAB in : GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN Bab ini berisi profil pemsahaan, stmktur organisasi, proses produksi, data-data persediaan pemsahaan serta proses risk based internal auditing (internal audit berbasis risiko) yang dilakukan oleh FT. 'X'. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil analisis dan pembahasan dari penerapan risk based internal auditing (internal audit berbasis risiko) terhadap persediaan CPO, PKO dan kernel yang diasuransikan pada FT. 'X'. BAB V : KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penelitian.