BAB 3 RERANGKA KONSEPTUAL. intervening. Ukuran perusahaan (size) mempunyai pengaruh yang positif terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. antara pemilik (principal) dengan manajer (agent) di suatu perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahannya, negara membutuhkan. pendapatan atau penghasilan. Negara menetapkan dua kelompok utama

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. wewenang (agen). Menurut Anthony dan Govindarajan (2009), hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HANA MARDIAH, 2016 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. seolah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikan semua UKDW

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diberikan oleh perusahaan kepada pihak manajemen sebagai pengelola

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk. Semakin besarnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam 3 kategori yaitu : perusahaan besar (large firm), perusahaan (Edy Suwito dan Arleen Herawaty, 2005: 138).

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan kenaikan aset dalam satu perioda akibat kegiatan produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, praktik manajemen laba menjadi sebuah

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Zimmerman (1986). Teori ini berupaya untuk menjelaskan mengapa kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu. kemudian disampaikan kepada pemakai informasi tersebut (Januarti,

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali bidang ekonomi dan sosial budaya. Salah satu fenomena yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak disebutkan dalam akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan untuk mempertahankan

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan sumber dalam mengevaluasi kinerja manjemen. Dalam laporan keuangan biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. rangka untuk kuat bersaing, perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendanaan penting bagi perekonomian Indonesia. Dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penamaan teori pecking order dilakukan oleh Myers (2001), secara singkat teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder),

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Pihak principal selaku

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dirasa cukup memberatkan, maka dapat mendorong manajemen. tampak sebagaimana yang diharapkan.

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan mengenai pertanggung jawaban pihak manajemen

RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada laporan laba rugi (Saidi dalam Christian, 2011). Manajer

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pajak merasakan manfaat dari pajak secara langsung, Karena pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teoriteori

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Financial Leverage, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Perataan Laba.

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial yang umum bagi investor, pelanggan, dan pihak stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

terhadap manajemen pajak (CETR) perusahaan manufaktur yang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan adalah dengan melihat nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban bagi pengurus

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi laba perusahaan. saham dan pengguna eksternal lainnya. Namun demikian, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 3 RERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Rerangka Konseptual Rerangka konseptual menjelaskan logika teoritis atas faktor-faktor yang mempengaruhi manajeman laba dengan perencanaan pajak sebagai variabel intervening. Ukuran perusahaan (size) mempunyai pengaruh yang positif terhadap perencanaan pajak perusahaan dan juga berpengaruh positif terhadap manajemen laba dengan perencanaan pajak perusahaan sebagai variabel intervening. Semakin besar perusahaan maka akan semakin besar perusahaan. Semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka akan menghasilkan laba yang semakin besar, yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat pembayaran pajak perusahaan tersebut. Perencaan pajak bertujuan untuk meminimalkan pajak secara optimal, Oleh karena itu, pajak yang merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi kepada investor atau diinvestasikan oleh perusahaan, akan diusahakan oleh manajemen untuk diminimalkan untuk mengoptimalkan jumlah dari laba bersih perusahaan. Leverage mempunyai pengaruh yang positif terhadap perencanaan pajak perusahaan dan juga berpengaruh positif terhadap manajemen laba dengan perencanaan pajak perusahaan sebagai variabel intervening. Perusahaan lebih mungkin menggunakan utang untuk membiayai operasional ataupun untuk modal yang nantinya akan mengurangi profit yang dilaporkan untuk menurunkan 47

48 pendapatan kena pajak sehingga perusahaan dapat melakukan penghematan pajak, dimana hal tersebut merupakan kategori manajemen laba. Capital intensity ratio mempunyai pengaruh yang positif terhadap perencanaan pajak perusahaan dan juga berpengaruh positif terhadap manajemen laba dengan perencanaan pajak perusahaan sebagai variabel intervening. Hal ini dikarenakan capital intsnsity ratio berhubungan dengan aset yang dimiliki perusahaan. Aset yang besar akan mempunyai biaya penyusutan yang juga besar dan mengakibatkan laba perusahaan akan berkurang, sehingga beban pajaknya akan berkurang juga. Dengan demikian penyusutan memiliki pengaruh dalam menentukan besarnya pajak. Maka perencanaan pajak memiliki pengaruh dalam manajemen laba, semakin tinggi perencanaan pajak maka semakin besar peluang perusahaan melakukan manajemen laba. Gambar 3.1 Rerangka Konseptual Penelitian Ukuran Perusahaan (X1) H1 H5 Leverage (X2) H2 Perencanaan Pajak (Z) H4 Manajemen Laba (Y) Capital Intensity (X3) H3 H7 H6 Sumber : Olahan penulis, 2014

49 3.2 Pengembangan Hipotesis 3.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Perencanaan Pajak Ukuran perusahaan adalah suatu skala nilai dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total aset perusahaan menurut Machfoedz (1994) dalam Suwito dan Herwaty (2005). Ukuran perusahaan adalah suatu skala untuk mengklasifikasikan besar atau kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, dengan besar atau kecilnya aset yang dimiliki perusahaan salah satunya. Dalam hal ini ukuran perusahaan dapat menentukan besar atau kecilnya aset yang dimiliki perusahaan, dengan demikian semakin besar aset yang dimiliki perusahaan semakin besar pula tingkat profitabilitas perusahaan tersebut. Dengan besarnya tingkat profitabilitas perusahaan maka akan menghasilkan laba yang semakin besar, yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat pembayaran pajak perusahaan tersebut. Wijaya dan Martani (2011) mengatakan bahwa perusahaan yang lebih besar akan lebih sensitif terhadap biaya politik dan dengan begitu akan lebih mungkin untuk menggunakan metode akuntansi yang mengurangi laba bersih laporan keuangan. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang memadai untuk memanipulasi proses politik seperti yang mereka kehendaki misalnya dengan

50 perencanaan pajak (tax planning) ataupun mengatur kegiatan mereka untuk mencapai penghematan pajak yang optimal. Hasil lainnya dikemukakan Ardyansah dan Zulaikha (2014) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap beban pajak yang efektif dikarenakan perusahaan besar memiliki ruang lebih besar untuk perencanaan pajak yang baik dan mengadopsi praktik akuntansi yang efektif untuk menurunkan beban pajak yang efektif perusahaan. Hasil ini konsisten dengan yang dilakukan Richardson dan Lanis (2007), dan Rodriguez dan Arias (2012) menyebutkan bahwa semakin besar perusahaan maka semakin relatif rendah beban pajak efektifnya. H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perencanaan pajak perusahaan 3.2.2 Pengaruh Leverage terhadap Perencanaan Pajak Leverage merupakan banyaknya jumlah utang yang dimiliki perusahaan dalam melakukan pembiayaan dan dapat digunakan untuk mengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan utang. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi mempunyai ketergantungan pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri (Yulfaida, 2012 dalam Ardyansah dan Zulaikha, 2014). Secara logika, semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin tinggi pula jumlah pendanaan dari pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang perusahaan tersbut. Semakin besar utang akan memberikan dampak laba kena pajak perusahaan akan

51 lebih kecil dikarenakan intensif pajak atas bunga utang semakin besar. Hal tersebut memberikan opsi kepada perusahaan untuk melakukan perencanaan pajak dengan cara meningkatkan penggunaan utang untuk memenuhi kebutuhan operasional dan investasi. Penelitian Ozkam (2001) dalam Suyanto dan Supramono (2012) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan tersebut melakukan perencanaan pajak. H2 : Leverage berpengaruh terhadap perencanaan pajak perusahaan 3.2.3 Pengaruh Capital Intensity Ratio terhadap Perencanaan Pajak Rodriguez dan Arias (2012) dalam Ardyansah dan Zulaikha (2014) menyebutkan bahwa aktiva tetap yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk memotong pajak akibat depresiasi dari aktiva tetap setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat aktiva tetap yang tinggi memiliki beban pajak yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang rendah. Capital intensity ratio atau rasio intensitas modal adalah aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan yang dikaitkan dengan investasi dalam bentuk aset tetap (intensitas modal) dan persediaan (intensitas persediaan). Rasio intensitas modal dapat menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk meningkatkan produktifitas.

52 Liu dan Cao (2007) dalam Ardyansah dan Zulaikha (2014) menyebutkan bahwa metode penyusutan aset didorong oleh hukum pajak, sehingga biaya depresiasi dapat dikurangkan pada laba sebelum pajak. Dengan demikian semakin besar proporsi aktiva tetap dan biaya depresiasi modal, perusahaan akan mempunyai beban pajak efektifnya yang rendah. Tanoto dan Soepriyanto (2013) menyatakan capital intensity ratio memberikan pengaruh terhadap beban pajak efektif perusahaan. Artinya, sedikit banyaknya aset tetap yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu faktor dalam menentukan besar kecilnya jumlah pajak yang akan dibayarkan perusahaan. H3 : Capital intensity ratio berpengaruh terhadap perencanaan pajak perusahaan 3.2.4 Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba Menurut Zain (2008: 67) perencanaan pajak adalah merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Pada teori akuntansi positif dalam hipotesis ketiga yaitu the political cost hypothesis (Scott, 2000) dalam Aditama dan Purwaningsih (2013) juga menjelasakan bahwa perushaan yang berhadapan dengan biaya politik, cenderung melakukan rekayasa penurunan laba dengan tujuan meminimalkan biaya politik yang harus mereka tanggung. Biaya politik mencakup semua biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan terkait dengan regulasi pemerintah, salah satunya adalah beban pajak. Sumomba (2010) berhasil membuktikan bahwa perencanaan pajak yang diukur menggunakan tingkat retensi pajak mampu mendeteksi praktik manajemen

53 laba. Sejalan dengan penelitian Sumomba, Wijaya dan martani (2011) penelitian mereka membuktikan bahwa beberapa variabel seperti perencanaan pajak, kewajiban pajak tangguhan dan earning pressure juga berpengaruh terhadap variabel manajemen laba. H4 : Perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba 3.2.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba melalui Perencanaan Pajak sebagai Intervening Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Ketiga pengukuran tersebut seringkali digunakan untuk mengidentifikasi ukuran suatu perusahaan karena semakin besar aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin besar modal yang ditanam. Semakin besar jumlah penjualan, maka semakin besar kapitalisasi pasar maka perusahaan tersebut semakin dikenal oleh (Guna dan Herawaty, 2010). Perencanaan pajak sebagai intervening disini bermaksud untuk melakukan perencanaan pajak seefektif mungkin, bukan hanya untuk memperoleh keuntungan dari segi fiskal saja, tetapi sebenarnya perusahaan juga memperoleh keuntungan dalam memperoleh tambahan modal dari pihak investor melalui penjualan saham perusahaan. Status perusahaan ber ukuran besar seperti perusahaan go public umumnya cenderung high profile dari pada perusahaan ber ukuran menengah atau kecil yang belum go public. Agar nilai saham perusahaan meningkat, maka manajemen termotivasi untuk memberikan informasi kinerja perusahaan yang sebaik mungkin. Oleh karena itu, pajak yang merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi kepada investor atau diinvestasikan

54 oleh perusahaan, akan diusahakan oleh manajemen untuk diminimalkan untuk mengoptimalkan jumlah dari laba bersih perusahaan. H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba dengan perencanaan pajak perusahaan sebagai variabel intervening. 3.2.6 Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba melalui Perencanaan Pajak sebagai Intervening Leverage adalah perbandingan antara total kewajiban dengan total aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi nilai leverage maka resiko yang akan dihadapi investor akan semakin tinggi dan para investor akan meminta keuntungan yang semakin besar. Oleh karena itu, semakin besar leverage maka kemungkinan manajer untuk melakukan menajemen laba akan semakin besar (Guna dan Herawaty, 2010). Perencanaan pajak sebagai intervening disini dikarenakan pajak menjadi masalah bagi perusahaan karena membayar pajak akan menurunkan laba bersih perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan melakukan manajemen laba guna mengurangi beban pajak (Scott, 2000; Badertscher et al., 2009) dalam (Suyanto dan Supramono, 2012). Perusahaan lebih mungkin menggunakan utang untuk membiayai operasional ataupun untuk modal yang nantinya akan mengurangi profit yang dilaporkan untuk menurunkan pendapatan kena pajak sehingga perusahaan dapat melakukan penghematan pajak. H6 : Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba dengan perencanaan pajak perusahaan sebagai variabel intervening.

55 3.2.7 Pengaruh Capital Intensity Ratio terhadap Manajemen Laba melalui Perencanaan Pajak sebagai Intervening Menurut Kim et al. (2003) dalam Handayani dan Rachadi (2009) bahwa capital intensity diukur berdasarkan rasio jumlah aktiva tetap terhadap total aktiva yang mempengaruhi motivasi manajer dalam melaporkan laba perushaan. Lebih lanjut Kim et al. (2003) menyatakan bahwa perusahaan dengan rasio capital intensity (CIR) yang lebih tinggi akan memiliki kecenderungan untuk melakukan manipulasi dengan tujuan memperoleh laba. Perencanaan pajak sebagai intervening disini sebagai penghematan pajak yang akan selalu menganut prinsip the least and latest yakni membayar dalam jumlah seminimal mungkin dan pada saat terakhir yang sah menurut ketentuan dan aturan perundang-undangan. Untuk kasus tertentu pemerintah memberikan insentif pajak/fasilitas perpajakan seperti penyusutan dan amortisasi yang dipercepat. Dengan demikian penyusutan memiliki pengaruh dalam menentukan besarnya pajak. Maka perencanaan pajak memiliki pengaruh dalam manajemen laba, semakin tinggi perencanaan pajak maka semakin besar peluang perusahaan melakukan manajemen laba. Salah satu perencanaan pajak adalah dengan cara mengatur seberapa besar laba yang dilaporkan, sehingga masuk dalam indikasi adanya praktik manajemen laba. H7 : Capital intensity ratio berpengaruh terhadap manajemen laba dengan perencanaan pajak perusahaan sebagai variabel intervening.