KONSEP PERMATA PERLINDUNGAN MATA AIR Wawan Sujarwo Ida Bagus Ketut Arinasa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012
Latar Belakang 1. BAMBU TANAMAN SERBAGUNA a. peradaban manusia di Bali dari jaman dahulu hingga sekarang, mulai manusia dilahirkan sampai meninggal dunia, bambu selalu dibutuhkan, contoh: pemotongan tali pusar pada waktu bayi lahir, menggunakan ngad (batang dari tiing buluh/schizostachyum spp. dibilah dimana kedua sisinya ditajamkan menyerupai tajamnya pisau). pada saat manusia meninggal, bambu digunakan untuk pepaga (tempat memandikan jenazah) dan untuk bahan membuat bade (tempat untuk mengusung mayat ke kuburan pada prosesi pengabenan). upacara agama hindu di Bali, bambu dibutuhkan mulai dari bilah yang paling kecil, alat penjahit banten (semat), hingga menggunakan batang bambu secara utuh seperti penjor, bale gading, sunari, dll.
Lanjutan b. pengganti kayu Penyusutan hutan di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan. Sejalan dengan hal tersebut maka jenis dan jumlah kayu yang hilang mengalami penebangan sama pesatnya, malahan dapat berlipat lebih banyak sehingga dapat diprediksi kayu akan sulit di dapat; jenisjenis kayu memerlukan umur panjang untuk bisa dipanen (>25 tahun), sedangkan bambu sudah dapat digunakan pada umur < 10 tahun. bambu menanam sekali saja, tetapi pemanenan dapat setiap hari dan selanjutnya akan terus produksinya berlipat, berbeda dengan kayu. dari segi kelas kayu (kekuatan dan keawetan) bambu dapat menyamai kayu bahkan besi dan beton sekalipun. dari segi harga, bambu jauh lebih murah dari kayu. dapat digunakan sebagai laminasi, sebagaimana halnya kayu.
Lanjutan 2. KONSERVASI TANAH DAN AIR Di bidang konservasi tanah, bambu adalah tanaman yang paling tepat, karena : a. bambu mudah tumbuh. b. gampang pemeliharaanya. c. mudah dan gampang adaptasinya. d. dapat di tanam dari dataran rendah (bibir pantai) hingga pegunungan. e. tidak membutuhkan syaratsyarat tumbuh yang khusus, dapat tumbuh dari tanah tandus, berair, iklim kering/basah. f. mempunyai jumlah akar yang banyak dan panjang serta dapat menembus tanah yang dalam. g. tahan pangkas. h. batang berimpang yang terus merumpun dan melebar. i. mempunyai bulubulu akar yang banyak dan akar mempunyai rongga/lubang sehingga mampu menyerap air lebih banyak dan menyimpannya di akar. j. mempunyai jumlah daun yang banyak sehingga mulsanya dapat menyuburkan tanah dan menyimpan air hujan lebih banyak. k. dengan jumlah akar yang banyak dan panjang dapat memegang tekstur dan struktur tanah yang sangat baik pada tanah miring sekalipun, sehingga tanah aman dari bahaya longsor. l. daun dan akar mampu mengendalikan limpasan air permukaan sehingga mampu mengendalikan erosi.
Lanjutan Di bidang konservasi air Dari sifatsifat bambu tersebut diatas (terutama f, k, i, g) bambu juga mempunyai batang yang berongga 1. di rongga banyak menyimpan air 2. jumlah daun, baik yang masih tumbuh maupun yang telah menjadi mulsa berperan memegang air lebih banyak 3. akar yang banyak, panjang, dan dalam berfungsi sebagai kapiler yang dapat memompa air lebih banyak dan lebih jauh
Lanjutan Data lapangan di Kebun Raya Bali menunjukkan bahwa jumlah bambu petung yang sudah berumur 5 tahun telah menghasilkan batang sebanyak 1520 tiap rumpun; tinggi batang ratarata 15 m dengan diameter batang 1015 cm; jumlah daun/batang ratarata 200 daun; jumlah akar/batang ratarata 200 buah; panjang akar ratarata 9 m; dan diameter akar ratarata 2 mm. Sehingga jumlah air yang di konservasi oleh satu rumpun bambu petung adalah sebagai berikut: Di akar 9m=9x10.000mm=90.000mmx200akar=18.000.000mm=18m³x20 batang=360m³ air Di daun luas daun=12x2,5xkonstanta=12x2,5x0,68=2,04cm²=300x2,04cm²=6,1m²=20x6,12m²= 12,240m² volume/isi daun=12,240m²x0,0001=1,224m³ volume air yang dikonservasi volume serasah 1,224m³ Di batang 20x15x0,1m³=30m³ Jadi dari satu rumpum bambu petung dengan jumlah batang 20 dan tinggi ratarata 15m dengan diameter batang 10cm, dapat mengkonservasi air sebanyak = volume akar+volume daun+volume batang=360+1,224+30m³=391,224m³/rumpun/tahun
Lanjutan 3. BAMBU MENSEJAHTERAKAN RAKYAT a. Luas lahan di Pulau Bali sebesar 563.666ha diantaranya terdiri dari: lahan non pertanian (80.222ha) lahan perkebunan (118.218ha) lahan sawah (81.908ha) lahan hutan (130.686,01ha) lahan kering (157.731ha) lahan lainnya (901 ha) b. Bila dilihat dari luas lahan menurut ketinggian tempat, yang berpotensi menimbulkan bahaya seperti longsor, erosi, dll adalah lahanlahan mulai dari ketinggian 500m1000m dpl di Provinsi Bali mencapai 36,25% (±204.067ha). c. Bila dilihat dari kemiringan lereng yang melebihi dari 40%, Bali meiliki ±28,55%. d. Dari data yang diperoleh, Bali memiliki luas lahan rawan bencana: tanah longsor (3.353,39ha); rawan banjir (9.555,56ha); letusan gunung berapi (11.795ha). Apabila luas lahan yang berpotensi menyebabkan bahaya di Bali seperti point (a) khususnya lahan kering dan hutan, point (b), (c), dan (d) dapat dikelola sungguhsungguh dengan menanam jenisjenis bambu diyakini akan dapat mensejahterakan masyarakat Bali. e. Dari 8 kabupaten dan 1 kota di Bali maka Kabupaten Karangasem memilliki lahan kritis yang paling luas, disusul Kabupaten Klungkung, Buleleng, Badung, Bangli, Jembrana, Denpasar, Tabanan. Daerah/Kabupaten yang mempunyai rangking tersebut diatas haruslah mendapat prioritas menekan lahan kritisnya dengan bambunisasi. Dengan konsisten dan konsekwen menanam jenisjenis bambu, lahan kritis berkurang, ancaman bahaya menurun, menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat, sehingga diyakini bambu dapat mensejahterakan masyarakat.
Data Pendukung 1. Luas lahan Bali 563.666ha, meliputi a. lahan non pertanian (80.222ha) b. sawah (81.908ha) c. lahan kering (157.731ha) d. perkebunan (118.218ha) e. hutan (130.686,01ha) f. lainnya (901ha) 2. Luas lahan menurut ketinggian dari 563.666ha, 500m >1000m=36,25% (204.067ha) terjal 3. Luas lahan menurut kemiringan lereng dari 563.666ha, >40%=28,55% 4. Luas lahan rawan bencana tanah longsor (3.353,39ha) letusan gunung berapi (11.795ha) rawan banjir (9.555,56ha)
Kab/ Kota Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar Sangat kritis (Ha) 1.838 402 Di kawasan hutan Di luar kawasan hutan Total (Ha) Kritis (Ha) 679,80 117,4 180 635 1.911,28 4.697,7 7.856,14 133 Jumlah (Ha) 679,80 117,4 180 635 3.749,28 4.697,7 8.258,14 133 Sangat kritis (Ha) 364 636 Kritis (Ha) Jumlah (Ha) 5.193 13.825,5 542 10.009,44 1.706 381 679,8 117,4 5.373 14.460,5 4.655,28 15.343,1 4 9964,14 514
Terima Kasih Sujarwo, W., dan Arinasa, I.B.K. 2012. Konsep Perlindungan Mata Air Dengan Bambu. Kebun Raya Bali, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Email : wawan.sujarwo@lipi.go.id Website : http://www.lipi.go.id