kepada 10 direksi remunerasi sebesar Rp 67,6 miliar dan 6 komisaris sebesar Rp 17,5 miliar. Porsi bonus ini di bawah 1 persen dari laba 2012.

dokumen-dokumen yang mirip
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan atas usaha yang dijalankannya. Tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan kinerja perusahaan. Rahman, Moniruzzaman dan Sharif (2013)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. melalui hasil kinerja perusahaan, salah satunya informasi laba. 1

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan harga saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

perdebatan dan penelitian sejak tahun 1990an di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari

Transkripsi:

6 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Chief Executive Officer (CEO) adalah pihak yang dibayar paling tinggi dalam perusahaan dan paling banyak diekspos dibandingkan dengan eksekutif lain. Oleh karena itu, pembahasan tentang kompensasi sering terfokus pada kompensasi yang diterima oleh CEO. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, kompensasi eksekutif bukan merupakan topik yang popular dibahas sebagaimana di Amerika Serikat pada pertengahan dasawarsa 90-an (Muharam, 2004). Kompensasi eksekutif di Indonesia pernah menjadi isu popular ketika akhir 2005, saat Gubernur Bank Indonesia (BI) mengusulkan gaji dan tunjangan Gubernur BI untuk tahun 2006 yang mencapai Rp 2,6 miliar setahun atau Rp 223,7 juta per bulan, untuk Deputi Gubernur Senior BI diusulkan Rp 2,2 miliar setahun atau Rp 169,8 juta per bulan. Usulan tersebut menjadi masalah mengingat gaji Presiden RI hanya seperlima dari besaran gaji yang diusulkan BI (Suaramerdeka.com, 22 Desember 2005). Kasus serupa ditemui di PT Bank Mandiri Tbk, pada tahun 2009 dalam Rapat Umum Pemegang saham (RUPS) menetapkan besarnya komisi untuk semua direktur dan komisaris sebesar Rp 61,63 miliar, dengan persentase masing-masing 22% dan 78% (VIVAnews.com, 4 Mei 2009). Pada manajemen Bank Tabungan Pensiunan Nasional berdasarkan laba bersih 2012 membagikan

kepada 10 direksi remunerasi sebesar Rp 67,6 miliar dan 6 komisaris sebesar Rp 17,5 miliar. Porsi bonus ini di bawah 1 persen dari laba 2012. Berdasarkan laba tahun yang sama pula, PT Bank Oversea- Chinese Banking Corporation Nilai Inti Sari Penyimpanan (OCBC NISP) Tbk. memberikan kompensasi kepada lima dewan komisaris sebesar Rp 13,86 miliar dan 10 direksi mendapatkan Rp 56 miliar. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. menetapkan bonus dewan direksi dan komisaris sebesar tiga persen dari total laba bersih tahun 2012 yaitu senilai Rp 3,56 miliar (Kompas.com, 4 April 2013). Majalah SWA edisi 20, September-Oktober 2013, menunjukkan tingkat kompensasi tertinggi pada tahun 2012 ialah PT Astra Internasional Tbk. dengan total kompensasi sebesar Rp 994 miliar. Tingkat kompensasi dewan direksi dan komisaris ini tentunya berhubungan dengan bagaimana kinerja perusahaan tersebut. Menurut Lindrianasari dkk. (2012), besarnya kompensasi tergantung bagaimana kinerja CEO tersebut dalam meningkatkan perusahaannya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap komisi yang diberikan kepada CEO mengandung tanggungjawab yang besar pada perusahaan khususnya para pemegang saham. Pihak perusahaan bahkan pihak luar akan menilik kinerja perusahaan seperti apa sehingga dapat ditentukan kompensasi CEO yang angkanya terbilang besar. Kinerja perusahaan yang meningkat dapat dilihat sebagai pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan ini dapat

ditentukan dari berbagai hal, yang pertama yaitu laba bersih. Menurut Michaud dan Gai (2009) dalam penelitiannya menemukan adanya relasi positif antara pertumbuhan laba bersih dengan tingkat kompensasi. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan penjualan yang meningkatkan laba bersih perusahaan. Selain laba bersih, pertumbuhan perusahaan dapat ditentukan dari harga saham. Menurut studi Hall dan Murphy (2003), terdapat hubungan positif antara harga saham dan kompensasi. Pertumbuhan perusahaan dan kompensasi CEO juga dapat ditentukan dari total aset perusahaan, menurut Farrel dan Winter (2001) terdapat hubungan positif antara total aset dan kompensasi CEO. Pengukuran kompensasi eksekutif perusahaan tidak terlepas dari bagaimana pelaksanaan mekanisme Corporate Governance perusahaan tersebut. Menurut Suherman, Rahmawati, dan Buchdadi (2011), proporsi komisaris independen dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kompensasi eksekutif. Menurut Sapp (2006), dalam penelitiannya terdapat hubungan antara jumlah direksi dalam sebuah perusahaan dengan kenaikan level kompensasi CEO. Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan dan mekanisme Corporate Governance terhadap kompensasi CEO. Pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh laba bersih, harga saham, dan total aset. Bila laba bersih perusahaan meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun akan berpengaruh terhadap tingkat

kompensasi yang didapatkan oleh CEO. Harga saham yang meningkat menunjukkan semakin tingginya nilai perusahaan, peningkatan nilai perusahaan ini akan berpengaruh terhadap kompensasi CEO perusahaan tersebut. Total aset yang menunjukkan tingkat kekayaan akan berpengaruh terhadap kompensasi CEO. Peningkatan laba bersih, harga saham, dan total aset ini menunjukkan pertumbuhan perusahaan, bila perusahaan dapat bertumbuh maka kompensasi CEO perusahaan juga layak meningkat. Mekanisme Corporate Governance terdiri dari lima yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan direksi, proporsi komisaris independen, dan komite audit. Kepemilikan institusional yang dapat dilihat dari tingkat saham yang dimiliki oleh institusi dari semua total modal saham akan berpengaruh terhadap kompensasi CEO. Dengan adanya kepemilikan saham oleh institusional yang tinggi, maka pemegang saham dapat memperkuat monitoring dari dewan dalam perusahaan (Bahaudin dan Wijayanti, 2011). Semakin kuatnya monitoring akan meningkatkan kinerja perusahaan, dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka semakin bertambah pula kompensasi CEO. Mekanisme selanjutnya yaitu kepemilikan manajerial, bila kepemilikan manajerial perusahaan ini besar akan membuat manajer menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan principal (Siallagan dan Machfoedz, 2006), nantinya hal ini dapat meningkatkan kinerja keuangan dan akan berdampak kepada tingkat kompensasi CEO.

Komposisi dewan direksi yang semakin besar akan berdampak pada tingkat kompensasi CEO (Sapp, 2006). Hal ini dikarenakan semakin banyak dewan direksi semakin mudah pula dalam memonitor kinerja manajemen perusahaan (Farma dan Jensen, 1983; dalam Nur, 2007). Mekanisme selanjutnya yaitu proporsi komisaris independen, keberadaan komisaris independen dapat menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen (terutama CEO) dalam pengelolaan perusahaan melalui fungsi monitoring-nya (Bahaudin dan Wijayanti, 2011). Bila monitoring semakin baik, maka semakin efisien kinerja perusahaan semakin bertambah pula kompensasi CEO (Suherman dkk., 2011). Mekanisme yang terakhir yaitu komite audit. Komite audit bertugas untuk membantu dewan komisaris untuk memastikan laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006). Bila laporan keuangan yang telah diaudit semakin berkualitas akan berpengaruh terhadap kompensasi CEO periode laporan tersebut. Pada penelitian ini obyek yang akan diteliti adalah laporan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahan manufaktur dipilih karena hampir 30% dari total perusahaan yang terdaftar di BEI merupakan perusahaan yang berada di sektor manufaktur, presentase ini merupakan terbanyak dibanding

sektor-sektor lain seperti sektor pertanian yang hanya 6%, pertambangan 8%, property 10%, infrasturktur, utilitas, dan transportasi 11%, keuangan 16%, dan perdagangan, jasa dan investasi 19% (idx.co.id), oleh sebab itu pada penelitian ini lebih difokuskan kepada perusahaan manufaktur. Pada penelitian ini, laporan perusahaan manufaktur yang diteliti merupakan data laporan terbaru yaitu laporan tahun 2010-2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu, 1. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap kompensasi CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 2. Apakah mekanisme Corporate Governance berpengaruh positif terhadap kompensasi CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk 1. Menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kompensasi CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap kompensasi CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu, 1. Manfaat Akademik Penelitian ini bermanfaat bagi para akademisi dalam mempelajari pengaruh pertumbuhan perusahaan dan mekanisme Corporate Governance terhadap kompensasi CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Selain itu, penelitian ini dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya di bidang ini. 2. Manfaat Praktik Penelitian ini dapat berguna bagi perusahaan dalam mengukur kompensasi CEO dengan mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan dan mekanisme Corporate Governance perusahaan tersebut. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan penelitian terdahulu dan landasan teori mengenai teori keagenan yang mendasari kompensasi CEO, pertumbuhan perusahaan, dan mekanisme corporate governance. Berdasarkan penelitian terdahulu dan kajian teori kemudian dibuat hipotesis dan model analisis BAB 3: METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, dan pengukuran variabel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, teknik analisis data, serta prosedur pengujian hipotesis. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan karakteristik obyek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat simpulan hasil penelitian dan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.