BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan asal usulnya, kosakata bahasa Jepang terbagi atas wago,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada bahasa secara universal. Linguistik memiliki dua cabang pembagian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan asal-usulnya, kosakata bahasa Jepang (goi) terbagi atas wago,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, dalam

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, salah satu aspek bahasa yang harus diperhatikan adalah goi (kosa

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Shougaku Kokugo Jiten (2011 hlm 709) mendefinisikan sokuon ことばを言うときに つまって発音される音 書くときは やっと どっち などのように 小さい っ で書き表す

MATERI MATAKULIAH NIHONGOGAKU DI PSPBJ FPBS UPI Oleh Ahmad Dahidi & Sudjianto

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam (9 Januari 2006), definisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu melalui media lisan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

Bab 1. Pendahuluan. Istilah linguistik dalam bahasa Jepang disebut dengan 言語学 gengogaku,

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

SILABUS SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 NIHONGOGAKU (JP 304) SEMESTER 5 / TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Jepang huruf yang digunakan ada empat, yaitu kana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ninna Anggi Ristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang dikenal tiga jenis huruf, yaitu huruf kana, yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang sudah menjadi salah satu bahasa yang banyak diminati oleh

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI OBENKYO PADA SMARTPHONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Jepang. Tiga aksara lainnya adalah huruf romaji, huruf hiragana dan

WRITING VOCABULARY INDONESIAN INTO JAPANESE KATAKANA LETTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Huruf-huruf dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang telah banyak berkembang. dari zaman ke zaman. Bahasa juga merupakan bagian penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

Bab 1. Pendahuluan. membangun suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat. karakter yang sulit, khas,dan khusus (Haryono, 2005 : 1 ).

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

2016 PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASOSIASI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HURUF HIRAGANA DASAR PADA SISWA SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76).

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari bangsa, suku bangsa, atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN GAIRAIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH IKA MILA PRATIWI

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan suatu sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi,

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang

Telah dibuka kursus untuk anak-anak yang mempunyai hubungan dengan negara asing

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENULIS DAN MEMBACA KANJI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana dalam Abdul Chaer, 1994:32). Bahasa tidak hanya digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

kategori asal kata, makna asal, kelas kata, padanan kata (wago), dan perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

Kata Kunci: prokem, masyarakat Desa Giri, sosiolinguistik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak dikenal adanya kata serapan (gairaigo). Banyaknya pemakaian

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

dipisahkan dengan interaksi baik secara lisan maupun tulisan. Interaksi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa

Bab 1. Pendahuluan. seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara,

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdasarkan asal usulnya, kosakata bahasa Jepang terbagi atas wago, kango dan gairaigo. Wago ( 和語 ) adalah kosakata dari bahasa Jepang asli. Kango ( 漢語 ) merupakan kosakata yang berasal dari bahasa Cina, sedangkan gairaigo ( 外来語 ) adalah kosakata dari bahasa asing dalam bahasa Jepang tidak termasuk dari kosakata bahasa Cina. Sudjianto dan Dahidi (2004 : 97) menyimpulkan gairaigo adalah salah satu jenis kosakata bahasa Jepang yang berasal dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada di dalam bahasa Jepang. Ada yang menyebut gairaigo dengan istilah yoogo (kata-kata yang berasal dari negara-negara Barat) dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah shakuyoogo (kata pinjaman). Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Iwabuchi dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:55) mengatakan bahasa Jepang adalah bahasa yang dapat dinyatakan dengan tulisan yang menggunakan huruf-huruf (kanji, hiragana, katakana,roomaji). Pada gairaigo huruf yang digunakan adalah katakana dan roomaji. Ishida dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:83) mengatakan katakana dapat dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti nama tempat dan nama orang asing, kata pungut dan kata-kata bahasa asing, kata-kata yang tergolong onomatope, nama-nama binatang dan tumbuh-tumbuhan, istilah-istilah khusus bidang keahlian, nomina nama diri, dan dapat dipakai 2 pula terutama dengan maksud memberikan penekanan, menarik perhatian pembaca, atau memberikan pengartian yang khusus. Secara fonologis bahasa Jepang memiliki kekhasan tersendiri. Silabel

bahasa Jepang sangat berbeda dengan silabel bahasa-bahasa lainnya. Sebagian besar bahasa Jepang silabelnya merupakan silabel terbuka yang diakhiri dengan bunyi vokal tertentu kecuali apabila ada penambahan bunyi hatsuon dan sokuon pada silabel tersebut. Karena gairaigo merupakan kata-kata yang asing yang dijadikan bahasa Jepang, maka terjadi perubahan silabel pada kata tersebut. Sudjianto dan Dahidi (2004:22) mengatakan silabel-silabel di dalam bahasa Jepang berupa silabel buka, maka semua kata asing yang dijadikan bahasa Jepang (kata pungut) harus mengikuti aturan silabel bahasa Jepang. Misalnya, kata-kata bahasa Jepang yang dipungut dari bahasa Inggris yang mengandung unsur silabel tutup, maka silabel tutup pada bahasa itu harus diubah menjadi silabel buka dengan cara menambahkan salah satu vokal pada akhir silabel tersebut. Mari kita lihat contoh gairaigo seperti ミルク miruku dan ストライク sutoraiku. Pada kedua kata tersebut terdapat perubahan silabel ketika telah diserap ke dalam bahasa Jepang. Kata ミルク miruku berasal dari kata milk dalam bahasa Inggris yang hanya terdiri dari satu silabel tutup. Ketika dijadikan ke dalam bahasa Jepang kata tersebut menjadi berjumlah tiga silabel. Silabel tutup /l/ dan /k/ ditambah dengan vokal [u]. Demikian halnya dengan kata sutoraiku yang berasal dari kata strike yang berjumlah satu silabel, berubah menjadi lima silabel setelah dijadikan kata serapan bahasa Jepang. Silabel tutup /s/ dan /k ditambah dengan vokal [u] sehingga menjadi silabel 3 /su/ dan /ku/, sedangkan silabel tutup /t/ ditambah dengan vokal [o] menjadi silabel /to/. Berdasarkan uraian di atas, dapat kita lihat bagaimana kata serapan yang

berasal dari bahasa asing sangat berbeda setelah dijadikan bahasa Jepang. Bahkan dalam gairaigo kita juga dapat menemukan kata-kata yang mengalami penyingkatan setelah dijadikan bahasa jepang, seperti kata デパート depaato, yang berasal dari bahasa Inggris department store. Hal-hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti proses pembentukan kata serapan dalam bahasa Jepang. 1.2 Batasan Masalah Kata serapan dalam bahasa Jepang (gairaigo) sudah lazim digunakan sehari-hari seperti halnya kosakata asli bahasa Jepang. Berkaitan dengan gairaigo kita bisa menelaah melalui kajian fonologi, morfologi, morfofonologi dan semantik. Dalam penelitian ini peneliti mencoba meneliti menggunakan kajian fonologi karena melihat dari segi perubahan bunyinya. Kosakata di dalam gairaigo telah diserap dari berbagai bahasa asing, seperti bahasa Belanda, Portugis, Prancis, Jerman, Inggris dan bahasa asing lainnya termasuk bahasa Indonesia. Pada penelitian ini peneliti tidak membahas semua perubahan bentuk kata serapan yang berasal dari berbagai bahasa yang telah disebut di atas, tetapi yang berasal dari bahasa Inggris saja yang terdapat dalam majalah fashion CanCam. 4 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah menjadi berikut : 1. Bagaimana proses perubahan bentuk kata serapan dalam bahasa Jepang? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan fonetis dari

bahasa Inggris ke bahasa Jepang (gairaigo)? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, agar hasil penelitian yang didapat lebih terarah serta mempunyai tujuan yang jelas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu: 1. Menjelaskan bagaimana proses perubahan bentuk kata serapan dalam bahasa Jepang. 2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan fonetis kata serapan dari bahasa Inggris ke bahasa Jepang. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi orang lain. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Untuk dapat menambah pengetahuan bagi para pembelajar bahasa Jepang dalam memahami proses perubahan kata serapan setelah 5 dijadikan bahasa Jepang, khususnya kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan apa-apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan fonetis pada gairaigo. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya, khususnya yang mengkaji perubahan bentuk kata serapan dalam bahasa Jepang. 4. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan para pembelajar bahasa Jepang dapat mempraktekkan pengucapan dan penulisan gairaigo dengan tepat.

1.6 Metode Penelitian Penelitian terhadap proses perubahan bentuk kata serapan merupakan jenis penelitian kualitatif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk menemukan fenomena yang terjadi pada data. Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif. Secara deskriptif peneliti dapat memberikan ciri-ciri, sifat-sifat, serta gambaran data melalui pemilihan data yang dilakukan pada tahap pemilihan data setelah data terkumpul (Djajasudarma 2006: 17). 1.6.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan melalui berbagai cara, cara-cara tersebut adalah mengadakan wawancara, mengadakan angket (melalui daftar kuisioner), mengadakan observasi dan penelitian lapangan atau penelitian kepustakaan (Keraf dalam Ismail, 2009: 7). Menurut Subroto data itu dapat berwujud angka-angka, perkataan-perkataan, kalimat-kalimat, 6 wacana-wacana, gambar-gambar atau foto-foto, rekaman-rekaman, catatan-catatan ataupun arsiparsip, dokumen-dokumen, buku-buku. Peneliti mengumpulkan data dengan metode penelitian kepustakaan pada penelitian ini. Dalam penelitian kepustakaan data diambil dari sebuah majalah fashion Jepang yaitu majalah CanCam edisi Desember 2010. 1.6.2 Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya bahasa itu sendiri. Selanjutnya teknik yang digunakan terbagi dua yakni : teknik dasar dan teknik lanjutan. Pada teknik dasar penulis menggunakan teknik bagi unsur langsung (BUL) dan teknik lanjutannya penulis menggunakan teknik hubung banding memperbedakan (HBB). Teknik bagi unsur langsung merupakan teknik

analisis data dengan cara membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur-unsur yang bersangkutang dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Dalam bahasa Inggris kata blackmerupakan kata yang terdiri dari satu silabel tutup. Setelah diserap ke dalam bahasa Jepang, kata ini menjadi ブラックburakku[blᴂk] yang terdiri dari tiga silabel yaitu /bu/, /rak/, /ku/ dengan empat mora. Pada kata tersebut konsonan/b/ dan /k/ ditambah dengan vokal [u], sementara konsonan /l/ berubah menjadi konsonan /r/. Selain itu pada kata blacksecara ortografi terdapat konsonan /c/ yang diikuti konsonan k yang kemudian konsonan c ini berubah menjadi konsonan rangkap dan ditulis dengan huruf tsu ( ツ ) kecil.namun secara fonetis konsonan /ck/ yang 7 dibunyikan dengan bunyi hambat velar tak bersuara [k], berubah menjadi konsonan rangkap [k] yang disebabkan oleh pengaruh letak bunyi tersebut di akhir silabel. Dalam proses penyerapan kata asing ke dalam bahasa Jepang, bunyi-bunyi hambat yang terletak di akhir silabel berubah menjadi sokuon (bunyi rangkap). 1.6.3 Penyajian Analisis Data Tahap yang dilaksanakan sesudah data selesai dianalisis adalah menyajikan hasil analisis data. Dalam pelaksanaanya, hasil analisis data itu dapat disajikan secara informal dan formal (Kesuma 2007: 71). Penyajian hasil analisis data secara informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa. Jadi pada penelitian ini penyajian hasil analisis data yang peneliti gunakan adalah kedua penyajian hasil analisis data tersebut yaitu secara formal dan informal. Hasil penelitian tentang proses perubahan

gairaigo akan disajikan dalam bentuk kata-kata dan kalimat. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab. Pada bab I pendahuluan terdiri atas; latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bab II kerangka teori yang terdiri dari; tinjauan pustaka, konsep, dan landasan teori. Pada bab III analisis perubahan bentuk gairaigo. Pada bab IV penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.