BAB II LAMPIRAN I PENEMPATAN DAN PERINCIAN TEKNIS LAMPU LAMPU DAN TANDA TANDA

dokumen-dokumen yang mirip
Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut UMUM ATURAN 1 PEMBERLAKUAN a. Aturan-aturan ini berlaku bagi semua kapal dilaut lepas dan di semua perairan

Kode : PTK.NP MELAKUKAN DINAS JAGA DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PERATURAN PERATURAN INTERNASIONAL UNTUK MENCEGAH TUBRUKAN DILAUT,1972 BAGIAN A UMUM ATURAN 1

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)

ATURAN 3 DEFINISI-DEFINISI UMUM GENERAL DEFINITION. Untuk maksud Aturan-aturan ini, kecuali di dalamnya diisyaratkan lain :

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

DESAIN INSTALASI LAMPU NAVIGASI PADA KAPAL PERINTIS 2000 GT

Soal :Stabilitas Benda Terapung

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PELAMPUNG. A. URAIAN TANDA TANDA LATERAL 1. Sisi kiri. Gambar. 37

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 52 TAHUN 2012 TENTANG ALUR-PELAYARAN SUNGAI DAN DANAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3 METODOLOGI PENELITIAN

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah;

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73,

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

Penempatan marka jalan

7. Suku ketiga dan suku kelima dari barisan aritmetika adalah 17 dan 31. Suku ke-20 dari barisan tersebut adalah... a. 136 b. 144 c. 156 d.

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP KABUPATEN PURWOREJO Sekretariat: Jl. Jendral Sudirman 8 Purworejo Telepon/Fax (0275)

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

BAB II PENENTUAN BATAS LAUT DAERAH

Pemberian tanda dan pemasangan lampu halangan (obstacle lights) di sekitar bandar udara

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM )

TENTANG PEDOMAN ZONASI TAMAN NASIONAL

Gambar Transitional, inner horizontal dan conical surface OLS (instrument non-precision approach FATO)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel : Karakteristik lampu obstacle

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Ujian Nasional Tahun 2003 Matematika

1. Topdal Tunda (Topdal Mesin) Jenis-jenis Topdal Tunda 1. NEGUS TAFERAIL LOG 2. WALKER'S CHERUB LOG 20 x x 11

JENIS-JENIS SISTEM PENGENDALIAN TRANSPORTASI

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

B. x = C. x = 2 3, x = 2 7, y = 21 dan P (1, 25) D. x = 2 3, x = 2 7, y = 21 dan P (1, 25) E. x = 2 3, x = 2 7, y = 21 dan P ( 1, 25) UN-SMK-TEK-03-09

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

Program Bycatch: Pengembangan Teknologi Mitigasi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan sebuah metode untuk menentukan kebenaran yang

Jaring Angkat

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG PERKAPALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2008 TENTANG

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENAVIGASIAN

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

BAB I PERUM PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN KAPASITAS GENERATOR

Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

MENGENAL RAMBU-RAMBU LALU LINTAS Disunting oleh : EDI NURSALAM

9.4. Aerodrome Beacon

MENATA WILAYAH PESISIR, PULAU KECIL, DAN TANAH REKLAMASI

Soal Ujian Nasional Tahun 2005 Bidang Matematika

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2016 T E N T A N G TATA CARA PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

9.14. Lampu Runway Turn Pad

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BERITA ACARA PENJELASAN DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 02/DKP/Perahu-Pokmaswas(u-3)/IV/2018

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG MGMP MATEMATIKA SMPN SATAP TRYOUT UN menit

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Gambar 7.2-5: Zona Bebas Obstacle (Obstacle Free Zone)

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LANDAS KONTINEN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Soal-soal UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2011/2012

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat. 1. Kendala Pengisian Formulir Lembar Identifikasi Bayi Baru Lahir

Gambar : Konfigurasi lampu runway threshold pada runway lebar 30 m 9-74

Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

3 METODOLOGI PENELITIAN

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2005

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala

Keliling segitiga ABC pada gambar adalah 8 cm. Panjang sisi AB =... A. 4

Transkripsi:

1. Definisi BAB II LAMPIRAN I PENEMPATAN DAN PERINCIAN TEKNIS LAMPU LAMPU DAN TANDA TANDA Istilah Tinggi diatas badan kapal berarti tinggi diatas geladak terusan teratas. 2. Penempatan vertikal dan penjarakan lampu lampy (a) Dikapal yang digerakan dengan tenaga dengan panjang 20 meter atau lebih lampu lampu puncak tiang harus ditempatkan sebagai berikut i. Lampu puncak tiang muka, atau jika hanya dipasang satu lampu puncak tiang, maka lampu itu, pada ketinggian diatas badan kapal tidak kurang dari 6 meter dan jika lebar kapal melebihi 6 meter maka pada ketinggian diatas tidak kurang dari lebar demikian,tetapi demikian rupa sehingga lampu tidak perlu ditempatkan pada ketinggian diatas badan kapal lebih besar dari 12 meter. ii. Dalam hal dua lampu puncak tiang dipasang yang belakang harus sekurang-kurangnya 4,5 meter secara vertikal lebih tinggi dari yang dimuka. iii. Dalam hal dua lampu puncak tiang dipasang yang di belakang harus sekurang kurang nya 4,5 meter secara vertikal lebih tinggi dari yang dimuka. (1) Pemisahan secara vertkal lampu lampu puncak tiang daripada kapal kapal yang digerakan dengan tenaga harus demikian sehingga dalam segala keadaan trim normal lampu belakang dapat diteliti dan terpisah dari lampu muka pada jarak 1.000 meter dari haluan jika dilihat dari permukaan laut. (2) Lampu puncak tiang kapal yang digerakan dengan tenaga dengan panjang 12 meter tapi kurang dari 20 meter harus ditempatkan pada ketinggian diatas tajuk sekoci tidak kurang dari 2,5 meter. (3) kapal yang digerakan dengan tenaga dengan panjang kurang dari 12 meter boleh memasang lampu paling atas pada ketinggian kurang dari 2,5 meter diatas tajuk sekoci, tetapi dalam hal dipasang lampu puncak tiang sebagai tambahan pada lampu lampu lambung dan lampu buritan, maka lampu puncak tiang demikian harus dipasang sekurang kurangnya 1 meter lebih tinggi dari lampu lampu lambung. (4) Satu dari dua atau tiga lampu lampu puncak tiang yang diisyaratkan untuk kapal yang digerakan dengan tenaga jika digunakan untuk menggandeng atau mendorong kapal lain harus ditempatkan pada kedudukan sama seperti lampu puncak tiang muka daripada kapal yang digerakan dengan tenaga. (5) Dalam semua keadaan lampu atau lampu lampu puncak tiang harus ditempatkan demikian sehingga berada diatas dan bebas dari semua lampu dan rintangan lainnya.

(6) Lampu lampu lambung kapal yang digerakan dengan tenaga harus ditempatkan pada ketinggian diatas badan kapal tidak lebih besar dari tiga (7) Perempat daripada tinggi lampu puncak tiang muka, lampu lampu itu tidak boleh demikian rendahnya sehingga di ganggu oleh lampu lampu geladak. (8) Lampu lampu lambung jika dalam lentera gabungan dan bilamana dipasang dikapal yang digerakan dengan tenaga dengan panjang kurang dari 20 meter harus ditempatkan tidak kurang dari 1 meter dibawah lampu puncak tiang. (9) Dalam hal aturan aturan mensyaratkan dua atau tiga lampu yang harus dipasang bersusun vertikal lampu lampu itu harus diberi jarak sebagai berikut : - Dikapal dengan panjang 20 meter atau lebih lampu lampu demikian harus ditempatkan tidak kurang dari 2 meter terpisah dan yang terendah dari lampu lampu ini, kecuali dalam hal lampu gandeng diperlukan, tidak boleh kurang dari 4 meter diatas badan kapal. - Dikapal dengan panjang kurang dari 20 meter lampu lampu demikian harus ditempatkan terpisah pada jarak tidak kurang dari 1 meter dan yang terendah dari lampu lampu ini kecuali dalam hal lampu gandeng diperlukan, tidak boleh kurang dari 2 meter diatas tajuk sekoci. - Jika dipasang tiga lampu maka lampu lampu itu harus diberi jarak secara sama. (10) Lampu yang lebih bawah dari pada kedua lampu keliling yang diisyaratkan untuk kapal nelayan jika digunakan dalam penangkapan ikan harus ditempatkan pada ketinggian diatas lampu lampu lambung tidak kurang dari dua kali jarak antar kedua lampu vertikal (11) Lampu tabuh muka, jika dipasang dua tidak boleh kurang dari 4,5 meter diatas lampu belakang. Dikapal dengan panjang kapal lebih dari 50 meter lampu labuh muka ini tidak boleh kurang dari 6 meter diatas badan kapal. 3. Penempatan horizontal dan pemberian jarak lampu lampu (a) dalam hal dua lampu puncak tiang diisyaratkan untuk kapal yang digerakan dengan tenaga, jarak horizontal diantaranya tidak boleh kurang dari satu setengah panjang kapal tetap itidak perlu melebihi 100 meter. Lampu muka tidak boleh ditempatkan lebih dari seperempat panjang kapal dari haluan. (b) Dikapal dengan panjang 20 meter atau lebih lampu lampu lambung tidak boleh dipasang dimuka lampu lampu puncak tiang. Lampu lampu itu harus diletakan di atau dekat sisi lambung kapal. 4. Perincian daripada letak lampu petunjuk arah untuk kapal nelayan, kapal kapal keruk dan kapal kapal yang digunakan dalam pekerjaan pekerjaan dibawah permukaan air (a) lampu menunjukan arah daripada alat alat yang dilepaskan dari kapal yang digunakan dalam penangkapan ikan seperti diisyaratkan dalam Aturan 20 (ii) harus diletakan pada jarak horizontal tidak kurang dari 2 meter dan tidak lebih dari 6 meter jauhnya dari kedua

lampu keliling merah dan putih. Lampu ini harus ditempatkan tidak lebih tinggi dari lampu keliling putih yang diisyaratkan dalam Aturan 26 (i) dan tidak lebih rendah dari lampu lampu lambung. (b) lampu lampu dan tanda tanda dikapal yang digunakan dalam pengerukan atau pekerjaan pekerjaan dibawah permukaan air untuk menunjukan sisi lambung yang terhalang atau sisi lambung yang dapat dilalui dengan aman, seperti diisyaratkan dalam Aturan 27 (d)(i) dan (ii), harus diperlihatkan pada jarak horizontal yang maksimum dapat dilaksanakan tapi sama sekali tidak kurang dari 2 meter, dari lampu lampu atau tanda tanda yang diisyaratkan dalam aturan 27 (b)(i) dan (ii) lampu yang lebih atas daripada lampu lampu atau tanda tanda ini sama sekali tidak boleh berada pada ketinggian lebih besar daripada lampu yang lebih bawah daripada ketiga lampu atau tanda yang diisyaratkan dalam aturan 27 (b) (i) dan (ii). 5. Tedeng tedeng untuk lampu lampu lambung Lampu lampu lambung harus dipasang dengan tedeng tedeng dalam kapal dicat hitam burong, dan memenuhi syarat syarat ayat 9 lampiran ini. Dengan lentera gabungan yang menggunakan tali sabut tunggal vertikal dan pembagian sangat sempit antara bagian bagian hijau dan merah, tedeng tedeng luar tidak perlu dipasang. 6. Tanda tanda (a) tanda tanda harus hitam dan dari ukuran ukuran berikut : i. Bola harus mempunyai garis tengah tidak kurang dari 0,6 meter ii. Kerucut harus mempunyai garis tengah dasar tidak kurang dari 0,6 meter dan ketinggian sama dengan garis tengahnya iii. Silinder harus mempunyai garis tengah sekurang kurangnya 0,6 meter dan ketinggian dua kali garis tengahnya. iv. Tanda belah ketupat harus terdiri dari dua kerucut seperti ditetapkan dalam (ii) diatas yang punya dasar bersama. (b) Jarak vertikal antara tanda tanda harus sekurang kurangnya 1,5 meter. (c) Dikapal dengan ukuran kurang dari 20 meter, tanda tanda dengan ukuran ukuran yang lebih kecil tetapi seimbang dengan ukuran kapal, boleh digunakan dan jarak satu sama lain boleh dikurangi sesuai. 7. Perincian warna dari lampu lampu Tingkat warna daripada semua lampu navigasi harus sesuai dengan ukuran berikut, yang terletak dalam batas batas dearah bagan yang diperinci tiap warna oleh komisi Internasional Tentan Penerangan (CIE). Batas batas daerah untuk tiap warna diberikan dengan menunjukan koordinat koordinat sudut sebagai berikut

i. Putih x 0,525 0,525 0,452 0,310 0,443 y 0,382 0,440 0,348 0,283 0,382 ii Hijau x 0,028 0,009 0,300 0,203 y 0,385 0,723 0,511 0,382 iii. Merah x 0,680 0,660 0,735 0,721 y 0,320 0,320 0.265 0,259 iv. Kuning x 0,612 0,618 0,575 0,575 y 0,382 0,382 0,425 0,406 8. Kekuatan lampu lampu (a) Kekuatan sinar minimum daripada lampu lampu harus dihitung dengan menggunakan rumus = 3,43 x10 6 x T x D 2 x K -D Dalam hal sama : I adalah kekuatan sinar dalam lilin menurut kondisi dinas T adalah faktor ambang 2 x 10-7 lux D adalah jarak daya tampak (jarak sinar ) lampu dalam mil laut K adalah pemindahan daya pemindahan atmosfir. Untuk lampu-lampu yang diisyaratkan nilai K narus 0,8 sesuai dengan daya tampak meteorologis sebesar kira-kira 13 mil laut. b) Suatu pilihan angka-angka yang diambil dari rumus diberikan dalam daftar berikut :

9. Sektor-sektor horizontal a) (i) pada arah kemuka lampu-lampu lambung seperti yang dipasang dikapal harus memperlihatkan kekuatan-kekuatan minimum yang diisyaratkan. Kekuatankekuatan harus berkurang untuk mencapai titik hilang yang praktis antara 1⁰ dan 3⁰ diluar sektor-sektor yang diisyaratkan. (ii) untuk lampu buritan dan lampu-lampu puncak tiang, kekuatan-kekuatan minimum yang diisyaratkan harus dipertahankan meliputi busur cakrawala sampai 5⁰ dalam batas sektor-sektor yang diisyaratkan dalam Aturan 21. Dari 5⁰ dalam sektor-sektor yang diisyaratkan kekuatan boleh berkurag dengan 50% sampai batas-batas yang diisyaratkan, kekuatan tersebut akan berkurang secara mantap untuk mencapai titik hilang yang praktis pada titik lebih dari 5⁰ diluar batasbatas yang diisyaratkan. b) Lampu-lampu keliling harus ditempatkan demikian sehingga tidak dihalang-halangi oleh tiang-tiang, tiang tiang puncak atau bangunan bangunan didalam sektorsektor menyudut lebih dari 6⁰, kecuali lampu-lampu labuh yang tidak perlu ditempatkan pada ketinggian yang tidak dapat dilaksanakan badan kapal. 10. Sektor-sektor vertikal a) Sektor vertikal daripada lampu-lampu listrik, dengan pengecualian lampu-lampu kapal-kapal layar harus menjamin bahwa : i. Sekurang-kurangnya kekuatan minimum yang diisyaratkan dipertahankan disemua sudut 5⁰ diatas 5⁰ dibawah sektor horizontan. ii. Sekurang-kurangnya 60% daripada kekuatan minimum yang diisyaratkan dipertahankan dari 7,5⁰ diatas sampai 7,5⁰ dibawah sektor horizontal. b) Dalam hal kapal-kapal layar sektor-sektor vertikal daripada lampu-lampu listrik harus menjamin bahwa ;

i. Sekurang-kurangnya kekuatan minimum yang diisyaratkan dipertahankan disemua sudut dari 5⁰ sampai diatas 5⁰ dibawah sektor horizontal. ii. Sekurang-kurangnya 50% daripada kekuatan minimum yang diisyaratkan dari 25⁰ diatas sampai 25⁰ dibawah sektor horizontal. c) Dalam hal lampu-lampu selain dari lampu listrik perincian-perincian ini harus dipenuhi sedekat mungkin. 11. Kekuatan lampu-lampu bukan listrik Lampu-lampu bukan listrik sejauh ini dapat dilaksakan harus memenuhi kekuatankekuatan minimum, seperti diperinci dalam daftar dalam ayat 8. 12. Lampu olah gerak Walaupun ada ketentuan-ketentuan ayat 2(f) lampu olah gerak yang disebut dalam aturan 34(b) harus ditempatkan dalam bidang vertikal muka dan belakang yang sama seperti lampu atau lampu-lampu puncak tiang dan dimana dapat dilaksanakan, pada ketinggian minimum 2 meter vertikal diatas lampu puncak tiang muka, dengan syarat bahwa lampu tersebut harus dipasang tidak kurang dari 2 meter vertikal diatas atau dibawah lampu puncak tiang belakang dikapal dimana hanya dipasang satu lampu puncak tiang, lampu olah gerak jika dipasang harus ditempatkan ditempat paling baik dapat dilihat, tidak kurang dari 2 meter vertikal terpisah dari lampu puncak tiang. 13. Persetujuan Kontruksi lentera dan tanda dan pemasangan lentera-lentera diatas kapal harus dengan persetujuan daripada penguasa yang berwenang dari negara mana kapal didaftarkan.

SOAL SOAL 1. Apa yang dimaksud dengan tinggi diatas badan kapal? 2. Jelaskan penempatan lampu-lampu puncak tiang dikapal yang digerakkan dengan tenaga dengan panjang 20 meter atau lebih! 3. Dalam hal aturan aturan mensyaratkan dua atau tiga lampu yang harus dipasang bersusun vertikal lampu lampu itu harus diberi jarak sebagai berikut, sebutkan dan jelaskan! 4. Tuliskan rumus kekuatan sinar minimum dari lampu-lampu! 5. Sebutkan sektor-sektor horizontal dan vertikal pada penempatan lampu-lampu!