BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB III METODE PENELITIAN

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

Narsum I 8.15 Sekjen Forum Umat Islam - KHMuhammad Al Khaththath-

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Peranan George

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan teknik studi literatur untuk pengumpulan data. Sedangkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

Kaum Muslim Myanmar merupakan 4 persen total populasi 60 juta, menurut sensus pemerintah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian ini, penulis tertarik mengangkat mengenai Islamophobia karena

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat merupakan percampuran dari beberapa kelompok etnis, bahasa, serta ideologi, baik penduduk asli Amerika Serikat, ataupun para imigran yang menetap di Amerika Serikat. Percampuran tersebut salah satunya dikarenakan adanya ikatan atau hubungan berdasarkan pernikahan, dimana perempuan asli Amerika Serikat menikah dengan laki-laki pendatang yang sudah memeluk agama Islam. Para imigran yang beragama Islam dan menetap di Amerika Serikat, diantaranya berasal dari Timur Tengah, Asia Tenggara, Afrika, serta belahan dunia lainnya. Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat berusaha untuk berintegrasi penuh secara politik dan sosial seperti halnya para penganut agama Kristen, Yahudi, Hindu, maupun agama-agama lain. Sehingga secara umum, rasa hormat warga Amerika Serikat terhadap suatu agama merupakan hal yang mendasar disamping masalah sosial dan politik. Kehidupan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat cukup diterima, karena pada dasarnya kehidupan masyarakat Amerika Serikat sejak awal tidak terlepas dari agama, serta menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan yang mereka anut (Smith, 2005: 191). Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat, baik penduduk asli Amerika Serikat ataupun para imigran, berupaya untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di Amerika Serikat. Dalam hal ini, mereka berusaha untuk tidak menunjukan unsur-unsur identitas keislamannya yang dapat menimbulkan perbedaan antara pemeluk agama Islam dengan warga Amerika Serikat yang non- Muslim (Shihab, 2004: IX). Hal tersebut, merupakan gambaran adanya sikap toleransi yang ditunjukan antar umat beragama dalam menjalankan kehidupan di Amerika Serikat.

Sikap toleransi dalam kehidupan beragama bukan suatu hal yang baru di tengah-tengah kehidupan warga Amerika Serikat. Adanya sikap toleransi tersebut, membawa angin segar bagi perkembangan agama Islam di Amerika Serikat. Agama Islam menjadi pilihan alternatif bagi warga Amerika Serikat yang hendak mencari agama sebagai pegangan hidupnya, karena sebelumnya mereka merasa asing dengan tradisi agama serta norma-norma agama yang dijalankan. Seiring berjalannya waktu, dikarenakan agama Islam memiliki cara pandang tersendiri yang berbeda dengan agama lain, sehingga tidak mengherankan apabila banyak warga Amerika Serikat yang akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam. Perkembangan agama Islam di Amerika Serikat, rupanya berbanding terbalik dengan kondisi terkait data mengenai berapa jumlah pemeluk agama Islam di Amerika Serikat. Jumlah pemeluk agama Islam di Amerika Serikat sulit dipastikan, karena data sensus penduduk Amerika Serikat sendiri tidak mencatat agama yang dianut warganya. Dinas imigrasi Amerika Serikat juga tidak mencatat informasi tentang agama para imigran yang datang dan menetap di Amerika Serikat. Persoalan agama di Amerika Serikat diserahkan kepada masing-masing warganya. Namun, setidaknya ada sedikit data yang menunjukkan jumlah pemeluk agama Islam di Amerika Serikat, yaitu pada pertengahan tahun 2000 diperkirakan jumlah pemeluk agama Islam di Amerika Serikat mencapai sekitar 4.175.000 orang (Cincotta, 2005: 50). Kehidupan umat beragama di Amerika Serikat berjalan seiring dengan sebuah komitmen yang konstitusional, pemerintah tidak mengambil peran dalam menentukan agama yang harus dianut oleh setiap warganya. Walaupun demikian, di Amerika Serikat terdapat agama mayoritas yang mempunyai pengaruh cukup besar, baik dalam kehidupan sosial, politik, ataupun budaya. Namun, pengaruh tersebut tidak menghambat segala aktivitas keagamaan bagi agama minoritas, semuanya berjalan secara beriringan sesuai konteks kehidupan sehari-hari. 2

Keadaan umat Islam di Amerika Serikat yang pada awalnya berjalan secara harmonis dan hidup berdampingan dengan berbagai kelompok etnis, agama, serta pemerintah rupanya tidak selamanya berjalan beriringan. Dalam suasana kerukunan umat beragama diantaranya masih terdapat salah persepsi, saling curiga, diskriminasi, bahkan menjurus kepada sikap permusuhan. Keadaan tersebut semakin jelas terlihat ketika terjadi suatu peristiwa yang mengejutkan berbagai pihak, yaitu peristiwa yang terjadi pada tanggal 11 September tahun 2001. Peristiwa tersebut menyebabkan runtuhnya gedung World Trade Center (WTC) dan gedung Pentagon. Gedung World Trade Center merupakan salah satu gedung pusat ekonomi dan perdagangan, sedangkan gedung Pentagon merupakan pusat Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Peristiwa tersebut membawa dampak terhadap hubungan Amerika Serikat dengan umat Islam, yaitu adanya ketegangan, permusuhan, sikap diskriminatif, kekerasan, dan intimidasi terhadap umat Islam. Akibatnya pemeluk agama Islam yang tinggal di Amerika Serikat menjadi korban (Zainudin, 2011: 28). Sikap-sikap negatif yang ditunjukan lebih dikarenakan adanya persepsi yang keliru mengenai agama Islam pada kalangan masyarakat umum maupun pemerintah Amerika Serikat. Amerika Serikat cenderung melihat agama Islam sebagai musuh. Begitu juga sebaliknya, sehingga tidak mengherankan apabila kebanyakan masyarakat di negara-negara lain yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, memandang Amerika Serikat sebagai lawan yang berniat menghancurkan agama mereka (Rauf, 2004: 13). Ketika terjadi peristiwa 11 September 2001, Negara Amerika Serikat pada saat itu berada di bawah kepemimpinan Presiden George W. Bush. Presiden Bush menyerukan perang terkait dengan gerakan terorisme global, yang dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian dunia. Pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa peristiwa 11 September 2001 dilakukan oleh orang-orang berwajah Timur Tengah. Pelaku yang diduga berwajah Timur Tengah tersebut 3

menyandera empat pesawat komersial, dan dua diantara pesawat tersebut digunakan sebagai pesawat bunuh diri. Peristiwa ini menelan banyak korban jiwa, namun sulit dipastikan berapa jumlah korban dalam peristiwa tersebut. Akan tetapi, diperkirakan sekitar 3.000 orang meninggal dunia (Hamby, 2005: 375). Dampak lain dari peristiwa 11 September 2001, pemerintah Amerika Serikat melakukan invasi terhadap kelompok Taliban di Afghanistan yang dianggap melindungi Al-Qaeda. Invasi tentara Amerika Serikat ke Afghanistan dengan alasan untuk melumpuhkan kekuatan Taliban dan Al-Qaeda, serta adanya misi untuk menangkap Osama Bin Laden, yang dituduh sebagai orang yang bertanggungjawab dibalik peristiwa 11 September 2001 (Al-Ayyubi, 2004: 77). Pemerintah dan media massa di Amerika Serikat juga mengatakan kepada publik bahwa orang-orang yang beragama Islamlah pelaku dibalik peristiwa 11 September 2001, padahal mereka tidak melakukan penyelidikan secara komprehensif terhadap peristiwa tersebut. Salah satu contoh saluran televisi Amerika Serikat (Fox TV), menayangkan pemberitaan bahwa musuh barat khususnya Amerika Serikat adalah mereka yang beragama Islam. Dalam pernyataan ini, terdapat suatu unsur kesengajaan untuk membangkitkan kemarahan rakyat Amerika Serikat, bukan saja terhadap pelaku-pelaku teror yang diduga pemeluk agama Islam. Akan tetapi, secara langsung menuduh agama Islam sebagai agama yang menganjurkan kekerasan dan teror (Shihab, 2004: 2). Citra buruk agama Islam yang dimunculkan oleh media massa dan pemerintah Amerika Serikat menjadi dilema tersendiri bagi pemeluk agama Islam di Amerika Serikat. Sentimen anti-islam mulai berkembang di kalangan masyarakat Amerika Serikat, mereka didoktrin untuk membenci agama Islam, dan menyebarkan isu bahwa pemeluk agama Islam adalah teroris. Akibatnya umat Islam di Amerika Serikat mengalami tindakan pelecehan, diskriminasi, serta adanya kekerasan fisik. Seperti salah satu contoh ledakan bom pipa yang terjadi di Islamic Center Kota Jacksonville, Florida, serta adanya upaya untuk membakar 4

Islamic Center di Kota Mareitta, Ga. Selain itu, ribuan pemeluk agama Islam dibeberapa wilayah negara bagian Amerika Serikat ditahan dengan tuduhan melakukan tindakan kriminal dengan dalih melawan hukum. Para tahanan tersebut tidak mendapat jaminan hukum serta tidak dapat menghubungi keluarganya hanya dikarenakan mereka beragama Islam (Zainudin, 2011: 153). Diskriminasi menjadi ancaman terbesar yang dihadapi pemeluk agama Islam di Amerika Serikat. Selain mengalami kondisi yang menyulitkan, sebagian besar umat Islam di Amerika Serikat merasa malu untuk menunjukkan identitas keislaman mereka. Misalnya, dengan membuka kerudung bagi perempuan, serta mencukur jenggot bagi laki-laki. Tidak jarang pula pemeluk agama Islam di Amerika Serikat mengalami kesulitan dalam bidang ekonomi. Seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan, bahkan beberapa orang pemeluk agama Islam mengalami pemecatan (Smith, 2005: 263). Akibat dari peristiwa 11 September 2001, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan beberapa kebijakan yang diantaranya merugikan pemeluk agama Islam. Seperi, orang-orang Muslim yang hendak ke Amerika Serikat harus menunggu waktu yang cukup lama untuk dapat memperoleh visa. Hal ini dikarenakan, Kongres Amerika Serikat meminta pemerintah untuk melakukan penelusuran terhadap setiap orang yang datang ke Amerika Serikat khususnya orang-orang yang memiliki wajah Timur Tengah. Pemerintah Amerika Serikat merasa khawatir adanya hubungan para pendatang dengan pelaku peristiwa 11 September 2001 (Shihab, 2004: 3). Gambaran di atas menjadi beban tersendiri bagi pemeluk agama Islam, warga, dan pemerintah Amerika Serikat, karena Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang telah menyatakan diri sebagai benteng demokrasi dan menjadi polisi perdamaian dunia. Ketidaksiapan pemerintah dan warga Amerika Serikat untuk hidup berdampingan dalam perbedaan semakin membenarkan anggapan 5

bahwa Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak melanggar nilainilai demokrasi (Zainudin, 2011: 49). Peristiwa 11 September 2001 yang menelan banyak korban jiwa, serta adanya pernyataan yang mengatakan bahwa pelaku dibalik peristiwa 11 September 2001 adalah pemeluk agama Islam, mengakibatkan adanya sikap diskriminasi terhadap pemeluk agama Islam di Amerika Serikat. Dalam hal ini, merupakan sebuah kekeliruan jika agama dijadikan sasaran kebencian ataupun sasaran kritik, karena tidak ada satupun agama yang menganjurkan tindak kekerasan dengan mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah. Sikap pemerintah Amerika Serikat yang menyudutkan umat Islam berkaitan dengan terjadinya peristiwa 11 September 2001, serta upaya untuk menumpas habis teroris yang identik dengan Islam, telah menyebabkan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat benar-benar seperti tidak mempunyai tempat lagi. Jika memang niat pemerintah Amerika Serikat semata-mata hanya untuk melawan teroris dan bukan melawan agama Islam. Seharusnya, pemerintah Amerika Serikat perlu mengklarifikasi bahwa perang yang mereka lakukan sama sekali tidak ditujukan untuk memusuhi atau bahkan memerangi pemeluk agama Islam yang terdapat di negaranya. Berangkat dari latar belakang masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut secara lebih mendalam. Adanya sikap diskriminasi terhadap pemeluk agama Islampasca peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Dampak Peristiwa 11 September 2001 Terhadap Kehidupan Pemeluk Agama Islam di Amerika. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan masalah utama yang akan dikaji yaitu 6

Bagaimana Kehidupan Pemeluk Agama Islam di Amerika Serikat Pasca Peristiwa 11 September 2001?. Pembahasan dibagi ke dalam lima rumusan pertanyaan penelitian yang saling berkaitan, penyusunan pertanyaan penelitian dimaksudkan untuk mengarahkan pembahasan dan proses penelitian yang dilakukan. Kelima pertanyaan penelitian tersebut diantaranya: 1. Bagaimana perkembangan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat sebelum peritiswa 11 September 2001? 2. Bagaimana proses terjadinya peristiwa 11 September 2001? 3. Bagaimana sikap pemerintah Amerika Serikat terhadap peristiwa 11 September 2001? 4. Bagaimana reaksi pemeluk agama Islam di Amerika Serikat terhadap peristiwa 11 September 2001? 5. Bagaimana dampak dari peristiwa 11 September 2001 terhadap kehidupan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan gambaran hasil yang ingin dicapai peneliti setelah semua proses penelitian dilakukan, rumusan tujuan penelitian didasarkan atas pokok pikiran rumusan masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian, semua itu digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan serta merupakan tujuan utama yang hendak dicapai oleh peneliti. Adapun tujuan umum dari penelitian yang telah peneliti tetapkan, yaitu : 1. Mendeskripsikan perkembangan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat sebelum terjadinya peristiwa 11 September 2001. 7

2. Mendeskripsikan terjadinya peristiwa 11 September 2001, yang diuraikan dari latar belakang terjadinya peristiwa, serta berlangsungnya peristiwa 11 September 2001. 3. Mendeskripsikan sikap atau tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dalam menanggapi terjadinya peristiwa 11 September 2001. 4. Menggambarkan sikap atau reaksi yang ditunjukan umat Islam di Amerika Serikat terhadap peristiwa 11 September 2001. 5. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan akibat peristiwa 11 September 2001 terhadap kehidupan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat, meliputi kehidupan sosial-politik, ekonomi, dan pendidikan. 1.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis atau metode sejarah. Menurut Ismaun (2005: 35) metode sejarah ialah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Adapun tahapan-tahapan tersebut diwujudkan dalam sebuah prosedur penelitian sejarah, seperti yang dikemukakan oleh Louis Gottschalk (1986: 32) terdiri dari 4 (empat) langkah kegiatan yang saling berurutan sehingga yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Keempat langkah tersebut yaitu heuristik (pencarian atau penemuan sumber), kritik sumber (kritik internal maupun kritik eksternal), interpretasi (penafsiran) dan historiografi (penyajian dalam bentuk laporan sejarah). 1. Heuristik (pencarian atau penemuan sumber). Heuristik merupakan kegiatan untuk mencari atau menghimpun data dan sumber-sumber sejarah atau bahan untuk bukti sejarah seperti dokumen, naskah, arsip, surat kabar, 8

maupun buku-buku referensi lain yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas. 2. Kritik Sumber. kritik sumber adalah tahap penilaian atau pengujian terhadap sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan dilihat dari sudut pandang nilai kebenarannya. Kebenaran dari sumber-sumber sejarah ini dapat diteliti secara otentisitas maupun kredibilitasnya, sehingga benarbenar dapat teruji keasliannya. Dalam kritik sumber ini peneliti melakukan 2 (dua) cara yaitu kritik ekstern dan intern. 1. Kritik Eksternal, yaitu cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007: 132). Seperti untuk menentukan keaslian dan keotentikan suatu sumber sejarah. Misalnya : kapan dan di mana serta dari bahan apa sumber tersebut ditulis, sumber utamanya merupakan sumbersumber sejarah yang sejaman. 2. Kritik Internal, kritik internal dilakukan terutama untuk menentukan apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya atau tidak. Kritik internal ini dilakukan setelah penulis selesai melakukan kritik eksternal, yaitu untuk melakukan pembuktian apakah sumber-sumber tersebut benar-benar merupakan fakta historis. 3. Interpretasi, langkah selanjutnya adalah interpretasi yaitu proses menyusun, merangkaikan antara satu fakta sejarah dengan fakta sejarah yang lain sehingga menjadi satu kesatuan yang dapat dimengerti dan bermakna. Tujuannya agar data yang ada mampu untuk mengungkap permasalahan yang ada sehingga diperoleh pemecahannya. Dalam proses interpretasi tidak semua fakta dapat dimasukkan tetapi harus dipilih fakta mana yang relevan dan sesuai dengan gambaran cerita yang hendak disusun. 9

4. Historiografi, merupakan langkah terakhir dari metode sejarah yang penulis lakukan. Tahap ini merupakan langkah penulisan sejarah yang disusun secara logis, menurut urutan kronologis dan tema yang jelas serta mudah dimengerti yang dilengkapi dengan pengaturan bab atau bagianbagian yang dapat membangun urutan kronologis dan tematis. Penjelasan lebih lanjut mengenai metode serta teknik yang digunakan dalam peneltian ini dijelaskan dalam bab tersendiri, yaitu di Bab III. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang bisa didapatkan dalam penelitian skripsi ini antara lain: 1. Bagi peneliti, dapat menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, sebagai bentuk dari aplikasi teori yang didapat selama mengikuti proses perkuliahan di Jurusan Pendidikan Sejarah. 2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa/mahasiswi khususnya di Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia. 3. Penelitian ini diharapkan menjadi karya tulis yang baik, serta dapat memberikan sumbangan terhadap perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Memperluas kajian mengenai kehidupan beragama, khususnya Islam di negara-negara yang menganut paham liberal seperti Amerika Serikat. 5. Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah bahan kajian untuk menepis atau meluruskan kesalahapahaman dan cara pandang yang negatif terhadap agama Islam. 6. Menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan beragama, khususnya kepada peserta didik yang diambil dari sebuah peristiwa bersejarah. 10

7. Sebagai bahan pengembangan materi bagi guru-guru mata pelajaran sejarah di tingkat Sekolah Menengah Atas kelas XII semester 1, terutama sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) yang menganalisis perkembangan sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan perkembangan mutakhir, serta Kompetensi Dasar (KD) yang menganalisis perkembangan mutakhir sejarah dunia. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi Adapun Struktur Organisasi penulisan skripsi sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI (2013: 11-36) yang akan dilakukan oleh penulis adalah: Bab I Pendahuluan, merupakan bagian awal penulisan mengenai kehidupan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat, didalamnya diuraikan latar belakang masalah penelitian yang diangkat oleh peneliti, dilihat dari kesenjangan yang nampak dari sebuah realita yang ada dengan kondisi ideal dari masalah tersebut, sehingga dengan begitu terlihat alasan mengapa persoalan tersebut penting untuk diangkat. Selain dari latar belakang masalah penelitian, pada bagian ini juga terdapat rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti, metode penelitian, manfaat penelitian, dan teknik pengumpulan data serta terakhir mengenai struktur organisasi skripsi yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka, berisi mengenai penggunaan konsep atau teori serta referensi yang digunakan peneliti untuk menjelaskan berbagai permasalahan yang diangkat. Penjelasan pada bab kajian pustaka ini terbagi kedalam tiga bagian. Pertama, kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap pemeluk agama Islam. Kedua, agama Islam di Amerika Serikat. Ketiga, Peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat. 11

Bab III Metode Penelitian, merupakan kegiatan-kegiatan dan cara-cara yang dilakukan dalam penelitian skripsi. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, di mana langkah-langkahnya terbagi menjadi heuristik atau pengumpulan sumber, kritik terhadap sumber yang telah dikumpulkan, interpretasi sumber, hingga ke tahap penulisan atau historiografi dan didukung pula dengan teknik penelitian dengan studi literatur. Bab IV Pembahasan, dalam bab ini penulis membaginya menjadi lima bahasan utama. Pertama, mendeskripsikan perkembangan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat sebelum terjadinya peristiwa 11 September 2001. Kedua, mendeskripsikan proses terjadinya peristiwa 11 September 2001 yang menimpa gedung World Trade Center dan gedung Pentagon. Ketiga, mendeskripsikan tindakan yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat terkait peristiwa 11 September 2001. Keempat, menggambarkan sikap atau reaksi pemeluk agama Islam di Amerika Serikat terhadap peristiwa 11 September 2001. Kelima, menjelaskan dampak dari peristiwa 11 September 2001 terhadap kehidupan pemeluk agama Islam di Amerika Serikat, apakah mereka mengalami bentuk diskriminasi hingga perlakuan lainnya. Bab V Kesimpulan, dalam bab ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan serta sebagai inti dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan menguraikan hasil-hasil temuan peneliti tentang permasalahan yang dikaji pada penulisan skripsi ini. Serta rekomendasi apa yang bisa diterapkan dari hasil penelitian ini terhadap pengembangan materi ajar sejarah di sekolah sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). 12