Pengaruh Latihan Fleksi William (Stretching) terhadap Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang



dokumen-dokumen yang mirip
Joel karo karo STIKES HANG TUAH SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING)

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB IV METODE PENELITIAN

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

PENGARUH TERAPI WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

BAB III METODE PENELITIAN. Group Pre-Test Post-Test Desain Tanpa Kelompok Control dimana desain

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENURUNAN KELUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA MELALUI SENAM LANSIA DECREASING JOINT PAIN TO ELDERLY THROUGH ELDERLY EXERCISE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

BAB 4 METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya. Desain

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari

BAB 3 METODE PENELITIAN. komparasi. Karena bertujuan untuk menganalisis pengaruh antar variabel

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah pribadi pasien.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

Efektivitas Stretching terhadap Penurunan Nyeri sendi lutut Pada Lansia

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Experimental Design dengan

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Okt Nop Des Jan Feb

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

SKRIPSI PENGARUH MCKENZIE EXTENSION EXERCISE TERHADAP TINGKAT PENURUNAN SKALA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEGAWAI KANTOR SAMSAT KABUPATEN KARANGASEM

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

EFEKTIVITAS STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI LUTUT PADA LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

Transkripsi:

56 Pengaruh Latihan Fleksi William (Stretching) terhadap Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang (Effect Flexi William (Stretching) Exercise to Stage Low Back Pain at Elderly in Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang Pre Experimental Study with Group Pretest-posttest Design Approach) Hamidatus Daris Sa'adah STIKES NU Tuban ABSTRAK Lansia mengurangi kegiatan fisik mereka sesudah pensiun, meskipun aktivitas sehari-hari membutuhkan banyak otot. Sekalipun lansia dengan gangguan kesehatan kronis atau hanya menderita gejala proses penuaan melakukan latihan fisik di pinggang. Nyeri punggung bawah ialah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan sakroiliakal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh latihan fleksi William (peregangan) terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di RW 2 di Desa Kedungkandang Malang. Rancangan pra eksperimen menggunakan " Pre Group One Test Post Test design". Sampel sebanyak 20 responden, pengambilan menurut kriteria inklusi. Variabel independen adalah latihan fleksi William (peregangan) dan variabel dependen adalah tingkat nyeri pada lansia dengan nyeri punggung bawah. Pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis data menggunakan Tes Wilcoxon Signed Rank. Hasil menunjukkan latihan fleksi William (peregangan) untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia dengan P = 0,000 dan nilai signifikan 0,05 menunjukkan H1 diterima untuk menunjukkan adanya pengaruh dari latihan fleksi William (peregangan) untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia. Pemberian latihan fleksi William (peregangan) untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia karena latihan fleksi William (peregangan) membantu efek otot fleksi lansia dari spasme otot jadi dapat menurunkan nyeri punggung bawah. Diharapkan penelitian ini digunakan respons dan yang mana kebanyakan lansia untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kata kunci: Latihan fleksi William (peregangan), nyeri punggung bawah, lansia ABSTRACT The elderly lessen their physical activities after pension, although daily activity need many muscle. Even elders with chronic health disorder or just suffering symptom of aging process admit do physical exercise in hip. Low back pain is feeling of area pain in bone lumbal sakral and sakroiliakal. Purpose of this study was explaining influence flexy William (stretching) exercise to degradation of low back pain of elderly in RW 2 in of Kedung kandang Malang. Design was Pre Experimental by using "pregroup one test post test design". Number of sample 20 respondent, take according inclusion criteria. The sampling used purposive sampling. Independent Variable was flexy William (stretching) exercise and dependent variable was low back pain for elderly. Data collection used interview. Data analyze used Wilcoxon Signed Rank Test. Result showed that flexy William (stretching) exercise to decrease low back pain for elderly with p value = 0,000 and significant value 0,05 meaning H1 accepted to mean the existence of influence of practice of flexy William (stretching) to decrease of low back pain for elder. Giving of practice of flexy William (stretching) can decrease low back pain in for elder because of flexy William (stretching) exercise assist elderly flexy muscle effect of muscle spasm so that can decrease low back pain. For research inherein after expected touse responder which is more with in old one stoget result of accurate. Key word: Flexy William (Stretching) exercise, Low BackPain, Elderly PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan slogan usia lanjut WHO tahun 1982 ialah "Long life without continous usefullness, productivity and good quality of life is not a blessing" yang berarti usia panjang tidaklah ada artinya bila tidak berguna, bahagia dan mandiri sejauh mungkin dengan mempunyai kualitas hidup yang baik (Darmojo, 1999). Kebanyakan lansia yang sering dikeluhkan adalah nyeri pada daerah punggung bagian bawah. Delapan puluh persen lansia mempunyai kasus nyeri punggung yang ditimbulkan oleh karena otot yang berlebihan kerjanya dan berontak terhadap tekanan dengan berkontraksi atau kejang beberapa lama. Menurut Mary Turner (1997) mengatakan bahwa orang yang menyempatkan melakukan oleh tubuh minimal 30 menit setiap hari dapat memberikan keuntungan yang berlipat dan itu akan bertahan walaupun usia bertambah. Pemberian latihan fleksi William (stretching) secara otomatis akan melatih kekuatan otot panggul dan kemudian otot menjadi kuat dan lentur sehingga nyeri akibat spasme

Sa'adah: Pengaruh latihan fleksi william (stretching) 57 otot dapat ditekan sedemikian rupa. Menurut Nichale (2000) stretching/ gerak fleksi dapat menurunkan nyeri punggung bawah pada dewasa muda tetapi untuk lansia belum jelas dan perlu untuk diteliti lebih lanjut. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang dengan cara wawancara terhadap 10 orang lansia didapatkan yang mengeluh nyeri punggung bawah, diantaranya 1 orang mengalami nyeri ringan, 2 orang nyeri sedang, dan 6 orang nyeri berat. Mengatasi nyeri yang dideritanya antara lain (62,5%) mengonsumsi obat penghilang nyeri, (25%) dibiarkan atau dibawa tidur dan (12,5%) minta dipijat jika merasakan nyeri pinggang. Lansia sering mengalami kesakitan pada daerah punggung bawah kalau tidak segera dilakukan penguatan otot dengan stretching sehingga sendi menipis dan mengakibatkan nyeri. Prevalensi nyeri kronis meningkat pada lansia. Bagi yang telah berusia 50 tahun, walaupun melelahkan, namun olahraga jauh lebih baik daripada menghabiskan waktu di sofa (Misriani, 2000). Kebanyakan dari kita menghabiskan waktu bekerja sambil duduk dalam jaman sekarang ini, maka jelaslah mengapa nyeri punggung merupakan masalah yang bertambah gawat. Keengganan ini dikarenakan adanya anggapan bahwa rasa nyeri itu umum didapatkan pada umur lansia. Apabila tugas rutin ini tidak lagi dilakukan dan jika kegiatan atau usaha penggantinya (exercise) tidak dijalankan, maka sering kali akan terlihat gejala pengendoran otot, sekalipun orang tua yang mengalami gangguan kesehatan yang kronis atau yang sekadar menderita gejala penuan masih dapat melakukan beberapa jenis kegiatan fisik dalam batas yang dimungkinkan untuk keadaan kesehatan mereka (Wolf, 2000). Pada lansia sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan. Orang-orang mengurangi kegiatan fisik mereka sesudah pensiun. Sering kita temui di masyarakat para orang tua yang telah berusia lanjut lebih memilih diam di rumah merawat anak cucu daripada berolahraga (exercise), karena mereka beranggapan hal tersebut menyita waktu. Umumnya mereka takut jika nantinya exercise akan mengakibatkan kesakitan yang lebih parah karena tulang sudah tidak sekuat dulu lagi. Nyeri punggung bawah ialah perasaan nyeri di daerah lumbo sakral dan sakroiliakal. Mobilitas punggung bawah sangat tinggi di samping itu juga menyangga beban tubuh dan sekaligus sangat berdekatan dengan jaringan lain (Harsono, 2000). Dampak nyeri itu disebabkan kepekaan dan kehilangan fungsi pada tulang belakang bagian punggung bawah. Rangsangan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, termik, atau suhu kimiawi dan campuran diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran saraf bebas yang memiliki spesifikasi di sini terjadi aksi potensial dan impuls ini diteruskan ke pusat nyeri. Penanganan pada lansia adalah mencarikan aktivitas yang cocok dengan kemampuan jasmani dan rohani lansia (stretching), pemberian makanan yang bergizi, anjurkan untuk istirahat secukupnya, pendekatan fisiologis, pendekatan kognitif. Wewenang seorang perawat adalah melakukan tindakan keperawatan secara mandiri (independent). Salah satu penanganan nyeri pada nyeri punggung bawah adalah dengan terapi non farmakologi yaitu dengan latihan fleksi William (stretching) terhadap tingkat nyeri pada lansia di Posyandu Lansia RW 2 di Desa Kedungkandang Malang. RUMUSAN MASALAH Apakah ada pengaruh latihan fleksi William (stretching) terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia? TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Menjelaskan pengaruh latihan fleksi William (stretching) terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di posyandu lansia RW 2 di desa Kedungkandang Malang. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi tingkat nyeri punggung bawah pada lansia sebelum diberikan latihan fleksi William (stretching) 2. Mengidentifikasi tingkat nyeri punggung bawah pada lansia setelah dilakukan latihan fleksi William (stretching) 3. Menganalisis pengaruh pemberian latihan fleksi William (stretching) terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada lansia DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan metode pra eksperimen dengan rancangan One Group pre Test and Post Test design, yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi lagi setelah intervensi. VARIABEL INDEPENDEN Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah latihan fleksi William (stretching). VARIABEL DEPENDEN Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat nyeri punggung bawah pada lansia.

58 Jurnal Sain Med, Vol. 5. No. 2 Desember 2013: 56 61 DEFINISI OPERASIONAL Tabel 1. Tabel Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skoring Perpaduan gerakan Cara kerja (SOP) SOP yang dapat mengurangi terlampir nyeri pinggang dengan Frekuensi senam 3 kali memperkuat otot-otot seminggu diberikan dan meregangkan selama 2 minggu kelompok otot ektensor Durasi setiap kali punggung bawah stretching (20-30 menit) Independen latihan Fleksi William (stretching) Dependen tingkat nyeri pada lansia dengan nyeri punggung bawah Penilaian responden terhadap sensasi yang dirasakan pada nyeri punggung bawah berdasarkan pada skala tingkat nyeri Nyeri ringan, secara objektif pasien mampu berkomunikasi dengan baik Nyeri sedang, secara objektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dan dapat mengikuti perintah dengan baik Nyeri berat, secara objektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respons terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan difraksi Nyeri paling berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, dan memukul Skala nyeri VAS (Visual Analog Scale) numerik 0-10 0: tidak ada nyeri 1-3: nyeri ringan 4-6: nyeri sedang 7-9: nyeri berat 10: nyeri paling hebat Ordinal 1: nyeri ringan 2: nyeri sedang 3: nyeri berat 4: nyeri paling hebat WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini akan dilakukan pada 24 Januari 06 Februari 2012 di Posyandu Lansia RW 2 di Desa Kedungkandang Malang. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat surat pengantar dari Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Surabaya dengan tujuan surat tersebut sebagai surat izin dari institusi untuk dapat melakukan penelitian. Selanjutnya diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang selanjutnya meminta persetujuan Kepala Puskesmas Kedungkandang Malang untuk izin pemakaian lokasi penelitian yaitu Posyandu Lansia RW 2 di Desa Kedungkandang Malang. Setelah mendapatkan izin dari pihak Puskesmas Kedungkandang Malang untuk mengadakan penelitian, langkah awal peneliti adalah mengidentifikasi lansia yang mengalami nyeri

Sa'adah: Pengaruh latihan fleksi william (stretching) 59 punggung bawah dan mencatat demografi lansia dengan tujuan seleksi lansia sehingga hanya diperoleh lansia dengan nyeri punggung bawah sesuai dengan kriteria inklusi selanjutnya lansia tersebut diseleksi lagi dengan dilakukan pengkajian tingkat nyeri dengan menggunakan VAS (Visual Analog Scale) dengan interpretasi ringan, sedang, berat, dan paling berat. Apabila lansia terpilih sebagai sampel yang ditetapkan oleh peneliti maka peneliti menawarkan apakah lansia yang bersangkutan bersedia menjadi responden. Apabila lansia bersedia menjadi responden, diberikan surat persetujuan (informed consent) kemudian dilakukan penandatanganan surat persetujuan (informed consent). Pengumpulan data menggunakan instrumen yang berupa lembar observasi (pretest dan posttest). Pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat nyeri punggung bawah dengan menggunakan skala VAS pada lansia yang ada di posyandu lansia dengan mengisi lembar VAS. Setelah dilakukan pretest dilaksanakan latihan fleksi William (stretching) dengan frekuensi 3 x/ minggu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat jam 15.00 WIB dilaksanakan sekitar 20-30 menit selama 2 minggu dilaksanakan oleh peneliti yang dibantu oleh instruktur senam yang dilakukan di balai desa. Setelah latihan fleksi mengukur tingkat nyeri dan menulis hasil Post test dengan mengukur tingkat nyeri sesudah mengajarkan latihan pada lembar VAS. Analisis data ini menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. 2. Tingkat Nyeri Setelah Melakukan Latihan Fleksi William (Stretching) Pada diagram 2 di atas menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 14 orang (70%) mengalami nyeri ringan. 3. Tingkat Nyeri Setelah Melakukan Latihan Fleksi William (stretching) Gambar 1. Distribusi Responden Tingkat Nyeri Punggung Bawah Pada Lansia Sebelum Melakukan Latihan Fleksi William Di Posyandu Lansia RW 2, Desa Kedungkandang Malang Tanggal 24 Januari 06 Februari 2012. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tingkat nyeri 1. Tingkat Nyeri Sebelum Melakukan Latihan Fleksi William (stretching) Pada diagram 1 di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden yaitu 12 orang (60%) mengalami nyeri sedang. Gambar 2. Diagram PieFrekuensi Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Lansia setelah Melakukan Latihan Fleksi William di Posyandu Lansia RW 2, Desa Kedungkandang Malang Tanggal 24 Januari 06 Februari 2012. Tabel 2. Analisis Pengaruh Latihan Fleksi William (stretching) terhadap Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang Tahun 2012. Tingkat Nyeri No Klasifikasi Vas Sebelum Sesudah Σ Prosentase Σ Prosentase 1 Ringan 6 30 14 70 2 Sedang 12 60 6 30 3 Berat 2 10 0 0 Jumlah 20 100 20 100 P Value = 0,00 α = 0,05

60 Jurnal Sain Med, Vol. 5. No. 2 Desember 2013: 56 61 Berdasarkan tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa dari 20 responden, sebelum melakukan latihan fleksi William tingkat nyeri bervariasi yakni mengalami nyeri ringan, nyeri sedang, dan setelah melakukan latihan fleksi William hasilnya tingkat nyeri ringan meningkat tajam. Berdasarkan data di atas dan menurut analisis data wilcoxon bahwa p value = 0,00 dan signifikan value (α) = 0,05, maka p value < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Hl diterima berarti ada pengaruh yang bermakna antara variabel independent terhadap variabel dependent yang artinya ada pengaruh yang signifikan atas pemberian latihan fleksi William (stretching) terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia. PEMBAHASAN Tingkat nyeri punggung bawah pada lansia sebelum melakukan latihan fleksi William didapatkan reponden mengalami nyeri ringan lansia masih dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, nyeri sedang lansia mulai tidak dapat melakukan aktivitas rutin dengan baik, dan nyeri berat yang mengharuskan lansia untuk bedrest dan mengonsumsi terapi farmakologi. Tingkat nyeri punggung bawah pada lansia yang mengikuti latihan fleksi William secara aktif bisa mencapai tingkat nyeri sedang dan sebagian besar lansia mengalami nyeri ringan. Nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja, namun berdasar faktor etiologi tertentu nyeri punggung bawah lebih sering dijumpai pada usia yang lebih tua (Harsono, 2000). Salah satu penyakit yang sering dijumpai oleh lansia adalah nyeri pinggang bawah atau nyeri punggung bawah yang disebabkan proses degeneratif yang terjadi pada nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah yang disebabkan gangguan sendisendi, atau susunan tulang belakang, gangguan pankreas, kelainan ginjal, gangguan pada rahim, gangguan pada kelenjar prostat, dan gangguan pada otot badan (Nugroho Wahyudi, 1999). Latihan fleksi William dirancang untuk mengurangi nyeri pinggang dengan memperkuat otototot yang memfleksikan lumbo-sacralspine, terutama otot abdominal dan otot gluteusmaximus dan meregangkan kelompok otot ektensor punggung bawah. Pegal pada daerah punggung bawah biasanya disebabkan oleh terlampau banyak asam laktat terkumpul dalam otot (Wolf, 1984). Bersama-sama degenerasi dari nukleus diskus yang menonjol keluar yang disertai pembentukan kapur dan peradangan sinovial, kapsul, lordosis bertambah, menyebabkan penyempitan foramen intervertebral dan mengakibatkan penekanan. Penekanan ini memungkinkan hilangnya fungsi motor, sensori, dan reflek. Penekanan akar saraf tingkat nyeri ringan dirasakan pada daerah pantat, untuk penekanan akar saraf tingkat lebih besar dirasakan pada daerah paha belakang dan tungkai bawah belakang dan penakanan akar saraf tingkat lebih luas dirasakan pada daerah kaki. Menurut Mary Turner (1997) mengatakan bahwa orang yang menyempatkan melakukan olah tubuh minimal 30 menit setiap hari dapat memberikan keuntungan yang berlipat dan itu akan bertahan walaupun usia bertambah. Faktor dari lansia dalam melaksanakan latihan fleksi (stretching) adalah lansia dengan indeks kartz A dan keinginan lansia untuk terus melakukan latihan adalah faktor kebersamaan sehingga dalam pelaksanaan lansia mengalami rileks dan perasaan senang. Latihan fleksi William merupakan non farmakologi dilakukan 3 x/ minggu berkumpul bersama dengan lansia yang sebaya di balai desa. Dari data yang diperoleh tentang tingkat nyeri punggung bawah pada lansia, didapatkan bahwa sebagian besar lansia mengalami nyeri sedang sebelum melakukan latihan, dan dari lansia yang mengalami nyeri sedang menurun menjadi nyeri ringan setelah melakukan latihan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan tingkat nyeri sedang menurun menjadi nyeri ringan. Maka dari itu latihan fleksi William dapat mempertahankan fleksibilitas sendi-sendi, memperbaiki atau meningkatkan kekuatan otot, memperbaiki daya tahan otot (muscle endurance) serta memperbaiki "Cardio Pulmonary Endurance" dan latihan fisik yang berupa stretching dapat meningkatkan kelenturan otot, memperlancar vaskularisasi serta mengurangi spasme (DepKes RI, 1996). Hampir setengah responden pada lansia tidak mengalami penurunan tingkat nyeri. Hal ini dipengaruhi oleh jenis kelamin yang hampir seluruhnya wanita dengan rasa sensitif yang tinggi bila mengalami nyeri, banyaknya kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh lansia pensiunan dan beratnya aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh lansia ibu rumah tangga dan wiraswasta. Nyeri punggung bawah menyerang daerah pusat tubuh yang menjadi pusat gerakan yang dekat dengan organorgan penting tubuh. Apabila masih terdapat nyeri pada punggung bawah berarti gerakan pada lansia masih kurang efektif dan kelenturan ototnya masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan masih terasa atau nyeri tidak berkurang atau masih sering terjadi rasa nyeri, selain proses degeneratif juga. Latihan yang dilakukan ini masih belum optimal karena faktor usia lansia, dan latihan ini dilaksanakan hanya 3 x/ minggu. Sebaiknya lansia bisa melaksanakan latihan ini sendiri di rumah dan dapat dilakukan secara rutin di rumah. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan non farmakologi misalnya dengan memberi latihan atau exercise yang tepat (spesifik), latihan dapat membantu menurunkan kelemahan, menghilangkan stres, meningkatkan kekuatan otot, dan mencegah deformitas (Misriani, 1994). Manfaat dari latihan fleksi ini tidak hanya untuk lansia nyeri punggung bawah tetapi latihan ini juga ditujukan untuk lansia yang belum mengalami nyeri punggung bawah. Latihan fleksi dari William ini sebaiknya dapat dikerjakan setiap hari, jangan hanya pada waktu rasa sakit saja. Dari hal tersebut di atas

Sa'adah: Pengaruh latihan fleksi william (stretching) 61 maka sangatlah perlu melakukan latihan fisik meskipun usia sudah lanjut, latihan ini juga bisa bermanfaat bagi pra lansia untuk mengantisipasi nyeri punggung yang terjadi karena latihan fleksi William dapat meningkatkan kelenturan dan daya tahan otot punggung bawah. Karena nyeri punggung bawah tidak bisa diterima sebagai suatu proses penuaan, keadaan ini hanyalah suatu masalah kronis yang memerlukan suatu perubahan kegiatan sehari-hari supaya proses penuaan bukan merupakan suatu masalah. Perlu diingat nagi penderita selalu mengurangi lekukan punggung bawah seminim mungkin selama duduk, berdiri dan berbaring dalam kehidupan sehari-hari. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Tingkat nyeri punggung bawah lansia sebelum melakukan latihan fleksi William (stretching) didapatkan bahwa sebagian besar mengalami nyeri sedang. 2. Tingkat nyeri punggung bawah setelah melakukan latihan fleksi William (stretching) didapatkan bahwa sebagian besar mengalami nyeri ringan. Lansia nyeri sedang telah terjadi penurunan menjadi nyeri ringan, dan untuk yang mengalami nyeri berat menurun menjadi nyeri sedang. Latihan fleksi William dilakukan dengan semangat dikarenakan adanya faktor kebersamaan sehingga dalam pelaksanaannya lansia mengalami rileks dan senang. 3. Latihan fleksi William (stretching) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang Tahun 2012 hal ini dibuktikan dengan perhitungan P < 0,05 dan taraf signifikasi α = 0,05. Saran 1. Diharapkan penelitian ini dijadikan sebagai bahan untuk pengembangan pengetahuan Ilmu Keperawatan dalam pencegahan atau penatalaksanaan nyeri punggung bawah pada lansia, dengan menggunakan teknik non farmakologi berupa latihan fleksi William (stretching) melalui seminar atau pun pelatihan. 2. Diharapkan hasil penelitian ini bisa diterapkan posyandu lansia dalam meningkatkan peran serta posyandu lansia dalam pengembangan status kesehatan masyarakat. 3. Diharapkan hasil penelitian ini bisa diterapkan sebagai bahan pertimbangan bagi lansia dalam pencegahan atau penatalaksanaan nyeri punggung bawah yang dialami. 4. Diharapkan latihan fisik berupa latihan fleksi William ini dapat dijadikan acuan bagi perawat dalam ruang lingkup keperawatan khususnya penerapan peran dan fungsi perawat di masyarakat. 5. Diharapkan penelitian ini dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, dengan meneliti teknik non farmakologi yang lain yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri punggung bawah selain latihan fleksi William sehingga bisa diketahui penanggulangan nyeri selain teknik farmakologi secara menyeluruh. DAFTAR PUSTAKA 1. Alimul, A. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. 2. Anonimity. 1999. Cedera Akut. http://www.kedokteran_pacific_ internet.html. Tanggal 26 September 2007. Jam 18.24 WIB. 3. Anonimity. 2007. Lutut Kuat dan Sehat. http://www.cbn_portal.html. Tanggal 21 November 2007. Jam 18.21 WIB. 4. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 5. Ali, Zaidin. 1996. Dasar-Dasar Keperawatan Profesi. Jakarta: 6. Bouwhuizen, M. 1986. Ilmu Keperawatan. Jakarta: 7. Brunner dan Suddart. 2003. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: 8. Darmojo, R. 1999. Buku Ajar Geriatri Edisi I. Jakarta: Balai Pustaka FKUI. 9. Guyton, Arthur C and Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: 10. Harsono, DSS. 2000. Nyeri Punggung Bawah. Jakarta: 11. Hermayanti, H. 2002. Apa yang Perlu Perawat Pahami untuk Membantu Mengurangi Nyeri. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 12. Jenner, B. 1997. KeperawatanGerontik. Jakarta: 13. Long, C Barbara. 1989. KeperawatanMedikal Bedah. Jakarta: 14. Nichael, C. 2007. Beberapa Hal Penting Mengenai Peregangan. http//www.duel_online.html. Tanggal 21 November 2007. Jam 18.27 WIB. 15. Nugroho, W. 2000. KeperawatanGerontik. Jakarta: 16. Nursalam, M. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Keperawatan Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika. 17. Priharjo, Robert. 1996. Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta: 18. PSIK. 2000. Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi. Surabaya. 19. Purwanto, H. 1994. Pengantar Statistik Keperawatan. Jakarta: 20. Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian Cetakan III. Bandung: Alfabeta. 21. Soekarno. 2006. Mengapa Nyeri Pinggang Perlu Dilatih dengan Latihan Fleksi William Makalah Perkuliahan Rehabilitasi Medik di Universitas Airlangga. Surabaya: tidak dipublikasikan. 22. Sehat, B. 2001. Perawatan Nyeri. Jakarta: 23. Suhana. 1994. Keperawatan Gerontik. Jakarta: 24. Tumer, M. 1997. Manfaat Olahraga untuk Tubuh. Jakarta: 25. Taylor, C etal. 1997. Fundamental of Nursing: The Artand Science of Nursing Care. New York: Philadelpia. 26. Wolf. 2000. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: