Siti Zulaekah dan Dyah Widowati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SKRINING GIZI DI RUMAH SAKIT. Dr. Susetyowati DCN,M.Kes Universitas Gadjah Mada 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

Rumus Pearson Product Moment.(19)

BAB III METODE PENELITIAN

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract Afifah Alfyanita 1, Rose Dinda Martini 2, Husnil Kadri 3

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB I. PENDAHULUAN. yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan

Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proporsi populasi usia lanjut di Indonesia semakin bertambah seiring

ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit masih menjadi

Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

SCREENING AND ASSESSMENT OF NUTRITIONAL STATUS ON ELDERLY IN PAMPANG, MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam mempertahankan

Pengukuran Status Gizi pada Lanjut Usia

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Populasi usia lanjut (usila) meningkat cepat, baik di negara maju maupun di

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. n =

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

KORELASI ANTARA GERIATRIC NUTRITIONAL RISK INDEX DENGAN LAMA RAWAT PASIEN GERIATRI DI RUMAH SAKIT SANGLAH, DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan hubungan status gizi dengan siklus menstruasi. Penelitian. satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

HUBUNGAN KADAR ALBUMIN SERUM DENGAN STATUS NUTRISI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD DR.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia, yang kemudian disebut sebagai lansia adalah penduduk

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

HUBUNGAN RISIKO MALNUTRISI DAN KADAR ALBUMIN TERHADAP LAMA RAWAT INAP PASIEN KANKER OBSTETRI GINEKOLOGI TESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

ABSTRAK. Kata kunci: tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, indeks karies anak

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mencangkup keilmuan Biokimia, Geriatri, Neurosains.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

BAB III METODE PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MANFAAT POSYANDU LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

BAB IV METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

SPIRITUALITAS LANJUT USIA (LANSIA) DI UNIT PELAYANAN TEKNIS PANTI SOSIAL LANJUT USIA (UPT PSLU) MAGETAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB II METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI (MINI NUTRITIONAL ASSESMENT) DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN (INDEKS KATZ) PENDERITA DI DIVISI GERIATRI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG Siti Zulaekah dan Dyah Widowati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstract Scoring by MNA in geriatric patients on the first day of hospitalized can gives information about their nutritional status. It also can be used to predict the prognosis/mortality of patients. MNA is a simple and low cost scraning to predict the prognosis of complication caused by malnutrition. The aim of the research was to analyse the correlation between nutritional status by MNA and level of independence in geriatric patients at Dr. Karyadi, Semarang. The result of the research showed that from Katz index, 31,34% of participants were in B category which means that patients were independence to do 5 daily activities and 3,46% of patients were in F category which means that the patients were independence to do 1 daily activity, which is controlling defecation. This research concluded that when nutritional status are known, the independence of doing activities of daily living can be predicted. Keywords: Nutritional status, MNA, Geriatri PENDAHULUAN Usia lanjut mamiliki risiko malnutrisi yang tinggi karena terjadi penurunan asupan makanan yang disebabkan oleh perubahan fungsi usus, metabolisme yang tidak efektif, kegagalan homeostatis dan defek utilisasi nutrien. ( Thomas, 2003). Status gizi seringkali merupakan suatu hal yang ditinggalkan pada praktek klinik tetapi saat ini situasi mulai berubah karena banyak penelitian tentang kejadian malnutrisi penderita yang dirawat di rumah sakit. Begitu juga dengan penemuan malnutrisi pada penderita geriatri memberikan kesempatan yang tepat untuk melakukan intervensi terhadap status gizinya ( Stanga et al, 2000). Penelitian tentang keadaan status gizi pada penderita geriatri yang diukur dengan menggunakan Subjective Global Assesment (SGA) maupun Mini Nutritional Assesment (MNA), didapatkan hubungan antara malnutrisi dan hasil akhir dari rawat inap, misalnya penderita keluar dari rumah sakit dalam keadaan hidup atau meninggal, lamanya perawatan di rumah sakit, tingkat kemandirian penderita serta perawatan berulang di rumah sakit (Covinsky et al, 1999). Hubungan Status Gizi (Mini Nutritional Assesment Dengan.(Siti Zulaekah, dkk) 131

Kajian status gizi pada penderita geriatri merupakan tantangan karena malnutrisi sulit didefinisikan dan membutuhkan data-data yang berbeda antara subyek yang ada di masyarakat, yang tinggal di institusi seperti panti wreda dan penderita geriatri yang dirawat di rumah sakit. (Vellas, 1999). Skoring dengan MNA pada saat penderita geriatri pertama kali dirawat mencerminkan status gizinya dan dapat digunakan untuk memperkirakan hasil akhir mortalitas penderita. MNA merupakan skrining yang mudah dan murah untuk mendeteksi kecenderungan berkembangnya komplikasi yang disebabkan oleh malnutrisi (Gazzotti, 2000). Selain status gizi, penderita geriatri perlu pula dinilai tingkat kemandirian pada waktu masuk perawatan. Indeks Katz merupakan instrument yang cukup sederhana dan mudah dilaksanakan serta dapat dipakai sebagai prediktor prognosis dari berbagai macam penyakit (Ambarwati, 1999). Divisi Geriatri Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang merupakan salah satu rumah sakit yang menerapkan skoring MNA untuk menilai status gizi penderita dan mengkaji tingkat kemandiriannya dengan Indeks Katz. Semua penderita yang masuk perawatan menjalani proses tanya jawab kuesioner MNA, pemeriksaan tingkat kemandirian dengan indeks Katz, pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan lingkar betis. Dari hasil pemeriksaan bulan Juli 2008 diketahui penderita yang mengalami malnutrisi sebanyak 40,5%, risiko malnutrisi 34,3% dan status gizi baik 25,2% dengan rata-rata lama perawatan 8 hari. Sebanyak 31,7 % mempunyai indeks Katz G atau skor tingkat kemandirian 1 ( tergantung pada orang lain untuk semua jenis aktifitas). Tujuan dari penelitian ini adalah: menilai status gizi penderita di divisi geriatri Rumah sakit Dr. Kariadi Semarang dengan menggunakan Mini Nutritional Assesment, mengukur tingkat kemandirian penderita di divisi geriatri Rumah sakit Dr. Kariadi Semarang dengan menggunakan indeks Katz dan menganalisis hubungan status gizi dengan tingkat kemandirian penderita di divisi geriatri Rumah sakit Dr. Kariadi Semarang METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam expanatory research dengan pendekatan studi cross sectional. Variabel Penelitian meliputi variabel terikat adalah tingkat kemandiran, variabel bebas adalah 132 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 131-136

status gizi dan variabel control adalah umur dan tingkat stress psikologik Populasinya adalah penderita geriatri yang dirawat inap di divisi geriatri Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang pada bulan Februari 2008 sampai Juni 2008 yaitu sebesar 108 penderita. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yang ditentukan dengan kriteria inklusi sebagai berikut: penderita geriatri umur lebih dari 60 tahun, bisa melakukan komunikasi dengan baik, tidak dalam kondisi stress psikologik, bersedia diikutkan dalam penelitian (informed consent). Setelah ditetapkan dengan kriteria sampel tersebut didapatkan jumah sampel penelitian sebesar 67 penderita geriatri. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer terdiri atas karakteristik umum penderita, kajian status gizi dengan menggunakan MNA dan tingkat kemandirian penderita geriatri dengan menggunakan indesk Katz. Data sekunder meliputi catatan medis untuk mengetahui riwayat penyakit dan kondisi psikologisnya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner MNA dan indeks Katz. Alat yang digunakan adalah : timbangan injak digital kapasitas 200 kg dengan ketelitian 0,1 kg, microtoise untuk mengukur tinggi badan bagi yang bisa berdiri tegak, pita ukur atau metlin untuk mengukur panjang rentang tangan bagi yang tidak bisa berdiri tegak dan untuk mengukur lingkar betis (calf circumference) dan pita lingkar lengan atas (LLA) Analisis bivariat dilakukan secara statistik dengan menggunakan pearson product moment jika data berdistribusi normal dan menggunakan rank-sperman jika berdistribusi tidak normal. Semua analisis dilakukan dengan bantuan software SPSS 11.00 for wind. Kemaknaan diterima bila didapatkan nilai p < 0,05. HASIL PEMBAHASAN Karakteristik Umum Penderita Geriatri Penderita geriatri yang menjadi subyek penelitian terdiri dari 26 laki-laki dan 41 perempuan. Umur penderita geriatri ini berkisar antara 60-95 tahun yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Distribusi Umur Penderita Geriatri Kelompok Umur n % (tahun) 60 69 27 40,3 70 79 36 53,7 80 4 6,0 Jumlah 67 100 Dari Tabel 1 tersebut diketahui bahwa sebagian besar penderita geriatri Hubungan Status Gizi (Mini Nutritional Assesment Dengan.(Siti Zulaekah, dkk) 133

berumur 70-79 tahun sebanyak 53,7% dengan rata-rata umur 71,4 tahun. tahu keadaan gizinya sebelum dirawat di rumah sakit. Status Gizi Penderita Geriatri Status gizi penderita geriatri dikaji menggunakan skor MNA dengan kisaran skor antara 0-30. Skor 24-30 mengindikasikan status gizi baik, skor 17-23,5 risiko malnutrisi dan skor kurang dari 17 digolongkan malnutrisi. Skor terendah adalah 6 dan tertinggi 29. Distribusi status gizi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Skor MNA Status Gizi n % Malnutrisi 26 38,80 Risiko malnutrisi 33 49,25 Gizi baik 8 11,95 Jumlah 67 100 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa hanya 8 penderita (11,95%) yang berstatus gizi baik. Dari hasil skrining kajian global MNA diketahui bahwa sebagian besar penderita (80,4%) tidak Tingkat Kemandirian Tingkat kemandirian adalah aktifitas kehidupan sehari-hari dari penderita geriatri yang dinilai dengan indeks Katz saat mulai masuk ruang perawatan yang meliputi 6 aktifitas dasar yaitu bathing, dressing, toileting, transferring, continence dan feeding yang dikategorikan menjadi 7 skala (A-G). Tingkat kemadirian penderita berdasarkan indeks Katz diketahui bahwa sebanyak 31,34% berada pada skala B yang artinya mandiri untuk 5 aktifitas kehidupan sehari-hari dan 3,46% penderita yang berada pada skala F yang artinya mandiri hanya dalam 1 aktifitas kehidupan sehari-hari yaitu dapat mengontrol buang air besar sendiri. Distribusi tingkat kemandirian penderita geriatri dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Tingkat Kemandirian Berdasarkan Skala Indeks Katz Skala Indeks Katz n % A 12 17,91 B 21 31.34 C 6 8,95 D 5 7,46 E 6 8,95 F 2 3,46 G 15 22,38 Jumlah 67 100,00 134 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 131-136

Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kemandirian Hubungan antara variabel status gizi dengan tingkat kemandirian diuji dengan menggunakan uji korelasi product moment dan didapatkan nilai p = 0,006 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel penelitian, sehingga jika diketahui status gizinya maka dapat diprediksikan tingkat kemandirian pada aktifitas kehidupan sehari-hari penderita. Hal ini sesuai dengan penelitian Gazzotti (2000), yang meneliti penggunaan klinis skor MNA pada 175 penderita geriatri dan didapatkan skor MNA berlawanan dengan skala indeks Katz baik saat masuk rumah sakit, selama perawatan maupun waktu keluar dari rumah sakit dengan nilai p = 0,001. Penelitian Marie-Claire VN pada 1319 penderita geriatri ternyata menemukan hasil yang sama bahwa status gizi dengan menggunakan skor MNA dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemandirian penderita dengan nilai p = 0,0002 dan dapat memprediksi lamanya waktu perawatan. Sebanyak 54,2% penderita yang mengalami malnutrisi dan risiko malnutrisi mempunyai tingkat kemandirian rendah yang dilihat dari indekz Katz pada skala D-G. Hasil penelitian Covinsky et al, (1999) menjelaskan adanya hubungan antara kajian klinis status gizi dengan tingkat kemandirian dari 219 penderita yang di rawat di rumah sakit dengan nilai p = 0,03 dan ditemukan juga bahwa skor MNA dapat digunakan untuk memprediksi angka mortalitas. Penderita geriatri yang mempunyai skor MNA kurang dari 17 (malnutrisi) mempunyai angka mortalitas yang tinggi dibandingkan yang mempunyai status gizi baik. Penilaian status gizi dengan menggunakan skala MNA untuk penderita geriatri merupakan cara yang dianjurkan di rumah sakit karena merupakan skrining yang mudah, murah dan dapat digunakan untuk mendeteksi kecenderungan berkembangnya komplikasi yang disebabkan karena malnutrisi, dapat memprediksi outcome mortalitas penderita dan outcome penting dari rawat inap seperti penderita keluar dari rumah sakit dalam keadaan hidup atau meninggal, lamanya perawatan di rumah sakit serta perawatan berulang di rumah sakit. Hubungan Status Gizi (Mini Nutritional Assesment Dengan.(Siti Zulaekah, dkk) 135

KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa : 1. Terdapat 11,95 % penderita geriatri yang mempunyai status gizi baik, 2. Terdapat 17,91 % penderita geriatri yang mandiri atau tidak bergantung orang lain dalam menjalankan aktifitas kehidupan sehari-hari, 3. Terdapat hubungan antara status gizi dengan tingkat kemandirian penderita geriatri dengan nilai p = 0,006. SARAN Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan besar sampel lebih banyak untuk mengetahui perbaikan status gizi dan tingkat kemandirian sebelum, selama dan setelah dirawat di rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, E. 1999. Rehabilitasi medik pada lanjut usia. Buku Ajar Geriatri. h.509-19. Badan Penerbit FK UI: Jakarta: Covinsky KE, martin GE, Beyth RJ. 1999. The Relationship between clinical assessments of nutritional status and advers outcomes in older hospitalized medical patients. J Am Geriatr Soc.; 47 (5).p.532-8 Gazotti C. 2000. Clinical usefulness of the mini nutritional assessment scale in geriatric medicine. J Nutr Health aging,; 4(3):176-81 Stanga Z, Allison S. 2000. Nutrition in the elderly. In: Sobotka L, Allison SP, et al. Ed. Basic in clinical nutrition. Galen: Prague Thomas AJ. 2003. Nutrition. In: Tallis RC, Fillit HM. Ed. Brocklehurst s textbook of geriatric medicine and gerontology 6 th edition. Churchill Livingstone: London Vellas B. 1999. The Mini Nutritional Assessment (MNA) and its use in grading the nutritional state of elderly patients. Nutrition,15(2):116-22 136 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 131-136