FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 43 Tahun 2012 Tentang PENYALAHGUNAAN FORMALIN DAN BAHAN BERBAHAYA LAINNYA DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN IKAN

dokumen-dokumen yang mirip
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 09 Tahun 2014 Tentang JUAL BELI TANAH UNTUK KUBURAN DAN BISNIS LAHAN KUBURAN MEWAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET

PENGGUNAAN BULU, RAMBUT DAN TANDUK DARI HEWAN HALAL YANG TIDAK DISEMBELIH SECARA SYAR I UNTUK BAHAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2010 Tentang AIR DAUR ULANG

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 23 Tahun 2012 Tentang MENYEMIR RAMBUT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 41 Tahun 2011 Tentang PENYEMBELIHAN HEWAN DAM ATAS HAJI TAMATTU DI LUAR TANAH HARAM

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

HASIL IJTIMA ULAMA IV MASAIL FIQHIYYAH MU ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) KOMISI B-2

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 10 Tahun 2011 Tentang CARA PENSUCIAN EKSTRAK RAGI (YEAST EXTRACT) DARI SISA PENGOLAHAH BIR (BREWER YEAST)

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

Konversi Akad Murabahah

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 25 Tahun 2012 Tentang HUKUM MENGONSUMSI BEKICOT

PENGGUNAAN PLASENTA HEWAN HALAL UNTUK BAHAN OBAT

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

Sekretariat : Jl. Dempo No. 19 Pegangsaan - Jakarta Pusat Telp. (021) Fax: (021)

Pedoman Umum Asuransi Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang di antaranya adalah perkok, maka

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, 2007), hlm Abdul Rohman dan Sumantri, Analisis Makanan, (Yogyakarta:

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

PEDOMAN PENGGALIAN DANA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS OLAHRAGA NASIONAL

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

) **+*&,'**- *** *.'/ %$!. 01&2*3+*&41&**5$ (+2 Hai orang-orang yang beriman tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yan

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang AKAD JU ALAH

Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kep

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 9 Tahun 2011 Tentang PENSUCIAN ALAT PRODUKSI YANG TERKENA NAJIS MUTAWASSITHAH (NAJIS SEDANG) DENGAN SELAIN AIR

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Sahih Sunan Ibnu Majah, Vol, 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), h

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Pendidikan Agama Islam

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

MAKANAN HALAL THAYYIBAN

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tubuh dari penyakit (Notoatmodjo, 2003). Sebagai penduduk. untuk makan makanan yang halal dan thayyiban.

Menjadi Hakim Zhalim ????????????:

Suap Mengundang Laknat

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

{mosimage} Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

QutorialPendidikanAgamaIslamiop asdfnurhdayatghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg Teknologi Pertanian dalam Perspektif Islam

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

HADITS KEduapuluh tujuh Arti Hadits / :

banyak-banyak agar kamu beruntung.

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

Transkripsi:

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 43 Tahun 2012 Tentang PENYALAHGUNAAN FORMALIN DAN BAHAN BERBAHAYA LAINNYA DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN IKAN (MUI), setelah : MENIMBANG MENGINGAT : a. bahwa dalam Islam, salah satu tujuan pokok dari syari at adalah menjaga jiwa (hifz al-nafs), maka Islam menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan mencegah setiap penggunaan bahan yang membahayakan; b. bahwa salah satu jenis konsumsi makanan sehat adalah makan ikan, yang terbukti sangat bermanfaat untuk kesehatan dan ketersediaannya sangat banyak sehingga perlu ada dorongan peningkatan konsumsi ikan yang sehat; c. bahwa dalam penanganan dan pengolahan ikan, seringkali terjadi penyalahgunaan formalin dan zat berbahaya untuk kepentingan pengawetan ikan, sehingga menyebabkan keresahan di tingkat masyarakat; d. bahwa terhadap fakta tersebut, muncul pertanyaan dari masyarakat mengenai hukum penggunaan formalin dalam produk perikanan; e. bahwa oleh karena itu dipandang perlu menetapkan fatwa tentang penggunaan formalin dan zat berbahaya lainnya untuk pengawet ikan guna dijadikan pedoman. : 1. Firman Allah SWT: a. Firman Allah yang menjelaskan tentang hasil laut, antara lain : Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan) (QS. An-Nahl : 14). Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal dari) laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan (QS. Al-Maidah : 96). b. Firman Allah yang memerintahkan makan makanan yang halal dan sehat, antara lain:

Pengolahan Ikan 2 Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168) Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah Allah berikan kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-nya menyembah (QS. An-Nahl [16]: 114) Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-nya kamu menyembah (QS. Al-Baqarah [2]:172). Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu (QS. Al-Baqarah [2]:57) Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-nya. (QS. Al-Maidah [5] : 88) c. Firman Allah yang melarang menjerumuskan diri dalam kebinasaan, antara lain:...dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah: 195) d. Firman Allah yang menjelaskan tentang keharaman barang-barang yang buruk, antara lain: Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk (QS. Al-A raaf : 157). e. Firman Allah yang menegaskan larangan menyakiti orang lain, antara lain:

Pengolahan Ikan 3 Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu min dan mu minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata (QS. Al-Ahzab : 58). f. Firman Allah yang menegaskan larangan memakan harta dengan cara yang bathil serta larangan membinasakan diri (dengan perbuatan salah oleh diri sendiri), antara lain: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa [4]: 29) 2. Hadis Rasulullah SAW, antara lain: a. Hadis yang menerangkan tentang kehalalan binatang laut termasuk ikan; antara lain: Dari Abi Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda mengenai air laut: ia suci airnya halal bangkai (hewan)nya (HR al-arba ah dan Ibn Abi Syaibah, dishahihkan oleh Imam Ibn Khuzaimah dan al-turmudzi) Dari hadis ini dipahami bahwa pada prinsipnya, seluruh binatang air, baik tawar maupun asin adalah halal dikonsumsi. b. Hadis yang menerangkan tanda orang muslim adalah yang memberi rasa aman bagi orang lain; antara lain: Dari Abdillah ibn Umar ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Seorang muslim adalah orang yang menyelamatkan muslim yang lain dari lisan dan tanganya. Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala yang dilarang Allah SWT. (HR. Al- Bukhari dan Muslim) Dari hadis di atas dipahami bahwa dalam hal pangan dan produk perikanan, produsen yang baik adalah yang memberi rasa aman dari hasil produksinya kepada konsumen. c. Hadis yang menerangkan larangan berbuat kezaliman dan hal yang membahayakan orang lain, antara lain:

Pengolahan Ikan 4 Dari Jabir ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Takutlah kalian semua terhadap kezaliman, karena sesunggunya zalim adalah kegelapan dihari kiamat (nanti). (HR. Muslim) Dari Abi Sa id al-khudri ra bahwa rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak boleh membahayakan orang lain dan tidak boleh (pula) membalas bahaya (kerugian yang ditimbulkan oleh orang lain) dengan bahaya (perbuatan yang merugikannya). (HR Imam Ibn Majah, ad-daruquthni dan lainnya) Dari keduanya dipahami bahwa pemberian bahan berbahaya pada produk perikanan adalah terlarang. d. Hadis yang menerangkan larangan tipu daya, antara lain: Dari Abi Hurairah ra bahwa nabi saw berjalan melewati tumpukan makanan lantas beliau memasukkan jarinya ke dalam tumpukan makanan tersebut dan menemukan basah di dalamnya kemudia beliau bersabda: Apa (basah-basah) ini? Penjual berkata: Ini terkena hujan Baginda rasul, beliau bersabda: Mengapa tidak engkau taruh di bagian atas sehingga dapat diketahui orang (calon pembeli)? Barangsiapa yang menipu maka dia tidak termasuk kelompok-ku (HR. Muslim) Dari hadis ini dapat dipahami bahwa pemanfaatan barang pengawet pada produk perikanan yang menyebabkan seolah-olah masih segar termasuk tipuan yang terlarang. 3. Ijma Ulama mengenai haramnya penipuan dalam jual beli. 4. Qaidah fiqhiyyah : Bahaya itu harus dihilangkan Segala mudharat (bahaya) harus dihindarkan sedapat mungkin. Bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan mendatangkan bahaya yang lain

Pengolahan Ikan 5 Menghindarkan mafsadat didahulukan atas mendatangkan maslahat. Dharar yang bersifat khusus harus ditanggung untuk menghindarkan dharar yang bersifat umum (lebih luas). "Apabila terdapat dua kerusakan atau bahaya yang saling bertentangan, maka kerusakan atau bahaya yang lebih besar dihindari dengan jalan melakukan perbuatan yang resiko bahayanya lebih kecil." Segala jalan yang menuju kepada sesuatu yang haram, maka hukumnya haram. Kebijakan imam (pemerintah) terhadap rakyatnya didasarkan pada kemaslahatan. MEMPERHATIKAN : 1. Pendapat Abul Hasan Ali bin Muhammad al-mawardi dalam kitab al-hawi al-kabir XV/395 :... Tumbuhan ada empat kategori... kedua: tumbuhan tersebut dijadikan obat. Dalam hal ini dibolehkan mengonsumsinya untuk kepentingan pengobatan. Namun konsumsi untuk kepentingan di luar pengobatan dipilah, jika membahayakan maka dilarang memakannya dan jika tidak membahayakan maka dibolehkan. 2. Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia IV Tahun 2012 di PP Cipasung, Singaparna, Jawa Barat tentang Formalin, Boraks dan Bahan Kimia. 3. Hasil Kunjungan Tim Komisi Fatwa MUI ke beberapa tempat pengolahan ikan, yang menyaksikan pengolahan ikan dengan indikasi pemanfaatan bahan-bahan berbahaya untuk kepentingan pengawetannya; 4. Hasil Lokakarya dan Focus Group Discussion tentang pengolahan produk perikanan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tanggal 8 Maret 2012 yang menghadirkan pelaku usaha perikanan, yang secara umum memberikan penjelasan mengenai kendala pengolahan produk perikanan, praktek penyalahgunaan bahanbahan berbahaya untuk produk perikanan serta beberapa alternatif penggantinya; 5. Presentasi makalah mengenai penyalahgunaan formalin dan bahan berbahaya untuk produk pangan dalam kajian fikih; yang ditulis oleh Dr. KH Munif Suratmaputra dengan judul Formalin, Boraks Dan Rhodamin B Untuk Bahan Pengawet Makanan Dalam Kajian Fikih pada Rapat Komisi Fatwa Tanggal 5 Juni 2012 serta oleh

Pengolahan Ikan 6 Dra. Hj. Mursyidah Taher, MA yang berjudul Formalin, Boraks Dan Bahan Kimia Berbahaya Sebagai Pengawet Makanan Dan Minuman Dalam Kajian Fiqih ; yang secara umum menjelaskan keharaman mempergunakan zat-zat berbahaya bagi kesehatan dan jiwa manusia untuk pengawet atau pewarna makanan, termasuk produk perikanan. 6. Penelitian yang dilakukan oleh ahli terpercaya menyatakan bahwa formalin bisa menyebabkan bahaya, antara lain dengan penggunaan pada waktu yang lama dan terus menerus akan menyebabkan terjadinya kanker (bersifat karsinogenik); 7. Penjelasan Prof. Dr. Endang Sri Heruwati Peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kelautan dan Perikanan, serta Dr. Wini Trilaksani, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dalam sidang Pleno Komisi Fatwa pada 18 Oktober yang secara umum antara lain menyatakan; (i) ada kegunaan formalin untuk kepentingan non-pangan; (ii) ada bahaya formalin bagi tubuh jika dikonsumsi, baik jangka pendek maupun jangka panjang; dan (iii) ada ketentuan peraturan perundang-undangan yang menyebutkan formalin merupakan bahan yang dilarang digunakan dalam bahan makanan. 8. UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, khususnya Pasal 21 yang menyatakan Setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan ; 9. Undang-undang No.31/2004 sebagaimana telah diubah dengan UU No.45/2009 tentang Perikanan, khususnya Pasal 23 yang menyatakan Setiap orang dilarang menggunakan bahan baku, bahan tambahan makanan, bahan penolong yang membahayakan kesehatan manusia. 10. Pendapat, saran, dan masukan yang berkembang dalam Sidang Komisi Fatwa pada Rapat-Rapat Komisi Fatwa pada tanggal 19 Juli 2012, 10 Agustus 2012 dan yang terakhir pada Rapat Pleno tanggal 18 Oktober 2012. Dengan bertawakkal kepada Allah SWT MENETAPKAN Pertama MEMUTUSKAN : FATWA TENTANG PENYALAHGUNAAN FORMALIN DAN BAHAN BERBAHAYA LAINNYA DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN IKAN : Ketentuan Umum Di dalam fatwa ini yang dimaksud dengan : 1. Formalin adalah senyawa Formaldehyde (HCHO), sering disebut formic aldehyde atau methyl aldehyde, yang sebenarnya merupakan gas, tetapi umumnya diperdagangkan dan digunakan dalam bentuk larutan, tidak berwarna dan berbau tajam yang disebut larutan formalin, dengan konsentrasi maksimum 40%, dan seringkali mengandung metanol sebagai penstabil. 2. Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang sebenarnya tidak diperuntukan untuk makanan dan minuman (non-food grade) dan jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat membahayakan kesehatan.

Pengolahan Ikan 7 Kedua : Ketentuan Hukum 1. Pada dasarnya, ikan hukumnya halal. Hanya saja, penanganan dan pengolahan ikan wajib memperhatikan aspek keamanan dan standar kesehatan bagi manusia (thayyib). 2. Penggunaan formalin dan bahan bahaya lainnya dalam penanganan dan pengolahan ikan yang membahayakan kesehatan dan jiwa hukumnya haram. 3. Memproduksi dan memperdagangkan ikan dan produk perikanan yang menggunakan formalin dan bahan berbahaya lainnya yang membahayakan kesehatan dan jiwa hukumnya haram. 4. Ketentuan hukum sebagaimana angka 2 dan 3 ini juga berlaku bagi produk pangan lainnya. Ketiga : Rekomendasi a. Pemerintah : 1. Menyediakan sarana dan prasarana pengganti dari bahan-bahan kimia berbahaya untuk produk perikanan, seperti pembangunan pabrik es yang bersubsidi agar terjangkau oleh pedagang dan nelayan ekonomi lemah. 2. Memberikan penyuluhan dan edukasi kepada pelaku usaha dan masyarakat mengenai larangan dan bahaya penggunaan formalin dan bahan berbahaya pada hasil perikanan; 3. Melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha mengenai penerapan standar sanitasi, keamanan pangan dan sistem jaminan mutu dalam setiap tahapan proses produksi hasil perikanan; 4. Melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pengawasan kepada pelaku usaha dalam penerapan standar sanitasi, keamanan pangan dan sistem jaminan mutu; 5. Mengatur tata niaga formalin untuk tidak dijual secara bebas, dan mengawasi peredarannya agar tidak disalahgunakan. 6. Mencegah terjadinya penyalahgunaan formalin dan zat berbahaya lainnya untuk pengawet ikan yang membahayakan konsumen. 7. Senantiasa mengedukasi masyarakat untuk mendorong gerakan makan ikan secara sehat, dengan menjamin ketersediaan ikan segar yang sehat, bebas dari formalin dan zat berbahaya lainnya, serta mengedukasi untuk tidak menyalahgunakan formalin dan zat berbahaya lainnya untuk ikan. 8. Mengawasi mutu ikan dan hasil perikanan yang beredar di masyarakat 9. Mendorong upaya-upaya penelitian dan pengembangan bahanbahan alami dan aman bagi kesehatan manusia sebagai alternatif mengurangi penyalahgunaan formalin dan bahan-bahan berbahaya lainnya pada hasil perikanan; 10. Menegakkan hukum dan peraturan-perundangan secara konsisten. Pelaku Usaha 1. Memproduksi ikan dan hasil perikanan yang bermutu dan aman pangan bagi masyarakat serta menjamin proses produksi yang bebas formalin dan zat berbahaya lainnya.;

Pengolahan Ikan 8 2. Menerapkan standar sanitasi, keamanan pangan dan sistem jaminan mutu dalam setiap tahapan proses produksi hasil perikanan; 3. Menggunakan bahan tambahan pangan yang diizinkan dalam pengolahan ikan dan tidak menggunakan bahan tambahan yang terlarang sebagai bahan tambahan pangan; 4. Tidak menjual ikan dan hasil perikanan yang mengandung formalin dan bahan-bahan berbahaya lainnya Masyarakat : 1. Berpartisipasi dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan formalin dan zat berbahaya lainnya dalam produk perikanan, 2. Memilih dan membeli ikan dan hasil perikanan yang tidak mengandung formalin dan bahan-bahan berbahaya; 3. Mengawasi peredaran ikan dan hasil perikanan di lingkungan sekitar; 4. Menggunakan bahan tambahan pangan yang diizinkan dan tidak menggunakan bahan tambahan yang terlarang sebagai bahan tambahan pangan Keempat : Ketentuan Penutup 1. Fatwa ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata dibutuhkan perbaikan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya. 2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini. Ditetapkan di Pada tanggal : Jakarta : 2 Dzulqa idah 1433 H 18 Oktober 2012 M Ketua MAJELIS ULAMA INDONESIA KOMISI FATWA Sekretaris PROF. DR. H. HASANUDDIN AF, MA DR. HM. ASRORUN NI AM SHOLEH, MA