HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

PENGARUH KURS DOLLAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI. (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI) Disusun Oleh :

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Kausalitas Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi. di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan. semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BI Rate KMK KK KI. Tahun BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

PROPOSAL. KAUSALITAS ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK UMUM TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR di INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

Transkripsi:

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN 1987-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Surakarta Oleh : HENI SETYORINI B 300 040 024 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara pada hakekatnya adalah merupakan tuntutan ilmiyah setiap manusia, karena setiap manusia memiliki hak dan keinginan untuk bersosialisasi dan berasimilasi dengan orang lain, atau pengertian ini dapat diperluas menjadi bangsa dan negara. Pada masa sekarang, globalisasi sudah menjadi keharusan, guna menjalin perdagangan dan hubungan ekonomi lainnya antar negara. Hal ini dikarenakan di satu sisi terdapat kelangkaan sumber daya, produksi barang dan jasa ataupun modal di suatu negara sedang di sisi lain terdapatnya surplus di negara lain, sehingga dibutuhkan pertukaran/perdagangan untuk saling memenuhi kebutuhan setiap negara. Kemajuan teknologi dan informasi yang demikian pesat, berdampak pula terhadap hubungan perekonomian antar negara, baik sektor riil maupun moneter. Khususnya di sektor moneter, berdampak iklim ekonomi internasional menjurus terjadinya suatu integrasi pasar keuangan suatu negara saling terkait dengan situasi pasar internasional. Hal ini membawa implikasi yang sangat penting dan kompleks bagi kebijakan perekonomian suatu negara khususnya di sektor moneter. Dalam era 60-an pembahasan kebijakan moneter untuk mengantisipasi situasi ini sudah demikian rumitnya.(friedman, 1968) Demikian pula yang terjadi di Indonesia, situasi iklim moneter internasional mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Sehingga 1

2 sehingga kebijakan pengendalian nilai uang tidak bisa hanya dilakukan secara parsial, tetapi harus dilakukan secara bersama. Sebagai contoh kebijakan inflasi, tingkat bunga dan kurs yang selama ini dilakukan secara terpisah, tetapi dengan adanya krisis moneter yang melanda negeri pertengahan tahun 1997, kebijakan moneter yang dilakukan secara parsial tidak membawa hasil yang memuaskan. Bahkan bank Indonesia yang bertugas membuat kebijakan tersebut nampak kehilangan kepercayaan untuk mengatasinya.(boediono, 1998) Krisis moneter di Indonesia ditandai adanya fenomena jatuhnya kurs rupiah yang di mulai akhir bulan Agustus 1997, kemudian di ikuti juga dengan membumbung tingginya suku bunga dalam negeri yang berakibat merontokan perekonomian negeri ini. Perbedaan nilai tukar mata uang suatu Negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh pemintaan dan penawaran mata uang tersebut. Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian yang terbuka, mengingat pengaruh yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel ekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tresebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Levi, 1996:129). Perkembangan nilai tukar rupiah selama tahun 2001 masih mengalami tekanan depresiasi. Melemahnya nilai tukar tersebut turut memberikan tekanan terhadap tinnginya inflasi di tahun 2001 nilai tukar rupiah yang melemah telah memberikan dampak pass trough pada inflasi

3 barang jadi, barang setengah jadi dan barang baku impor, maupun secara tidak langsung melalui permintaan agregat. Kuatnya pengaruh depresiasi nilai tukar rupiah tercermin dari perkembangan inflasi yang bergerak seiring melemahnya nilai tukar. (Bank Indonesia, 2001:8) Pergerakan nilai dolar AS menjadi determinan utama nilai Rupiah. Melalui mekanisme transmisi ini, inflasi serta suku bunga domestik juga turun ketingkat rendah dalam sejarah. Sebaliknya, dengan menguatnya dolar AS belakangan ini, nilai Rupiah merosot dan berpotensi mendongkrak inflasi. Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif ini mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memegang uang, selain faktorfaktor yang lain seperti tingkat suku bunga dan inflasi. Kondisi ini didukung oleh laju inflasi yang meningkat tajam dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. Permintaan uang merupakan permintaan atas saldo kas riil dari masyarakat. Pendekatan yang dapat digunakan untuk melihat perilaku permintaan uang adalah perkembangan dari uang kartal dan uang giral (M1). Pada tahun 1998 M1 atau sering disebut dengan uang dalam arti sempit mengalami peningkatan yang sangat tajam sekitar 26,17 % dari tahun sebelumnya, sebagai akibat naiknya nilai tukar rupiah(bank Indonesia, 1998).

4 Tabel 1.1 Perkembangan Kurs Terhadap Dollar AS Selama Dua Tahun Tahun Bulan Kurs Tahun Bulan Kurs 2000 Januari 7.425,- 2001 Januari 9.450,- Februari 7.505,- Februari 9.835,- Maret 7.509,- Maret 10.400,- April 7.945,- April 11.675,- Mei 8.620,- Mei 11.058,- Juni 8.735,- Juni 11.440,- Juli 9.003,- Juli 9.525,- Agustus 8.290,- Agustus 8.865,- September 8.780,- September 9.675,- Oktober 9.395,- Oktober 10.435,- November 9.530,- November 10.530,- Desember 9.595,- Desember 10.400,- Sumber: Bank Indonesia Perkembangan kurs rupiah terhadap dollar pada tahun 2000 bulan Januari memiliki nilai tukar sebesar Rp 7.425,-/$ kemudian naik dari bulan Februari sampai bulan Juli nilai tukar mengalami kenaikan sebesar Rp 9.003,-/$ kemudian pada bulan Agustus menurun menjadi Rp 8.290,-/$ kemudian bulan September naik kembali mencapai angka Rp 8.780,-/$ dari bulan Oktober sampai bulan Juni 2001 mengalami kenaikkan kembali dari angka Rp 9.395,-/$ menjadi Rp 11.440,-/$. Dari bulan Juli 2001 sampai Agustus 2001 mengalami penurunan menjadi angka Rp 8.865,-/$. Kemudian bulan September 2001 sampai bulan November 2001 meningkat dari Rp 9.675,-/$ di bulan Desember kembali turun menjadi Rp10.400,-/$. Dampak dari naik turunnya nilai kurs rupiah terhadap dollar di sebabkan oleh krisis moneter yang melanda negara Indonesia. Tingkat bunga adalah salah satu indikator ekonomi yang juga mempengaruhi tingkat inflasi suatu negara, seperti seperti keadaan sekarang yang terjadi di negara Indonesia. Bank Indonesia melalui berbagai instrumens moneter misalnya, dengan menaikan suku bunga SBI,

5 tentu akan berusaha maksimal menekan inflasi. Jika Bank Sentral kembali melakukan kontraksi, mau tidak mau suku bunga SBI harus dinaikkan. Jika mempertekankan tingkat suku bunga SBI harus ditambah 1,5% diatas angka inflasi untuk mempertahankan tingkat suku bunga riil. Demikian pula melalui sektor moneter. BI bahkan harus melakukan kontraksi guna melakukan amukan angka inflasi. (Muhhamad dalam lila, 2006) Hubungan antara suku bunga dengan nilai tukar dalam perekonomian terbuka dimana arus lalu lintas modal secara bebas menjelaskan bahwa dengan adanya peningkatan suku bunga akan memperkuat nilai tukar yang disebabkan meningkatnya arus modal dari luar negeri. (Arifin, 1998:8) Tingkat suku bunga yang tinggi akan menyerap jumlah uang beredar di masyarakat. Jika tingkat suku bunga dinaikan maka, jumlah uang beredar berkurang karena orang lebih senang menabung dari pada memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif. Sebaliknya jika tingkat suku bunga terlalu rendah maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah karena orang lebih suka memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif dari pada menabung. Dalam hal ini tingkat suku bunga merupakan instrument konvensional untuk mengendalikan inflasi. (Khalawati, 2000:144).

6 Tabel 1.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI Selama Dua Tahun Tahun Bulan Rate Tahun Bulan Rate 2000 Januari 11,48 2001 Januari 14,74 Februari 11,13 Februari 14,79 Maret 11,03 Maret 15,58 April 11,00 April 16,09 Mei 11,08 Mei 16,33 Juni 11,74 Juni 16,65 Juli 13,53 Juli 17,17 Agustus 13,53 Agustus 16,67 September 13,62 September 17,57 Oktober 13,74 Oktober 17,58 November 14,15 November 17,60 Desember 14,53 Desember Sumber: Bank Indonesia 17,62 Perkembangan tingkat suku bunga SBI pada tahun 2000 bulan Januari memiliki nilai sebesar 11,48% kemudian pada bulan Februari sampai bulan Mei tingkat suku bunga menurun sampai 11,08%. Dari bulan Juni 2000 sampai Juli 2001 mengalami peningkatan hingga 17,17%. Kemudian di bulan Agustus 2001 menurun sampai 16,67%. Pada bulan September sampai Desember 2001 meningkat kembali hingga 17,62%. Dampak kenaikan tingkat suku bunga tersebut dikarenakan tingginya inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang tinggi. Berdasarkan paparan diatas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA PADA TAHUN 1987-2006.

7 B. PERUMUSAN MASALAH Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang diteliti adalah : 1. Apakah terdapat hubungan kausalitas satu arah antara tingkat bunga terhadap kurs rupiah. 2. Apakah terdapat hubungan kausalitas satu arah antara kurs terhadap tingkat bunga. 3. Apakah terdapat hubungan kausalitas dua arah antara kurs terhadap tingkat bunga, atau sebaliknya. 4. Apakah kedua variable kurs dan tingkat bunga tersebut tidak terdapat hubungan kausalitas. C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini bermaksud Untuk menganalisa pola hubungan antara kurs rupiah terhadap dollar dengan tingkat bunga SBI atau sebaliknya. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah terutama dalam menentukan kebijakan moneter. 2. Menambah bahan informasi penelitian lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

8 E. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Bank Indonesia, yaitu tingkat bunga dan kurs rupiah terhadap dollar AS dari tahun1997 2006. 2. Alat dan Model Analisis Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan model Granger dengan formulasi sebagai berikut: n a TBt = i= 1 i TBt-i + n j= b 1 jkt-i +µt....( I ) n c Kt = i= 1 i Kt-i + n j= d 1 jtbt-i +µt....( II ) Keterangan: TB K : Tingkat Bunga SBI : Kurs rupiah terhadap dollar Amerika i-1,=j-1=n : Jumlah kelambanan µt : Variabel trend a, b, c, d : Koefisien variabel F. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan skripsi ini tersusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

9 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dikemukakan landasan teori yang digunakan sebagai bahan pendukung dan mendasari penelitian dan hipotesis penelitian. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini memuat kerangka penelitian, metode penelitian, sumber data, dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berisi mengenai gambaran umum penelitian, deskripsi penelitian serta hasil estimasi data. BAB V PENUTUP Berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saransaran yang dianjurkan.