ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBINAAN ATLET TENIS MEJA. A.M. Bandi Utama, M,Pd. FIK UNY

dokumen-dokumen yang mirip
ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

PERANAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI ATLET

KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

Membangun Kedisiplinan Melalui Aktivitas Berlatih Di Klub Pembinaan Olahraga Prestasi. Oleh: Danang Wicaksono

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

Dampak Kecemasan pada Atlet Bola Basket Sebelum Memulai Pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS KETERAMPILAN DASAR SENAM SENAM SILABUS MATA KULIAH

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

C. Uraian Materi 1) Motivasi

ISU OLAHRAGA YANG LAYAK ANGKAT UNTUK KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN IPTEKS TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA. Indah Verawati

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. travel kota bengkulu, dapat disajikan seperti pada Tabel 4 berikut ini:

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB II KAJIAN TEORETIS

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PSIKOLOGI DALAM PELATIHAN SEPAKBOLA. KOMARUDIN,M.Pd.

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mendaki gunung adalah suatu kegiatan berpetualang di alam terbuka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Andri Setiadi, 2013

PENERAPAN MODIFIKASI PERILAKU. Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

GEJALA KONASI--MOTIVASI. PERTEMUAN KE 10

MENTAL TRAINING UNTUK PELARI

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Kesiapan Menghadapi Pertandingan Nasional Pada Atlet Kabupaten

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

ASPEK PSIKOLOGI DALAM OLAHRAGA SENAM. Oleh Helmy Firmansyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Stadion Si-jalak Harupat merupakan stadion kebanggaan masyarakat kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

Ketegaran Mental (Mental Toughness) Oleh: Agus Supriyanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. dua bagian yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI ATLET DAN NON ATLET TERHADAP KECEPATAN REAKSI PADA KELOMPOK LATIHAN SILAT MERPATI PUTIH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KECEMASAN DALAM OLAHRAGA. Nur Azis Rohmansyah. PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI

memilih alat-alat peraga yang cocok.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

Transkripsi:

1 ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBINAAN ATLET TENIS MEJA A.M. Bandi Utama, M,Pd. FIK UNY Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai aspek psikologi yang diperlukan dalam pembinaan atlet tennis meja secara umum. Keberhasilan atlet tennis meja dalam berprestasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri atlet maupun dari luar yang meliputi: fisik, psikis, teknik, latihan, sarana dan prasarana, lingkungan, pelatih. Keseluruhan faktor tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi dalam diri atlet untuk menampilkan prestasi secara optimal. Kekurangan salah satu faktor saja akan berpengaruh langsung terhadap prestasi yang ditampilkan. Faktor psikis merupakan salah satufaktor yang dominant dalam penampilan atlet untuk dapat berprestasi optimal. Unsur unsur faktor psikis antara lain : kecerdasan, motivasi, bakat, kemauan, perhatian, kecemasan, emosi, agresivitas, keberanian, rasa percaya diri, dan daya juang. Semua unsure pskis ini perlu memperoleh tempat dalam proses latihan agar atlet mampu meningkatkan, mempertahankan, dan mengendalikan faktor psikis tersebut, sehingga akan berpengaruh langsung dalam penampilannya secara optimal. Kemampuan atlet untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengendalikan unsur- unsur psikis tersebut sebagai kunci pokok dalam meraih prestasi. Motivasi, kecerdasan dan kecemasan merupakan unsur psikis yang dominan dalam permainnan tennis meja. Kata kunci: aspek psikis, atlet tennis meja PENDAHULUAN Keberhasilan atlet dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling mendukung antara faktor yang satu dengan lainnya. Faktor tersebut berasal dari dalam maupun dari luar atlet itu sendiri yang meliputi faktor fisik, psikis, teknik, taktik, pelatih, sarana dan prasarana latihan, latihan, sosial, dan sebagainya. Menurut Alderman dalam Sudibyo Seyobroto (1993:16) menyatakan bahwa penampilan atlet dapat ditinjau dari empat dimensi yaitu :1). Dimensi kesegaran jasmani meliputi antara lain daya tahan, daya ledak, kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, reaksi, keseimbangan, ketepatan, dan sebagainya. 2). Dimensi keterampilan meliputi antara

2 lain: kinestetika, kecakapan berolahraga tertentu, koordinasi gerak, dan sebagainya. 3). Dimensi bakat pembawaan fisik meliputi antara lain: keaadan fisik, tinggi badan, berat badan, bentuk badan, dan sebagainya. 4). Dimensi psikologik meliputi: motivasi, percaya diri, agresivitas, disiplin, kecemasan, intelegensi, keberanian, bakat, kecerdasan, emosi, perhatian, kemauan, dan sebagainya. Sedang Singer dalam Singgih D Gunarsa (1989:291) menyatakan bahwa olahraga adalah kegiatan yang meliputi aspek pisik, teknik dan, psikis. Prestasi puncak olahraga merupakan aktualisasi dari ketiga aspek tersebut. Aspek fisik adalah keadaan atlet yang berhubungan dengan struktur morfologis dan antropometrik yang diaktualisasikan dalam prestasi, aspek teknik adalah potensi yang dimiliki atlet dan dapat berkembang secara optimal untuk menghasilkan prestasi tertentu, sedang aspek psikis berhubungan dengan struktur dan fungsi aspek psikis baik karakterologis maupun kognitif yang menunjang aktualisasi potensi dan dilihat pada prestasi yang dicapai. PEMBAHASAN Aspek psikis merupakan bagian dari pembinaan atlet untuk meraih prestasi tinggi sehingga perlu adanya kajian khusus mengenai hal tersebut yaitu psikologi olahraga. Psikologi olahraga merupakan bagian dari psikologi umum yang membantu mencetak atlet dari pemula menjadi juara atau memperlihatkan prestasinya, dan membantu atlet berbakat untuk mampu mengaktualisasikan bakatnya dalam prestasi puncak. Psikologi Olahraga diartikan Psikologi yang diterapkan dalam bidang olahraga meliputi baik langsung terhadap atlet sebagai pribadi atau dalam tim maupun faktor- faktor di luar atlet yang berpengaruh terhadap kepribadian dan penampilan atlet (Singgih D Gunarsa). Kajian Psikologi Olahraga meliputi: 1) Psikologi

3 Perkembangan, 2). Psikologi Belajar, 3), Psikologi Kepribadian, 4). Psikologi Sosial, 5).Psikometri Psikologi Perkembangan meliputi pengetahuan mengenai masa- masa seorang atlet mengalami /memperlihatkan kemampuan melatih diri, faktor bakat, keturunan dan pengalaman serta proses- proses kematangan. Psikologi Belajar berhubungan dengan proses perencanaan, pelaksanaan latihan, dan faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar dan evaluasinya (latihan adalah proses belajar). Psikologi Kepribadian meliputi cara- cara beradaptasi, konsep diri, percaya diri, disiplin, tanggung jawab, motivasi, kognisi, emosi dsb. Psikologi Sosial terkait dengan hubungan antar pribadi dan kelompok, komunikasi dengan pelatih/pembina, keterbukaan atau menutup diri. Sedang Psikometri berhubungan dengan berbagai pengukuran terhadap keadaan psikis atlet meliputi, intelegensi, minat, motivasi, sikap, kepribadian, tingkahlaku dan sebagainya. Aspek psikologis yang cukup dominan dalam penampilan atlet tennis meja adalah motivasi, emosi, dan kognisi. MOTIVASI Prestasi atlet merupakan hasil penambahan antara latihan dan motivasi atlet, sehingga motivasi ini dipandang penting dalam mencapai tujuan yaitu atlet berprestasi maksimal. Tanpa motivasi tidak akan ada prestasi yang muncul seperti yang dinyatakan oleh Cratty melalui penelitian mengenai kecemasan dan motivasi terhadap prestasi olahraga menunjukkan bahwa tingkat kecemasan rendah dan motivasi tinggi menghasilkan penampilan olahraga yang meningkat. Motivasi merupakan proses aktualisasi sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi

4 olahraga diartikan keseluruha daya penggerak (motif- motif) di dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (Singgih D Gunarsa,1989:93). Motivasi olahraga dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan eksrinsik. Motivasi intrinsic merupakan dorongan yang kuat dari dalam yang menyebabkan individu berpartisipasi. Atlet yang mempunyai motivasi intrinsik biasanya mempunyai kepribadian yang matang, jujur, sportif, tekun, percaya diri, disiplin dan tahan lama. Motivasi intrinsik inilah yang harus selalu ditumbuh kembangkan dalam diri anak, sayangnya motivasi ini sulit dipelajari. Sedang motivasi ekstrinsik merupakan dorongan berasal dari luar individu yang menyebabkan seseorang berpartisipasi.dalam olahraga. Dorongan ini dapat berasal dari pelatih, teman, orang tua, guru, kelompok, bangsa, hadiah, bonus, uang, dsb. Dorongan semacam ini biasanya tidak bertafan lama. Dalam pertandingan ataupun latihan motivasi ini harus terjaga tetap tinggi agar hasilnya meningkat. Ada beberapa teknik untuk meningkatkan atau menaikkan motivasi atlet antara lain dengan teknik verbal, tingkah laku, insentif, supertisi, dan citra mental. Teknik verbal berarti dalam memberi motivasi pada atlet dengan menggunakan tutur kata sebagai alatnya. Hal ini dapat dilakuklan melalui pembicaraan, diskusi, pendekatan individual. Teknik tingkah laku merupakan cara untuk memotivasi atlet melalui contoh atau keteladan dari pelatih dalam tingkahlaku sikap perbuatan agar dicontih ileh atlet asuhnya. Keteladanan dalam kejujuran, disiplin, sportif, kreatif dasb., Teknik insentif dimaksudkan bahwa cara memotivast atlet dengan adanya iming-iming berujud uang atau benda lain, namun dapat juga

5 dalam bentuk hadiah. Teknik supertisi merupakan kepercayaan akan sesuatu yang secara logis atau ilmiah tidak diterima, namun dianggap membawa keberuntungan dalam pertandingan/latihan. Secara citra mental dimaksudkan melatih atlet membuat gerakan- gerakan yang benar melalui imajinasi, setelah gerakan- gerakan dimatangkan dalam imajinasi kemudian benar-benar dilaksanakan untuk dievaluasi. KETEGANGAN/KECEMASAN Setiap atlet pasti pernah mengalami ketegang/kecemasan pada saat menjelang atau saat pertandingan/perlombaan. Ketegangan/kecemasan berpengaruh langsung terhadap penampilan berolahraga. Sumber ketegangan/kecemasan berasal dari dalam diri atlet dan dari luar atlet. Beberapa contoh ketegangan/kecemasan dari dalam antara lain : mengandalkan kemampuan teknik saja, puas diri, berfikir negatif. Sedang ketegangan/kecemasan dari luar antara lain adanya stimulus yang membingungkan, penonton, pelatih, orangtua, beda kelas, dsb Secara indrawi gejala ketegangan /kecemasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu gejala fisik dan psikis. Tanda- tanda gejala ketegsangan/kecemasan fisik atlet antara lain terjadinya perubahan irama pernafasan, terjadinya penegangan pada otototot pundak, leher, perut. Sedang gejala psikis terjadinya tingkah laku yang tidak tenang atau gelisah, perhatian terganggu, rasa percaya diri menurun, motivasi melemah, emosi meningkat. Cara mengatasi ketegangan/kecemasan melalui teknik intervensi, mencari sumbernya, pembiasaan, dan teknik khusus. Teknik intervensi dimaksudkan pelatih dalam usahanya mengurangi/menghilangkan ketegangan/kecemasan langsung bertindak kepada atletnya melalui instruksi mengenai pemusatan perhatian,

6 pengaturan pernafasan, relaksasi otot-otot secara progresif. Teknik pembiasaan untuk permasalahan yang biasanya dijumpai dalam pertandingan disajikan dalam latihan. Tenknik khusus seperti melalui musik, jelaskan bahwa hal tersebut merupakan hal biasa. INTELEGENSI Kualitas gerak salah satunya dipengaruhi oleh faktor intelegensi/kecerdasan. Intelegensi diartikan kemampuan umum individu untuk bertindak secara terarah. Berfikir secara rasional serta menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara efektif. Dalam olahraga/blutangkis yang dibutuhkan adalah intelegensi praktis dalam arti mampu bertidak cepat,tepat, banyak inisiatif, dan kreatif. Fungsi intelegensi antara lain untuk menyusun strategi bertanding dan taktik bertanding, melalui pertimbangan kelemahan dan kelebihan lawan maupun diri sendiri.aspek intelegensi dapat berkembang melalui pendidikan formal yaitu di sekolah- sekolah, maupun pendidikan non formal dimasyarakat melalui diskusidiskusi, kursus- kursus, membaca, diskusi, menonton, latihan- latihan kognisi. PROGRAM LATIHAN MENTAL Mental atlet perlu disiapkan agar dalam penampilannya mampu menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Sudibyo (1993:153-154) menyatakan bahwa sistematika dan teknik latihan mental meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal menyiapkan atlet untuk mampu membuat citra/ image building serta siap untuk latihan mental berikutnya. Bentuk-bentuk latihan pada tahap ini antara lain: latihan pernafasan, latihan konsentrasi, latihan relaksasi, visualisasi, dan pembinaan

7 citra. Sedang tahap lanjut bertujuan untuk menguatkan semua komponen mental atlet. Semua latihan mental hendaknya dapat menguatkan seluruh unsur psikologis yang berhubungan denan aspek kognitif, konanif, dan emosional. Latihan mental yang berhubungan dengan peningkatan aspek kognitif antara lain : pemusatan perhatian, visualisai, kecepatan dan ketepatan reaksi, serta restrukturisasi pemikiran. Latihan mental untuk penguatan aspek konanif/kemauan antara lain: will power training, concentration, dan contemplation. Sedang latihan mental untuk aspek afektif, emosional antara lain melalui latihan : biofeed-back, self sgestion, dan meditasi. Gauron dalam Sudibyo Setyobroto (1993:155) menyebutkan ada tujuh sasaran program latihan mental yaitu :1). Mengontrol perhatian dalam arti atlet mampu berkonsentrasi /perhatian secara penuh pada titik tertentu atau sesuatu yang harus dilakukan. 2). Mengontrol emosi, dalam arti atlet sanggup menguasai perasaan marah, benci, cemas, takut, sehingga dapat menguasai ketegangan dan mampu beraktivitas dengan tenang. 3). Energisation usaha untuk pulih asal secara psikis. 4). Body awarennes dalam arti pemahaman akan keadaan tubuhnya sehingga mampu mengendalikan/melokalisasi ketegangan dalam tiubuhnya. 5). Mengembangkan rasa percaya diri.6). Membuat perencanaan bawah sadar atau mental imagery dalam arti atlet mampu membuat perencanaan gerak atau taktik permainan sebelum pertandingan berlangsung. 7). Restrukturisasi pemikiran dalam arti atlet mampu mengubah pemikiran awal menjadi yang lebih positif. Sesuai kebutuhan praktis dalam pembinaan mental atlet dalam menghadapi pertandingan minimal ada tiga teknik latihan mental yang dikembangkan yaitu: latihan pemusatan perhatian, relaksasi, dan mental imagery perlu memperoleh perhatian khusus dari pelatih

8 DAFTAR PUSTAKA Singgih D Gunarsa. (1989). Psikologi Olahraga.Jakarta:BPK. Gunung Mulia Singer, Robert N. (1986). Peak Performance and more. New York: MP Inc. Sudibyo Setyobroto.(1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta:CV Jaya Sakti