I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. jantan dengan kambing Peranakan Etawa betina (Cahyono, 1999). Kambing

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

RESPON FISIOLOGIS KAMBING BOERAWA JANTAN FASE PASCASAPIH DI DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

BAB I PENDAHULUAN. ada kebanyakan hanya untuk menghasilkan hewan kesayangan dan materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya wabah flu burung pada unggas, tidak mustahil untuk memenuhi kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan binatang pemamah biak dan pemakan rumput (daundaunan),

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Bligon. Kambing Bligon (Jawa Randu) merupakan kambing hasil

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP RESPONS TERMOREGULASI DAN PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETTAWA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

I. PENDAHULUAN. atau peternak kecil. Meskipun bukan sebagai sumber penghasilan utama, kambing

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu beradaptasi dengan pakan dan lingkungan yang kurang baik (Priyanto et

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

1. PENDAHULUAN. akan daging sebagai salah satu sumber protein. Pemenuhan akan daging

HASIL DAN PEMBAHASAN

disusun oleh: Willyan Djaja

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

I. PENDAHULUAN. Kambing merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara dan dikembang

I PENDAHULUAN. Indonesia selama ini banyak dilakukan dengan sistem semi intensif.

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

Jurnal Zootek ( Zootrek Journal ) Vol. 35 No. 2 : (Juli 2015) ISSN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk

PENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

1. Apakah yang dimaksud dengan iklim 2. Apa sajakah pengruh iklim terhadap ternak 3. Bagaimana upaya pengelolanya

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

Adolfina H. Karstan, S.Pt Staf Agroforestri Padamara Tobelo

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi pengembangan usaha peternakan kambing masih terbuka lebar karena populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai 1.012.705 ekor. Menurut data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38 juta Satuan Ternak (ST) dan saat ini populasi ternak baru mencapai 506.352 ST, artinya baru 36,69% potensi yang dapat dimanfaatkan. Produktivitas ternak merupakan fungsi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan faktor yang menentukan kemampuan produksi, sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor pendukung agar ternak mampu berproduksi sesuai dengan kemampuannya. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain pakan, pengelolaan, perkandangan, pemberantasan dan pencegahan penyakit serta faktor iklim, baik iklim mikro maupun iklim makro. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap penampilan produksi seekor ternak. Hal ini dibuktikan bahwa keunggulan genetik suatu bangsa ternak tidak akan ditampilkan optimal apabila faktor lingkungannya tidak sesuai (Rumetor, 2003).

2 Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap ternak juga berpengaruh tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap faktor lingkungan yang lain. Selain itu berbeda dengan faktor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia. Untuk memperoleh produktivitas ternak yang efisien, manusia harus menyesuaikan dengan iklim setempat. Pada suhu panas, ternak akan menurunkan konsumsi ransum sehingga akan menurunkan produksi, sedangkan pada suhu dingin ternak akan meningkatkan konsumsi ransum dan produksi ternak meningkat, begitu pula dengan konsumsi air minum, pada suhu lingkungan rendah konsumsi air minum menurun, sedangkan pada suhu lingkungan tinggi konsumsi air minum meningkat. Kondisi iklim/cuaca yang sangat dingin atau panas dapat mempengaruhi kehidupan anak kambing jantan fase pascasapih maupun pertumbuhanya, jika tidak dilakukan penanganan terhadap anak kambing jantan fase pascasapih pada kondisi iklim/cuaca yang sangat ekstrim dapat menyebabkan kematian. Suhu udara yang sangat rendah dan berkepanjangan dapat menyebabkan 30 % kematian karena menderita hipotermia. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai respon fisiologi ternak kambing Boerawa jantan fase pascasapih di dataran rendah dan dataran tinggi.

3 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon fisiologis kambing Boerawa jantan fase pascasapih di dataran rendah dan dataran tinggi. C. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting kepada peneliti, praktisi, dan para peternak khususnya tentang respon fisiologi kambing Boerawa jantan fase pascasapih di dataran rendah dan dataran tinggi sehingga pola pemeliharaan dapat disesuaikan. D. Kerangka Pemikiran Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang akrab dengan usaha tani di Provinsi Lampung. Kambing berkembang biak dengan melahirkan. Kambing bisa melahirkan dua hingga tiga ekor anak, setelah bunting selama 150 hingga 154 hari, dewasa kelaminnya dicapai pada usia empat bulan, dalam setahun, kambing dapat beranak sampai dua kali. Di Provinsi Lampung permintaan daging dan susu kambing yang terus mengalami peningkatan, sehingga banyak petani mulai memelihara kambing sebagai sumber penghasilan yang menjanjikan. Salah satu usaha peternakan unggulan di Provinsi Lampung adalah peternakan kambing Boerawa dari Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Kambing ini adalah hasil silangan antara Boer ( tipe pedaging ) dan Etawa ( tipe susu ). Kelebihan dari kambing ini mengambil keunggulan genetik dari Boer yang

4 memiliki tubuh gempal dan perototan yang padat berisi serta mengambil keunggulan genetik Etawa yang memiliki rangka yang tinggi ( panjang ). Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas ternak ialah iklim. Iklim satu lokasi adalah satu rantaian keadaan sistem iklim yang lebih besar, maka perubahan dalam suatu iklim akan mengakibatkan perubahan kepada sistem iklim yang lebih besar yang secara nyata mempengaruhi respon fisiologis ternak, seperti suhu rektal, frekuensi pernapasan, dan denyut jantung (Purwanto et al., 1991). Pengaruh iklim terhadap peningkatan produktivitas ternak baik kualitas maupun kuantitas sangat besar. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan tentang responrespon fisiologi ternak terhadap iklim mikro sehingga peternak dapat mengatasi masalah yang terjadi akibat pengaruh iklim mikro yang berbeda di setiap wilayah dan ternak pun dapat berproduksi dengan baik. Iklim makro maupun iklim mikro dapat berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap penampilan produktivitas ternak (Payne, 1990). Pengaruh langsung dari iklim adalah terjadinya stress panas atau dingin, sehingga ternak menderita stress atau ternak merasa tidak nyaman yang berakibat terhadap penurunan produksi dan reproduksi ternak dan pengaruh tidak langsungnya adalah kesediaan hijauan pakan ternak yang cepat tua yang menyebabkan tingginya serat kasar, sehingga ternak mengalami proses pencernaan dalam tubuh lebih ekstra yang mengakibatkan penurunan produksi dan reproduksi ternak. Untuk itulah perlu diketahui pengaruh iklim terhadap kondisi fisiologis ternak, sehingga dapat diupayakan pengendalian iklim, khususnya iklim mikro agar penampilan produktivitas ternak dapat ditingkatkan.

5 Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap penampilan produksi seekor ternak. Hal ini telah dibuktikan bahwa keunggulan genetik suatu bangsa ternak tidak akan ditampilkan optimal apabila faktor lingkungannya tidak sesuai seperti telah disebutkan bahwa salah satu faktor lingkungan yang merupakan kendala utama tidak dapat terlaksananya secara optimal potensi produksi ternak adalah faktor iklim. Kelembaban udara yang tinggi akan nyata mempengaruhi produktivitas ternak, khususnya pada suhu lingkungan tinggi karena dapat menghambat proses pembuangan panas melalui penguapan dari permukaan tubuh (Esmay, 1978). Masalah lain yang dihadapi ternak pada lingkungan panas adalah beban panas tubuh (body heat load) akibat radiasi matahari yang diterima secara langsung yang mengakibatkan suhu lingkungan meningkat. Keadaan tersebut menurut Esmay (1978), bila terjadi cekaman panas akibat temperatur lingkungan yang cukup tinggi maka akan menyebabkan frekuensi pulsus ternak akan meningkat, hal ini berhubungan dengan peningkatan frekuensi respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot respirasi, sehingga memepercepat pemompaan darah ke permukaan tubuh dan selanjutnya akan terjadi pelepasan panas tubuh. Suhu rektal, frekuensi denyut jantung, frekuensi respirasi, dan jumlah sel darah dalam tubuh merupakan petunjuk praktis yang erat kaitannya dengan respon fisiologis ternak terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, data mengenai hal tersebut sangat diperlukan guna penyesuaian dalam pola pemeliharaan sehari - harinya.

6 E. Hipotesis Ada perbedaan yang nyata mengenai respon fisiologis (suhu rektal, frekuensi denyut jantung, dan frekuensi respirasi) antara kambing yang dipelihara di dataran tinggi dan di dataran rendah.