Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh untuk menanggulanginya, niscaya bangsa-bangsa akan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. akuntansi indonesia. Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bergulirnya globalisasi perdagangan dunia dan. terjadinya era reformasi dibidang ekonomi yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup tinggi, dimana dapat

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. diantara koperasi yang lainya semakin ketat (Sudarsono, 2008). Kondisi

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan ekonomi tidak hanya dihadapkan pada persoalan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan kegiatan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Ahmad Dali Majid,2014

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai badan usaha adalah sebuah perusahaan yang harus

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi sebagai soko guru

EKONOMI KOPERASI BAB VI : PARTISIPASI ANGGOTA PADA KOPERASI OLEH ; LILIS SOLEHATI Y

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber usaha ekonomi nasional di kalangan masyarakat, tiga pelaku ekonomi

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KOPERASI TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI KARYAWANPT.LUMBUNG ARTANUGRAHA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk memajukan kehidupan

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan wujud perekonomian Indonesia yang disusun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENGANTAR. sebagai saka guru perekonomian Nasional. Hal ini tidak terlepas dari jati diri

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru

ORGANISASI KOPERASI. Evan Purnama Ramdan

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kita mengamati banyaknya perubahan yang cepat dan melanda

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah

Koperasi 1

BAB I PENDAHULUAN. ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai, untuk mencapai tujuan tersebut harus didasari dengan. perencanaan yang matang. KP-RI "SEBRA" Karangkates Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi KPRI Gotong Royong adalah koperasi yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. orang (Tambunan, 2013). Sedangkan menurut sebuah tulisan di harian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara. 1 Pasal 33

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Perseorangan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua hal. Pertama, digunakan untuk keperluan investasi. Artinya, dana

BAB I PENDAHULUAN. Faktor penggerak organisasi yang paling utama adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pada lingkungan ini, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. koperasi, usaha mikro kecil dan menengah. Dengan kebijakan tersebut, segala

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan yang disajikan manajemen kepada para pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini pembangunan ekonomi tidak hanya dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuntut setiap organisasi mampu menghadapi tantangan global,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KPP KARANGANOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah. Adanya sistem

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR

BAB II LANDASAN TEORI. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan. hidup para anggota dan masyarakat daerah kerja pada umumnya.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan dari. namun usaha-usaha kecil pun melakukan hal yang sama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN KOPERASI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. Dasar hukum koperasi adalah UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang. menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) KPRI BINA RAHARJA CERME-GRESIK SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut. maupun tidak langsung. Tujuan pembangunan nasional khususnya pada

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan nasional pada saat ini dititikberatkan pada pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong pembangunan di bidang lainnya. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu upaya yang harus dilaksanakan dengan dukungan aktif partisipasi masyarakat sebagai subjek pembangunan nasional serta tanggungjawab pemerintah. Pembangunan ekonomi yang berorientasi pada peningkatan swadaya dan perluasan partisipasi dari masyarakat merupakan proses yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan demokrasi ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah melalui Koperasi. Hal ini dikarenakan dalam pembangunan ekonomi nasional, Koperasi merupakan badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan Koperasi sangat dibutuhkan, karena partisipasi anggota mempunyai peran yang cukup besar terhadap pengembangan dan pertumbuhan Koperasi baik partisipasi modal, partisipasi dalam kegiatan usaha, maupun partisipasi dalam pengambilan keputusan. Banyak pakar yang menyatakan bahwa kunci keberhasilan Koperasi antara lain terletak pada partisipasi anggota (Muslimin Nasution, 1987) dan (Syamsuri SA, 1986). Sehingga dapat dikatakan bahwa partisipasi dalam Koperasi seperti jantungnya tubuh manusia, karena dalam Koperasi anggota berperan ganda (dual identity) yaitu sebagai pemilik dan pengguna, disinilah letak keunikan badan usaha Koperasi karena pemilik usaha merangkap sebagai pengguna jasa, karena kedua sifat ini menyebabkan Koperasi lebih banyak menuntut partisipasi dari anggota untuk mengembangkan usaha yang telah didirikan bersama untuk mencapai tujuannya (Jajang, 2004:1).

2 Oleh karena itu, partisipasi anggota memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan Koperasi. Apabila setiap anggota Koperasi tidak ikut berpartisipasi secara aktif dalam setiap usaha Koperasi maka Koperasi tersebut akan sulit berkembang di era persaingan ekonomi yang semakin ketat ini. Tabel di bawah ini merupakan perkembangan Koperasi di Jawa Barat: Tahun Aktif (Unit) Tabel 1.1 Perkembangan Koperasi di Jawa Barat 2000-2010 Tidak Aktif (Unit) Anggota (Orang) Manager (orang) Volume Usaha (Rp. 000) SHU (Rp. 000) 2000 14.198 1.646 5.414.157 2.549 3.000.844,00 27.676,00 2001 14.320 2.826 4.806.111 2.034 4.147.427,99 88.582,59 2002 14.254 3.608 4.906.388 2.304 4.496.305,50 124.461,92 2003 13.396 4.646 5.095.454 2.542 4.607.708,87 174.560,91 2004 13.283 5.612 5.123.430 3.597 6.219.902,58 922.215,43 2005 13.671 6.088 5.318.497 2.739 7.459.416,96 716.304,64 2006 14.211 6.351 6.154.406 5.069 8.878.128,56 987.767,34 2007 15.464 7.058 6.222.006 5.196 8.878.331,89 988.011,35 2008 14.659 6.613 4.251.889 2.417 7.677.403,77 383.343,00 2009 14.771 7.893 4.543.760 2.697 10.381.550,21 971.372,67 2010 15.195 9.640 4.849.267 3.081 11.407.378,33 1.519.406,17 Sumber: http://www.smecda.com/ 2013 Berdasarkan data diatas, perkembangan jumlah Koperasi aktif dan Koperasi tidak aktif sejak tahun 2000 hingga 2010 sama-sama mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun jumlah Koperasi secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap tahun. Hal yang sama dapat terlihat dari jumlah anggota, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang mengalami fluktuasi, terutama pada tahun 2008 yang mengalami penurunan sangat drastis dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2007 jumlah anggota sebanyak 6.222.006 orang menjadi 4.251.889 orang pada tahun 2008, pada tahun 2007 volume usaha sebesar 8.878.331,89 menjadi 7.677.403,77 pada tahun 2008 dan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) pada tahun 2007 sebesar 988.011,35 menjadi 383.343,00 pada tahun 2008. Selain itu, jumlah manajer juga mengalami penurunan yang sangat drastis pada

3 tahun 2007-2008 dimana tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2007 jumlah manajer sebanyak 5.196 orang menjadi 2.417 orang pada tahun 2008. Dilihat dari jenisnya, berdasarkan Undang-Undang PerKoperasian No. 17 Tahun 2012 Koperasi terdiri atas Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Jasa, dan Koperasi Simpan Pinjam. Koperasi Simpan Pinjam merupakan salah satu jenis Koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya. Salah satunya Koperasi Pegawai Negeri (KPN) yang sekarang lebih dikenal dengan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) termasuk ke dalam Koperasi fungsional, mayoritas bergerak dalam bidang usaha simpan pinjam yang didirikan di setiap kantor instansi pemerintah dengan beranggotakan PNS yang bekerja pada instansi tersebut. Pemerintah memandang KPRI sebagai suatu sarana yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan PNS. Sasaran pembentukan KPRI adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota dengan pelayanan yang bersaing. Namun ternyata perkembangan KPRI tidak selalu berjalan lancar dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sehingga menuntut pengelola KPRI untuk mengelola Koperasi secara profesional seperti yang diharapkan oleh anggotanya dan masyarakat. Tuntutan untuk mengelola secara lebih profesional ini juga tidak terlepas dari semakin meningkatnya persaingan di lembaga keuangan mikro yang menawarkan jasa sejenis. Berdasarkan data dari Kantor PKPRI (Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia) Kabupaten tercatat bahwa jumlah Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kabupaten pada tahun 2012 adalah sebanyak 45 Koperasi dengan jumlah anggota sebanyak 11.083 orang. Berikut perkembangan keanggotaan dan keaktifan PKPRI Kabupaten : Tahun Tabel 1.2 Perkembangan Keanggotaan PKPRI Jumlah KPRI KPRI Aktif (%) KPRI Kurang Aktif (%) 2010 47 64 36 2011 47 49 51 2012 45 26,7 73,3

4 Sumber: Laporan Tahunan PKPRI Kabupaten Selama tahun 2010 sampai dengan 2012 persentase anggota KPRI yang aktif semakin menurun dan KPRI yang kurang aktif semakin meningkat setiap tahunnya. Keanggotaan PKPRI tahun 2010 sebanyak 47 KPRI, dengan 64% KPRI aktif dan 36% KPRI kurang aktif. Tahun 2011 keanggotaan PKPRI tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 47 KPRI. Namun keaktifannya mengalami penurunan, dimana KPRI aktif menjadi 49% dan sebaliknya KPRI kurang aktif mengalami peningkatan menjadi 51%. Pada tahun 2012 keanggotaan PKPRI mengalami penurunan menjadi sebanyak 45 KPRI, KPRI aktif 26,7% dan kurang aktif 73,3%. Pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) KPRI anggota tahun buku 2011 yang dilaksanakan tahun 2012, pada umumnya dapat dilaksanakan tepat waktu yaitu sebelum pelaksanaan RAT PKPRI, akan tetapi masih ada anggota yang tidak dapat melaksanakan tepat waktu. Bahkan 9 KPRI tidak melaksanakan RAT sehingga yang bersangkutan tidak mempunyai hak suara pada RAT PKPRI. Penurunan partisipasi anggota setiap tahunnya terjadi karena masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Koperasi baik pengurus maupun anggota. Khususnya terkait kualitas pelayanan yang diberikan Koperasi dirasa masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari para anggota belum dapat merasakan manfaat dari pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang dirasa kurang baik ini mendorong lemahnya partisipasi anggota Koperasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan partisipasi anggota dibutuhkan peningkatan kualitas dalam pelayanan Koperasi. Dilihat dari sisi pengurus dalam perkoperasian itu sendiri masih terdapat permasalahan yaitu dalam hal kurangnya kemampuan pengurus dalam mengelola Koperasi sehingga tidak jarang pengurus tidak memahami tentang sendi dasar dan gerakan Koperasi. Pengurus merupakan penggerak roda jalannya Koperasi setelah anggota. Untuk itu, pengurus Koperasi haruslah seorang yang jujur dan cakap serta penuh inisiatif dan semangat yang tinggi. Yang paling utama adalah pimpinan Koperasi (ketua atau manager) haruslah memiliki sikap kepemimpinan

5 yang tinggi dalam menjalankan fungsi manajemennya, terutama dalam menjalankan evaluasi dan kontrolnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan kemampuan manajerial pengurus terhadap partisipasi anggota. Dengan demikian penulis mengangkat judul penelitian Pengaruh Kualitas Pelayanan Koperasi dan Kemampuan Manajerial Pengurus terhadap Partisipasi Anggota Koperasi Simpan Pinjam (Survey pada: Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) se-kabupaten ). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran mengenai kualitas pelayanan Koperasi dan kemampuan manajerial pengurus Koperasi Simpan Pinjam pada KPRI se-kabupaten? 2. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan Koperasi terhadap partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam pada KPRI se-kabupaten? 3. Bagaimana pengaruh kemampuan manajerial pengurus terhadap partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam pada KPRI se-kabupaten? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan berpijak pada rumusan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Gambaran mengenai kualitas pelayanan Koperasi dan kemampuan manajerial pengurus Koperasi Simpan Pinjam pada KPRI se-kabupaten. 2. Pengaruh kualitas pelayanan Koperasi terhadap partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam pada KPRI se-kabupaten. 3. Pengaruh kemampuan manajerial pengurus terhadap partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam pada KPRI se-kabupaten.

6 1.4 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Berikut manfaat yang diharapkan penulis: Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi khususnya pada bidang Ekonomi Koperasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melengkapi kajian teoritis yang berkaitan dengan kualitas pelayanan Koperasi, kemampuan manajerial pengurus Koperasi, dan partisipasi anggota dalam berkoperasi. Manfaat Praktis a. Bagi Koperasi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi Koperasi dalam melakukan evaluasi terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi partisipasi anggota sehingga partisipasi dapat ditingkatkan. Dengan partisipasi anggota yang meningkat diharapkan perkembangan dan keberhasilan Koperasi akan lebih maksimal. Khususnya bagi KPRI se-kabupaten. b. Bagi anggota, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui esensi keberadaan Koperasi Simpan Pinjam. c. Bagi pemerintah, dapat pula sebagai pertimbangan untuk lebih mendukung dan memperhatikan keberadaan serta perkembangan Koperasi Simpan Pinjam. d. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir yang ilmiah khususnya dalam bidang Ekonomi Koperasi dan pengetahuan tentang aktivitas Koperasi secara nyata, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam. e. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan wawasan pembaca terkait masalah partisipasi Koperasi dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Selain itu, hasil

7 penelitian ini dapat menjadi acuan dan referensi untuk penelitianpenelitian yang dilakukan selanjutnya.