BAB I PENDAHULUAN. identitas kelompok. Setiap kelompok mempunyai kekhasan bahasa tersendiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia untuk berinteraksi. Tanpa bahasa, manusia yang hidup

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2012

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. alam, benda, tempat, dan makna nama orang hebat atau pintar. Nama juga diberikan pada kafe. Kafe menurut KBBI (2014) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua;

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode sudah tidak asing lagi didengar saat penutur yang satu

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

JARGON YANG DIGUNAKAN KOMUNITAS BANCI SALON DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dapat berupa tanda dan lambang, seperti rambu-rambu lalu lintas,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Wirotho Agung, sebelah Selatan

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

REGISTER PIALANG KENDARAAN BERMOTORR DI DAERAH PASAR NGLANGON, KARANG TENGAH, SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. terkemuka. Setiap media cetak mempunyai kolom-kolom khusus, seperti berita

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA ORANG BENGKULU DI KOS PUJI PABELAN KARTASURA (SEBUAH TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan ide-ide ataupun gagasannya kepada orang lain. Samsuri (1987:4)

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang. transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devy Elfayanti Karmana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar atau tidak sadar mengunakan bahasa yang hidup dalam. masyarakat merupakan dua hal yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman semakin maju di era globalisasi ini. Perkembangan

SAPAAN DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itulah, manusia dituntut untuk dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan bahasa masyarakat umum. keahlian dalam mencarikan, membelikan, dan menjualkan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bentuk guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu fungsi

REGISTER PERDAGANGAN DI PASAR SUKODONO, SRAGEN

PEMAKAIAN BAHASA KOMUNITAS HANDY TALKY PADA SATGAS PGRI DI TAWANGMANGU (Suatu Pendekatan Sosiolinguistik)

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa yang digunakan dalam suatu masyarakat dapat dijadikan sebagai identitas kelompok. Setiap kelompok mempunyai kekhasan bahasa tersendiri untuk berkomunikasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terjenisnya berbagai variasi bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang menyebabkan berbeda dengan bahasa lain. Variasi bahasa itu muncul karena kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dalam konteks sosial. Adanya berbagai variasi bahasa menunjukkan bahwa pemakaian bahasa bersifat beranekaragam (heterogen). Berbicara tentang variasi bahasa tentunya tidak terlepas dari sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, yaitu sosio dan linguistik. Sosio seakar dengan sosial, yaitu yang berhubungan dengan masyarakat, kelompok masyarakat, dan fungsi-fungsi kemasyarakatan. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa. Selanjutnya, sosiolinguistik menurut Fishman (dalam Kridalaksana, 1985:92) adalah ilmu yang mempelajari ciri dan fungsi pelbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara bahasawan dengan ciri dan fungsi variasi itu di dalam suatu masyarakat bahasa. Halliday (dalam Chaer dan Agustina, 1995:81) membedakan variasi bahasa berdasarkan (a) pemakaian, yang disebut dialek, dan (b) pemakaian, yang disebut register. Dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di

mana, dan kapan, sedangkan register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa (Chaer dan Agustina, 1995:91). Variasi bahasa muncul karena adanya kebutuhan pemakai bahasa akan adanya alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan konteks sosialnya. Salah satu variasi bahasa yang berupa register, yaitu tuturan yang digunakan nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kec. Linggo Sari Baganti, Kab. Pesisir Selatan. Nelayan berarti orang yang mata pencaharian utamanya dari usaha menangkap ikan di laut (KBBI, 2014:958). Nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan menggunakan berbagai macam alat untuk menangkap ikan, seperti pukat pukek (dalam bahasa nelayan), jaring jaghiang (dalam bahasa nelayan), dan kail kanyia (dalam bahasa nelayan). Alat ini memiliki jenis dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Pukat yang digunakan untuk menangkap ikan terbuat dari benang dan bareng (bahasa nelayan) hitam dengan ukuran panjang ± 450-600 meter dan digunakan dengan cara membuat lingkaran untuk mengilingi gerombolan ikan yang akan ditangkap. Jaring yang digunakan nelayan terbuat dari benang nilon putih dan tergantung panjang yang ingin dibuat oleh nelayan dan digunakan dengan cara membentangkan jaring secara vertikal atau horizontal. Kail hanya terbuat dari kail dan diikat dengan benang nilon digunakan dengan cara melemparkan kail ke dalam air. Sebagian nelayan juga mengetahui masalah atau kendala yang dihadapi oleh alat nelayannya. Selain itu, nelayan juga membutuhkan perahu sampan. Perahu ini biasanya digunakan oleh setiap nelayan baik nelayan yang menggunakan alat untuk menangkap ikan dengan pukat, jaring, maupun dengan kail. Perahu yang

digunakan oleh nelayan juga memerlukan tenaga mesin. Hal ini tergantung pada ukuran perahu yang digunakan oleh nelayan. Ukuran perahu yang digunakan oleh kelompok nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Perahu yang digunakan oleh nelayan dengan alat pukat memiliki panjang 10 13 meter dan lebar 2 2,5 meter, sedangkan perahu yang digunakan oleh nelayan dengan alat jaring dan kail memiliki ukuran panjang ±5 9 meter dan lebar ±1 meter. Sebagian tuturan yang digunakan oleh nelayan merupakan istilah yang dikenal dengan sebutan register. Register menarik untuk diteliti karena penelitian ini mengkaji pemakaian atau penggunaan bahasa dalam pemakaian atau bidang pekerjaan masyarakat. Pemakaian atau penggunaan bahasa ada yang mengalami perubahan makna karena adanya perbedaan di bidang lingkungan pemakaiannya dan diakibatkan adanya asosiasi. Sehingga, sebagian masyarakat ada yang mengerti dan tidak mengerti dengan makna yang digunakan oleh nelayan. Contohnya, register lore yang digunakan oleh nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan. Hal tersebut dapat dilihat dalam peristiwa tutur berikut: Peristiwa tutur X : Lai kalawik kisa ang tadi, Yo? Yo, apakah pukat kamu pergi melaut tadi? Y : Lai Da, Ada Kak X : Beko kalau ado lawuak, ambian Uda sakenek yo. Ntar kalau ada ikan, ambilkan Kakak sedikit ya. Y : Yop, ntuak apo Da? Ya, untuk apa Kak? X : Ntuak kanasi badoa bsuak a. Lauk untuk syukuran besok.

Pada peristiwa tutur di atas, X sebagai penutur kepada Y sebagai mitra tuturnya. X bertanya kepada Y, ada atau tidak pukatnya mencari ikan, Y menjawab, ada. Kemudian, X memerintahkan Y agar diambilkan ikan untuk lauk syukuran besok. Dalam PT di atas, terdapat register kisa. register kisa berarti pukat. Nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan menyebut pukat sebagai kisa. Baik pukat yang berukuran kecil maupun berukuran besar. Pukat yang digunakan kelompok nelayan di Kanagarian Muaro Kandis berukuran panjang ± 450 600 meter. Menurut (KLBM, 2004:192) kata kisa diartikan bakisa; berkisar. Masyarakat di luar nelayan mengenal kata kisa untuk menyebut sesuatu alur sebuah cerita. Bagi kelompok nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, register kisa berarti pukat. perubahan makna yang terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan lingkungan pemakaiannya dan akibat adanya asosiasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apa register dan jenis register yang digunakan oleh nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan? b. Apa unsur-unsur register yang digunakan nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan?

c. Apa register yang mengalami perubahan makna yang digunakan nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kec. Linggo Sari Baganti, Kab. Pesisir Selatan? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan register dan jenis register yang digunakan oleh nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. b. Mendeskripsikan unsur-unsur register yang digunakan nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. c. Mendeskripsikan register-register yang mengalami perubahan makna yang digunakan nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kec. Linggo Sari Baganti, Kab. Pesisir Selatan. 1.4 Manfaat Penelitian Secara umum penelitian haruslah dapat memberikan manfaat, baik secara teoristis maupun secara praktis. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang linguistik, khususnya kajian sosiolinguistik yang

membahas bahasa di dalam lingkungan sosial. Penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai tambahan rujukan bagi peneliti lain yang mengkaji bidang sosiolinguistik. b. Manfaat praktis Penelitian terhadap register ini dapat berguna sebagai bahan inventarisasi register nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan. Di samping itu, penelitian ini juga dapat mencerminkan kehidupan sosial masyarakat di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan yang tergambar dari register-register yang digunakan. 1.5 Metode dan Teknik Penelitian Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dan teknik yang dikemukakan oleh Sudaryanto. Sudaryanto (1993:5) membagi pemecahan masalah penelitian dalam tiga tahapan, yaitu tahap: penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data, berikut penjelasannya. 1.5.1 Tahap Penyediaan Data Pada tahap ini, metode yang digunakan adalah metode simak (Sudaryanto,1993:133). Metode simak yaitu menyimak, mengamati, dan mendengar tuturan yang terdapat dalam percakapan antar penutur dan mitra tutur. Teknik dasarnya adalah teknik sadap yaitu mengamati dan menyadap sambil menyimak tuturan nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan. Setelah menyimak tuturan, peneliti menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik simak bebas libat cakap (SBLC). Dalam teknik ini, peneliti tidak terlibat dalam komunikasi. Peneliti hanya memperhatikan percakapan antar penutur dan

mitra tutur. Sambil menyimak, dilakukan perekaman yang disebut dengan teknik rekam, dengan cara merekam tuturan dalam percakapan. Kemudian, peneliti melakukan pencacatan pada kartu data yang disebut teknik catat. 1.5.2 Tahap Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode padan. Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Metode padan yang digunakan adalah metode padan translasional dan metode padan referensional. Metode padan translasional digunakan untuk memaparkan register yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah perlu dialihkan ke dalam bahasa Indonesia. Metode padan referensial digunakan untuk menjelaskan acuan dari tiap-tiap register yang digunakan oleh nelayan di Kenagarian Muaro Kandis Punggasan, karena alat penentunya kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa itu sendiri. Teknik metode padan ada dua, yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya adalah teknik pilah unsur penentu (PUP) yaitu alatnya menggunakan daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki peneliti dengan menggunakan daya pilah referensional dan daya pilah translasional. Data yang ada dipilah-pilah menjadi beberapa unsur, yaitu memilah peristiwa tutur yang di dalamnya terdapat register. Teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik hubung banding memperbedakan (HBB).

1.4.3 Tahap Penyajian Hasil Analisis Data Dalam tahap penyajian hasil analisis data, digunakan metode informal. Jadi, hasil analisis data disajikan dengan menggunakan kata-kata biasa sehingga rumusan tersaji, terinci, dan terurai dengan baik (Sudaryanto, 1993: 145). 1.6 Populasi dan Sampel Populasi menurut Sudaryanto (1988:21) adalah keseluruhan data sebagai satu kesatuan yang kemudian sebagiannya dipilih sebagai sampel atau tidak. Sementara itu, sampel adalah data mentah yang dianggap mewakili populasi untuk dianalisis. Populasi penelitian ini adalah tuturan yang mengandung register yang digunakan oleh nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan. Sampel penelitian ini adalah tuturan yang mengandung register nelayan di kampung Harapan Jaya dan Muaro Kandis di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan yang mengandung register. Alasan peneliti mengambil dua kampung ini, karena kedua kampung ini berada dekat di pinggiran pantai dibandingkan dengan kampung Kandis yang jaraknya jauh dari pantai. Sampel ini diambil pada bulan Desember 2015 sampai Januari 2016. Data ini dapat mewakili register nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. 1.7 Tinjauan Kepustakaan Penelitian mengenai register sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian tentang register nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan belum pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian tentang register yang telah ada.

1. Berman Tua Sibuea, mahasiswa Fakultas Sastra Unand menulis dalam jenis skripsi tahun 2009, dengan judul Register Sivitas Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Padang. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa register yang digunakan sivitas GMKI Padang adalah register tertutup dan register terbuka. Register ini muncul karena adanya kesepakatan yang terjadi antara penutur dan mitra tutur di kalangan GMKI cabang Padang. 2. Herlinda Wahyuni, mahasiswa Fakultas Sastra Unand menulis dalam jenis skripsi tahun 2008, dengan judul Penggunaan Register Penyebutan Nama Daerah di Kota Padang dalam Acara Request di Radio. Dalam penelitian ini, jenis register yang digunakan dalam penyebutan nama daerah di Kota Padang yang terdapat dalam acara request berupa register tertutup, register terbuka, dan register semi terbuka. Faktor-faktor yang menyebabkan register muncul dalam penelitian ini selain faktor linguistik terdapat juga faktor nonlinguistik berupa situasi percakapan, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. 3. Fadhilla Fahmi, mahasiswa Fakultas Sastra Unand menulis dalam jenis tahun 2008, dengan judul Penggunaan Register Penyiar Radio Gapilar Solok: Suatu Kajian Sosiolinguistik. Dalam penelitian ini, register yang digunakan oleh penyiar radio Gapilar terdapat perubahan makna dan referen. Hal ini dikarenakan kreatifitas penyiar radio Gapilar dalam memanfaatkan kosakata yang sebenarnya sudah umum digunakan, tapi dimaknai berbeda oleh penyiar radio Gapilar. Pada kenyataannya, kata yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata yang umum. Namun,

setelah menjadi register dalam penyiar radio Gapilar maknanya menjadi berbeda. 4. Yeni Candrawati, mahasiswa Fakultas Sastra Unand menulis dalam jenis skripsi tahun 2006, dengan judul Register Sopir dan Kondektur Bus Kota Jurusan Pasar Raya-Kampus Unand: Suatu Tinjauan Sosiolinguistik. Dalam penelitian ini, register yang digunakan oleh sopir dan kondektur bus kota jurusan Pasar Raya-Kampus Unand adalah register terbuka dan tertutup. Jenis-jenis register yang digunakan berjenis kata atau kelompok kata, akronim, dan ungkapan. 5. Endang Dwi Banowati, mahasiswa Fakultas Sastra Unand menulis dalam jenis skripsi tahun 2004, dengan judul Register Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Andalas: Suatu Kajian Sosiolinguistik. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Andalas sering menggunakan register terbuka. Pemakaian register terbuka ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang akrab antar penuturnya dalam berkomunikasi. 6. Yusniati, Mahasiwa Fakultas Sastra Unand menulis dalam jenis skripsi tahun 1998, dengan judul Register Politik dalam Kampanye Pemilu 1997: Tinjauan Sosiolinguistik. Dalam penelitian ini, ditemukan register pada kampanye, terutama pada partai Golkar yang terdapat berbagai macam jenis bahasa, diantaranya pidato berjenis eksposisi, jenis argumentasi, dan persuasi. Pemilihan kata ganti yang digunakan dalam kampanye tersebut, ketiganya terdapat jenis analogi, sindiran, dan janjijanji.

Penelitian yang dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaannya adalah objek penelitian, yaitu register. Perbedaannya adalah sumber data. Dalam penelitian sebelumnya, belum ditemukan penelitian tentang register nelayan di Kanagarian Muaro Kandis Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. 1.8 Sistematika Penulisan Sitematika penelitian ini terdiri atas empat bab yaitu: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian, populasi dan sampel, tinjauan kepustakaan, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori. Bab III Analisis data. Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.