KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

dokumen-dokumen yang mirip
Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Prof. Dr. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

MENGGABUNGKAN IBADAH SEJENIS

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Pengertian dan. Publication 1438 H/ 2016 M. Pengertian dan Macam-Macam Thaharah

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Rahasia di Balik Uban Menurut

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Syarah Istighfar dan Taubat

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Sesuatu yang Diperbolehkan Oleh Syar'i Meniadakan Kewajiban Mengganti. Publication 1438 H_2016 M

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

Al-Samii' dan Al-Bashiir

KAIDAH FIQH. Semua hukum ilmu dan amal tidak sempurna kecuali dengan dua perkara: Terpenuhi syarat dan rukunnya serta tidak ada penghalangnya

Hukum Mengubah Nazar

KAIDAH FIQH PENGGABUNGAN HUKUMAN DAN KAFFAROH. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Penggabungan HUKUMAN dan KAFFAROH

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM

Jangan Mengikuti HAWA NAFSU. Publication : 1437 H_2016 M. Jangan Mengikuti Hawa Nafsu

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

Iman Kepada KITAB-KITAB

Rumah Idaman TIDAK MELANGGAR SYARI AT. حفظو هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman. Publication: 1435 H_2014 M

YAKIN TIDAK HILANG DENGAN KERAGUAN

BAB I PENDAHULUAN. aqliy. Sumber hukum naqliy ialah Al-Qur an dan As-Sunnah, sedangkan sumber

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

حفظه هللا Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-abbad al-badr. Publication 1436 H/ 2015 M HAJI DAN TAUBAT

NIFAK. حفظو هللا Oleh : Syaikh Shalih bin Fauzan 'Abdillah al-fauzan. Publication : 1437 H_2016 M. NIFAK, Defenisi dan Jenisnya *

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

Barometer Akhlak Mulia

OBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 -

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

ADAB AL-IJAARAH (Mempekerjakan Orang)

YANG TIDAK PENYAYANG TIDAK DISAYANG

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KAIDAH FIQH. Bagi Yang Menuntut Wajib Membawa Bukti Sedangkan Yang Mengingkari Cukup Bersumpah

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

PETAKA BUNGA BANK. Publication: 1435 H_2014 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

MASBUQ DALAM SHALAT GERHANA

KEUTAMAAN S H A L A. حفظو هللا Oleh: Syaikh Said bin Ali Wahf al-qahthani. Publication : 1438 H_2017 M. Keutamaan SHOLAT

HUKUM-HUKUM SEPUTAR N I F A S حفظه هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Kecantikan Wanita. Antara Anugerah dan Fitnah. حفظو هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman. Publication: 1436 H_2014 M

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

DOA-DOA YANG DINUKIL DARI

حفظو هللا Disusun oleh: Ustadz Kholid Syamhudi, L.c

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Hadits-hadits Shohih Tentang

BOLEHKAH AIR MUSTA'MAL DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI? Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PAKAIAN IHRAM DAN MENGINGAT KAIN KAFAN

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

KESOMBONGAN Penghalang Masuk Surga

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

Transkripsi:

KAIDAH FIQH إ ع م ال الد ل ي ل ي أ و ل م ن إ ه ال أ ح د ه ا م ا أ م ك ن "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, No. 08 Thn.XVIII_1436, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download > 850 ebook di www.ibnumajjah.com

MAKNA KAIDAH Kaidah ini menjelaskan patokan yang harus dipegang ketika kita menemui dua dalil yang nampaknya berseberangan atau bertentangan. Maka sikap kita adalah menjamak dan menggabungkan dua dalil tersebut selama masih memungkinkan. Karena keberadaan dalil-dalil itu untuk diamalkan dan tidak boleh ditinggalkan kecuali berdasarkan dalil yang Lain. Jadi hukum asalnya adalah tetap mengamalkan dalil tersebut. CARA MENYIKAPI PERTENTANGAN DALIL Apabila ada dua dalil yang nampaknya berseberangan maka ada tiga alternatif dalam menyikapinya. Pertama. Kita menjamakkan dan mengkompromikan keduanya dengan mengkhusukan yang umum atau memberikan taqyid kepada yang mutlaq. Ini dilakukan apabila memang hal itu memungkinkan. Jika tidak memungkin maka berpindah ke alternatif kedua, yaitu dengan an-naskh. Alternatif ini dilakukan dengan mencari dalil yang datangnya lebih akhir

lalu kita jadikan sebagai nasikh (penghapus) kandungan dalil yang datang lebih awal, jika tidak memungkinkan juga, maka kita menempuh alternatif ketiga, yaitu kita mentarjih dengan memilih salah satu dari dua dalil tersebut mana yang lebih kuat. 1 Alternatif pertama lebih didahulukan daripada alternatif kedua karena dengan menjamak berarti dua dalil tersebut telah diamalkan dalam satu waktu. Ini lebih utama daripada mengamalkan dua dalil tersebut dalam waktu yang berbeda. Kita mendahulukan alternatif kedua daripada alternatif ketiga karena an-naskh sebenarnya juga mengamalkan dua dalil tersebut hanya saja bukan pada waktu yang bersamaan tetapi pada waktu yang berbeda. Dalil yang dimansukh (dihapus hukumnya) diamalkan sebelum naskh, dan dalil yang menghapus diamalkan setelah naskh. Jadi, dalil yang mansukh tidak ditinggalkan secara mutlak, ia diamalkan pada waktunya sebelum dinaskh karena ia juga dalil shahih. Adapun tarjih maka hakikatnya adalah membatalkan salah satu dalil secara utuh dan diyakini tidak boleh diamalkan mutlak, tidak pada masa silam ataupun sekarang. Oleh 1 Apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan tarjih dimana tidak ditemukan sarana untuk merajihkan (menguatkan) salah satu dari dua dalil tersebut, maka sikap kita adalah tawaqquf. Namun tidak ada contoh yang shahih dalam kasus seperti ini. (Lihat al-ushul min 'llmi al-ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin, Cetakan Pertama, Tahun 1424 H, Dar Ibn al-jauzi, Damam, hlm. 77).

karena itulah para Ulama' menjadikannya alternatif setelah an-naskh. 2 CONTOH PENERAPAN KAIDAH Berikut ini beberapa contoh kasus sebagai penjelasan aplikatif dari kaidah ini: 1. Dalam sebagian ayat dijelaskan bahwa Nabi هللاىلص bisa :عز وجل memberikan hidayah, sebagaimana firman Allah م س ت ق يم إ ل ص ر اط ل ت ه د ي و إ ن ك Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang Lurus. (QS. Asy-Syura/42:52) Namun, di ayat lain disebutkan bahwa Beliau tidak bisa memberikan hidayah. Yaitu dalam firman-nya: ي ش اء م ن ي ه د ي ا لل و ل ك ن أ ح ب ب ت م ن ت ه د ي ال إ ن ك 2 Lihat penjelasan berkaitan dengan hat ini dalam as-syarh al-mumti' 'ala Zad al-mustaqni', Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin, Cetakan I, Tahun 1422 H, Dar Ibnil Jauzi, Damam, 1/281-282.

kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, akan tetapi Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki (QS. Al- Qashash/28:56) Untuk menggabungkan kedua ayat tersebut, maka kita katakan bahwa hidayah yang dimaksudkan pada ayat pertama adalah hidayah (petunjuk) untuk mengarahkan manusia menuju jalan kebenaran. Ini yang bisa dilakukan oleh Nabi,هللىلص sedangkan hidayah yang dimaksudkan pada ayat kedua adalah petunjuk dalam arti taufiq supaya seseorang mau menerima kebenaran. Hidayah ini semata- هللاىلص tidak dimiliki oleh Nabi,عز وجل mata menjadi hak Allah maupun orang lain. 3 2. Disebutkan dalam hadits Busrah binti Shafwan هللايضر bahwa menyentuh kemaluan membatalkan wudhu. Rasulullah هللاىلص bersabda : ف ل ي ت و ض أ ذ ك ر ه م س م ن 3 Lihat al-ushul min 'llmi al-ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, hlm. 75.

Barangsiapa menyentuh kemaluannya, hendaklah ia berwudhu. 4 Namun dalam hadits lain disebutkan bahwa menyentuh kemaluan tidak membatalkan wudhu. Dalam hadits Thalq bin Ali هللايضر disebutkan bahwa ia bertanya kepada Nabi هللاىلص tentang seseorang yang menyentuh kemaluannya ketika shalat, apakah ia wajib berwudhu, maka Rasulullah هللاىلص menjawab: م ن ك ب ض ع ة ى و إ ن ا ال Tidak, sesungguhnya kemaluan itu bagian anggota tubuhmu. 5 Maka dua dalil tersebut digabungkan dengan penjelasan bahwa menyentuh kemaluan membatalkan wudhu apabila memenuhi dua persyaratan, yaitu menyentuh tanpa penghalang 6 dan dilakukan dengan syahwat. Ada pun jika 4 HR. Abu Dawud no. 181, an-nasa-i no. 163, at-tirmidzi no. 82 ia berkata "Ini hadits hasan shahih." Ibnu Majah no. 4479. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-albani dalam Irwa' al-ghalil 1/150. 5 HR. Abu Dawud no. 182, at-tirmidzi no. 85, an-nasa-i no. 165, Ibnu Majah no. 483. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/334. 6 Lihat as-syarh al-mumti' ala Zad al-mustaqni', Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin, 1/278.

tidak terpenuhi dua syarat tersebut maka menyentuh kemaluan tidak membatalkan wudhu. Menyentuh secara langsung tanpa penghalang.هلليضر membatalkan wudhu berdasarkan hadits Abu Hurairah Rasulullah هللاىلص bersabda: م ن أ ف ض ى ب ي د ه إ ل ذ ك ر ه ل ي س د و ن ه ا س ت ر ف ق د و ج ب ع ل ي و الو ض و ء Barangsiapa menyentuh kemaluannya dengan tangannya, sedangkan antara sentuhan dan kemaluannya tidak dihalangi sesuatu pun, maka ia wajib berwudhu. 7 Adapun dipersyaratkan adanya syahwat dikarenakan menyentuh kemaluan tanpa syahwat adalah seperti menyentuh tangan, hidung, dan semisalnya yang tentu saja tidak membatalkan wudhu, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits Thalq bin Ali di atas. 8 Inilah pendapat yang yang rajih, karena mengamalkan semua dalil yang ada, tanpa meninggalkan satu dalil pun, tanpa naskh ataupun tarjih. Inilah yang lebih utama karena 7 HR. Ahmad 2/333, Ibnu Hibban 1118, ad-daruquthni 1/147, al- Baihaqi 2/131. Hadits ini dishahihkan oleh al-hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Abdil Bar, dan An Nawawi. (Lihat as-syarh al-mumti' 1/279). 8 Lihat penjelasan tentang hal ini dalam as-syarh al-mumti' ala Zad al- Mustaqni', 1/282.

mengkompromikan dalil-dalil yang ada itu lebih utama selama masih memungkinkan. 3. Pendapat yang rajih (kuat), orang-orang kafir itu najis ditinjau dari i'tiqad-nya (keyakinannya) bukan dari sisi lahiriyahnya. Pendapat ini diambil karena : عز وجل menggabungkan firman Allah ن س ال م ش ر ك و ن إ ن ا آم ن وا ال ذ ي ن أ ي ه ا ي Wahai orang-orang yqng beriman, Sesungguhnya orangorang yang musyrik itu najis. (QS. At Taubah/9:28) :عز وجل Dengan firman Allah و ال م ح ص ن ا ت ل م ح ل و ط ع ام ك م ل ك م ح ل ال ك ت ا ب أ وت وا ال ذ ي ن و ط ع ام ال م ؤ م ن ا ت م ن إ ذ ا ق ب ل ك م م ن ال ك ت ا ب أ وت وا ال ذ ي ن م ن و ال م ح ص ن ا ت أ ج ور ى ن آت ي ت م وى ن Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi al-kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, bila

kamu telah membayar mas kawin mereka. (QS. Al- Maidah/5:5) Ayat pertama di atas menunjukkan bahwa orang-orang kafir itu najis, sedangkan ayat kedua menunjukkan mereka tidak najis karena makanan (sembelihan) mereka halal bagi kita, dan wanita-wanita mereka pun boleh dinikahi. Oleh karena itu, dalil yang menunjukkan kenajisan orang kafir dimaknai dengan kenajisan dari sisi keyakinan. Adapun dalil yang menunjukkan ketidak najisan mereka dimaknai dari sisi lahiriyah mereka. Dengan demikian kedua dalil tersebut bisa kompromikan tanpa meninggalkan sebagiannya. 9 Demikian pembahasan kaidah ini.semoga bermanfaaf bagi kaum Muslimin sekalian. 10 Wallahu a'lam.[] 9 Lihat penjelasan tentang hal ini dalam as-syarh al-mumti' ala Zad al- Mustaqni', 1/448. 10 Diangkat dari Talqih al-afham al- Aliyyah bi Syarh al-qawa'id al- Fiqhiyyah, Syaikh Walid bin Rasyid as-sa'idan, kaidah ke-20.