BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. A. Gambaran Umum BTM Antasari Banjarmasin. 1. Latar Belakang Berdirinya BTM Antasari Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti. Adapun penelitian yang penulis lakukan ini adalah bersifat deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk

PENDAHULUAN. orang-orang yang melanggar perintahnya, maka amal perbuatan mereka akan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin. meningkat pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan.

BAB I. 2015, h Irham Fahmi, Manjemen Perbankan: Konvensional dan Syariah, Jakarta: Mitra Wacaa Media,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya masyarakat ataupun suatu lembaga. 1 Penelitian ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat material maupun

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat lapangan (field research), yaitu dengan meneliti

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan universal. Komprehensif yang berarti Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah), sedangkan universal berarti Syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari kiamat nanti. 1 Sebagaimana firman Allah SWT : ر و ا و ا و ا و ر ا و ر و و ا إ ال ا و ر و ةا إ ر و و إ Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al-Anbiya ayat 107) Islam juga sebagai agama yang menolak pemisahan antara urusan keagamaan dan keduniaan. 2 Oleh karena itu, apapun yang menjadi kegiatan manusia, khususnya dalam bermuamalah harus disesuaikan dengan dasar hukumnya sehingga bernilai ibadah. Salah satu cabang muamalah yaitu tentang kegiatan ekonomi, seperti jual beli, sewa menyewa, utang piutang dan kegiatan lainnya. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu bergaul dengan manusia lain pasti pernah bahkan sering melakukan aktivitas atau kegiatan ekonomi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 1 M.Syafi i Antonio. Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, (Jakarta : BI dan Tazkia Institute, 1999), Cet.ke I, hlm. 38 2 Iwan Tri Yuwono, Organisasi dan Akuntansi Syariah, (Yogyakarta : 2000) hlm. 194

2 Lembaga-lembaga keuangan dapat dikatakan sebagai salah satu wadah dalam rangka kegiatan ekonomi. Hangatnya perbincangan tentang lembagalembaga keuangan karena adanya dua kelompok besar yaitu lembaga keuangan berbasis konvensional dan lembaga keuangan berbasis syariah. Perbedaan yang cukup signifikan antara konvensional dan syariah ini terletak pada bunga dan bagi hasil. Secara lebih khusus lagi penulis memaparkan tentang lembaga keuangan syariah berskala mikro seperti Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Dalam melaksanakan peranannya BMT menjalankan dua jenis fungsi kegiatan yaitu Baitul Maal (BM) dan Baitut Tamwil (BT). Baitul Mal adalah lembaga keuangan Islam yang berfungsi menghimpun dan mengelola dana zakat, infaq, maupun shadaqah dan menyalurkan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq) sesuai dengan ketentuan (fakir, miskin, amil, mu alaf, memerdekakan budak, orang berhutang, fisabilillah dan orang dalam perjalanan). 3 Baitut Tamwil adalah lembaga keuangan Islam yang usaha pokoknya mengimpun dana dari pihak lain (anggota/deposan) dan menyalurkan kepada yang memerlukan melalui pembiayaan-pembiayaan untuk usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil. 4 Untuk lebih jelasnya dari segi operasionalnya, dapat dikemukakan perbedaan kedua lembaga itu, sebagai berikut: 5 3 Muhammad Syaini Usman, Petunjuk Praktis Mendirikan Baitul Maal dan Baitut Tamwil (BMT) di Lingkungan Perserikatan Muhamadiyah, (Jakarta: BP. Yayasan Baitul Maal Muhamadiyah), h. 2 4 Ibid., h. 8 5 Ibid., h. 9

3 a. Baitul Maal (BM) 1. Visi dan misi sosialnya 2. Sebagai mediator antara pembayar zakat dan mustahiq 3. Tidak boleh mengambil apapun dari operasionalnya 4. Biaya operasionalnya diambil dari 12,5% dari zakat yang diterimanya 5. Tidak wajib zakat b. Baitut Tamwil (BT) 1. Visi dan misinya ekonomi 2. Sebagai mediator antara penabung dengan pihak yang memerlukan dana 3. mencari keuntungan dari operasinya berdasar ketentuan syariah 4. Biaya operasionalnya dari keuntungan usahanya 5. Wajib zakat atas keuntungan usahanya Seperti halnya perbankan syariah, BMT menjalankan usaha dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Dari segi penghimpunan dana Baitut Tamwil mempunyai salah satu produk yang ditawarkan yaitu wadi ah. Menurut Syafi i Antonio, wadi ah adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lainnya, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. 6 Konsep titipan sebenarnya sudah dilakukan sejak adanya manusia dan terus berkembang dengan metode-metode yang berlainan. Metode titipan itu pun 6 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 85

4 akhirnya diadopsi oleh suatu lembaga keuangan yang ikut mempertanggungjawabkan objek titipannya. 7 Menitipkan uang atau yang lazim disebut menabung adalah tindakan yang dianjurkan Islam karena sangat bermanfaat untuk mempersiapkan masa depan. Firman allah SWT: )النساء: )۹ Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah SWT orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir kesejahteraan mereka. Maka hendaklah mereka bertaqwa kepada allah SWT dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An Nisa: 9) Seperti yang telah disebutkan bahwa BTM Antasari mempunyai produk wadi ah, di mana produk ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin menyimpan uangnya (menabung). Sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang menjalankan fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana, maka BTM Antasari berupaya agar dapat melayani masyarakat melalui produk-produk yang ditawarkannya. Dalam pelaksanaannya ada dua jenis wadi ah yaitu wadiah al amanah dan wadiah yad dhamanah. 8 Masing-masing mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. 7 Tim Asisten Pengembangan LKS Bank Muamalat, Perbankan Syariah Perspektif Praktisi, (Jakarta: Muamalat institute), h. 119

5 Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Antasari Banjarmasin sebagai lokasi penelitian yang penulis ambil berada di lingkungan Muhamadiyah cabang tujuh. Dari hasil wawancara sederhana antara penulis dengan salah satu pegawai BTM Antasari sebagai obrservasi awal bahwa ada dua jenis pembagian wadi ah seperti yang dikemukakan sebelumnya yaitu wadi ah al amanah dan wadi ah yad dhamanah, di mana pengelompokkannya berdasar batas usia. Dalam penggunaan wadi ah al amanah diperuntukkan bagi anak-anak, sedangkan wadiah yad dhamanah untuk orang dewasa. Jadi, BTM Antasari tidak hanya melibatkan orang dewasa, anak-anak pun dapat menggunakan produk wadi ah ini. Berdasarkan informasi awal di atas, penulis merasa sangat tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang wadi ah dan pengelompokannya yang diterapkan BTM Antasari itu. Apakah yang mendasari BTM Antasari dalam kebijakannya mengenai hal itu, serta bagaimana penentuan batas usia dari anak-anak sampai dewasa. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut yang hasilnya akan dilaporkan dalam bentuk skripsi dengan judul: Aplikasi Wadi ah Pada Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Antasari Banjarmasin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah penelitian yaitu : 1. Bagaimana aplikasi wadi ah pada BTM Antasari Banjarmasin? h. 27 8 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank syariah, (Jakarta: Alvabet, 2003), Cet. 2,

6 2. Bagaimana karakteristik antara wadi ah yad dhamanah dan wadi ah al amanah dalam prakteknya pada BTM Antasari Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui aplikasi wadi ah pada BTM Antasari Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui karakteristik wadi ah yad dhamanah dan wadiah al amanah dalam prakteknya pada BTM Antasari Banjarmasin. D. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami maksud judul, maka perlu definisi operasional yaitu : 1. Aplikasi yaitu penggunaan atau penerapan 9. Maksud aplikasi di sini adalah penerapan wadi ah pada BTM Antasari. 2. Wadi ah yaitu titipan murni dari salah satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki 10. Kata wadi ah belum dibakukan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jadi penulisannya berpedoman kepada penulisan yang ada pada DSN dan buku ensiklopedi Ekonomi Perbankan Syariah yaitu wadi ah. Wadi ah dalam penelitian ini adalah wadi ah yang 9 Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, h. 46 10 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 85

7 dijalankan oleh pihak BTM Antasari, yaitu wadi ah amanah dan wadi ah dhamanah. 3. BTM (Baitut Tamwil Muhamadiyah) merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang dipayungi oleh persyarikatan Muhammadiyah. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Secara teoritis-keilmuan diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran kepada pengamat, akademisi, praktisi, nasabah dan peminat BTM sehingga menambah pengetahuan seputar produk BTM, khususnya wadi ah. 2. Secara praktis diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi dan motivasi bagi para praktisi BTM agar lebih meningkatkan kinerja agar peminat BTM khususnya para nasabah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan sehingga dampaknya akan menguntungkan BTM itu sendiri. 3. Sebagai bahan untuk memperkaya khazanah perpustakaan IAIN Antasari dan perpustakaan Fakultas Syariah. 4. Menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian serupa dari aspek yang berbeda. F. Kajian Pustaka Berdasarkan pada penelaahan peneliti terdahulu, maka ditemukan pembahasan tentang wadi ah. Peneliti yang dimaksud adalah:

8 Penelitian yang dilakukan Yulida Safitri (NIM 001143782) jurusan Muamalat dengan judul Prinsip Wadi ah Dalam Perbankan Syariah Pada BRI Syariah Cabang Banjarmasin. Masalah yang diangkat pada penelitian ini lebih menitikberatkan pada pemahaman sebagian masyarakat yang masih kurang mengetahui betul tentang bank syariah. Bahkan ada sebagian masyarakat yang berasumsi bahwa sistem yang ada pada bank syariah sama saja dengan sistem yang ada pada bank konvensional. Selanjutnya Saudari Yulida Safitri dalam pembahasannya menguraikan tentang produk wadi ah yang dilaksanakan oleh BRI Syariah hanya dalam bentuk giro wadi ah. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada produk wadi ah yang dijalankan BTM Antasari dan penulis tidak membahas tentang pemahaman masyarakat tentang sistem yang ada pada bank syariah, sehingga terdapat pokok perbedaan dengan penelitian sebelumnya. G. Kerangka Pemikiran Pokok-pokok pikiran sebagai gambaran teoritis diharapkan sejalan dengan pelaksanaan di lapangan, khususnya pada lembaga-lembaga perekonomian, salah satunya yang penulis kemukakan yaitu BTM. Untuk lebih mempermudah memahami secara teoritis tentang wadi ah, maka penulis membuat variabel secara garis besar yang termuat dalam kerangka pemikiran agar tergambar hubungan antar bagian. Secara sistematis dapat disajikan sebagai berikut:

9 APLIKASI WADIAH Fiqih - Perbankan Syariah - Dewan Syariah Nasional (DSN) BTM Antasari Dari skema di atas bahwa ada tiga variabel yang saling terkait. Penulis menyajikan bagaimana aplikasi wadi ah dalam kaidah fiqh, di dalam peraturan yang ada pada perbankan syariah dan Fatwa DSN, serta bagaimana praktiknya pada BTM Antasari sebagai lokasi penelitian yang penulis pilih. Pada bab selanjutnya akan lebih dibahas mengenai ketiga variabel tersebut agar dapat dinilai apakah ada kesesuaian atau terdapat penyimpangan antara teori secara syariahnya dengan praktiknya di lapangan. H. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis. Pada bab satu pendahuluan penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, membuat rumusan masalah, menguraikan tujuan masalah yang sejalan dengan rumusan masalah yang dibuat, mengemukakan definisi operasional yang

10 menjelaskan pengertian judul, menguraikan signifikansi(kegunaan) penelitian, menggambarkan kerangka pemikiran, kajian/tinjauan pustaka yang membahas penelitian serupa yang pernah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya dari aspek yang berbeda, dan berisi sistematika penulisan. Pada bab dua landasan teori, penulis menyajikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang dikemukakan pada bab pendahuluan di atas yaitu teori-teori tentang wadi ah meliputi wadi ah dalam fiqh, yang terdiri dari pengertian wadi ah, dasar hukum wadi ah, rukun dan syarat murabahah, hukum menerima benda titipan, dan tanggung jawab terhadap objek titipan. Wadi ah dalam perbankan syariah terdiri dari pengertian wadi ah, jenis-jenis wadi ah, ketentuan-ketentuan tentang giro dan tabungan wadi ah, dan sertifikat wadi ah Bank Indonesia. Pada bab tiga metode penelitian, dimana penulis menguraikan tentang bagaimana penelitian ini akan dilakukan meliputi jenis, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data sangat diperlukan dalam penelitian ini agar hasil dari penelitian ini punya dasar dan sumber yang akurat. Dalam pengumpulan data agar akurat dan tepat, maka perlu adanya teknik pengumpulan data. Agar data yang terkumpul nantinya jelas dan lengkap, maka dibuatlah teknik pengolahan dan analisis data. Selanjutnya dalam melakukan penelitian harus ada tahapan-tahapan yang termuat dalam prosedur penelitian. Pada bab empat penulis menyajikan hasil penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian pada bab tiga di atas yang terdiri meliputi gambaran umum BTM Antasari, menggambarkan aplikasi wadi ah BTM Antasari,

11 bagaimana mekanisme menjadi nasabah penabung pada BTM Antasari, menguraikan ketentuan-ketentuan simpanan wadi ah, serta analisis data yang merupakan uraian hasil penelitian penulis lakukan. Kemudian pada bab lima merupakan penutup yang berisikan tentang jawaban terhadap permasalahan tentang isi dan inti dari isi skripsi ini secara keseluruhan yang akan dimuat dalam simpulan, agar lengkapnya skripsi ini sebagai rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan ini perlu adanya saran.

12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu dengan terjun langsung ke lokasi penelitian dengan menggali data-data yang diperlukan. Dalam mengadakan penelitian, penulis menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif yang memfokuskan kajian pada bentuk tabungan wadi ah dan mekanisme yang dijalankan pihak BTM Antasari Banjarmasin. B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini beralamat di jalan Pangeran Antasari Gang Hasanuddin Banjarmasin 70233, di samping komplek Mesjid Hasbunallah Wani mal Wakil. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang bekerja pada BTM Antasari khususnya bagian yang berkompeten dalam melaksanakan penghimpunan dan penyaluran dana. Objek penelitian ini adalah segala hal yang berkaitan dengan wadi ah, baik pelaksanannya, mekanisme membuka rekening tabungan maupun ketentuanketentuan lainnya.

13 D. Data dan Sumber Data 1. Data yang digali dalam penelitian ini adalah : a. Data primer yaitu data-data yang berkaitan langsung dengan wadi ah, baik pelaksanaannya, syarat menjadi nasabah maupun ketentuanketentuan lainnya. b. Data sekunder yaitu data-data tentang profil atau gambaran umum BTM Antasari, baik sejarah berdirinya, struktur kepengurusuan, maupun wewenang dari setiap jabatan. 2. Sumber data penelitian ini adalah: a. Responden, yaitu orang-orang yang terlibat langsung dengan BTM Antasari, baik pimpinan, pengelola, pengurus maupun para karyawan. b. Dokumen, yaitu catatan atau berkas-berkas penting yang berhubungan dengan topik penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data. Dalam usaha pengumpulan data, penulis menggunakan teknik: 1. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab atau dialog langsung dengan para responden BTM Antasari sehingga diperoleh keterangan mengenai data yang diperlukan. 2. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dan mempelajari berbagai dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

14 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data sebagai berikut : a. Editing, yaitu meneliti dan mempelajari kembali data yang sudah terkumpul sehingga diperoleh data yang jelas dan akurat. b. Interprestasi data yaitu memberi penjelasan seperlunya terhadap data yang masih kurang jelas agar mudah dipahami. 2. Teknik Analisis Data Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, berupa uraian dalam bentuk tulisan yang menggambarkan validitas data yang berhubungan dengan aplikasi wadi ah. G. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini secara umum penulis menggunakan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Tahap Pendahuluan Pada tahap pendahuluan ini penulis melakukan penjajakan awal dengan mendatangi lokasi penelitian dan mengadakan dialog sederhana dengan salah satu staf di BTM Antasari. Setelah menemukan masalah penelitian, maka penulis mengajukan proposal ke Biro Skripsi dan diterima pada tanggal 12 November 2007. Setelah berkonsultasi antara penulis dan pembimbing skripsi maka diadakan seminar pada tanggal 29 Februari 2008.

15 2. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini terlebih dulu mengurus surat riset, kemudian terjun ke lapangan kurang lebih 2 bulan terhitung mulai tanggal 08 April sampai 08 Juni 2008 untuk melakukan penggalian data dengan melakukan wawancara kepada responden dan mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan. 3. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini penulis menyusun laporan berdasarkan data-data diperoleh dengan bimbingan dan koreksi dari asisten dan dosen pembimbing. Kemudian data itu dianalisis secara kualitatif dalam bentuk uraian yang berkaitan dengan produk wadi ah. 4. Tahap Penutup Pada tahap ini penulis menyusun hasil penelitian yang didapat sesuai dengan sistematika penulisan. Dengan bimbingan dan koreksi dosen pembimbing dan asisten sehingga tercapai hasil yang diinginkan. Selanjutnya disusun dalam bentuk skripsi dan setelah disetujui maka dilakukan penggandaan naskah untuk kemudian dimunaqasyahkan.