MEKANISME BERACARA SECARA PRODEO DALAM PERKARA PERDATA

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA DALAM PERJANJIAN WARALABA YANG DAPAT MENIMBULKAN PRAKTIK MONOPOLI

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Hukum merupakan kaidah atau norma yang hidup dalam masyarakat

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN SELA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

[DEVI SELVIYANA, SH] BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang harus dihargai dan dihormati oleh orang lain.

FAKTOR PENYEBAB PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN SECARA SEMPURNA (NON EXECUTABLE)

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

KARAKTERISTIK GUGATAN WARGA NEGARA ( CITIZEN LAWSUIT

PERMOHONAN PUTUSAN SERTA-MERTA ATAS GUGATAN SEWA MENYEWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

PRODEO DALAM PERADILAN SEMA NOMOR 10 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi atau melakukan hubungan-hubungan antara satu sama

PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA SECARA PRODEO. Oleh : Dian Latifiani. Abstract

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembuktian merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis, metodologis, dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG SAMA

BAB I. Eksekusi pada hakekatnya tidak lain ialah realisasi daripada kewajiban pihak yang

Keywords : Hukum Acara, Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa.

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman. memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pogram Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Oleh : ANGGA PRADITYA C

DUMPING DAN ANTI-DUMPING SEBAGAI BENTUK UNFAIR TRADE PRACTICE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

KEWAJIBAN PELAPORAN DALAM HAL PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban debitor untuk membayar kembali utang sesuai jangka waktu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 1917 BW dijelaskan bahwa pada dasarnya suatu putusan itu

Jakarta, 31 Agustus 1951 SURAT EDARAN NOMOR 3 TAHUN 1951

JURNAL ILMIAH. PELAKSANAAN PENETAPAN KELAHIRAN ANAK BERUMUR DI ATAS 1 (SATU) TAHUN SECARA PRODEO (Studi di Pengadilan Negeri Mataram)

Oleh : A.A. Nandhi Larasati Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

Oleh Anak Agung Lita Cintya Dewi I Made Dedy Priyanto Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

ANALISIS MENGENAI SINGKRONISASI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SEBAGAI PENGGANTI PIDANA PENJARA

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI)

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan keterbatasan ketersediaan lahan pertanahan.

III. PUTUSAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN

UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN KORBAN KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENOLAKAN PEMBERIAN DANA SANTUNAN OLEH PT.

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

BAB III METODE PENELITIAN

KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIFIKAT DALAM SENGKETA HAK ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari sebuah adegan di film Arwah Goyang Karawang, Julia

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian normatif (dokcrinal research) yaitu

1. Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon / suami atau kuasanya :

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4)

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG ALAT BUKTI SURAT ELEKTORNIK. ( )

UPAYA HUKUM DALAM PERKARA PERDATA (Verzet, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali dan Derden Verzet) Syahrul Sitorus

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. EKSEKUSI YANG TIDAK DAPAT DIJALANKAN MENURUT HUKUM ACARA PERDATA 1 Oleh: Rahmawati Kasim 2

BAB IV. ANALISIS PELAKSANAAN PUTUSAN No. 0985/Pdt.G/2011/PA.Sm. TENTANG MUT AH DAN NAFKAH IDDAH

EKSEKUSI TANAH TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA Muhammad Ilyas,SH,MH Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang

KEWENANGAN MENGUJI KONSTITUSIONALITAS PERATURAN DAERAH TERHADAP UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya dalam kegiatan pengangkutan udara niaga terdapat dua

TUJUAN DAN MANFAAT, SERTA KRITIK YANG TIMBUL DARI GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK (CLASS ACTION) DALAM SUATU SENGKETA PERDATA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum bagi konsumen 1 bertujuan untuk melindungi hak-hak

Prosedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut:

Oleh I Dewa Ayu Inten Sri Damayanti Suatra Putrawan Bagian Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana

METODE PENELITIAN. menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat

PELAKSANAAN RAPAT PERMUSYAWARATAN DALAM PERADILAN TATA USAHA NEGARA

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

LEGAL ACTIONS VERZET AGAINTS EXECUTION CONFISCATION IN CIVIL CASE AT DISTRICT COURT SEMARANG (CASE STUDY COURT DECISION NO. 152/Pdt.Plw/2006/PN.

PROSES DAN TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PEMBUKTIAN DALAM HUKUM ACARA PERDATA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

P U T U S A N. Nomor : 07/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Lelang menurut sejarahnya berasal dari bahasa latin yaitu action yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1945 menegaskan bahwa segala warga negara bersamaan. berkembang dan berkehidupan yang adil dan berdaulat.

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PRODEO (Selayang Pandang Implementasi SEMA No. 10 Tahun 2010 Oleh : Firdaus Muhammad Arwan

ANALISIS UNSUR-UNSUR PASAL 340 KUHP TENTANG PEMBUNUHAN BERENCANAPADA KASUS PEMBUNUHAN TRAGIS ANGGOTA ORMAS DI BALI

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MELALUI MEKANISME GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK ( CLASS ACTIONS

HAK MEWARIS ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM PERDATA

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG. ABSTRACT

Transkripsi:

MEKANISME BERACARA SECARA PRODEO DALAM PERKARA PERDATA Oleh I Ketut Gede Pasek Purwata I Gede Pasek Eka Wisanjaya Program Kekhususan Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Beperkara secara prodeo merupakan berperkara secara cuma cuma dipengadilan negeri, bagi orang yang tidak mampu dengan melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kepala desa, meliputi wilayah hukum tempat tinggal si peminta berperkara secara prodeo, dan menerangkan bahwa orang tersebut memang benar tidak mampu membayar perkara dipengadilan permohonan perkara secara prodeo akan ditolak oleh pengadilan apabila penggugat ternyata bukan orang yang tidak mampu. Namun bagi pihak yang kurang mampu, dapat mengajukan gugatan secara cuma-cuma yang disebut dengan berperkara secara prodeo. Keyword: Prosedural, Mekanisme, Biaya Dalam Perkara Perdata. ABSTRACT Litigants to litigate in a court fee waiver for free - free foreign court, for people who cannot afford to not be able to attach a letter from the head of the village, covering an area of law where the requester litigants live in without cost, and explain that the person is completely unable to pay for court case petition the case will be rejected by the court without cost if the plaintiff was not a person who can t afford. But for those who are less able, can file a lawsuit for free - free is called the litigants are without cost. Keyword: Procedural, Mechanism, Cost in Civil Case. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketidak mampuan masyarakat secar financial untuk menuntut haknya sesuai dengan prosedur hukum, sehinnga perlu diadakan suatu kebijaksanaan untuk dapat mengajukan suatu perkara dengan tidak terbentur oleh biaya, khususnya dalam 1

berperkara perdata, oleh karena itu diperlukan suatu prosedur untuk mengajukan perkara-perkara secara cuma-cuma / tidak perlu membayar panjer perkara (prodeo). 1 Namun bagi pihak yang kurang mampu, dapat mengajukan gugatan secara cuma-cuma yang disebut dengan berperkara secara prodeo. Hal tersebut sesuai dengan asas trilogi peradilan yaitu peradulilan cepat, sederhana dan murah. namum masih banyak masyarakat yang kurang mampu tidak memahami cara berperkara secara prodeo dipengadilan, dan tidak berani berperkara dipengadilan, walaupun mereka ingin mengajukan Gugatan Dipengadilan. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan ini antara lain : untuk dapat memperdalam pengertian dan pemahaman terhadap syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat berperkara secara prodeo dan prosedur penyelesaian perkara perdata secar prodeo di Pengadilan, untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang hukum, untuk mengetahui dan memahami syarat-syarat yang diperlukan jika berperkara secara Prodeo di Pengadilan, untuk memahami lebih jauh mengenai prosedur penyelesaian perkara perdata secara prodeo di Pengadilan dan meningkatkan kemampuan dalam mengulas kasus-kasus hukum yang banyak terjadi di masyarakat. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan penulisan ini adalah jenis penelitian hukum normative dimana masalah ditinjau dan dikaji berdasarkan leteratur-literature perundang-undangan yang terkait. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan menelaah undang-undang dan regulasi yang bersangkutan dengan isu hukum yang sedang ditanganni. 2 Pendekatan literature merupakan mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan hal.93 1 Sudikno Mertokusumo, 1998, Hukum Acara Perdata Indonesia Edisi kelima, Liberty Yogyakarta, hal.16 2 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum Edisi pertama, cetakan ke-6, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2

klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi 3 Jenis pendekatan penelitian hukum ini dapat debedakan menjadi bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan skunder, 4 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN Beracara secara prodeo adalah berperkara secara cuma-cuma atau tampa biaya didepan pengadilan. 5 dalam berperkara secara prodeo, maka pihak yang ingin berperkara secara prodeo harus membuktikan bahwa dirinnya benar-benar tidak mampu, sehingga pihak pengadilan memberikan surat penetappan berperkara secara prodeo. 6 Prosedur beracara secara cuma-cuma (prodeo) dipengadilan haruslah dengan permohonan yang diajukan pada waktu penggugat mengajukan gugatannya yang disertai dengan surat keterangan tidak mampu dari kepala desa atau iuran di tempat kediaman pemohon. dalam keterangan tersebut harus dinyatakan bahwa pemohon itu betul-betul tidak mampu membayar biaya perkara dipengadilan. permohonan perkara secara prodeo akan ditolak oleh pengadilan apabila penggugat ternyata bukan orang yang tidak mampu. 7 Ketentuan tentang berperkara secara prodeo ini diatur dalam pasal 137 HIR dan 237 RBg. Pasal tersebut menentukan bahwa barang siapa hendak berperkara baik penggugat atau tergugat tetapi tidak mampu membayar ongkos perkara, dapat mengajukan perkara dengan ijin membayar ongkos. Dalam prakteknya permohonan ijin berperkara secara prodeo ini dimintakan melalui putusan sela yang diajukan bersama gugatan atau jawaban sesuai ketentuan pasal 238 HIR / Pasal 274 RBg. Sebelum pengadilan negeri memeriksa pokok perkara, maka terlebih dahulu harus memutuskan (putusan sela) apakah permohonan perkara secara cuma-cuma atau prodeo dikabulkan atau ditolak sesuai dengan ketentuan dalam pasal 230 HIR / 275 RBg yang berbunyi: 3 Ibid, hal 142 4 Opcit, hal 141 5 Mohamad Toufik Makarao, 2004, Pokok Pokok Hukum Acara Perdata, Rineka Cipta, Jakarta hal.13 6 Darwan Prints, 1996, Strategi Menyusun dan Menanganni Gugatan Perdata, PT. Citra Aditya Bakti, bandung, hal.16 7 Sudikno Mertokesumo, loc, cit 3

1. Pada hari mengahadap kemuka pengadilan, terlebih dahulu harus putuskan oleh Pengadilan Negeri apakah permintaan akan berperkara dengan tidak membayar ongkos dapat dikabulkan atau tidak. 2. Lawan orang yang mengajukan permintaan itu dapat membantu permintaan itu baik dengan semula menyatakan, bahwa gugatan atau perlindungan sipeminta itu tidak beralasan sama sekali, maupun yang menyatakan bahwa orang itu sungguh mampu membayar ongkos perkara itu. 3. Dengan salah satu alasan itu pengadilan negeri karena jabatannya dapat menolak permintaan itu. Permohonan berperkara secara prodeo ini yang dapat digunakan untuk tingkat banding atau kasasi, untuk itu harus diajukan permintaan baik secara tertulis maupun lisan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang menjatuhkan putusan sebagai hakim pertama. Permintaan itu dilampiri dengan surat keterangan tidak mampu, permintaan itu haruslah diajukan dalam tenggang waktu 14 hari sesudah hari dijatuhkan putusan atau sesudah pemberitahuan tersebut. Berdasarkan teori berperkara secara prodeo hanya menunjuk pada syarat mutlak, maka pengadilan harus benar-benar menyelidiki tentang ketidak mampuan pihak yang mengajukan perkara secara prodeo. Prosedur berperkara secara prodeo dipengadilan negeri pada umumnnya sama seperti gugatan biasa hanya dalam gugatan prodeo terdakwa diberi keistimewaan untuk tidak membayar uang perkara sebagai mana mestinnya. Karena terdakwa tersebut secara financial tidak mampu, agar tidak terjadi penyimpangan terhadap hal tersebut. Dengan demikian prosedur mengajukan perkara secara prodeo harus dapat diperjelas dengan mengajukan langkah-langkah, sebagai berikut: 1. Pihak yang memiliki perkara mengajukan permohonan ke pengadilan untuk beracara secara prodeo. 2. Permohonan harus dilampirkan dengan surat keterangan tidak mampu dari Kepala Daerah. 3. Selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri akan mengutus Panitera atau yang mewakili untuk datang ketempat tinggal penggugat untuk menyelidiki apakah penggugat benar-banar tidak mampu. 4

4. Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan surat penetapan, bahwa perkara tersebut akan diperiksa secara prodeo. 5. Berdasarkan surat penetapan Hakim tersebut maka perkara dapat segera dimulai. III. KESIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: a. Berperkara secara prodeo adalah berperkara secara cuma-cuma atau tampa biaya didepan pengadilan, dalam berperkara secara prodeo, maka pihak yang ingin berperkara secara prodeo harus membuktikan bahwa dirinnya benarbenar tidak mampu, sehinnga pihak pengadilan memberikan surat penetapan berperkara secara prodeo. b. Prosedur permohonan berprodeo atau berperkara cuma-cuma ini pada prinsipnnya harus melampirkan surat permohonan untuk berperkara secara prodeo harus melampirkan surat keterangan tidak mampu pada saat mengajukan gugatan dipengadilan yang ditujukan kepada ketua pengadilan dan selanjutnya dlakukan pemeriksaan secara prodeo. Dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan, apakah perkara tersebut dapat dilakukan secara prodeo. c. Syarat-syarat dari permintaan secara cuma-cuma itu adalah harus disertai dengan surat keterangan tidak mempu, berasal dari kepala desa, yang meliputi wilayah hukum tempat tinggal, si peminta dan menerangkan bahwa orang tersebut benar-benar tidak mampu. DAFTAR PUSTAKA Sudikno Mertokusumo, 1998, Hukum Acara Perdata Indonesia Edisi kelima, Liberty Yogyakarta. Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum Edisi Pertama, cetakan ke-6, Kencana Prenada Media Group Jakarta. Mohamad Toufik Makarao, 2004, Pokok Pokok Hukum Acara Perdata, Rineka Cipta, Jakarta hal.13. Darwan Prints, 1996, Strategi Menyusun dan Menanganni Gugatan Perdata, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung. KUHper 5