PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

PRODUKSI IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) UKURAN M DENGAN PADAT TEBAR 25, 50, 75 DAN 100 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

II. BAHAN DAN METODE

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paraclreirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20,40 DAN 60 EKORLITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

II. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

II. BAHAN DAN METODE

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA

II. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

Effect of Rearing Density on Growth and Survival Rate of Balashark (Balantiocheilus melanopterus Blkr.) Fry at Recirculation Culture System

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN CUPANG (Betta sp.) Yudha Lestira Dhewantara, 1 Ananda Sulistyo Adhi 2,

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PENGGUNAAN AIR PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN SISTEM RESIRKULASI

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

BAB 4. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) : (2013) ISSN :

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad **) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

PRODUKSI IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) UKURAN L DENGAN PADAT TEBAR 60, 80, 100 EKOR/LITER MENGGUNAKAN SISTEM PERGANTIAN AIR

BAB III METODE PENELITIAN

KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO

BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN BERBEDA. Oleh : Muarif dan Rosmawati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN M PADA SUHU RUANG HINGGA 32 C IRWAN WIJAYA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAME (Osphronemus goramy Lac.)

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGELOLAAN OKSIGEN PADA TAMBAK INTENSIF

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia)

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus EKOR/LITER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

ARTIFICIAL SUBSTRATES INCREASED SURVIVAL AND GROWTH OF HYBRID CATFISH (Clarias gariepinus and C. macrocephalus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

IV. HASIL DA PEMBAHASA

II. BAHAN DAN METODE

PRODUKSI BENIH GURAMI

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

AQUAWARMAN I. PENDAHULUAN

PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

Effect of Rearing Density of Dumbo Catfish (Clarias sp.) Fry on Production in the Controlled Nitrogen Culture System by Adding Wheat Powder

Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

Pengaruh Padat Tebar Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius pangasius) ABSTRACT

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :1-8 (2016) ISSN :

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA PADA WADAH RESIRKULASI

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN CORYDORAS Corydoras aeneus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

Pengaruh Padat Tebar Tinggi Dengan Penggunaan Nitrobacter Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp.)

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

PENGARUH PERBEDAAN PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA SISTEM RESIRKULASI

PRODUKSI DAN ANALISIS USAHA PENDEDERAN IKAN SINODONTIS UKURAN 1 INCI DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA VIKIET ARDHITIO

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

PENGARUH PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

Transkripsi:

Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 211 215 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 211 PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI Production of Paracheirodon innesi on Different Densities in Recirculating System T. Budiardi, N. Gemawaty dan D. Wahjuningrum Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga Bogor (16680), Indonesia ABSTRACT The objective of this research was to know production of neon tetra Paracheirodon innesi reared in recirculating system with density 20, 40 and 60 litre -1. Fish with 1.80 ± 0.04 cm lenghts were cultured in 30 x 20 x 20 cm aquarium in recirculating system, during 28 days. Result of this research showed that density of fish rearing affected survival rate (p<0.05). No influence (p>0.05) was observed on body lenght, growth of body lenght and coefficient of varians. Keywords: Density, production, growth, survival rate dan Paracheirodon innesi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi ikan neon tetra Paracheirodon innesi ukuran L yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan kepadatan 20, 40 dan 60 ekor/l. Benih ikan neon tetra yang digunakan berukuran sedang (medium) dengan panjang awal 1,80 ± 0,04 cm. Ikan ini dipelihara pada akuarium dengan ukuran 30cm x 20cm x 20cm selama 28 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepadatan pemeliharaan memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup (p<0,05). Panjang tubuh, laju pertumbuhan panjang, pertambahan bobot harian dan koefisien keragaman panjang tidak terpengaruh oleh kepadatan pemeliharaan ikan (p>0,05). Kata kunci : Padat penebaran, produksi, pertumbuhan, kelangsungan hidup, neon tetra dan Paracheirodon innesi PENDAHULUAN Ikan neon tetra termasuk salah satu jenis ikan hias dengan peluang pasar yang cukup baik bahkan beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan ekspor yang cukup pesat. Pada kenyataannya, produksi ikan hias dari para petani relatif rendah karena petani umumnya memiliki sarana produksi yang terbatas serta semakin menurunnya sumberdaya air tawar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Permasalahan yang sering muncul dalam budidaya adalah ikan neon tetra mudah mengalami stres ketika terjadi perubahan kualitas air. Dengan demikan diperlukan kualitas air yang relatif stabil selama masa pemeliharaan. Resirkulasi merupakan salah satu alternatif dalam menciptakan lingkungan budidaya yang optimal. Keunggulan sistem ini adalah hemat air, lahan dan tenaga kerja. Walaupun sistem ini menggunakan biaya yang cukup tinggi, namun dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan padat penebaran yang disertai peningkatan intensitas pengelolaan, sehingga daya dukung dapat ditingkatkan. Dengan demikian, peningkatan padat tebar akan dapat meningkatkan produktivitas. Peningkatan padat penebaran dapat dilakukan sampai tingkat tertentu. Batas tersebut berbeda atau bervariasi bergantung pada spesies ikan yang dibudidayakan, yaitu berdasarkan umur ikan dan ukuran masingmasing individu serta metode atau sistem budidaya yang digunakan (Stickney, 1979). Dalam batas-batas tertentu daya dukung satuan luas tidak berbeda untuk padat penebaran yang berbeda-beda, yang

212 menentukan adalah daya tumbuh dari jaringan ikan tersebut untuk mengubah makanan menjadi biomassa (Sastrakusumah, 1988). Pada padat penebaran rendah, tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan tinggi dengan variasi ukuran rendah namun menghasilkan produktivitas rendah. Pada padat penebaran tinggi, kondisi kompetisi pakan dan ruang berpeluang tidak dapat ditolerir oleh ikan. Kondisi ini mengakibatkan tingkat kelangsungan hidup ikan terganggu, laju pertumbuhan ikan menurun dan variasi ukuran semakin tinggi. Padat penebaran dapat dikatakan optimal apabila ikan yang ditebar dalam jumlah tinggi, tetapi kompetisi pakan dan ruang masih dapat ditolerir oleh ikan, sehingga menghasilkan tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan yang tinggi, serta variasi ukuran yang rendah. Apabila kepadatan optimal dapat dicapai, maka sarana dan sumber daya air tawar dapat dimanfaatkan secara efisien, sehingga produksi yang dihasilkan maksimal. Dengan demikian akan didapatkan efisiensi usaha yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh padat penebaran terhadap produksi ikan neon tetra serta kepadatan optimal dalam pemeliharaan. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan perbedaan padat penebaran, yaitu P1 = 20 ekor/liter, P2 = 40 ekor/liter dan P3 = 60 ekor/liter dengan volume air setiap akuarium sebanyak 10 liter. Hewan uji yang digunakan adalah ikan neon tetra berukuran sedang (medium) dengan panjang awal 1,80 ± 0,04 cm. Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 30 x 20 x 20 selama 28 hari dan diberikan pakan berupa cacing sutra (Tubifex sp). Pakan diberikan 2 kali sehari secara ad libitum. Data yang diperoleh berupa data panjang tubuh ikan, bobot tubuh, derajat kelangsungan hidup, koefisien keragaman panjang dan data kualitas air. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% dan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT) untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Analisis secara deskriptif digunakan pada parameter kualitas air untuk mengetahui kondisi perairan selama pemeliharaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai produksi ikan neon tetra dengan padat penebaran berbeda dinyatakan dengan parameter panjang tubuh, koefisien keragaman, laju pertumbuhan panjang harian, laju pertumbuhan bobot harian, tingkat kelangsungan hidup, kepadatan akhir dan efisiensi selama pemeliharaan ikan neon tetra yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter produksi ikan neon tetra selama pemeliharaan setiap perlakuan Kepadatan (ekor/l) Parameter Hari ke-14 Hari ke-28 20 40 60 20 40 60 Lt (cm) 2,48 a 2,42 b 2,46 ab 3,04 a 3,00 a 2,98 a α (mm/hari) 0,0357 a 0,0286 b 0,0333 a 0,0381 a 0,0357 a 0,0357 a SGR(gram/hari) 0,0329 a 0,0302 a 0,0281 a 0,0385 a 0,0365 a 0,0365 a KK (%) 3,90 a 4,36 a 3,89 a 2,84 a 3,02 a 2,90 a SR (%) 61 a 79,67 b 72,02 b 48,17 a 71,75 b 61,11 c Nt (ekor/liter) 12,2 a 31,8 b 43,2 c 9,6 a 28,7 b 36,6 c Keuntungan (Rp) - - - -990.700 a 4.358.900 b 3.049.600 b Keterangan : Huruf yang berbeda pada hari ke-14 dan ke-28 pada setiap baris menyatakan beda nyata pada taraf kepercayaan 95%

213 Pada awal penebaran, rata-rata panjang tubuh ikan neon tetra adalah 1,80 ± 0,04 cm sehingga termasuk dalam ukuran sedang (medium). Panjang rata-rata terbaik dihasilkan dari perlakuan padat penebaran 20 ekor/liter yaitu sebesar 2,48 cm. Selama masa pemeliharaan, panjang tubuh ikan neon tetra selalu meningkat. Setelah pemeliharaan selama 28 hari, panjang akhir tubuh pada perlakuan kepadatan 20, 40 dan 60 ekor/liter berturut-turut sebesar 3,04; 3,00 dan 2,98 cm. Nilai panjang akhir yang diperoleh tidak mencapai ukuran maksimal ikan neon tetra yaitu 3,75 cm. Namun dari hasil yang diperoleh, panjang akhir ikan neon masuk dalam ukuran Large (L). Hal ini disebabkan karena kebutuhan pakan ikan neon tetra telah tercukupi dengan baik. Demikian pula dengan kualitas air pemeliharaan yang masih optimal untuk mendukung pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan Peter (1979), bahwa ikan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal pada lingkungan yang baik. Selain itu individu akan mengalami pertumbuhan yang cepat serta besar ukurannya jika makanan yang diberikan cukup (Nikolsky, 1963). Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran dalam volume, panjang serta bobot terhadap satuan waktu tertentu (Efendi,1997). Pertumbuhan ikan bergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis ikan, kemampuan memanfaatkan makanan, ketahanan terhadap penyakit serta didukung oleh faktor lingkungan seperti kualitas air, pakan dan ruang gerak atau padat penebaran (Hepher dan Puriginin, 1981). Pada percobaan ini pakan yang diberikan secara ad libitum yaitu pakan selalu tersedia dalam wadah budidaya, sehingga pakan tidak menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan. Pada pemeliharaan ikan neon tetra sampai hari ke 14, perbedaan kepadatan mengakibatkan perbedaan laju pertumbuhan panjang harian ikan neon tetra. Laju pertumbuhan harian pada padat tebar 20 ekor/liter berbeda (p<0,05) dengan padat tebar 40 ekor/liter, tetapi tidak berbeda (p>0,05) dengan padat tebar 60 ekor/liter. Tabel 1 menunjukkan, perbedaan kepadatan sampai hari ke 14 tidak memberikan pengaruh terhadap laju pertumbuhan bobot harian (p>0,05). Menurut Zonneveld et al. (1991), pengaruh kepadatan pada pertumbuhan sangat kecil, sementara biomass standing crop meningkat secara langsung dengan meningkatnya kepadatan. Pada pemeliharaan sampai hari ke 28, perbedaan kepadatan tidak memberikan perbedaan laju pertumbuhan panjang harian dan laju pertumbahan bobot harian ikan neon tetra (p>0,05). Hal ini disebabkan faktor lingkungan yang masih mendukung pertumbuhan ikan neon tetra, yaitu masih berjalannya sistem resirkulasi dengan baik sehingga pada kepadatan tertinggipun kebutuhan oksigen, ruang gerak dan tempat hidup masih terpenuhi sehingga pertumbuhan ikan merata. Faktor lain yang juga menyebabkan tidak adanya pengaruh peningkatan kepadatan terhadap laju pertumbuhan panjang harian dan laju pertambahan bobot harian ikan neon tetra adalah tersedianya pakan dalam jumlah yang cukup, persaingan dalam memperoleh makanan masih dapat ditolerir oleh ikan, sehingga ikan masih leluasa untuk terus tumbuh dan berkembang. Tabel 2. Nilai kualitas air selama pemeliharaan Parameter Kualitas air pada tandon Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28 Suhu ( C) 28-30 28-30 28-30 28-30 ph (Unit) 5,9-7,0 5,9-7,0 5,9-7,0 5,9 7,0 Alkalinitas (mg/l) 15,53 15,53 19,42 19,42 DO (mg/l) 5,80 5,17 5,63 5,43 NO 2 (mg/l) 0,093 0,093 0,087 0,093 Amoniak (mg/l) 0,0057 0,0067 0,0079 0,0173

214 Salah satu tujuan dari produksi ikan neon tetra adalah menghasilkan ikan yang berukuran seragam. Ukuran yang seragam akan mengurangi tingkat kompetisi pakan dan dominansi ikan dalam mendapatkan ruang, pakan dan oksigen. Semakin kecil nilai koefisien keragamannya, semakin baik kualitas ikan yang dihasilkan dan semakin tinggi nilai jualnya, begitu pula sebaliknya. Dari hasil yang didapat selama pemeliharaan, pada hari ke 14 sampai akhir pemeliharaan peningkatan kepadatan tidak mempengaruhi koefisien keragaman ikan neon tetra (p>0,05). Nilai koefisien keragaman yang didapat pada kepadatan 20, 40 dan 60 ekor/liter masing-masing 2,84; 3,02 dan 2,90%. Peningkatan kepadatan sampai 60 ekor/liter tidak mempengaruhi variasi ukuran ikan neon tetra. Kompetisi pakan dan ruang masih dapat ditolerir oleh ikan. Pakan yang diberikan masih dapat dimanfaatkan oleh ikan secara merata dan cukup. Kualitas air tetap terjaga selama pemeliharaan, dengan oksigen terlarut masih cukup untuk semua ikan dan kandungan amoniak tidak sampai menjadi racun, sehingga akan menghasilkan laju pertumbuhan ikan yang tinggi dan variasi ukuran yang rendah. Keberhasilan suatu produksi dapat dilihat dari pertumbuhan dan derajat kelangsungan hidup. Derajat kelangsungan hidup dapat digunakan sebagai parameter untuk melihat sejauh mana ketahanan ikan dalam hubungannya dengan lingkungan, ketersediaan makanan, penyakit dan daya adaptasi. Pada pemeliharaan ikan neon tetra sampai hari ke 14, perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda (p<0,05) terhadap derajat kelangsungan hidup antara padat tebar 40 dan 20 ekor/liter, tetapi tidak berbeda (p>0,05) dengan kepadatan 60 ekor/liter. Pada pemeliharaan ikan neon tetra sampai hari ke 28, perlakuan berpengaruh terhadap derajat kelangsungan hidup (p<0,05), yaitu nilai tertinggi didapat pada perlakuan 40 ekor/liter (71,75%) dan nilai terendah pada 20 ekor/liter (48,17%). Umumnya ikan pada kepadatan tinggi akan lebih agresif untuk mencari ruang gerak dan pakan. Sedangkan di kepadatan rendah ikan kurang agresif karena tidak adanya kompetisi untuk memperoleh ruang gerak dan mencari pakan. Berdasarkan pengamatan, kematian yang terjadi di kepadatan 20 ekor/liter dikarenakan tidak semua ikan dapat memanfaatkan pakan dengan baik. Ikan hanya akan memanfaatkan pakan yang berada didalam tubuhnya untuk membentuk energi yang digunakan untuk bergerak, mencari dan mencerna makanan, pertumbuhan dan maintenance. Hal ini yang menyebabkan derajat kelangsungan hidup di kepadatan 20 ekor/liter rendah. Peningkatan kepadatan mengakibatkan menurunnya kualitas air seperti penurunan oksigen terlarut dan peningkatan amoniak. Namun demikian, penggunaan sistem resirkulasi dalam percobaan ini dapat mempertahankan kualitas air yang masih mendukung untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan neon tetra. Parameter produksi yang dihasilkan akan mempengaruhi keuntungan ekonomis yang akan diperoleh. Selain itu penerapan usaha budidaya ikan neon tetra dengan pola padat tebar yang berbeda berkaitan erat dengan efisiensi ekonomis usaha tersebut, khususnya biaya produksi dan nilai profit (keuntungan). Kepadatan yang berbeda akan menyebabkan biaya operasional yang berbeda juga. Hal ini akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang diterima. Oleh karena itu, untuk mengetahui pengaruh kepadatan terhadap efisiensi usaha digunakan analisis usaha khususnya analisis keuntungan. Dalam penelitian ini, analisis usaha yang dihitung dalam skala usaha satu meter kubik. Dari hasil analisis usaha yang diperoleh selama 28 hari pemeliharaan, menunjukkan adanya perbedaan nilai pengeluaran, penerimaan dan keuntungan antar kepadatan. Produksi ikan neon tetra terbesar didapat pada perlakuan 60 ekor/liter, namun biaya produksi yang dikeluarkan pun juga lebih besar yaitu Rp 18.950.400,00. Setelah dilakukan analisis usaha, perbedaan kepadatan memberikan pengaruh nyata terhadap keuntungan yang diperoleh (p<0,05). Keuntungan terbesar diperoleh dari perlakuan 40 ekor/liter yaitu sebesar Rp 4.358.900,00. Apabila dilihat dari setiap ulangan pada tiap perlakuan, keuntungan

215 terbesar diperoleh dari perlakuan 40 ekor/liter yaitu pada ulangan ke-2, sebesar Rp 4.418.900,00. Hal ini dikarenakan sarana dan sumberdaya air tawar dapat dimanfaatkan secara efisien dan menghasilkan produksi yang maksimal, sehingga pendapatan yang diterima lebih layak dalam mengimbangi biaya produksi yang dikeluarkan. Dengan demikian kepadatan 40 ekor/liter memiliki nilai efisiensi usaha yang paling tinggi. Adanya perbedaan nilai ekonomis pada kepadatan yang diuji menunjukkan bahwa pemeliharaan ikan dengan padat tebar yang tinggi masih mampu menghasilkan efisiensi usaha yang lebih tinggi dibandingkan dengan padat tebar yang rendah. Pertimbangan ekonomis ini perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas. KESIMPULAN Pemeliharaan ikan neon tetra (Paracheirodon innesi) selama 28 hari dengan kepadatan berbeda (20, 40 dan 60 ekor/liter) tidak berpengaruh terhadap panjang tubuh, laju pertumbuhan panjang harian, laju pertambahan bobot harian dan koefisien keragaman. Namun perbedaan padat tebar tersebut memberikan pengaruh terhadap derajat kelangsungan hidup, kepadatan akhir dan keuntungan. Nilai efisiensi usaha tertinggi diperoleh dari perlakuan dengan kepadatan 40 ekor/liter hingga mencapai Rp. 4.358.900,00. DAFTAR PUSTAKA Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Hepher B, Pruginin Y. 1981. Commercial Fish Farming: with Special Refference to Fish Culture in Israel. New York: John Willey & Sons. Nikolsky GV. 1983. The Ecology of Fishes. Academic Press, New York. Peter RE. 1979. The Brain and Feeding Behavior. In Hoar WS, Randall DJ, Bret JR, editors: Fish Physiology, Vol VIII. New York: Academic Press. hlm 167-171. Spotte SH. 1979. Fish and Invetebrate Culture. New York: Wiley Interscience. Sastrakusumah S. 1988. Biologi dan Tingkah Laku Udang Seminar Memacu Keberhasilan dan Pengembangan Usaha Pertambakan Udang. Fakultas Perikanan, 16-17 September. Stickney RR. 1979. Principal of Warmwater Aquaculture. New York: John Wiley dan Sons Publisher. Zonneveld N, Huisman EA, Boon JJ. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.