BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

3 Percobaan dan Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan dari NTB maka dilakukan uji determinasi di Sekolah Tinggi Ilmu Hayati ITB Bandung. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Pendidikan Kimia UPI Bandung, di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Kimia. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat gelas, penguap berputar vakum (vaccum rotary evaporator), set alat kromatografi KVC, K. Flash, Spektroskopi NMR (resonansi magnet inti), serta spektrometri IR ( Infra Red). 3.2.2 Bahan Pada penelitian ini, bahan utama yang digunakan adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan teknis dan bahan pro analisis (p.a). Bahan dengan kualitas teknis didestilasi terlebih dahulu sebelum 23

24 digunakan. Bahan-bahan yang digunakan adalah etanol, metanol, heksan, etil asetat, aseton, diklorometana, kloroform p.a, FeCl 2 5%, HgCl 2, HCl pekat, serbuk Mg p.a, CH 3 COOH glasial, H 2 SO 4 pekat, KLT, aquades, kertas saring. 3.3 Metodologi Penelitian Pada penelitian ini, bahan utama yang digunakan adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan teknis dan bahan pro analisis (p.a). Bahan dengan kualitas teknis didestilasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Bahanbahan yang digunakan adalah etanol, metanol, heksan, etil asetat, aseton, diklorometana, kloroform p.a, fecl 2 5%, HgCl 2, HCl pekat, serbuk Mg p.a, CH 3 COOH glasial, H 2 SO 4 pekat, KLT, aquades, kertas saring. Untuk metode penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1

25 Daun salam (Syzygium polyantum) Residu Dikeringkan dihancurkan Serbuk daun salam Dimaserasi dengan etanol 70% Ekstrak etanol etanol pekat Dievaporasi E k s t r a k s i Ekstraksi cair-cair dengan pelarut berturut-turut n-heksan, diklorometan dan etil asetat diklorometana Ekstrak etanol sisa (b) Uji bioaktifitas Uji fitokimia Pemurnian dengan berbagai macam kromatografi : kromatografi cair vakum, kromatografi flash dan KLT preparatif SpD-1 Dianalisis spektoskopi IR dan 1 H- NMR, 13 C-NMR Stuktur metabolit selunder Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Pada penelitian ini fraksi diklorometan dilanjutkan ketahap pemurnian, yaitu untuk mendapatkan senyawa murni dari fraksi diklorometan daun salam. Adapun uraian tahap pemurnian fraksi diklorometan ditunjukkan pada gambar 3.2.

26 diklorometan 1,010 g DiKVC I dengan pelarut Heksan : etil asetat (8:2), 2x Heksan : etil asetat (7:3), 3x Heksan : etil asetat (6:4), 4x Heksan : etil asetat (1:1), 2x Etil asetat 100 %, 1x Metanol 100 %, 1x 160 mg 9 mg 104 mg 82 mg 43 mg 81 mg DiKVC II dengan pelarut Heksan : etil asetat (8:2), 10x 14 mg 49 mg Di K. flash dengan pelarut Diklorometam : metanol (7:3), 10x 18 mg 3 mg 9 mg Di kromatografi preparatif SpD-1 2 mg Uraian secara menyeluruh dari masing-masing pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Analisis Spektroskopi IR NMR ( 13 C, 1 H) Struktur senyawa SpD-1 Gambar 3.2 Tahapan pemurnian senyawa

27 3.3.1 Penyiapan Sampel Tumbuhan Tahap awal penelitian dimulai dari pengambilan adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Daun salam yang digunakan terlebih dahulu dikeringkan dengan bantuan sinar matahari sampai kering. Sampel yang telah kering kemudian dihaluskan dengan mesin penggiling sampai terbentuk serbuk. Kemudian serbuk daun salam yang diperoleh ditimbang untuk mengetahui berat daun salam dalam kondisi yang telah dikeringkan. 3.3.2 Proses Ekstraksi Serbuk daun salam (Syzygium polyanthum) diekstraksi menggunakan pelarut etanol. Teknik ekstraksi yang digunakan ialah ekstraksi cair-padat dengan metode maserasi. Sampel direndam dalam pelarut etanol 10 liter sebanyak 3 kali maserasi selama 24 jam. Ekstrak hasil maserasi kemudian disaring menggunakan corong buchner Lalu filtratnya dipekatkan menggunakan rotary evaporator dalam keadaan vakum. Ekstrak pekat etanol kemudian ditimbang dan diencerkan kembali menggunakan 500 ml air. 3.3.3 Proses nasi Ekstrak etanol yang telah diencerkan difraksinasi berturut-turut dengan heksan (3 x 200 ml), diklorometan (3 x 200 ml), etil asetat (3 x 200 ml) sehinggga diperoleh fraksi diklorometan, dan dan etanol sisa.

28 fraksi yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan cara penguapan menggunakan alat rotary evaporator sampai diperoleh massa yang tetap dari fraksi. 3.3.4 Uji Fitokimia Tiap fraksi diidentifikasi komponen fitokimianya dengan metode pereaksi warna yang bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung di dalam masing-masing fraksi. Uji fitokimia dilakukan terhadap golongan senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, dan tanin. Prosedur kerja yang dilakukan ialah sebagai berikut : 3.3.4.1 Pemeriksaan Alkaloid Pemeriksaan alkaloid dilakukan dengan cara, masingmasing ekstrak sebanyak 1 ml ditambahkan dengan 5 tetes kloroform dan beberapa tetes Pereaksi Mayer. Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya alkaloid. Pembuatan Pereaksi Mayer yaitu satu gram KI dilarutkan dalam 20 ml aquades sampai semuanya melarut. Lalu ke dalam larutan KI tersebut dimasukkan 0,271 gram HgCl 2 sampai larut. 3.3.4.2 Pemeriksaan Saponin Pemeriksaan saponin dilakukan dengan cara, masingmasing ekstrak sebanyak 1 ml ditambahkan beberapa tetes aquades kocok selama 10 menit. Timbulnya buih/busa menunjukkan adanya senyawa saponin.

29 3.3.4.3 Pemeriksaan Tanin Pemeriksaan tanin dilakukan dengan cara, masingmasing ekstrak sebanyak 1 ml ditambahkan beberapa tetes FeCl 3 1%. Timbulnya warna biru tua menunjukkan adanya senyawa tanin (fenolik). 3.3.4.4 Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid Pemeriksaan terpenoid dan steroid dilakukan dengan cara, masing-masing ekstrak sebanyak 1 ml ditambahkan 1 ml CH 3 COOH glasial dan 1 ml H 2 SO 4 pekat. Timbulnya warna merah menunjukkan andanya terpenoid sedangkan warna biru atau ungu menunjukkan adanya steroid. 3.3.4.5 Pemeriksaan Flavonoid Pemeriksaan flavonoid dilakukan dengan cara, masingmasing ekstrak sebanyak 1 ml ditambahkan 1 gram serbuk Mg dan 190 ml HCl pekat. Timbulnya warna kuning menunjukkan adanya flavonoid. 3.3.5 Pengujian Efek Antidiabetes Diklorometan Daun Salam Mencit diabetes aloksan dipuasakan selama 16 jam, kemudian diambil darah mencit sebagai kadar glukosa awal. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok mencit. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kepada masing-masing kelompok mencit diberi perlakuan sebagai berikut : kelompok I diberi suspensi tragakan 2% sebagai

30 kelompok kontrol positif, kelompok II diberi air suling sebagai kelompok kontrol negatif, kelompok III diberi fraksi diklorometan daun salam dosis 50 mg/kg bb, kelompok IV diberi fraksi diklorometan daun salam dosis 100 mg/kg bb, kelompok V diberi fraksi diklorometan daun salam dosis 200 mg/kg bb, dan kelompok VI diberi pembanding glibenklamid dosis 5 mg/kg bb. Sediaan uji diberikan secara peroral sebanyak 0,5 ml/20 g bb satu kali sehari terhadap semua kelompok perlakuan selama 14 hari. Pengambilan cuplikan darah dilakukan dengan cara memotong sedikit bagian ekor mencit. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan sebelum pemberian zat uji dan pada jam ke 1 setelah pemberian sediaan uji pada hari ke-1, 7, dan 14. 3.3.6 Analisis Spektroskopi 3.3.6.1 Pengujian Dengan Spektrometri FT-IR (Fourier Transform-Infra Red) Pemeriksaan IR untuk mengetahui gugus-gugus fungsi yang terdapat dalam ekstrak diklorometana dari daun salam (Syzygium polyanthum). Penentuan gugus-gugus fungsi dilakukan dengan menggunakan Spektrometri FT-IR (Fourier Transform-Infra Red) Shimadzu 8400.

31 3.3.6.2 Spektroskopi NMR (Resonansi Magnet Inti) Pemeriksaa dengan Spektoskopi NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.dan juga memberikan keterangan tentang jumlah setiap tipe hidrogen. Ia juga memberikan keterangan tentang sifat lingkungan dari setiap atom hidrogen tersebut.