I. PENDAHULUAN. rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas, faktor yang menyebabkan kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan perundang-undangan. Izin menurut definisi yaitu perkenan atau

I. PENDAHULUAN. Penampilan menarik dan cantik selalu diidam-idamkan oleh semua kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Modal yang bernilai besar dalam menjalankan usaha; baik dari modal harta

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindakan melindungi dari pihak-pihak tertentu yang ditujukan untuk pihak tertentu

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang bergerak di berbagai bidang bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Kesehatan pada umumnya melekat

I. PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan masyarakat di Prabumulih kembali pada polapengobatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu research. Kata research

BAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social asset

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

I. PENDAHULUAN. pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif-empiris (terapan), yaitu

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perlindungan oleh hukum (protection by law) yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

I. PENDAHULUAN. lahirnya perusahaan yang menjalani berbagai kegiatan usaha untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan berbagai informasi, hal tersebut telah membawa dampak yang. signifikan dalam merencanakan sebuah perjalanan wisata.

BAB I. PENDAHULUAN. orang yang menginginkan kulit yang sehat, khususnya wanita yang menginginkan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

I. PENDAHULUAN. kesehatannya banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

Perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor. pemakaian los Pasar Klitikan Niten juga dipandang menarik untuk diteliti,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

I. PENDAHULUAN. Setiap orang sering menderita kerugian akibat dari suatu peristiwa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu

I. PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, dunia kecantikan juga berkembang cukup pesat.

I. PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 1. manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah.

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

BAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menuntut masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis dalam sektor jasa saat ini terus berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

I. PENDAHULUAN. rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

I. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang bergerak melaju sangat pesat, serta

I. PENDAHULUAN. hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

III. METODE PENELITIAN. dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

I. PENDAHULUAN. dijelmakan dalam suatu bentuk ciptaan atau penemuan. 1 HKI merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

I. PENDAHULUAN. kegiatan usaha yang banyak bermunculan. Kegiatan usaha terbagi menjadi

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di

III. METODE PENELITIAN. meliputi ketentuan-ketentuan perundang-undangan (inabstracto) serta

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau jasa yang dipasarkan bisa dengan mudah dikonsumsi. arus perdagangan barang dan/atau jasa semakin meluas.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dirugikan. Begitu banyak dapat dibaca berita-berita yang mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. macam variasi barang maupun jasa. Banyaknya variasi barang maupun jasa

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat pada saat ini. Contohnya penggunaan komputer sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis. Pada dasarnya, lobi merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak

TANGGUNG GUGAT PRODUCT LIABILITY DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

I. PENDAHULUAN. segala aspek yang berkaitan dengan persaingan usaha yaitu mencakup hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk atau jasa yang diterima oleh konsumen atau tidak.

I. PENDAHULUAN. kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pada saat ini

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan jasa perawatan kesehatan dan kecantikan kulit, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 27

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan. Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas, faktor yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas antara lain adalah sifat alami manusia, tingkat pendapatan, lingkungan alam, lingkungan sosial, kemajuan teknologi informasi, agama dan kepercayaan, akulturasi budaya, dan perdagangan internasional. Setiap manusia adalah konsumen yang memiliki kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan terus berkembang, dapat dipenuhi dengan membeli kebutuhan-kebutuhan tersebut dari pelaku usaha, sebagai penyedia produk yang dibutuhkan manusia sebagai konsumen. Perkembangan kebutuhan manusia dapat dilihat dari maraknya suatu industri, contohnya industri kecantikan. Perkembangan suatu industri dikarenakan besarnya minat konsumen dalam menggunakan barang dari industri ini. Kebanyakan mereka yang tertarik untuk menggunakan produk dari industri kecantikan ini terpengaruh oleh berbagai media cetak atau elektronik yang sering kali menampilkan wajah maupun bentuk tubuh yang dianggap sempurna. 1 1 Sumber: : http://repository.uii.ac.id/, diakses pada tanggal 15 September 2012, pukul 20.34 WIB.

2 Pelaku usaha melihat adanya suatu kesempatan atau peluang usaha dalam bidang industri kecantikan. Jika dahulu konsumen hanya mengenal salon kecantikan sebagai pelaku usaha dibidang industri kecantikan, namun seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, pelaku usaha melakukan inovasi yakni dengan membuka industri kecantikan yang berbeda dengan salon kecantikan, yaitu klinik kecantikan estetika. Perbedaan antara klinik kecantikan estetika dengan salon kecantikan adalah, bahwa klinik kecatikan estetika menggunakan tenaga medis, berbeda dengan salon kecantikan yang tidak menggunakan tenaga medis. Kebutuhan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang dihasilkan dari suatu klinik kecantikan estetika dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah faktor tingkat pendapatan, semakin besar pendapatan seseorang maka semakin besar kebutuhannya. Klinik kecantikan estetika sebagai pelaku usaha di bidang industri kecantikan, adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang perdagangan dan perjasaan. Berbagai produk perawatan wajah dan tubuh disediakan oleh industri kecantikan ini. Hadirnya klinik kecantikan estetika bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Namun, tidak menutup kemungkinan ketika konsumen menggunakan suatu barang atau jasa, dan kemudian terjadi akibat buruk ketika mengkonsumsi barang atau jasa tersebut, yang tentu saja merugikan konsumen. Begitu pula, yang dapat dialami oleh konsumen klinik kecantikan estetika. Kerugian yang dialami oleh konsumen suatu

3 klinik kecantikan estetika lebih dikarenakan ketidak sesuaian dengan yang diharapkan. 2 Hal ini dapat terjadi karena adanya kondisi dari konsumen itu sendiri maupun dari kelalaian pelaku usaha dalam hal ini adalah klinik kecantikan estetika. Pada produk jasa yang menggunakan berbagai teknologi seperti sinar laser yang digunakan secara berlebihan dapat menimbulkan efek-efek tertentu bagi tubuh, begitu pula dengan penggunaan obat dan kosmetik yang mempunyai dampak pada tubuh. Dampak dapat berupa dampak yang baik maupun yang buruk. Apabila penggunaan produk berdampak buruk tentu saja sangat merugikan konsumen, maka konsumen memerlukan suatu perlindungan, berupa perlindungan hukum. Perlindungan hukum ada apabila ada hubungan hukum. Konsumen suatu klinik kecantikan estetika memiliki hubungan hukum dengan klinik kecantikan estetika sebagai pelaku usaha, sejak konsumen datang ke klinik kecantikan estetika dan dilakukan wawancara medis oleh dokter. Hubungan hukum terjadi karena adanya konsensus antara konsumen dan klinik kecantikan estetika, walaupun konsensus terjadi secara lisan, namun mengikat kedua belah pihak, sehingga menimbulkan hak dan kewajiban. Konsumen telah dilindungi oleh hukum, ditandai dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini dicantumkan berbagai hak dan kewajiban pelaku usaha maupun konsumen, selain itu juga dicantumkan mengenai tanggung jawab pelaku usaha. Pengusaha menyadari bahwa mereka harus dapat menghargai hak- 2 Sumber: : http://repository.uii.ac.id/, diakses pada tanggal 15 September 2012 Pukul 20.34 WIB.

4 hak konsumen, memproduksi barang dan atau jasa yang berkualitas, informasi yang benar dan jelas, aman dimakan dan digunakan, mengikuti standar yang berlaku, dan dengan harga yang sesuai (reasonable) 3. Tujuan penyelenggaraan, pengembangan, dan peraturan perlindungan konsumen yang direncanakan adalah untuk meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen dan secara tidak langsung mendorong pelaku usaha di dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya dengan penuh rasa tanggung jawab. 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen memberikan kepastian hukum yakni agar para pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen serta negara menjamin kepastian hukum. 5 Dengan adanya kepastian hukum maka konsumen juga dapat menggunakan produk dengan rasa aman dan dapat menjadi suatu jaminan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam penggunaan produk tersebut. Konsumen suatu klinik kecantikan estetika, selain dilindungi oleh Undang- Undang Perlindungan Konsumen, juga dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011 tentang Klinik karena klinik kecantikan estetika merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan (praktik dokter perorangan atau berkelompok) yang mengkhususkan pada bidang kecantikan. 3 Adrian Sutedi, 2008, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, Ghalia Indonesia, Bogor, hlm. 63. 4 Ibid 5 Wahyu Sasongko, 2007, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Unila, Lampung, hlm. 37.

5 Klinik kecantikan estetika mempunyai bentuk usaha, maka klinik kecantikan estetika harus memenuhi persyaratan yang diatur oleh undang-undang. Setiap bentuk usaha yang memenuhi persyaratan undang-undang dinyatakan sebagai bentuk usaha yang sah atau disebut juga mempunyai legalitas bentuk usaha. 6 Klinik kecantikan estetika yang mempunyai bukti legalitas dinyatakan sebagai bentuk usaha yang sah. Klinik kecantikan estetika sebagai pelaku usaha melakukan kegiatan usahanya dengan itikad baik, namun tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh konsumen suatu klinik kecantikan estetika, seperti halnya terjadi kerugian pada konsumen. Apabila terjadi kerugian yang diderita konsumen, maka klinik kecantikan estetika sebagai pelaku usaha harus bertanggung jawab. Konsumen suatu klinik kecantikan estetika harus menyadari dan mengetahui hakhaknya. Dengan adanya kesadaran dari konsumen tentang semua hak-haknya diharapkan tidak ada kerugian yang akan diderita konsumen di kemudian hari. Kewajiban pelaku usaha dalam hal ini adalah klinik kecantikan estetika memenuhi hak-hak konsumen dan apabila terjadi suatu kerugian yang diderita oleh konsumen, maka klinik kecantikan estetika harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Penelitian ini akan mengkaji dan membahas tentang perlindungan hukum konsumen terhadap pengguna klinik kecantikan estetika, dengan mengambil studi tempat penelitian yaitu Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan membahasnya ke dalam 6 Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 329.

6 sebuah penelitian hukum yang berjudul Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Pengguna Klinik Kecantikan Estetika (Studi Pada Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung) B. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen pengguna Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung? Untuk itu, pokok bahasan dalam penelitian ini adalah: 1. Legalitas bentuk hukum dan kegiatan usaha Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung; 2. Hubungan hukum antara Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung dengan konsumen; 3. Tanggung jawab Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung kepada konsumennya apabila terjadi kerugian. 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup bidang ilmu dalam penelitian ini adalah hukum keperdataan (ekonomi) khususnya tentang hukum perlindungan konsumen dalam bahasan tentang perlindungan hukum konsumen terhadap pengguna klinik kecantikan estetika yang berkaitan dengan aspek hukum kesehatan yang dilakukan oleh

7 Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung terhadap konsumen. C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: Untuk menganalisis perlindungan hukum yang dilakukan oleh Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Lampung terhadap konsumennya, yang terdiri dari: 1. Legalitas bentuk hukum dan kegiatan usaha Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung; 2. Hubungan hukum antara Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung dengan konsumen; 3. Tanggung jawab Klinik Kecantikan Estetika Kusuma Cabang Bandar Lampung kepada konsumennya apabila terjadi kerugian 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai upaya pengembangan wawasan keilmuan peneliti, khususnya pemahaman pada bidang ilmu hukum perlindungan konsumen berkenaan dengan pengguna klinik kecantikan estetika dan sebagai upaya pengembangan keahlian dalam meneliti dan meningkatkan keterampilan menulis karya tulis ilmiah (skripsi);

8 b. Secara praktis Secara praktis penelitian ini berguna sebagai pelajaran melakukan penelitian di lapangan, sumbangan pemikiran mengenai hukum perlindungan konsumen, dan sumber bacaan baru dibidang hukum perlindungan konsumen.