GALI POTENSI KERJASAMA INDONESIA AUSTRALIA, MANAJEMEN IPC KUNJUNGI PELABUHAN DI AUSTRALIA

dokumen-dokumen yang mirip
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Bukukan Peningkatan Laba 45%

MENGAKHIRI TRIWULAN I, IPC BUKUKAN PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

UPAYA PENUHI TARGET, IPC PERKUAT INOVASI BERBASIS IT

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN ANGKUTAN DI PERAIRAN KEPELABUHANAN PP NO 10/2010 JO PP NO 22/2011 PP NO 21/2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

4 PERUMUSAN KRITERIA INTERNATIONAL HUB PORT. Definisi dan Persyaratan Hub Port

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

PENILAIAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN TELUK BAYUR CAPACITY ASSESMENT OF CONTAINER TERMINAL AT TELUK BAYUR PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan berusaha untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan

Paket Kebijakan Ekonomi 9: Pemerataan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan stabilisasi harga daging hingga ke desa

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta Phone/Fax:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga semakin banyak tantangan yang dihadapi dalam dunia usaha, antara lain

EASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Pesawat Polonia

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DIREKSI PT. PELABUHAN INDONESIA I, II, III, IV (PERSERO) Nomor :... TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tanjung Perak dan Bisnis Maritim

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KONSEP INTEGRATED PORT. SAPTONO R. IRIANTO DIREKTUR KOMERSIAL PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016

STRATEGI PELABUHAN PANJANG SEBAGAI MAIN PORT DIKAWASAN SUMATERA BAGIAN SELATAN : STUDI BANDING DENGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

Info Terkini. Info Terkini End User Training ERP Hal 2. Info Terkini INTEGRITAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

melalui penugasan Badan Usaha Milik Negara;

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tumbuh pesatnya persaingan pada industri jasa kepelabuhanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan

RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR

BAB I. Pendahuluan. Indonesia terletak di wilayah Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas

DAFTAR PUSTAKA. Al Ries dan Jack Trout, The Battle of your mind, Jakarta : PT Salemba Empat, 2001

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 24/M-DAG/PER/5/2010 TANGGAL : 24 Mei 2010 DAFTAR LAMPIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS BITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS BITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5 PERMASALAHAN UTAMA PELABUHAN TANJUNG PRIOK

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pebuhan Indonesia II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik ditandai dengan semakin meningkatnya kegiatan perdagangan, baik. mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakan roda

Memasuki 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Senin, 14 November 2016

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

PANDANGAN DWELLING TIME BERDASARKAN PRE-CLEARANCE, CUSTOMS CLEARANCE DAN POST CLEARANCE

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan


Bab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau

Kompetensi Sumber Daya Manusia untuk Logistik Pelabuhan di PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur. Rika Ampuh Hadiguna, Regina Yulinda Sari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

diselenggarakan UPT Pemerintah.

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

Transkripsi:

Media Release GALI POTENSI KERJASAMA INDONESIA AUSTRALIA, MANAJEMEN IPC KUNJUNGI PELABUHAN DI AUSTRALIA Jakarta, 9 Maret 2015 Presiden Direktur IPC dan Direktur Utama PT. Pelabuhan Tanjung Priok beserta delegasi berkunjung ke Port of Townsville, Australia. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menggali potensi kerjasama perdagangan dan investasi antar kedua negara melalui kesepakatan Sister Port antara IPC dan Port of Townsville. IPC yang didampingi oleh Iman Santosa, Sekretaris I Kedutaan Besar RI di Canberra dan Iwan Ungsi, Deputi Direktur BKPM di Sydney selaku perwakilan pemerinta Indonesia di Australia. Serangkaian kegiatan diagendakan dalam kunjungan ini. Kunjungan ke Port Townsville Agenda pertama ialah mengunjungi Port of Townsville yang terletak dibagian Utara Australia. Rombongan IPC disambut baik oleh Patrick Brady, Chairman Port of Townsville and Claudia Brumme, General Manager Trade & Property Port of Townsville. Patrick Brady memberikan paparan mengenai Port of Townsville agar dapat mengetahui lebih dalam kesempatan investasi dan secara tepat merumuskan strategi dalam rangka meningkatkan kapabilitas perdagangan dibeberapa sektor utama perdagangan seperti makanan, pertanian dan sumber data alam melalui kerjasama kedua pelabuhan. "Kunjungan Mr Lino dan delegasi IPC merupakan kunjungan yang penting untuk Townsville dan Australia pada umumnya. Melalui kunjungan ini, IPC menunjukan

komitmennya untuk mendorong peningkatan perdagangan di wilayah Utara Australia." ungkap Patrick. Saat ini Townsville memiliki hubungan perdagangan yang sangat baik dengan Indonesia dan IPC berencana membuka koniktivitas pelayaran langsung dari Indonesia ke Townsville. Pelabuhan Townsville adalah pelabuhan tersibuk di Australia dengan persentasi ekspor sebesar 58% diseluruh Australia. Komoditas utama yang dibawa dari Townsville ke Indonesia diantaranya sapi, gula dan timah. Tidak adanya konektivitas langsung dari Townsville menuju Indonesia membuat proses pengiriman barang harus melalui Asia Timur dengan lama pengiriman barang mencapai 23 hari kerja yang berimbas pada tingginya biaya logistik barang tersebut. Rencana kerjasama denan Port of Townsville memiliki kaitan dengan rencana IPC untuk membangun pelabuhan di Sorong. Dengan dibangunnya Pelabuhan Sorong, pengiriman barang dari Townsville ke Indonesia dapat dilakukan secara langsung tanpa perlu melalui rute Asia Timur. Waktu pengiriman barang dari Townsville menuju Indonesia melalui Pelabuhan Sorong nantinya diperkirakan dibawah 10 hari, maka akan dapat memangkas biaya pengiriman barang. Pelabuhan Sorong tahap 1 rencananya didesign untuk dapat menampung kapal dengan kapasitas 10.000-12.000 kontainer yang mampu menampung 700.000 TEUs/tahun. "Pelabuhan Sorong memang kami rencanakan sebagai pelabuhan hub (penghubung) untuk Indonesia Timur sehingga para eksportir dari Indonesia ke Australia memiliki alternatif rute pengiriman barang." tegas Lino. Adapun tindaklanjut dari kunjungan ini adalah dengan dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding antara IPC dan Port of Townsville dalam waktu dekat. Sambutan Walikota Townsville Menyadari pentingnya dukungan pemerintah dalam kegiatan kepelabuhanan, pertemuan dengan Walikota Townsville Jenny Hill menjadi salah satu agenda penting. Pertemuan dengan Walikota kemudian membahas mengenai rencana kerja sama Sister Port antara Port of Townsville dengan IPC serta menjajaki potensi lain yang mungkin timbul dengan adanya kerjasama tersebut. Pada kesempatan tersebut RJ Lino menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia saat ini dunia kemaritiman menjadi fokus pemerintah Indonesia dibuktikan dengan adanya rencana pembangunan beberapa pelabuhan salah satunya Pelabuhan Sorong yang dapat menjadi rute baru pelayanan kapal dari Townsville ke Indonesia. Mengacu pada hal tersebut, kerjasama ini diharapkan mampu meningkatkan volume perdagangan dan invistasi kedua negara. Indonesia merupakan negara tetangga terdekat yang memiliki populasi yang besar. Saat ini Townsville memiliki banyak sekali potensi yang dapat dioptimalkan untuk

meningkatkan perdagangan dan investasi bagi kedua negara. Mendengar paparan tadi, kerjasama ini harus segera direalisasikan apabila terbukti memberikan benefit berupa efisiensi pelabuhan. Saya mendukung kerjasama ini., ujar Hill. Breakfast Meeting Bersama 30 Pelaku Bisnis di Townsville Dirut IPC bersama rombongan melanjutkan kunjungan dengan menghadiri breakfast meeting bersama 30 pelaku bisnis dari berbagai sektor dari akademisi, pertambangan hingga peternakan yang merupakan bagian dari Kamar Dagang dan Industri di Townsville. Bertempat di Rydges Hotel, Townsville, RJ Lino berkesempatan memaparkan gambaran dan perkembangan perekonomian di Indonesia secara umum serta kebijakan pemerintah Indonesia jangka pendek. Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah membangun networking antara pelaku bisnis di Townsville dengan IPC selaku perwakilan dari Indonesia. Selain itu juga memberikan gambaran keuntungan yang juga dapat dinikmati para pelaku bisnis di Townsville dengan adanya kerjasama antara IPC dan Port of Townsville. Tindaklanjut dari pertemuan dengan pelaku bisnis di Townsville adalah rencana Dirut IPC untuk memfasilitasi shipping company Indonesia agar dapat bertemu dengan para pengusaha di Townsville guna menggali potensi kerjasama bagi mereka yang berniat mengirim barang ke Indonesia. Di samping itu, perusahaan dalam negeri juga bisa memanfaatkan peluang investasi di Townsville yang masih memiliki banyak lahan kosong untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian ataupun peternakan. "Jadi mereka bisa memanfaatkan pelayaran Indonesia untuk bawa barang dari Townsville ke Sorong. Kapal besar dari Sidney atau Brisbane juga bisa ngambil barang ke Sorong. Perusahaan dalam negeri bisa punya market tambahan," jelasnya. --selesai

Tentang IPC: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai misi untuk selalu memberikan layanan kelas dunia kepada para pengguna jasanya. IPC memiliki 12 (dua belas) cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan. Selain itu, IPC memiliki 16 (enam belas) anak perusahaan yang terdiri atas PT. Pelabuhan Tanjung Priok, PT. Jakarta International Container Terminal, PT. Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT. Indonesia Kendaraan Terminal, PT. Energi Pelabuhan Indonesia, PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT. Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT. Pengerukan Indonesia, PT. Electronic Data Interchange Indonesia, PT. Terminal Petikemas Indonesia, PT. Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT. IPC Terminal Petikemas, PT. Rumah Sakit Pelabuhan, PT. Multi Terminal Indonesia, PT. Jasa Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: Rima Novianti Sekretaris Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Telp : +6221 4301080 Email : corp_sec@indonesiaport.co.id Website : www.indonesiaport.co.id

Photo Caption : Dirut IPC dan Chairman Port of Townsville bertemu dengan Mayor of Townsville berdiskusi membahas rencana kerjasama Indonesia dan Townsville. Photo Caption : Dirut IPC diwawancarai oleh media cetak dan media elektronik di Townsville terkait kerjasama antara IPC dan Townsville.