ngan tulus dia berkata: Bocah, jika engkau dapat mengingat-ingat kembali rangkaian gerakanku, maka engkau akan menemukan pelengkap ilmumu yang luar

dokumen-dokumen yang mirip
y lainnya.? Aku akan sangat berterima kasih kepada Ciangbudjin dan hanya akan mengurung semua Susiok dalam penjara yang sama dengan Ciangbudjin,

PENDEKAR ANEH NAGA LANGIT (THIAN LIONG KOAY HIAP) Oleh: Marshall Jilid 5 Beberapa saat kemudian, kedua tokoh tua yang sedang berbincang-bincang itu

PENDEKAR ANEH NAGA LANGIT (THIAN LIONG KOAY HIAP) Oleh: Marshall Jilid 2 Setelah sebulan berlatih siulan dan samadhi, kini percayalah Koay Ji jika

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Setelah memberi isyarat mata kepada Yu Lian, maka merekapun segera berlalu dan meninggalkan Mo Hwee Hud dan Bu Te Hwesio di arena tersebut.


Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

.satu. yang selalu mengirim surat

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Putri Sinar Alam dan Putri Sinar Kaca (Cerita Rakyat dari daerah Jabung)

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

God s Divine Favor 4 Anugerah Tuhan yang Ajaib 4 DIVINE INTERVENTION INTERVENSI (CAMPUR TANGAN TUHAN) YANG AJAIB

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 1)

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 1)

Ratu Ester yang Cantik

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

2. Gadis yang Dijodohkan

Ringkasan Cerita. Mengisahkan tentang ksatria wanita atau biasa disebut seorang samurai yang

CINTA TANPA DEFINISI 1 Agustus 2010

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Tetapi, menjelang subuh, sebagaimana pesan Lam Hay Sinni, benar saja Koay Ji kembali munculkan dirinya kembali sebagai Thian Liong Koay Hiap.

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

Yang Mencinta dalam Diam

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Belajar Memahami Drama

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Sang Pangeran. Kinanti 1

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.7 Nabi Ya qub AS. dan Nabi Yusuf AS.

No Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Syurga, Rumah Allah Yang Indah

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Menurut Perjanjian Baru, terutama Injil, Yesus Kristus, menjalani penderitaan dan kemudian mati disalibkan di bawah pemerintahan gubernur Yudea,

Di Unduh dari : Bukupaket.com

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

TIMUN EMAS. Nyi Loro Kidul. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Nyai Dasima. Dongeng Kera Sakti. Asal Usul Rawa Pening. Buaya Perompak. Leny M.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Syurga, Rumah Allah Yang Indah

AKU AKAN MATI HARI INI

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

PATI AGNI Antologi Kematian

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

Level 2 Pelajaran 12

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Daud Sang Raja (Bagian 1)

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Elisa, Manusia Mujizat

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah?

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Paskah yang Pertama

Daud Sang Raja (Bagian 1)

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yakub si Penipu

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Elisa, Manusia Mujizat

Oleh: Windra Yuniarsih

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Paskah yang Pertama

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

Seri Iman Kristen (6/10)

Transkripsi:

ngan tulus dia berkata: Bocah, jika engkau dapat mengingat-ingat kembali rangkaian gerakanku, maka engkau akan menemukan pelengkap ilmumu yang luar biasa. Dapatkah engkau menangkapnya secara benar dan baik? Locianpwee, koay ji dapat mencatat dan mengingat semuanya dengan baik meski mungkin masih belum sempurna. bolehkah Koay Ji memainkannya dan kemudian locianpwee meniliknya kembali..? Boleh anak baik.. lakukanlah Dan ketika Koay Ji selesai meniru semua gerakan sederhana Thian Hoat Tosu tadi, giliran tokoh tua yang kembali terpana. Bocah ini jika tersesat benar-benar akan menjadi iblis baru yang sangat berbahaya, untungnya dia berkarakter dan memiliki kerendahan hati yang menonjol Nach, bagaimana jika engkau merangkai gerakan-gerakan yang engkau lihat tadi dalam rangkaian seperti ini Koay Ji..? sambil menjelaskan, Thian Hoat Tosu bergerak dan bahkan diikuti oleh Koay Ji Selama setengah hari, tanpa disadari oleh Koay Ji, dia sudah menimba secara penuh salah satu Ilmu Andalan Thian Hoat Tosu yang membuatnya sangat dilamui orang. Ilmu itu adalah Hong In Pat Jiauw atau ilmu Delapan cengkeraman angin dan Mega. Dan ketika Thian Hoat Tosu meminta Koay Ji melatihnya terpisah dari Sam Im Ciang, terkejutlah bocah itu, karena ilmu tersebut benar-benar hebat dan luar biasa. Bahkan, ketika Thian Hoat Tosu memintanya menggabungkan kedua ilmu itu, kembali Koay Ji gembira, karena dia merasa gabungan itu menjadi lebih kaya, lebih menyenangkan dan efeknya juga terasa lebih membahayakan lawan. Sebelum Thian Hoat Tosu meninggalkannya, sempat orang tua itu berkata: Koay Ji, engkau teruslah perdalam ilmu itu sampai malam nanti, besok kita lihat sampai dimana kemajuanmu baik memainkan ilmu tunggal itu ataupun ketika engkau menggabungkannya dalam satu paduan yang selaras. Tetapi, kelak jika engkau berkelana kumohon engkau lebih sering memainkan gabungan ilmu itu, untuk menghormati Suhumu dan juga anak muridku yang lainnya.. Baik locianpwee. Koay Ji akan terus berlatih keras dan tentu mengingat pesan locianpwee sebaik-baiknya./ Mendapat mainan baru, Koay Ji menjadi sangat bersemangat berlatih. Bahkan, ketika menggabungkannya, Koay Ji secara cerdik memikirkan beberapa variasi tambahan yang tidak terdapat dalam Sam Im Ciang maupun Hong In Pat Djiauw. Secara sengaja dia memasukkan unsur gerakan dari Tibet dan Persia dalam gabungan jurus ke tujuh dan kedelapan sehingga menjadi lebih indah dan lebih tajam. Tetapi, ketika keesokan hari Thian Hoat Tosu memeriksanya, dia menggelenggelengkan kepala melihat hasil paduan Koay Ji yang jauh dari sangkaan dan dugaannya. Bocah ini memang betul-betul aneh dan mujijat. Keesokan harinya dan seterusnya hingga hari ke-10, dengan cara yang sama seperti hari pertama, tanpa disadari Koay Ji, dia diberi hadiah beberapa macam ilmu luar biasa milik Thian Hoat Thaysu. Terakhir yang diajarkan Thian Hoat Tosu hebat itu adalah ilmu andalannya bernama Khong In Sian Po Hui Hong (Awan Kosong - angin puyuh yang berpusing dan bergelombang). Ilmu ini adalah andalannya yang menjadi ciri khas dan sangat diindahkan Bu Te Hwesio dan Lam Hay Sinni, tetapi tanpa rasa sayang diturunkannya kepada Koay Ji. Karena Koay Ji belum cukup paham bagaimana ilmu bidik, maka dia butuh waktu sampai 5 hari baru dapat mengerti dan melatihnya siang dan malam sampai dia akhirnya bisa di hari ketujuh. Keistimewaan ilmu senjata rahasia itu adalah benda atau senjata yang dapat datang bergelombang ataupun meski hanya sebuah tetapi mampu berbelok dengan kecepatan yang luar biasa cepatnya. Koay Ji, kelak jika kekuatan tenaga dalammu sudah dapat engkau gerakkan seturut kata hatimu, maka berpikirlah secara jernih untuk menggunakan ilmu tunggalku itu. Engkau membuat Hoa San Pay dapat diselematkan kembali dengan menemukan Kitab dan Pedang Pusaka Hoa San Pay, maka lohu tidak merasa sayang engkau mewarisi berapa macam ilmu kebanggaanku.. Tidak kurang dari 3 ilmu hebat yang diwariskan Thian Hoat Tosu, meski yang paling hebat adalah Ilmu tunggalnya, yakni Khong In Sian Po Hui Hong (Ilmu Senjata Rahasia yang dapat berpusing). Selain itu, tentu saja Hong In Pat Djiauw dan menuntun Koay Ji menggabungkannya dengan Sam Im Ciang. Dan terakhir karena melihat kedekatan Koay Ji dengan para monyet disitu, dia juga dihadiahi Ilmu Leng Wan Sip-pat Pian, delapan belas jurus ilmusilat Kera Sakti. Ilmu ini kelak memang dikembangkan lebih lengkap dan mujijat oleh Koay Ji berhubung dia sering bergaul dan memahami gerak-gerik dan maksud setiap gerakan monyet. Dibandingkan

Thian Hoat Tosu sendiri, kelak ilmu ini malah jauh lebih hebat karena kedalaman pengertian Koay Ji akan monyet dan kehidupan mereka. Setelah lewat sepuluh hari, barulah Tio Lian Cu muncul kembali bersama Bu In Sin Liong. Kemunculan Tio Lian Cu disertai sinar matanya yang berkilat tajam, tanda kekuatan iweekangnya sudah melonjak jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya. Sepanjang hari itu, keduanya, Koay Ji dan Tio Lian Cu lebih banyak bergaul dan kembali bermain-main dengan kawanan monyet. Bahkan Koay Ji mengajari Tio Lian Cu bagaimana berkomunikasi dengan monyet, dan dasar anak itu juga cukup cerdas, maka setelah seharian, dapatlah dia berkomunikasi dengan monyet meskipun masih dalam kosa kata yang terbatas. Tetapi, sudah cukup mendatangkan kegembiraan bagi Tio Lian Cu. Sayang, itulah hari terakhir mereka bermain karena keesokan harinya Thian Hoat Tosu mohon diri dan berpamitan dari Thian Cong San; Koay Ji, belajarlah yang tekun, ingatlah semua pesanku kepadamu. Tidak salah lagi, kedepan Rimba Persilatan Tionggoan akan berharap banyak darimu, jadi jangan pernah lalai untuk belajar dan berlatih.. Terima kasih locianpwee, semua pesan locianpwee akan Koay Ji catat dalam hati Bagus anak baik kelak kita akan berjumpa pula Tio Lian Cu yang pada awal-awal memandang ringan dan sepele terhadap kehebatan Bu In Sin Liong dan Koay Ji, menemukan kenyataan betapa berat berpisah dari sana. Bukan hanya karena kebaikan hati Bu In Sin Liong yang menempanya dengan obat mujijat yang baru diolahnya, tetapi bahkan membantu memperkuat dasar sinkangnya sehingga maju bagai berlatih 10-15 tahun saja. Bukan hanya itu, berlatih dan meditasi mengumpulkan tenaga sekarang ini membuatnya mampu mengumpulkan dan melatih jauh lebih effektif dibandingkan sebelumnya. Meski Suhunya tidak berkata apa-apa, tetapi dia sadar, bahwa kemajuannya adalah karena bantuan yang tidak kecil dari Bu In Sin Liong. Kelak Suhunya memang menceritakan maksud kedatangan mereka ketika datang berkunjung ke Thian Cong San dengan maksud kelak menyelamatkan Hoa San Pay dari kehancuran saat itu.. Koay Ji, terima kasih, bantuanmu bagi perguruan Hoa San Pay kami luar biasa besarnya. Tanpa engkau, Pusaka perguruan kami tidak akan pernah ditemukan, juga jika bukan karena pasukan monyetmu; Karena itu, aku berjanji akan berlaku baik kepada semua monyet yang kukenal kelak Nona Lian Cu, kelak aku akan mengunjungi Hoa San Pay kalian. sayang sekali, Thian Cong San akan kembali menjadi sunyi dan sepi.. bisik Koay Ji sedih karena kembali kehilangan teman Koay Ji, aku tidak hanya berterima kasih. Karena tidak akan cukup hanya dengan ucapan terima kasih, tetapi yang pasti kami akan selalu mengingat semua kebaikan kalian Suhu dan murid disini. Biarlah kutinggalkan Soat Lian ini sebagai tanda persahabatan kita. Sekalian agar engkau selalu mengingatku.. Ach.. terima kasih banyak dan selamat jalan Nona Lian Cu.. Keduanya saling pandang sejenak dengan tatap mata sedih satu dengan yang lain. Ya, keduanya masih belum mengenal asmara dan belum tahu arti khusus hubungan laki laki dan perempuan. Karena itu, saling tatap antara mereka benar-benar tulus dari rasa persahabatan yang terjalin dengan baik dan dari rasa hati persahabatan terdalam. Dan, kembali sunyi dan senyap puncak Thian Cong San dengan KOay Ji memegang soat lian yang terasa hangat di tangannya.. Selanjutnya, Koay Ji kembali larut dalam latihan dan tempaan hebat suhunya. Thian Hoat Tosu banyak membantu meyakinkan Bu In Sin Liong dan karenanya, setelah kedatangannya Bu In Sin Liong menempa Koay Ji habis-habisan. Selama 10 tahun Koay Ji belajar di Thian Cong San, satu-satunya tamu yang berkunjung kepada Suhunya hanyalah Thian Hoat Tosu seorang itu sajalah. Tetapi, itu yang dia tahu, karena sebetulnya ada tamu lain yang datang menjumpai Suhunya 5 tahun silam tanpa menampakkan diri kepadanya. Setelah 10 tahun, Koay Ji heran karena dia melihat keadaan dan kondisi Suhunya masih tetap sama dengan 10 tahun lalu ketika dia mendapati dirinya berada dalam gua pertapaan Suhunya itu. Koay Ji tidak sadar jika umurnya sekarang sudah mencapai 19 tahun dan waktu sudah membentuknya menjadi seorang pemuda yang bertampang gagah. Wajahnya tidaklah sangat tampan, tetapi jelas sosok berwajah kokoh dan gagah dari seorang laki-laki, seorang pemuda yang berisi. Tetapi, anehnya setelah sepuluh tahun berlalu, pancaran mata Koay Ji justru tidak lagi terlihat menyiratkan tatap mata naga sakti, tetapi lebih sinar mata bening sebening tatap mata seorang bayi. Akan sangat sulit orang menduga bahwa dibalik mata beningnya tersembunyi kekuatan maha dahsyat yang bahkan suhunya sendiri ngeri

membayangkannya sejak masa kecilnya. Itu berarti tidak banyak yang akan tahu dari fisiknya bahwa anak itu berisi. Yang pasti tahu adalah Suhunya, Bu In Sin Liong yang setelah percakapan dengan Thian Hoat Tosu menjadi semakin yakin bahwa Koay Ji adalah pewarisnya yang sejati. Maka tidak tanggung-tanggung, Bu In Sin Liong memasrahkan semua ilmunya ke tangan bocah ini. Toa Pan Yo Hiankang kini telah membaur dengan tenaga mujijat dalam tubuh Koay Ji yang kini bahkan sudah membaur dan menjadi kekuatan iweekangnya sendiri. Selain itu, Bu In Sin Liong mengajarkan 3 ilmu mujijat Siauw Lim Sie yang dikuasainya, yakni Tay Lo Kim Kong Ciang, Kim Kong Ci, Tam Ci Sin Thong, dengan pesan agar ketiga ilmu mujijat itu tidak usah dipergunakan selama berkelana karena adalah ilmu pusaka milik Siauw Lim Sie. Dalam perkembangan selanjutnya, Bu In Sin Liong kembali kaget menemukan, jika kekuatan iweekang Koay Ji masih terus bertambah kuat dari waktu kewaktu. Entah mengapa kekuatan atau pertambahan kekuatan iweekang Koay Ji seperti tidak mengikuti kebiasaan umum, apakah karena hawa bawaan dan pengaruh pil mujijat itu? kenang Bu In Sin Liong. Sampai masa 10 tahun, Bu In Sin liong tetap tidak menemukan jawabannya, tetapi yang menggembirakannya adalah, anak didiknya tidak menunjukkan perubahan watak, malah semakin gagah dan semakin nampak karakternya yang sangat kuat. Tetapi, setelah genap 10 tahun, dia merasa sudah saatnya melepas Naga Sakti itu untuk terjun ke dunia persilatan, sebab tidak ada gunanya memeram anak itu dalam perut gunung menjadi pertapa. Terlebih, dia sadar bahwa Koay Ji semakin ingin tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Hal ini beberapa kali diungkapkan Koay Ji baik secara sengaja maupun tidak. Maklum, anak itu semakin dewasa menjadi semakin tahu urusan, dan dia bingung karena tidak mengetahui siapa orang tuanya. Maka, pada akhirnya Bu In Sin Liong mengambil keputusan. Suatu malam, Bu In Sin Liong memanggil Koay Ji untuk menghadap: Muridku.. tak terasa 10 tahun sudah berlalu. Masa belajarmu sudah tamat, dan karena itu, besok hari engkau harus bersiap untuk segera turun gunung. Besok, tidak perlu engkau pamit kepada Suhumu, tetapi engkau ingat-ingatlah semua petuah dan semua pengajaran Suhumu kepadamu. Termasuk ingat selalu SUMPAH yang engkau ucapkan disaksikan langit dan bumi. Jika semua itu engkau lakukan, maka engkau sudah mengerjakan dengan baik semua keinginan Suhumu dan sudah membalas apa yang engkau sebutkan jasa Suhumu ini. Suhu.. tapi.. engkau. siapa lagi yang akan membantu Suhu..? Muridku, bukankah sebelum engkau datang Suhumu memang tinggal sendirian? Lagipula meski Monyet Putih sudah tiada, tapi engkau sudah melatih Monyet Hitam yang tidak kalah cekatan dengan Kakak monyetmu itu. Jangan pernah memikirkan keadaan Suhumu, semua akan kembali seperti biasa. Jangan kita mempercakapkan soal sepele itu, engkau dengarkan apa-apa yang akan disampaikan Suhumu. Ba ba baik Suhu Pertama, engkau kenakan JUBAH ULAR PUTIH ini JUBAH ini kukerjakan sejak berapa tahun silam dan salah satunya sudah kuhadiahkan kepada murid Thian Hoat Tosu. Kulit Ular Putih Mahkota Daun memang berbeda dengan kulit bangsa ular yang lainnya, kulitnya seperti berubah menjadi karet karena usia sesungguhnya sudah lebih 100 tahunan. Kulit ular itulah yang suhumu bentuk menjadi semacam jubah yang tahan senjata tajam, bahkan ketika suhumu mencoba, sengatan senjata tajam dapat membal dan dikembalikannya secara hebat. Selain itu, jubah ini terhitung sangat sensitive terhadap racun. Dalam jarak kurang lebih semester lebih dia akan mengeluarkan hawa panas jika bertemu atau melacak racun hawa dingin dan sebaliknya bakalan mengeluarkan hawa dingin jika bertemu atau melacak racun panas, sehingga engkau akan sedia dan siap menghadapinya. Hanya ini bekal yang suhumu berikan, selebihnya engkau sudah mendengarkan apa yang sebaiknya dan mesti engkau kerjakan. Ingat, Suhumu bukan orang yang suka diberitahu kemanamana sebagai gurumu, jika engkau membutuhkan identitas, engkau boleh mengatakan anak murid Thian Cong Pay, anggota dari perguruan Suheng Ketujuhmu. Hal terakhir, seorang tokoh lain dapat juga engkau akui sebagai Suhumu, yaitu Bu Te Hwesio, tanpa bantuannya dan jasanya, engkau tidak akan mampu mencapai tahapanmu sekarang ini>< bantuannya kepadamu bukan hanya obat mujijat, tetapi kelak engkau akan mengerti dengan sendirinya setelah keluar dari pertapaanku engkau kularang kembali lagi jika bukan karena kebutuhan yang sangat mendesak. Suhumu akan menutup diri dan melanjutkan pertapaanku yang tertunda karena harus mendidikmu sampai saat ini satu harapanku kepadamu muridku, janganlah sampai suhumu turun gunung dan kembali mencampuri urusan Rimba Persilatan karena

tingkahmu yang tidak layak. Tetapi, jika engkau mempertahankan watak dan sikapmu yang sekarang, maka mata hati suhumu akan selalu menyertaimu dan merestuimu dimanapun dan kapanpun Baik Suhu, tecu mengerti dan mencatat semua pesan Suhu.. Baiklah, jika tidak ada lagi yang ingin engkau tanyakan kepadaku, engkau sudah boleh bersiap-siap dan kemudian beristirahat. Besok pagi-pagi, sebagaimana kujanjikan kepada Sam Suhengmu, maka dia akan menjemputmu di depan pintu masuk gua kita di depan, engkau bersiaplah menyambutnya besok. Dua ilmu terakhir yang kuajarkan kepadamu, engkau ajarkan kepada kedua suhengmu di Thian Cong Pay sekaligus katakana kepada mereka, Suhumu menutup diri disini untuk selamalamanya.. Suhu. bagaimana Tapi Koay Ji berhenti bicara ketika melihat Suhunya sudah bersamadhi dan dengan isyarat tangannya memintanya tidak berbicara lebih jauh lagi. Maka mengertilah Koay Ji, bahwa ijin untuknya pergi turun gunung sudah final. Dengan sedikit enggan diapun akhirnya mengiyakan. Dan sekali lagin ketika akan melangkah pergi, dia berlutut dengan bercucuran air mata karena ingat besok dia sudah akan berpisah dengan Suhu yang sangat dihormatinya itu. Suhu, Koay Ji mohon diri.. jagalah dirimu baik-baik Suhu Dan setelah itu, dengan mengeraskan hati, Koay Ji akhirnya pergi melakukan persiapan untuk keberangkatan besok. Dikatakan persiapan juga tidak tepat, karena dia praktis tidak memiliki apa-apa untuk dibawa serta. Pakaiannya sangat sederhana, meski didalamnya ada sejenis rombi tipis yang sungguh hangat dan enak di tubuh, rompi buatan suhunya tercinta. Selain tentu saja mutiara soat lian yang dihadiahkan Tio Lian Cu kepadanya 4 tahun silam. Dan terakhir, topeng karet tipis beberapa buah hasil karyanya mengolah buangan kulit ular putih yang diolah suhunya. Dari kitab rahasia dia pernah belajar ilmu menyaru, dan dia mempraktekkannya dengan membentuk beberapa topeng wajah dari kulit ular raksasa bermahkota daun yang secara istimewa justru seperti karet kualitas tinggi. Maka, siaplah Koay Ji dengan pakaian di badan, mutiara soat lian, pil mujijat sebanyak 10 butir dan 5 rupa atau jenis topeng yang disimpannya sedemikian rupa. Itulah kekayaan Koay Ji setelah 10 tahun berlatih di Thian Cong San. Dan hanya dengan kekayaan yang sangat terbatas itulah Koay Ji keesokan harinya melangkahkan kakinya keluar dari pertapaan suhunya. Tempat dimana selama sepuluh tahun dia ditempa. Setelahnya, Koay Ji berbaring dan bukannya bersamadhi, karena dia ingin mengenang sepuluh tahun terakhir perjalanan hidupnya. Dia sudah berhasil memahamkan Toa Pan Yo Hiankang hingga tingkat tertinggi, menembus semua jalan darah fital, membaurkan tenaga yang dahulu menyiksanya dan menjadi iweekang dahsyat dalam tubuhnya. Belum cukup? Diapun berhasil membaurkan khasiat pil mujijat itu sehingga pada setahun terakhir dia mampu memasuk tingkat awal dari khikang mujijat Siauw Lim Sie yang disebut orang Kim Kong Pu Hay Che Sen (Ilmu Badan/Baju Emas Yang Tidak Bisa Rusak). Lebih dari itu, selama setahun terakhir Koay Ji dalam penilikan Suhunya melatih bagian ke-4 Kitab Pou Tee Pwe Yap Sian Sinkang yakni dalam Bagian MENYEDOT, MENEMPEL, MENOLAK, MENGGEMPUR, MEMENTALKAN, BERKELIT dan MELOMPAT. Kekuatan iweekangnya yang sudah demikian tinggi membuatnya dengan mudah menyelesaikan bagian ini, dan yang agak lama justru bagian kelima, yakni MEMBAURKAN. Yang dimaksud membaurkan ada dua tahap, yakni berusaha membaurkan semua hawa dalam tubuhnya dan sudah mampu dilaluinya secara sempurna. Dan pucak penguasaan bagian kelima adalah, dimana semua unsur Menyedot, Menempel, Menolak, Menggempur, Mementalkan, Melompat menyatu dalam sebuah pukulan ataupun tangkisan. Dan tingkat terakhir ini masih belum dapat dipahami sepenuhnya oleh Koay Ji. Selebihnya, Ilmu silat lain berdasarkan Kitab Rahasia kedua sudah dipahaminya sepenuhnya dan sudah dapat dimainkannya dengan sangat baik. Baik Ilmu langkah, ginkang, ilmu totok mujijat hingga ke Ilmu Sihir dan Ilmu Hitam yang sudah dikuasainya. Khusus untuk Ilmu Hitam dia tidak tertarik mendalaminya selain juga dilarang Suhunya. Dan jangan Tanya soal ilmu rias dan menyaru, boleh dibilang ini salah satu keahlian utama Koay Ji selain ilmu pengobatan yang juga sudah bertambah hebat seiring dengan pemahamannya atas tubuh manusia dan pemahamannya atas jalan darah yang semakin sempurna dibawah petunjuk suhunya. Koay Ji yang sekarang sudah berubah menjadi manusia yang sulit dibayangkan banyak orang, karena dalam umur ke-19 tahun dia sudah menguasai banyak ilmu mujijat. Belum lagi jika ditambahkan Ilmu Tunggal Thian Hoat Tosu, yakni melempar senjata

rahasia yang juga semakin sempurna dikuasainya. Bahkan ketika Suhunya memintanya menggunakan daun atau benda ringan lainnya, dia masih mampu melakukannya secara luar biasa. Kenangan perjalanan hidup 10 tahun terakhir, berujung di pertanyaan lama yang belum dapat dijawab, bahkan oleh SUHUnya sendiri, yaitu SIAPA GERANGAN DIRINYA? Siapa orang tuanya, darimana asalnya? Dan nama aslinya? Pertanyaan-pertanyaan yang mengganggunya tidak ditemukan jawabannya. Dan karena itu, Koay Ji membawa semua itu dalam tidurnya. Tak terasa waktu terus berlalu. Tahun yang dilalui akan terasa bak panah yang dilepaskan dari busurnya jika memandang dari depan dan bukan dari belakang. Karena waktu memang merangkak lambat, tetapi jika kita alpa mengisinya, maka 10 tahun akan terasa tertinggal di belakang tanpa pernah kita mampu mengekangnya. Tapi, begitulah waktu. Sebagaimana yang dijanjikan Bu In Sin Liong kepada muridnya Tek Ui Sinkay, maka 10 tahun setelah masa belajar Koay Ji, maka dia harus menjemput bocah yang diselamatkannya dulu itu di depan pintu gua tempat suhunya bersamadhi. =============== Yang seorang kakek tua bertubuh gempal namun terlihat lusuh, kotor dan kelelahan dan yang seorang lagi nona cilik yang berwajah manis.kakek tua itu sesekali terlihat batuk-batuk tanda kesehatannya pastilah berhalangan, tetapi dia tetap berusaha untuk terus berjalan sambil menggenggam lengan Nona kecil berusia paling banyak 11 tahun. Disisi lain si nona cilik yang lengannya digenggam si kakek dan dibawah terus berjalan, wajahnya tidak kurang lusuhnya, tetapi tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang manis dengan bulu mata lentik, sayang bersinar lusuh dan penuh ketakutan. Mereka terlihat berjalan buru-buru dan sepertinya ketakutan, entah sesuatu seperti apa yang sedang memburu mereka. Tetapi, meski kondisinya sudah sangat menyedihkan tetap tidak membuat si kakek menghentikan perjalanan dan berusaha untuk tetap terus maju. Tetapi, kondisi fisik si kakek kelihatannya semakin lama semakin tidak menunjang. Dan benar saja, dia akhirnya tumbang. Ketika berbelok ke kanan dan akan memasuki jalanan utama menuju kota Peng Ciang tubuh gempal besar si kakek akhirnya tak tahan. Tumbangnya si kakek segera diiringi oleh pecahnya tangis sang nona cilik: Kakek, bangun kek bagaimana dengan He ji? Ayo bangun kek.. tangis si nona sungguh mengharukan dan rupanya mengundang seseorang yang kebetulan melewati tempat itu dan datang mendekati mereka. Orang tersebut terlihat berusia pertengahan dengan perawakan tinggi besar dengan jubbah hijau dari bahan yang sederhana tetapi cukup bersih, dan begitu melihat adegan yang sangat mengharukan dihadapannya dengan cepat hatinya iba.. diapun mendatangi si nona dan kakek yang terbaring tak berdaya itu Nona cilik.. ada apa dengan kakekmu.? tegur si pendatang Tolonglah lopeh, tiba-tiba kong-kong jatuh pingsan engkau tolonglah kongkong lopeh.. kasihan kong-kong huhuhu Hmmmmm, coba kuperiksa kong-kongmu itu Dan si pendatang tanpa banyak bicara sudah memegang lengan si kakek, memeriksa denyut nadi dan kemudian berkata kepada si nona cilik: Tenanglah nona, kong-kongmu hanya terlampau kelelahan sementara penyakitnya tidak diobati dalam waktu yang lama. Aku akan mencoba menyembuhkannya, tetapi berhentilah menangis supaya kong-kongmu tidak terlampau bersedih.. Baik lopeh. heran, begitu cepat nona itu menghentikan tangisnya, sungguh beda dengan anak-anak biasa. Bahkan dengan cepat nona cilik itu mendekati si pendatang dan kakeknya untuk melihat apakah dia dapat membantu atau tidak. Melihat si nona yang tidak ketakutan tetapi malah senang melihat dan mengikutinya dalam proses pemeriksaan, membuat si pendatang tersenyum. Wajah si nona bahkan terlihat sangat perhatian kepada apa yang dikerjakannya. Tetapi hanya sepersekian detik, karena lain waktu, si pendatang benar-benar harus berkonsentrasi untuk menangani keadaan si kakek Sudah lebih dua minggu tidak makan teratur, berjalan dan berlari nyaris tanpa henti dan tidak pernah makan obat hmmmm, apa yang sebenarnya kalian kejar nona? Mengapa engkau tidak mengingatkan kakekmu dan memaksa untuk menggunakan kesempatan dan waktu lebih banyak kepadanya beristirahat? Lihat, keadaannya sangat menyedihkan, dan aku membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk merawat dan menyembuhkannya nanti. Lopeh, kami. kami menghindari pengejaran orang-orang jahat, teman-teman kami

sudah pada terbunuh dan tersisa kami berdua. Kong-kong berusaha mati-matian untuk menyelamatkanku dari para pembunuh itu.. Ha? Siapa yang berusaha membunuh dan mengejar kalian.? Hiiiii mengerikan sekali lopeh, wajah mereka putih-putih dan pucat serta jahatnya minta ampun menjawab pertanyaan itu si nona kembali terlihat ketakutan. Sudahlah, nanti engkau ceritakan lagi nona, tetapi sekarang kita perlu membawa kakekmu ke kota Peng Ciang, disana biar aku membantumu sampai kong-kongmu pulih sebagaimana mestinya. Tapi, ingat, engkau harus membantuku merawat kong-kong.. Baik.. baik, terima kasih lopeh Siapa namamu anak baik..? Kwe Giok He, lopeh Baik, He ji, mari, kita menuju kota Peng Ciang.. Ternyata si pendatang berjubah biru sederhana itu membawa seekor kuda. Kudanya tidak terlihat kokoh dan gagah, tetapi juga tidaklah kuda kecil atau sakitsakitan, yang pasti cukup dan mampu membawa si kakek yang sudah tak berdaya dan anak perempuan itu berlari menuju kota Peng Ciang. Tetapi, sayangnya, belum lagi kuda itu berlari, tiba-tiba di depan mereka sudah menghadang 5 orang dengan tampang yang menyeramkan. Wajahnya mereka semua ditutupi oleh topeng tipis berwarna putih pucat dan menghadirkan rasa seram yang sangat. Ha.. lopeh mereka, mereka. wajah pucat si nona cilik sungguh menyentuh perasaan si pendatang. Lengannya bergerak mengusap perlahan dan tak ada seditik kemudian, nona itu sudah pulas dan disandarkan tertidur kedepan menindih kakeknya yang sudah pingsan sebelumnya. Siapa kalian dan untuk apa memburu kedua orang tak berdaya ini? tegur si pendatang berjubah biru tanpa rasa takut sedikitpun. Rombongan pencegat itu sedikit keheranan karena si orang tua berusia pertengahan ini seperti tidak takut dan tidak mengenal mereka. Karena itu, seorang dari kelima penculik segera membentak dengan garang: Kami Utusan Pencabut Nyawa. semua tujuan kami harus tercapai, dan jika dalam hitungan kelima engkau tidak meninggalkan mereka, maka engkau akan masuk dalam catatan rekening kami untuk diselesaikan. Ohhhhhh, begitu rupanya. Kalau memang begitu, silahkan menghitung sampai lima dan kita lihat nanti siapa yang akan menyelesaikan siapa Hmmmmm, engkau rupanya tidak tahu dengan siapa engkau sedang berhadapan orang tua...? Engkau sedang mencari penyakit bagi dirimu sendiri. Lohu sedang berhadapan dengan manusia-manusia tidak tahu diri dan yang sesumbar mencabut nyawa sesama manusia tanpa rasa bersalah. dan, manusia seperti itu akan berlutut menangis di kakiku jika tidak segera meninggalkan kejahatannya Sombong benar engkau sobat, tinggalkan namamu agar kami tidak membunuh manusia yang tidak punya nama.. Kalian belum memiliki kemampuan mengenali namaku, tetapi boleh kalian menyebut dan mencari Thian Liong Koay Hiap (Pendekar Aneh Naga Langit) nanti. Ohhhhhh, rupanya pendatang baru dunia persilatan yang tidak tahu utara dan selatan, baik beri pelajaran kepadanya. Perintah manusia pucat yang berdiri di tengah, tampaknya menjadi pemimpin dari kelompok yang tadi menyebutkan diri mereka sebagai Utusan Pencabut Nyawa. Baik Dengan cepat si Pencabut Nyawa yang paling dekat dengan tokoh yang menyebut diri sebagai Thian Liong Koay Hiap sudah mencabut pedangnya dan kemudian menyerang dengan sabetan cepat dan mematikan. Tetapi, Thian Liong Koay Hiap dengan manis menghindar hingga semua serangan si Pencabut Nyawa menemui tempat kosong. Ada yang aneh dengan tarung itu, langkah kaki Thian Liong Koay Hiap terasa terlalu aneh dan memusingkan lawan, sehingga semua serangannya tidak kena sasaran dan bahkan membuatnya menjadi rada pusing. Lawan yang sudah nyaris terkena serangan tahu-tahu sudah menghilang dan entah bagaimana sudah berada disampingnya, bekalangnya atau bahkan kembali berdiri di posisi dimana semestinya dia tadi terkena sabetan atau tusukan pedangnya. Lama-lama, si penyerang menjadi pusing dan mengeluarkan banyak tenaga karena lawannya dengan mudah mengelak dan sasaran serangannya hilang pada titik terakhir. Pada sisi lain, si Pendekar Aneh sendiri sedang merasa tegang dan senang sendiri melihat bagaimana pertarungan ini berjalan. Dia tidak tahu, kalau lawannya, yakni si Pembunuh, adalah tokoh kelas teri yang dilawannya dengan ilmu yang terlampau mujijat. Terlampau berlebihan melawan tokoh kelas seperti utusan

pembunuh yang adalah pembunuh-pembunuh untuk manusia tak berkepandaian. Tetapi, entah mengapa si Pendekar Aneh merasa kegirangan. Satu saat, seperti dengan rasa coba coba si Pendekar Aneh mengulurkan tangannya dan menyentil pedang si penyerang, dan pedang itupun patah-patah dan kembali terlihat senyum senang di wajah si Pendekar Aneh, sepertinya kejadian itu menyenangkan hatinya. Melihat seorang Pembunuh tidak cukup untuk menuntaskan tugas mereka, si pemimpin kemudian berseru cepat: Maju semua, bereskan dia.. Maka kelima Utusan Pembunuh itupun kini maju mengejar si Pendekar Aneh. Tetapi, tetap saja langkah kaki si Pendekar Aneh terlampau mujijat bagi mereka berlima. Dan setelah menemukan kesenangan mempermainkan kelima orang itu, tiba-tiba seperti cara sebelumnya, si pendekar Aneh mengulurkan lengannya dan dalam waktu kurang dari 2 detik, keempat pedang lainnya patah-patah kena sentilan jemari si Pendekar Aneh. Belum cukup dengan itu, dalam langkah kaki yang demikian mujijat, cepat dan tepat, si Pendekar Aneh bergerak dan sedetik berikutnya, kelima lawannya roboh tak berdaya.. terkapar oleh totokan mautnya. Hmmmmmm sebegitu saja kemampuan kalian.. kali ini kuampuni, lain kali kalian semua akan beroleh hukuman yang lebih berat jika tetap berusaha mengejar kami bertiga.. Engkau tunggu nanti pembalasan maut kelompok kami desis si Pemimpin Utusan Pembunuh itu Tapi si Pendekar Aneh sudah berlalu bersama kudanya yang membawa serta si Kakek dan cucunya menuju kota Peng Ciang. Pendekar Aneh Naga Langit, bisa ditebak adalah Koay Ji, yang sebenarnya isengiseng saja menyebutkan nama atau julukan. Ingatannya tertuju pada nama panggilannya saat itu, yakni KOAY JI (Anak ANEH), dan diambilnya kata ANEH (Koay) dalam julukan yang dipilihnya asal-asalan itu. Dan dipadukan dengan gerakan yang paling dia suka dan paling sering dimodifikasi dan disempurnakannya, yakni Ginkang Cian Liong Seng Thian (Naga naik kelangit) dan Ilmu Langkah Thian Liong Pat Pian (Naga langit berubah delapan kali). Kedua ilmu inilah yang pertama kali dikuasainya, terutama ilmu langkah mujijat yang sejak baru mau belajar Ilmu Silat sudah dikuasainya baik teori maupun prakteknya, bahkan sudah diturunkannya kepada Khong Yan. Dan dari kegemarannya akan THIAN LIONG (Naga Langit) dan dari namanya yang memang sudah aneh sejak awal, maka dirangkainyalah Thian Liong Koay Hiap secara iseng utnuk memperkenalkan namanya. Tak dia sangka jika nama itu kelak terus menjulang sebagai merek dirinya.. Tak lama kemudian, sekitar satu jam berkuda, menjelang sore, mereka bertiga sudah mendekati pintu gerbang kota. Koay Ji kemudian bekerja cepat, dia membangunkan si nona cilik dan kemudian memberikan obat persediaannya yang diberikan Ang Sinshe sebelum turun gunung. Setelah itu, dia menyalurkan tenaga kedalam tubuh si kakek, dan seterusnya, tak lama si kakekpun siuman. Betapa herannya dia ketika melihat seorang berjubah biru sedang membantunya dan cucunya, dan lebih kaget lagi melihat cucunya menangis disampingnya; He ji, engkau tidak apa-apa..? He ji baik saja kong-kong, lopeh ini telah menolong banyak kita, bahkan kelihatannya tadi juga dia sudah mengusir para pembunuh itu, tapi entah mengapa setelahnya He ji ketiduran dan tidak ingat apa-apa lagi.. Mendengar itu Koay Ji tersenyum dan berkata: Engkau ketakutan nona cilik, sampai pingsan melihat para pembunuh itu. Tapi, sudahlah, mereka sudah merat pergi. Mari kita mencari tempat beristirahat untuk mengobati luka kong-kongmu ini Tapi si kakek lebih dulu berkata: Ach sahabat, terima kasih atas pertolonganmu. Tetapi, keadaan kami sangat berbahaya dan kami khawatir akan melibatkanmu dalam bahaya kami tersebut. Jangan khawatir paman, sekarang aku sudah terlibat karena memukul roboh kelima Utusan Pencabut Nyawa tadi. Mari, kesehatan paman masih sangat berbahaya jika tidak ditangani secara cepat, tapi, aku kebingungan kemana kita mencari tempat beristirahat biar kucoba mengobati penyakit paman Apa..? engkau seorang sinshe (Tabib)? Boleh dibilang begitu paman.. Engkau tahu penyakitku.? Berjalan tanpa makan secukupnya selama kurang lebih dua minggu, juga nyaris tanpa beristirahat, dan penyakit demam sudah engkau tahan selama kurang lebih 3 hari. Jika engkau lanjutkan perjalananmu, maka kutanggung dalam waktu 6 jam

engkau akan pingsan kembali dan butuh tangan dewa untuk menarik kembali nafas kehidupanmu. Bagaimana, apakah aku keliru paman.? Jika demikian, mari, engkau boleh mengobatiku, kita mencari sebuah hotel.. Dengan mengikuti kakek itu, mereka menuju ke sebuah hotel yang agak berada di pinggiran dan bukan hotel yang sering didatangi orang. Koay Ji memperhatikan semua apa yang dikerjakan si kakek, termasuk memilih hotel, bagaimana memesan kamar dan kemudian mereka diantarkan ke kamar masing-masing. Nampaknya si kakek memiliki cukup bekal untuk melakukan semua itu, berbeda dengan Koay Ji yang berbekal secukupnya, itupun pemberian Ang Sinshe sebelum dia turun gunung. Tetapi, Koay Ji geli-geli sendiri, maklum ini kali pertama dia mengalami semua pengalaman di kota, termasuk memesan kamar. Begitu masuk di kamarpun dia kebingungan, bekalnya hanya buntalan kecil berisi satu pasang pakaian bekal Ang Sinshe dan beberapa obat hasil racikan Tabib yang baik hati itu. Tapi, karena harus mengobati kakek yang berada di sebelah kamar, dengan cepat Koay Ji mendatangi mereka dan segera bekerja. Dan seperti sebelumnya, He ji, si nona cilik memperhatikan secara seksama bagaimana Paman Anehnya itu bekerja, bahkan kemudian dengan gaya tabib meniru pamannya, Ang Sinshe, Koay Ji segera membuka resep. Tetapi, kembali dia kebingungan, bagaimana membeli obat-obat yang sudah dia tuliskan resepnya itu? Untungnya si kakek cepat tanggap. Dia berkata: He ji, panggilkan pelayan Baik kek.. Dan si nona berlalu untuk kemudian tidak lama kembali bersama seorang pelayan. Pelayan, tolong engkau membantu kami menebus resep ini ujar si kakek mengambil resep dari tangan Koay Ji dan kemudian memberikannya kepada si pelayan disertai dengan uang secukupnya. dan kembali Koay Ji manggut-manggut mengerti. Sepanjang hari Koay Ji memang banyak melihat dan banyak belajar halhal aneh yang untuk pertama kalinya dialaminya. Dia tertawa dalam hati, tetapi untung tidak nampak dari seri wajahnya. Lopeh, apakah kong-kongku bisa sembuh? Tanya si nona cilik membuyarkan ingatan dan kenangan aneh dan menggelikan Koay Ji Pasti nona, kakekmu paling lama 2 hari lagi akan sembuh seperti sedia kala. Benarkah paman? Pasti nona, jangan engkau khawatir asalkan kong-kongmu tidak takut makan obat yang pahit-pahit ujar Koay Ji sambil melirik si kakek lucu, dan si kakek juga tersenyum mendengar ucapan Koay ji Kalau kakek takut nanti He ji marahi paman ujar si nona polos Bagus, memang harus begitu nona.. Tapi, bagaimana cara paman mengobati kakekku..? Baik Koay Ji maupun kakeknya sendiri sampai terkejut mendengar pertanyaan He ji yang meski terkesan kekanak-kanakan tetapi bagi Koay Ji mengingat apa yang terjadi sejak siang tadi memang sudah jadi kepikiran. Dia melihat minat sang nona yang sangat besar dalam bidang pengobatan. Maka diapun berkata: Apa engkau ingin belajar nona..? Apakah paman bersedia mengajari He ji? Mengapa tidak.. asalkan engkau bersedia bekerja keras selama 2 hari ini, maka akan banyak hal yang dapat engkau pelajari.. Horeeeee.. kong-kong, dengar, paman yang baik ini bahkan mau mengajari He ji ilmu pengobatan Kesenangan si nona cilik diiringi pandangan aneh si kakek, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa atas kesenangan si nona, tapi juga tidak mengucapkan terima kasih kepada Koay ji. Tetapi Koay Ji tidak kecil hati, dia hanya menduga karena kakek itu masih belum sembuh sehingga susah merasa bergembira. Tetapi, keseriusan si nona cilik, menjadi daya tarik tersendiri bagi Koay ji yang memang kasihan melihat dara cilik yang menyenangkan hatinya ini. Karena itu, hari itu dan juga besoknya, tidak lelah Koay ji mengajar dan mendidik Kwe Giok He dalam ilmu pengobatan. Ternyata, Kwe Giok He memang memiliki bakat hebat menjadi seorang tabib, karena dengan cepat dan mudah dia menyerap ilmu pengobatan dari Koay Ji. Koay Ji boleh senang, tapi dia masih cetek di dunia persilatan. Malam itu bahaya sudah datang mengintai. Setelah makan malam, Koay Ji sempatkan waktu hampir sejam untuk mengajar He Ji dan kemudian memberinya pekerjaan rumah untuk didalami lebih jauh. Sementara Koay Ji memilih untuk menyendiri di kamarnya. Seperti biasanya, Koay Ji akan memulai malam dengan melatih Toa Pan Yo Hian Kang

dan mengumpulkan iweekang, serta melatihnya dalam samadhinya. Dalam keadaan ini, dalam jarak hingga 20 meter darinya, gerakan-gerakan sekecil apapun tidak akan lepas dari pengamatan Koay Ji. Karena itu, Koay Ji sebetulnya berlatih sambil terus mengawasi keadaan si kakek dan He ji yang menarik perhatiannya. Dia merasa bahwa aka nada yang datang mengunjungi mereka malam itu. Firasatnya benar. Karena menjelang tengah malam dia menangkap ada 5 langkah kaki yang sangat ringan, tanda pendatang memiliki kemampuan tidak rendah. Bahkan jauh melebihi 5 lawan pertama yang ditemuinya siang tadi dalam perjalanan menuju Kota Peng Ciang ini untuk beristirahat. Tapi rupanya, lawan memiliki keyakinan diri yang luar biasa, karena mereka memilih tetap berada di atas wuwungan dalam sikap waspada dan serius. Kemudian salah seorang dari mereka berkata, lirih dan tidak dapat didengar orang lain, tapi mereka yakin Koay Ji sudah mendengarnya; Tokoh yang mengaku Pendekar Aneh Naga Langit, kami mengundang saudara untuk bertemu kami di luar. Dan Koay Ji paham, pihak yang ditunggunya sudah datang. (Bersambung)