KERANGKA PEMIKIRAN. teoritis, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran operasional. Konsep yang

dokumen-dokumen yang mirip
KERUGIAN FISIK DAN NONFISIK RUMAHTANGGA PESISIR AKIBAT BANJIR PASANG DI KELURAHAN KAMAL MUARA, PENJARINGAN JAKARTA UTARA SRIHUZAIMAH

I. PENDAHULUAN. Banjir pasang (rob) merupakan peristiwa yang umumnya terjadi di

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. permukaan air laut (rob). Fenomena ini berdampak pada kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

I. PENDAHULUAN. sektor perekonomian dan bisnis menjadi daya tarik masyarakat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

DAFTAR ISI. TINJAUAN PUSTAKA A. Modernisasi B. Perubahan Sosial BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

5.1.1 Bencana Lainnya A. Bencana Angin Puting Beliung Berdasarkan data yang diperoleh terdapat kejadian bencana yang diakibatkan oleh bencana angin

MODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH KELURAHAN LANGNGA, KECAMATAN MATTIRO SOMPE KABUPATEN PINRANG

Penataan Ruang Berbasis Bencana. Oleh : Harrys Pratama Teguh Minggu, 22 Agustus :48

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

KERUGIAN FISIK DAN NONFISIK RUMAHTANGGA PESISIR AKIBAT BANJIR PASANG DI KELURAHAN KAMAL MUARA, PENJARINGAN JAKARTA UTARA SRIHUZAIMAH

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Halaman Persembahan Motto

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 P. Nasoetion, Pemanasan Global dan Upaya-Upaya Sedehana Dalam Mengantisipasinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3.1 Metode Identifikasi

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim yang mana terdapat banyak kota berada di wilayah pesisir, salah satunya adalah Kota Pekalongan.

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMEN-KP/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Jumlah Bencana Terkait Iklim di Seluruh Dunia (ISDR, 2011)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

BAB I PENDAHULUAN ARHAM BAHTIAR A L2A PRIYO HADI WIBOWO L2A

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Air diperlukan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan memiliki defenisi yang bervariasi, menurut Undang-Undang Nomor

ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK. Nanang Ahmad Fauzi

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Akhir PKMP. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dari Penurunan Kualitas Pemukiman Akibat Banjir Tahunan di Kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang di dunia masih mengandalkan sektor pertanian dalam

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

BAB I PENDAHULUAN. Air dan sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim mengacu pada variasi signifikan variabel pada iklim

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran dalam penelitian ini terdiri dari kerangka pemikiran teoritis, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran operasional. Konsep yang berkaitan dengan kerugian-kerugian yang timbul akibat banjir pasang, dijelaskan dalam kerangka pemikiran teoritis. Alur pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan dan dijelaskan dalam kerangka penelitian operasional. Adapun hipotesis penelitian merupakan dugaan yang diharapkan dalam penelitian. 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis memuat konsep-konsep yang berkaitan dengan kerugian-kerugian akibat banjir pasang. Konsep-konsep yang berkaitan dengan penelitian ini adalah konsep mengenai biaya dan kerugian. Konsep biaya berkaitan dengan kerugian yang timbul akibat banjir pasang sedangkan konsep mengenai kerugian berkaitan langsung dengan tujuan penelitian. 3.1.1. Biaya Ada tiga konsep mengenai biaya, yaitu biaya oportunitas atau biaya sosial, biaya akuntasi dan biaya ekonomi. Biaya oportunitas atau biaya sosial adalah pendapatan bersih yang dikorbankan atau penghematan biaya yang tidak jadi diperoleh karena mengerjakan atau memilih alternatif lain. Biaya akuntasi adalah biaya historis, depresiasi dan biaya lain yang berhubungan dengan pembukuan. Biaya ekonomi adalah pengeluaran yang sepantasnya atau sewajarnya saja untuk menghasilkan sesuatu barang atau jasa. Konsep biaya ekonomi didasarkan pada ide biaya oportunitas (Nicholson, 1999). 16

3.1.2. Kerugian Menurut Wuryanti (2002), istilah kerugian yang diakibatkan suatu bencana, dalam pengertian umum meliputi beberapa komponen antara lain jumlah korban jiwa, jumlah kerusakan bangunan, biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan atau pergantian, rusak atau hilangnya fungsi komunikasi, transportasi dan infrastruktur lainnya, biaya terganggunya bisnis dan jumlah penduduk yang kehilangan rumah tinggal. Kerugian fisik akibat naiknya muka air laut adalah kerusakan yang terjadi akibat genangan air atau banjir. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerugian yang ditimbulkan banjir adalah sebagai berikut: 1. Tinggi genangan 2. Lamanya genangan 3. Kecepatan air 4. Pergerakan ketinggian muka air genangan 5. Frekuensi kejadian 6. Jumlah sampah dan lumpur yang terbawa pada saat banjir 7. Perubahan iklim Menurut Wuryanti (2002), secara umum kerugian fisik maupun nonfisik akibat banjir meliputi beberapa hal, antara lain: 1. Kehilangan jiwa dan properti 2. Kerusakan pada rumah dan properti seperti perabot rumah dan barang elektonik. 3. Terganggunya mata pencaharian akibat rusaknya pertanian, pertenakan, pertambakan dan sebagainya. 4. Terhambat bahkan terhentinya pertumbuhan tanaman. 17

5. Erosi tanah, menyebabkan lahan tertutup sampah, pasir, batu sehingga mengurangi produktifitas pertanian karena berkurangnya tingkat kesuburan tanah. 6. Kerusakan infrastruktur dan fasilitas penting lainnya seperti klinik, sekolah, jalan, telepon dan sumber listrik. 7. Terganggu suplai air bersih dan terkontaminasinya sumber air bersih yang dapat menyebabkan penyakit. 8. Memicu terjadinya penyakit menular, seperti diare, malaria dan berbagai penyakit lain. 3.1.3. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran dan perumusan masalah penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1. Diduga kerugian fisik rumahtangga yang timbul akibat banjir merupakan biaya perbaikan dan biaya kehilangan komponen bangunan dan peralatan rumahtangga yang rusak karena banjir. 2. Biaya perbaikan rumahtangga dipengaruhi secara positif oleh luas rumah, pengeluaran, tinggi banjir, lama tinggal, lokasi, jenis rumah dan status kepemilikan rumah serta dipengaruhi secara negatif oleh biaya pencegahan. Besarnya biaya perbaikan untuk rumahtangga yang berlokasi dekat dengan pantai diduga lebih besar dibandingkan dengan biaya perbaikan untuk rumahtangga yang berlokasi jauh dari pantai. 3. Biaya kehilangan dipengaruhi secara positif oleh lama tinggal, lama banjir, jenis rumah dan status kepemilikan rumah. 18

4. Diduga banjir pasang menimbulkan kerugian nonfisik terhadap rumahtangga pesisir berupa biaya berobat, terganggunya aktifitas, terganggunya transportasi dan kerugian lain. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Alur kerangka operasional mengenai penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Pemanasan global, siklus pasang dan tata guna lahan sangat berkaitan dengan peristiwa naiknya muka air laut yang memberikan dampak bagi wilayah pesisir. Naiknya muka air laut menyebabkan terjadinya banjir pasang, sehingga dapat merugikan masyarakat pesisir. Dampak banjir pasang di wilayah pesisir akan bertambah parah jika terjadi penurunan tanah akibat kegiatan industrialisasi. Banjir pasang yang menimpa masyarakat pesisir menimbulkan kerugian terutama bagi rumahtangga. Kerugian yang dialami rumahtangga pesisir terdiri dari kerugian fisik dan kerugian nonfisik. Kerugian fisik dilihat dari biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumahtangga atas kerusakan fisik bangunan dan peralatannya. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya perbaikan dan biaya kehilangan. Biaya perbaikan dan biaya kehilangan dihitung berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya perbaikan dan biaya kehilangan menggunakan model regresi liner berganda. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi biaya perbaikan dan biaya kehilangan adalah biaya pencegahan, luas rumah, pengeluaran rumahtangga, tinggi banjir, lama tinggal, lama banjir, lokasi rumah dari pantai, jenis rumah dan status kepemilikan rumah. 19

Industrialisasi Naiknya muka air laut (pasang tinggi) - Pemanasan global - Siklus pasang - Tata guna lahan Penurunan muka tanah Banjir pasang di daerah pesisir (Kamal Muara) Kerugian fisik yang ditanggung oleh rumahtangga pesisir Dampak banjir pasang terhadap rumahtangga pesisir di Kamal Muara Kerugian nonfisik yang diterima oleh rumahtangga pesisir Biaya kehilangan peralatan rumahtangga Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya kehilangan dan biaya perbaikan Analisis model regresi linier berganda Biaya perbaikan terhadap rumah dan fasilitasnya 1. Biaya pencegahan 2. Luas rumah 3. Pengeluaran rumahtangga 4. Tinggi Banjir 5. Lama tinggal 6. Lama banjir 7. Lokasi 8. Jenis rumah 9. Status Kepemilikan rumah 1. Kerugian nonfisik akibat banjir terhadap kesehatan. 2. Kerugian nonfisik akibat banjir terhadap aktifitas. 3. Kerugian nonfisik akibat banjir terhadap transportasi. Analisis deskriptif Tindakan pencegahan yang dilakukan rumahtangga dalam menghadapi banjir Rekomendasi dalam tata ruang wilayah Kamal Muara untuk masa yang akan datang Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional : Ruang lingkup penelitian 20

Biaya-biaya yang telah dihitung, kemudian dibandingkan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam model biaya perbaikan dan model biaya kehilangan. Perbandingan biaya-biaya tersebut merupakan penjelasan secara deskriptif mengenai hasil estimasi model biaya perbaikan dan biaya kehilangan. Kerugian nonfisik akibat banjir pasang diidentifikasi menggunakan analisis deskriptif dengan tabulasi berdasarkan kerugian nonfisik akibat banjir pasang terhadap kesehatan, aktifitas, transportasi dan kerugian lain. Kerugian-kerugian akibat banjir pasang yang dialami rumahtangga pesisir, menyebabkan rumahtangga melakukan berbagai tindakan pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi dampak banjir yang terjadi. Berbagai tindakan pencegahan yang dilakukan oleh rumahtangga pesisir dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah dalam perencanaan tata kota Kamal Muara di masa yang akan datang, sehingga kerugian-kerugian yang timbul akibat banjir pasang dapat berkurang atau bahkan dapat dihindari. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan serta informasi untuk rumatangga pesisir dalam menentukan pilihan tempat tinggal yang layak untuk ditempati. 21