BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN

I. PENDAHULUAN. Perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Abstract

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas:2003:5) Pendidikan adalah

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan masyarakatnya

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Kamis, 29 November 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM BADAN PERWAKILAN MAHASISWA Gedung Pusgiwa FMIPA UI Depok

2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

Gerakan Nasional Revolusi Mental

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia mempunyai kualitas yang tinggi. Sihombing (2001)

Manfaat Mempelajari Sejarah

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 10/TAP/BPM FMIPA UI/IV/13.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

ARTIKEL. Penelitian ini berlatarbelakangkan: (1) Penetapan Mata Kuliah Pendidikan

MAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN. Disusun oleh: Alvi Muhayat Syah

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda bangsa ini. Karena generasi muda Indonesia merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan serta mempertahankan kedaulatan. Jadi dapat dikatakan bahwa nasib bangsa dan negara ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri. Sejalan dengan perjalanan sejarah Indonesia, dimana pernah terjadi peristiwa penting yang dialami bangsa ini pada tahun 1928. Peristiwa tersebut menunjukkan suatu bentuk awal dari sikap nasionalis yang lahir dikarenakan oleh keprihatinan para kaum pemuda terhadap nasib bangsa Indonesia yang terjajah masa itu. Berawal dari hal tersebut, maka kemudian timbul keinginan dari kaum pemuda masa itu untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah. Didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu

memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat. Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi. Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan dan kepeloporan pemuda. Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada

tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa. Peristiwa Sumpah Pemuda dapat dijadikan sebagai awal dari lahirnya sikap nasionalis para pemuda di masa itu. Padahal seperti yang kita ketahui Republik Indonesia sendiri belum lahir, akan tetapi para pemuda di masa itu telah mampu membangunkan kesadaran dalam dirinya akan adanya rasa persaudaraan dengan sesama rakyat di daerah lain, terutama rakyat yang tertindas oleh kekejaman penjajah. Kita sering mendengar ungkapan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan karena perjuangan mereka yang tanpa pamrih dan selalu berpijak pada kepentingan bangsa dan negara Indonesia demi mencapai satu kata kemerdekaan. Untuk itu, dalam upaya mewujudkan cita-cita para pendahulu dan mempertahankan kedaulatan bangsa kini tentu faktor utama yang dijadikan landasan adalah rasa nasionalis setiap generasi muda Indonesia. Tanpa hal tersebut mustahil bangsa yang besar ini dapat menuju kearah cita-cita yang telah dimimpikan dan sangat diharapkan para pemuda pencetus kesatuan dan persatuan. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa yang mengaku menghargai setiap perjuangan para pahlawan kemerdekaan tentu harus membangun kesadaran diri

untuk memperjuangkan setiap cita-cita bangsa hingga terwujud. Namun hal ini memang tidak mudah, terlebih dengan kondisi saat ini dimana kita ketahui bangsa kita sedang berada dalam masa krisis sikap nasionalis. Maka dari itu permasalahan ini adalah masalah kita bersama yang kiranya harus kita pecahkan secara bersama-sama, tidak hanya dari pihak pemerintah tetapi juga sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat sebagai salah satu komponen sebuah negara. Dalam kenyataannya pada zaman sekarang jiwa nasionalis pemuda Indonesia terutama kaum pelajar sangatlah kurang, contoh kecil seperti kurangnya minat para pelajar untuk melaksanakan upacara pada hari senin maupun hari-hari besar nasional, serta banyaknya para pelajar yang lebih senang menggunakan produk-produk asal luar negeri dibandingkan menggunakan produk-produk dalam negeri. Kemudian yang terburuk seperti seringnya terjadi tindakan anarkis yang dilakukan antarpelajar baik individu maupun kelompok. Hal tersebut mencerminkan rendahnya kesadaran para pemuda khususnya pelajar terhadap rasa persaudaraan antara sesama. Maka kiranya perlu para pemuda kini khususnya kaum pelajar sebagai makhluk inteletektual dapat mengerti, memahami, kemudian menerapkan nilainilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda agar dapat terwujud cita-cita dari bangsa Indonesia. Sikap nasionalis tidak hanya untuk sekedar dimengerti saja, akan tetapi akan lebih bermanfaat bila didapati penerapannya oleh para kaum pelajar.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam mengenai peranan nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda. Untuk itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Nilai-nilai Sumpah Pemuda terhadap Sikap Nasionalisme SiswaKelas 2 SMA Swasta Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Selain itu juga alasan lain mengapa penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul tersebut adalah bahwa penulis sendiri sangat ingin mengetahui sebesar apa sikap nasionalisme para pelajar kita di masa ini, terlebih hal ini berkaitan dengan kelangsungan sebuah negara yang kita cintai. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dapat membangkitkan kesadaran diri akan sikap nasionalisme. 2. Kontribusi nilai-nilai Sumpah Pemuda terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Swasta Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis memberikan batasan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini dibatasi masalah

tentang Kontribusi Nilai-nilai Sumpah Pemuda terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas 2 SMA Swasta Tarbiyah Islamiyah Hamparan PerakKabupaten Deli Serdang. 1.4. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut : 1. Bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dapat membangkitkan kesadaran sejarah akan sikap nasionalisme? 2. Bagaimana Kontribusi Nilai-nilai Sumpah Pemuda terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas 2 SMA Swasta Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang? 3. Bagaimana Penerapan dari Nilai-nilai Sumpah Pemuda pada siswa kelas 2 SMA Swasta Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :. 1. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dapat membangkitkan kesadaran diri akan sikap nasionalisme. 2. Untuk mengetahui Kontribusi Nilai-nilai Sumpah Pemuda terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas 2 SMA Swasta Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

1.6. Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat berupa : 1. Menambah ilmu pengetahuan serta sumbangsih pemikiran bagi pembaca, khususnya mahasiswa pendidikan sejarah. 2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dan Kontribusinya terhadap sikap nasionalisme siswa kelas 2 SMA Swasta Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.