[ Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi] 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,

Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

[ PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL -BPPT] 2012

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB 1. penggunaan serat sintesis ke serat alam, di karenakan serat-serat sintetis

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat, baik dalam bidang material logan maupun non logam. Selama ini keberadaan material logam dalam bidang industri sangat

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

PENGARUH FRAKSI BERAT SERAT TERHADAP KEKUATAN IMPACT KOMPOSIT SERAT SERABUT KELAPA DENGAN MATRIKS POLIESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG

PROSES PEMBUATAN BIOPLASTIK BERBASIS PATI SORGUM DENGAN PENGISI BATANG SINGKONG

Cellulose Nano Crystallines (CNC) yang merupakan salah satu biomaterial maju yang mempunyai

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. air, gas, aroma, dan zat-zat lain dari bahan ke lingkungan atau sebaliknya

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

3. Metodologi Penelitian

ANALISIS KEKUATAN IMPACT PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN ORIENTASI SUDUT BER MATRIK POLIMER POLYESTER

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kereta Api di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

ANALISIS KEKUATAN IMPACT SERAT ACAK PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN MATRIK POLIMER POLYESTER PROYEK AKHIR

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat. berkembang cepat dan berpengaruh serta berdampak baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. material teknik. Material komposit khususnya dengan penguatan serat alam mulai

PENGARUH JENIS BAMBU DAN POLIMER TERHADAP ADHESIVITAS ANTARMUKA POLIMER/BAMBU

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

4. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pemilihan serat bambu (petung) sebagai bahan penelitian dengan. dengan pertumbuhan yang relatif lebih cepat.

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR REKAYASA KOMPOSIT BERPENGUAT LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT BERMATRIK RESIN POLYESTER BQTN 157

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi juga mengarah ke komposit

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

I. PENDAHULUAN. konsumsi masyarakat, khususnya untuk plastik kemasan. Berdasarkan data

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Teknologi Genertor Magnet Permanen Putaran Rendah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Kapasitas 2,5 kw Dalam Sistem Energi Hibrida

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan kelautan, industri kelautan dan jasa kelautan (Fadel Muhammad, 2010).

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi untuk beberapa abad ke depan, semakin meningkat

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I- 1. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari. pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.

Pengembangan Material Biokompatibel Berbahan Zirkonia dari Bahan Baku Mineral Lokal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material yang digunakan dalam pembuatan organoclay Tapanuli, antara lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

[ FABRIKASI SILIKON KARBIDA FIBER UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR BURN UP TINGGI (Tahun ke 2 dari 3 Tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

logo lembaga [ F25 ] [ PENGEMBANGAN BIOPOLIMER SEBAGAI KOMPOSIT DALAM APLIKASI PADA KAPAL PATROLI ] [ Ir. Lies A. Wisojodharmo ] [ Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi] 2012

LATAR BELAKANG Polimer organik atau lebih dikenal dengan biopolimer, ialah polimer yang dalam proses pembuatannya menggunakan bahan-bahan dari alam. Kelebihan dari biopolimer, yaitu ramah lingkungan karena bahan bakunya adalah turunan material terbarukan (biomas, plankton dsb), dibutuhkan lebih sedikit energi utk produksi, dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku fosil. Teknologi pertahanan di Indonesia sampai saat ini relatif masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju, seperti negaranegara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Komposit menjadi perbincangan yang menarik dalam dunia angkatan laut akhir akhir ini, karena komposit diketahui lebih stabil terhadap perlakuan eksternal dan internal, serta memiliki stabilitas yang lebih tinggi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Pada kapal patroli, komposit menunjukkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan material logam yang selama ini digunakan. Aplikasi material logam yang mengalami kontak secara langsung dengan air laut akan membutuhkan banyak tenaga dan biaya untuk melakukan pengecekan terhadap korosi/karat. Dari penelitian ini akan dapat ditentukan pengaruh (jika ada) lama perendaman dalam media air laut terhadap sifat ketahanan terhadap ledakan dari material komposit yang dihasilkan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Pembuatan sintesa sellulosa palmitat Pembuatan material komposit biopolimer Karakterisasi sellulosa palmitat Karakterisasi sifat mekanik material komposit Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

METODOLOGI (sintesa Selulose Palmitat) Aktivasi Selulose Sintesis Selulose Palmitat After Before Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

METODOLOGI (Pembuatan Komposit Biopolimer) Casting Selulose Palmitat Pembuatan Serat Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

METODOLOGI (Karakterisasi Selulosa Palmitat) Prosedur 1. Sampel digerus sampai halus, kemudian tiap sampel ditimbang dengan berat 0.5 gram. 2. Tiap sampel ditambahkan air 50 ml dan larutan NaOH yang telah dibakukan terlebih dahulu sebanyak 25 ml, kemudian sampel dipanaskan. Setelah dingin, sampel disaring dan filtratnya dimasukkan ke dalam gelas ukur. 3. Filtrat tiap sampel diambil 5 ml, kemudian dititrasi dengan larutan HCl yang telah dibakukan menggunakan indicator Phenolpthalein. Titrasi dilakukan dari larutan berwarna merah muda hingga larutan tepat berubah menjadi bening. Titrasi dilakukan duplo. No. Sampel Jenis uji Hasil Derajat Substitusi 1 Selulosa Palmitat 1 gram Derajat Substitusi 1.2847 2 Selulosa Palmitat 2 gram Derajat Substitusi 0.1339 3 Selulosa Palmitat 5 gram Derajat Substitusi 0.6308 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 6

Metodologi (Karakterisasi sifat mekanik material komposit) No. Resin Serat Hasil Tensile Strength Elongation at Charpy Impact (MPa) Break (%) Strength 1. Resin Selulosa Palmitat 32.99 ± 1.99 3.80 ± 0.37 32.48 ± 8.50 Epoxy 2. Selulosa Asetat 24.86 ± 3.41 2.40 ± 0.29 15.90 ± 8.75 3. Unsatura Selulosa Palmitat 14.79 ± 2.04 0.575 ± 0.049 1.89 ± 0.63 ted 4. Polyester Selulosa Asetat 24.43 ± 5.34 0.941 ± 0.076 3.04 ± 0.63 5. Resin Serat karbon 116.8 ± 28.8 3.66 ± 0.65 77.64 ± 9.19 6. Epoxy Serat gelas 113.0 ± 10.3 3.42 ± 0.25 62.55 ± 10.77 7. Unsatura Serat karbon 30.47 ± 5.02 0.944 ± 0.271 19.91 ± 5.7 8. ted Polyester Serat gelas 49.84 ± 5.66 1.364 ± 0.133 89.23 ± 32.4 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 7

Pembahasan Hasil Penelitian Dalam hasil penelitian ini dapat dipastikan bahwa serat glass lebih kuat dibandingkan dengan serat karbon, asetat dan palmitat. Hal ini dimungkinkan karena, kekuatan tarik ataupun kekuatan impactnya meningkat dan mempunyai pengaruh terhadap Unsaturated polyester. Sedangkan pada penggunaan epoxy resin, serat komersial memberikan hasil yang lebih baik serat biopolymer. Hal ini dapat disebebakan karena serat biopolymer belum mengalami treatment pendahuluan seperti pada serat komersil, serta pada proses pembuatan seratnya belum dilakukan secara optimum. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8

Pembahasan Hasil Penelitian Pemberlakuan terhadap serat alam merupakan sesuatu hal yang cukup sulit. Terkadang, kontur serat tidak sesuai dengan keinginan yang diharapkan, berbeda sekali dengan perlakuan terhadap serat sintesis. Perlakuan khusus desain lembaran komposit, adonan fiber, perlu pada takaran dan desain yang sesuai, agar mendapatkan kekuatan yang optimal. Penelitian harus dilakukan berulang atau bekelanjutan agar semua bentuk disain lebih baik sehingga dapat melampaui strandar komposit sintetis. Melakukan uji pada resin unsaturated polyester tanpa serat untuk mengetahui kekuatan dari tersebut. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 9

SINERGI KOORDINASI Rekomendasi output 2012 ditujukan untuk dilakukannya kerjasama dengan TNI AL yang akan memanfaatkan hasil komposit untuk aplikasi kapal patroli. Hasil pengembangan teknologi ini akan ditindak lanjuti untuk mengembangkan industri manufaktur baru yang dapat memproduksi prototipe ini dan mengaplikasikannya di kapal patroli milik TNI AL. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 10

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Menghasilkan formulasi komposit biopolimer yang dapat diaplikasikan pada platform kapal patroli yang sesuai dengan requirementnya. Dengan prototipe yang dihasilkan akan langsung bisa didifusikan pada industri manufaktur. Industri pertahanan yang membutuhkan material baru untuk diaplikasikan pada kendaraan tempurnya. Mendapatkan hak paten karena pembuatan komposit biopolimer memberikan efek besar dalam penghematan bahan bakar minyak serta dalam aplikasi pertahanan keamanan terutama kapal patroli. Dunia penelitian dan pendidikan dapat memanfaatkan penelitian ini. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 11

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Hasil penelitian ini nantinya akan diaplikasikan pada pembuatan badan kapal. Selain itu diharapkan penelitian ini akan menumbuhkan industry penghasil serat biopolymer. Meningkatkan nilai tambah bahan alami. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 12

logo lembaga TERIMA KASIH [ Ir. Lies A. Wisjodharmo ] [ Dr. Asep Riswoko ] [ Dody A. Winarto, MEng ] [ Dewi Kusuma Arti, ST ]