BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

A. Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kerja sama antara kedua pihak diharapkan dapat menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang No 20 (2003) Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk wakat serta beradaban bangsa yang bermaetabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berbicara masalah pendidikan, guru merupakan salah satu komponen utama dalam pendidikan. Keberadaan dan peran guru amat menentukan keberhasilan pendidikan itu. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya, guru senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya melalui pendidikan dan pelatihan, penataran. Penelitian, dan penulisan, serta pertemuan-pertemuan ilmiah baik melalui wadahwadah profesional maupun pertemuan umum. Hal ini dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan peserta didik dimasa mendatang, yang dapat memajukan dunia pendidikan, sehingga dapat menjadi SDM yang handal, dan berguna bagi bangsa dan negara 1

2 Pada zaman dahulu pendidikan cukup diberikan di keluarga, namun bersamaan dengan pesatnya kemajuan dunia di berbagai bidang yang memerlukan kecakapan, bakat dan kemampuan yang berbeda-beda dari para pekerjanya. Maka spesialisasi dalam lapangan pekerjaan semakin diperlukan. Selain itu, kesibukan orang tua dalam pekerjaannya itu memenuhi kebutuhan keluarga yang sekamin meningkatsehingga tidak ada waktu untuk mendidik anak, maka sebagian tugasnya diserahkan kepada sekolah. Betapa penting dan perlunya pendidikan dan pengajaran di sekolah bagi anak-anak. Tugas sekolahlah untuk membantu keluarga dan memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kebutuhan zaman, sehingga harapan orang tua dapat tercapai. Menurut UU tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 yaitu : Guru adalah pendidik propesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai guru sebaiknya sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik kepada tujuan. Disini tentusaja tugas duru menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa. Suasana yang tidak menyenangkan bagi siswa biasanya biasanya mendatangkan kegiatan yang kurang harmonis dan kurang aktif dalam pembelajaran. Siswa gelisah duduk berlamalama di kursi mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pembelajaran.

3 Belajar merupakan keterkaitan antara satu topik dengan topik yang lainnya, belajar juga dapat di klasifikasikan kedalam dua dimensi, pertama berhubungan dengan cara informasi diterima dan yang kedua bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang yang telah ada. (Dahar 1996 : 110). Jadi proses belajar haruslah mengaitkan informasi yang baru diterima dengan struktuf kognitif yang telah dimiliki sebelum belajar. Tujuan utama mengajar adalah membantu siswa untuk menjawab tantangan lingkungannya dengan cara yang efektif. Telah beberapa kali diulang tentang kata mengajar namun kiranya perlu dikemukakan tantangan batasan mengajar itu. Mengajar di manifestasikan dalam berbagai tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang dilakukan guru pada tingkat prinsip dan profesional tertentu. Mengajar juga akan meliputi deskripsi tindakan-tindakan yang ditunjukan guru sebagai gambaran dari komitmen mereka terhadap firasat pendidikan tertentu, yang beberapa diantaranya telah diterangkan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian belajar itu merupakan proses yang aktif, belajar adalah suatu proses mereaksi terhadap semua situasi proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman baik melalui proses melihat, mengamati sehingga dapat memahami sesuatu yang dipelajarinya. Pembelajaran yang baik bukan hanya terlihat dari cara guru yang piawai dalam memberikan segala informasi dan ilmu yang dimilikinya serta penggunaan metode dan model yang berfariasi yang diterapkan, akan tetapi pembelajaran yang

4 baik juga terlihat pada potensi yang ada pada diri siswa dalam mengembangkan apa yang dimilikinya. Guru tersebut memberikan kesempatan kepada siswa dalam menggali dan mengasah kemampuan siswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melalui pembelajaran langsung atau Learning by doing (belajar sambil melakukan) akan membekas lebih lama dalam memori siswa. Sehingga pembelajaran itu akan lebih bermakna pada siswa. Dalam pembelajaran di sekolah dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan. Mata pelajaran IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu (Hidayati, 2008). Dalam pembelajarannya IPS memiliki cakupan materi yang sangat luas tetapi alokasi waktunya hanya 3 jam pelajaran perminggu. Menurut Kurikulum 2006 secara umum tujuan pembelajaran IPS sebagai berikut: 1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi ekonomi, sejarah, kewarganegaraan, peadagogis dan psikologis; 2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial; 3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan; 4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. Tujuan kurikuler pengajaran IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut: 1) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah

5 sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat; 2) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama mayarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian; 3) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap, mental yang positif dan ketrampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan integralnya; 4) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi ( Sumaatmaja dalam Taneo,dkk. (2009:1-28). Dengan demikian pembelajaran IPS haruslah berpacu pada tujuannya agar apa yang ingin dicapai bisa terlihat dari tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran IPS yang monoton, tidak menarik, membosankan akan berpengaruh terhadap minat belajar dan hasil belajar peserta didik sesuai data dalam leger nilai ulangan semester ganjil kelas IV SDN Cangkring 04 Kecamatan Baleendah diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih sangat rendah masih di bawah kreteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini disebabkan pembelajaran IPS belum memenuhi ketuntasan minimal karena metode yang digunakan selama ini belum sesuai dengan proses pembelajaran. Dalam penggunaan media masih kurang, guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Berdasarkan pada permasalahan di atas peneliti haruslah mengadakan inovasi baru pada metode dan model pembelajaran IPS. Penetiti menggunadkan metode COOPERATIVE LEARNING model STAD (student team achievement division) sebagai solusi dari permasalahan tersebut.

6 Dengan pemilihan model pembelajaran yang efisien, menarik, menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik siswa, maka akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran baik itu proses ataupun hasil belajar. Dengan demikian tujuan pembelajaran IPS di SD akan tercapai, adapun pendapat yang dikembangkan oleh Robert Slavin Model Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana sehingga tipe ini digunakan oleh guru-guru yang baru mulai pendekatan pembelajaran kooperatif. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam kelompoknya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompoknya telah menguasai materi pembelajaran tersebut. Berdasarkan uraian diatas Model Cooperatif Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran yang bisa dan mampu di jangkau oleh guru-guru, serta model cooperatif learning tipe STAD ini dapat membuat siswa untuk terbiasa menerima pendapat orang lain dan dapat memberikan hasil yang memuaskan dari cara belajar berkelompok. Peneliti memilih menggunakan metode dan model ini karena dirasa cocok dalam membangkitkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS. Dimana disebutkan oleh Slavin (2008) yaitu : Gagasan utama dibelakang STAD adalah memacu peserta didik agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan Guru. Dengan adanya permasalahan yang dipaparkan di atas peneliti ingin memperbaikinya dengan cara menerapkan metode COOPERATIVE LEARNING

7 model STAD (Student Team Achievement Division) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPS pokok bahasan pembagian waktu dan wilayah. B. Identifikasi Masalah ` Dengan berakhirnya proses pembelajaran dan berdasarkan analisis nilai terhadap proses dan hasil pembelajaran IPS pokok bahasan pembagian waktu dan wilayah, penulis merangkum permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut, antara lain: 1. Motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran IPS khususnya dalam pokok bahasan koperasi kurang 2. Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPS khususnya dalam pokok bahasan koperasi sebagian besar dibawah rata-rata. 3. Metode pembelajaran yang kurang matang dari pengajar / Guru Model pembelajaran yang tidak tepat diterapkan pada peserta didik C. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil diskusi peneliti bersama teman sejawat serta konsultasi dengan pembimbing tentang permasalahan tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa permasalahan tersebut disebabkan oleh kekurang mampuan siswa dalam mendeskripsikan materi koperasi itu sendiri, maka pokok permasalahan dalam pembelajaran penelitian : 1. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran melalui model Cooperative Learning tipe STAD (student team achievement division) untuk meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan koperasi?

8 2. Bagaimana cara menerapkan model Cooperative Learning tipe STAD(Student team achievement division) pada peserta didik dalam pokok bahasan koperasi 3. Apakah model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan koperasi D. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membuat batasan masalah dikarenakan terbatasnya waktu, penelitian ini difokuskan pada pembatasan masalah. 1 Hasil belajar peserta didik cenderung tidak meningkat dan statis. 2 Penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Divisioan (STAD) kurang diterapkan, dan pembelajaran berpusat kepada guru E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tidakan kelas ini adalah : 1. Tujuan Umum Meningkatkan hasil belajar peserta didik belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS pokok bahasan koperasi. 2. Tujuan Khusus a. Ingin mengetahui rencana pelaksanaan pembelajaran melalui model Cooperative Learning tipe STAD (student team achievement division) untuk meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan koperasi

9 b. Ingin mengetahui cara menerapkan model Cooperative Learning tipe STAD(Student team achievement division) dalam pokok bahasan koperasi. c. Ingin mengetahui model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan koperasi. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peserta didik : a. Meningkatkan motifasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS pokok bahasan koperasi b. Meninglatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS pokok bahasan koperasi 2. Bagi pendidik/ Guru : Menambah keterampilan guru dalam menyusun atau membuat perencanaan pembelajaran. 3. Bagi Sekolah : Meningkatkan sarana prasarana serta meningkatkan kualitas sekolah 4. Bagi Peneliti : Menambah pengetahuan maupun keterampilan bagi peneliti berikutnya.

10 G. Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Masalah 1. kurang motivasi dari peserta didik untuk mengikuti pembelajaran 2. hasil belajar peserta didik yang sebagian besar dibawah KKM 3. penggunaan metode kurang sesuai dengan materi yang di ajarkan Tindakan Siklus I = pengguanaan model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran Siklus II = Penggunaan model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran Hasil Setelah mengguankan model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajarnya. Sumber : Listya Sugihati (2016:11) Peran motivasi yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan mempengaruhi peserta didik tersebut, baik pada proses belajar mengajar berlangsung serta berpengaruh juga pada hasil belajar peserta didik tersebut. Dari permasalahan tersebut peneliti merasa perlu mencari solusi. Peneliti merasa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD (student team achievement division) adalah model yang tepat dan cocok untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam

11 pembelajaran IPS, karena model STAD (student team achievement division) memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Tujuan kognitif : informasi akademik sederhana. b. Tujuan Sosial : kerja kelompok dan kerja sama c. Struktur tim : kelompok kerja heterogen dengan beranggotakan 4-5 orang d. Pemilihan topik pembelajaran : biasanya Guru e. Tugas Utama : peserta didik dapat menggunakan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya. f. Penilaian : Tes mingguan g. Pengakuan : lembar pengetahuan dan publikasi lain H. Asumsi Dan Hipotesis Tindakan 1. Asumsi 1) Mengacu kepada Permendiknas nomor 65 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang menyatakan bahwa guru harus berkualifikasi minimal S1 dan menjadi lulusan perguruan tinggi yang terakreditasi. Hal tersebutlah yang peneliti yakini bahwa guru memiliki keterampilan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 2) Motivasi belajar adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan dalam diri individu yang mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.

12 3) Berdasarkan teori baleajar yang dikemukakan oleh Edward Lee Thorndike yang dikenal dengan Koneksionisme. Dalam teori ini dikemukakan adanya hubungan antara stimulus dan respon. Berdasarkan hal tersebutlah peneliti berasumsi bahwa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu tindakan guru, sumber belajar, dan lingkungan belajar. 2. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Hipotesis adalah kalimat pernyataan penelitian yang dihasilkan dari hasil kajian teoritis dunia pustaka. Pernyataan ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian (Purwadi Suhandini, 2000:7) a. Jika guru menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD (student Team Achievement Division) pada mata pelajaran IPS pokok bahasan koperasi hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri Cangkring 04 akan meningkat. b. Jika guru menggunakan model pembelajaran STAD (student Team Achievement Division) pada mata pelajaran IPS pokok bahasan koperasi minat belajar siswa di kelas IV SD Negeri Cangkring 04 akan meningkat.

13 I. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional sebagai berikut : 1. Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. 2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Depdiknas, 2004). 3. Model Pembelajaran Cooperative Learning Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sama sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak (1996) pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. 4. Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)

14 Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Slavin (2008:143-146) menyatakan bahwa STAD merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang terdiri atas lima komponen utama, yaitu : a. Presentasi kelas b. Tim c. Kuis d. Skor kemajuan individu e. Rekognisi tim. J. Struktur Organisasi Skripsi HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Batasan Masalah

15 E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Kerangka Pemikiran H. Asumsi dan Hipotesis penelitian I. Definisi Operasional J. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori B. Analisis dan Pengembangan Materi. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Subjek Penelitian C. Metode Penelitian D. Desain Penelitian E. Tahapan pelaksanaan PTK F. Rancangan Pengumpulan Data G. Pengembangan Instrumen Penelitian H. Rancangan Analisis Data I. Indikator Keberhasilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian

16 B. Pembahasan Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran