Tanggapan KPI terhadap aduan warga yang keberatan dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji (RCTI) dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa. 3 Televisi. mudah untuk diakses masyarakat, yang kemudian menjadikan televisi

No TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15 September 2013) UU Penyiaran: Pasal 14 (1), Pasal 36 (4)

HUKUM & ETIKA PENYIARAN : MENGAPA PERLU DISENSOR DAN DIAWASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

b. Zona-2 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,315,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 927,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun 1,190,000

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG

HASIL SURVEY INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV Periode Maret-April 2015

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 005/SK/KPI/5/2004 TENTANG

Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN

1 of 10 3/17/2011 4:26 PM

Fungsi Kontrol Publik Dalam Penyelenggaraan Penyiaran Di Indonesia Oleh: Akhmad Aulawi *

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 008/SK/KPI/8/2004 TENTANG

KECENDERUNGAN PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AZAS DAN TUJUAN PENYIARAN Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Penyiaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN

PERKEMBANGAN HUKUM MEDIA DI INDONESIA. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa adalah yang paling

BAB 4 PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ketentuan UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran terkait Haluan Dasar, Karakteristik Penyiaran, dan Prinsip Dasar Penyiaran di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

Komisi Penyiaran Indonesia Pusat

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/PUU-VI/2008 Tentang Iklan Kampanye Dalam Pemilu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

Tanggapan Anda tentang teguran KPI kepada stasiun televisi yang menayangkan tokoh antagonis bergelar Haji dan Ustadz?

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. tanpa butuh waktu lama, tenaga yang besar ataupun biaya mahal. Perkembangan

Demikian sampaikan, atas partisipasinya diucapkan terima kasih.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 99/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Larangan quick count pada pilpres

BAB I PENDAHULUAN. pada potensi penerimaan negara khususnya pajak. Karena di dunia yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA

1 of 8 3/17/2011 4:45 PM

BAB 1 PENDAHULUAN. kurangnya 51 tahun. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang

RAMBU RAMBU AMBIGU. Eduard Lazarus dan Gabriela Eriviany. Kritik terhadap Regulasi. dan Penerapan Sanksi. KPI Sepanjang 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

KAJIAN HARMONISASI RUU PENYIARAN BADAN LEGISLASI DPR RI 2017

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Harold Lasswell dalam (Mulyana, 2010: 69), proses komunikasi dapat dijelaskan dengan rumusan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA JAWABAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS

KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 30 ayat 4 UUD Disana dinyatakan bahwa Kepolisian Negara. ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA

TERDIRI DARI 64 pasal, dan 12 bab

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN TENTANG MAHA ESA. non-teknis. Lembaran. Indonesia. Nomor 4252); Tambahan. Nomor 3981); Nomor 4485); Nomor 4566);

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang. Selama tahun TVRI mengadakan siaran rata-rata 1 jam

BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

Regulasi tentang Iklan & Pelanggaran Iklan. Coaching Clinic Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Jakarta, 23 November 2016

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam mengkomunikasikan produk atau jasa kepada masyarakat,

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN

UPAYA PEMAJUAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PETA MEDIA INDONESIA. Dyan Rahmiati. Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lembar Fakta. Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. promosi dalam perdagangan memiliki banyak macam seperti trade allowance, periklanan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENYIARAN TELEVISI MELALUI KABEL

Transkripsi:

Nina Mutmainnah Armando, Komisioner KPI Bidang Isi Siaran Berbeda dengan era sebelumnya, era reformasi memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada media penyiaran untuk menayangkan tayagannya. Saking bebasnya, banyak tayangan yang merusak akidah umat. Pemerintah sendiri tak diberi kewenangan untuk menghentikannya. Sebagai gantinya ada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Tapi nyatanya KPI sendiri tak bisa berbuat banyak. Mengapa? Wartawan Tabloid Media Umat Mewawancarai Komisioner KPI Nina Mutmainnah Armando. Berikut petikannya. Tanggapan KPI terhadap aduan warga yang keberatan dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji (RCTI) dan Ust adz Fotokopy (SCTV) karena dianggap melecehkan simbol Islam? Kami sudah menerima aduan masyarakat tentang ini dari kelompok Masyarakat Televisi Sehat Indonesia. Kami mempertemukan antara pihak pengadu dengan pihak stasiun televisinya. Kita undang mereka pada Senin kemarin. Kami minta agar stasiun televisinya mendengarkan apa diadukan masyarakat sehingga tahu apa yang diprotes masyarakat apa. Kemudian kami minta stasiun televisi memperbaiki acaranya. Komitmen perbaikan itu kemudian disepakati oleh RCTI dan SCTV. Bahkan SCTV bukan hanya program Ustadz Fotokopy yang diprotes, tetapi Haji Medit juga. Nah, Haji Medit sudah dihentikan penayangannya sejak Rabu lalu. 1 / 6

Selain ketiga tayangan tersebut, program apa saja yang diprotes masyarakat? Pada 2012, ada empat aduan yang sangat besar. Pertama, kasus Rohis, kami menyebutnya kasus Rohis (Metro TV). Saat itu Metro TV menampilkan talkshow tentang terorisme yang dianggap menyudutkan kelompok Kerohanian Islam Siswa. Pengaduannya itu sampai hampir 30.000. Kedua, pengaduan tentang acara Indonesian Lawyers Club (tvone). Saat itu hostnya dianggap melecehkan kaum Bonek ( Bondo Nekad /s uporter Persibaya). Komunitas Bonek marah mengirimkan aduan ke KPI. Ketiga, ada pengaduan publik tentang acara Super Trap (Trans TV). Saat itu Super Trap menampilkan toilet orang yang dipasang kamera tersembunyi di toilet umum. Itu dianggap sangat tidak pantas dan melanggar privasi. Keempat, ada juga pengaduan yang cukup besar tentang salah pasang foto terduga teroris (tvone). Saat itu tvone memajang foto Badri yang disebut teroris, padahal fotonya salah. Kalau di tahun ini? Untuk tahun 2013, sampai sekarang banyak yang mengadukan Metro TV yang memelesetkan kepanjangan nama Partai Keadilan Sejahtera terkait dijadikannya Presiden PKS saat itu sebagai tersangka penerima suap penambahan kuota impor daging sapi. Yang terakhir, sebelum Ustadz Fotokopy, adalah program Khazanah (Trans 7). Tetapi untuk K hazanah pengaduan publiknya beragam. Tidak hanya yang memprotes saja, tetapi justru lebih banyak yang mendukung program tersebut. 2 / 6

Mengapa dari tahun ke tahun selalu saja ada televisi mengulangi kesalahan yang sama? Bukan melakukan kesalahan yang sama. Karena pelanggarannya bisa sama bisa tidak. Yang jelas adalah ada hal-hal yang ditampilkan itu mengganggu kenyamanan masyarakat. Dan masyarakat ini sangat berhak protes karena frekuensi yang digunakan oleh stasiun televisi itu adalah prekuensi milik publik, miliknya masyarakat. Jadi kalau masyarakat protes itu adalah hak mereka. Dan itu sudah diatur oleh undang-undang. Bahkan bisa jadi yang diprotes masyarakat itu, isinya tidak melanggar ketentuan lho! Kita kan patokannya KPI, Pedoman Prilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Penyiaran (SPN). Sehingga bisa jadi isinya tidak melanggar P3 dan SPN tetapi masyarakat merasa terganggu dengan itu. Masyarakat merasa tidak pantas kalau tayangan seperti itu ditampilkan. Apakah televisi tidak mengetahui patokan konten yang tidak boleh dilanggar? Harusnya mengetahui. Karena itu ada di undang-undang. Ingat ya, bahwa dunia penyiaran adalah dunia yang aturannya banyak. Media penyiaran itu adalah media yang highly regulated (regulasinya banyak). Orang yang bekerja di dunia penyiaran harus tahu tentang adanya aturan-aturan yang menjadi koridor kreasi mereka. Dan ini harus dipatuhi. Negara mana pun di dunia ini, media penyiaran adalah highly regulated kok. Jadi itu, tidak bisa dijadikan alasan sebagai pembelenggu kebebasan berekspresi atau apa pun. Mereka harus tahu semua regulasi terkait, dan menerapkannya dalam televisi atau radio yang disiarkannya. Mereka pun mempunyai kewajiban untuk menyosialisasikan aturan ini pada setiap orang yang terlibat dalam proses penyiaran mereka. Setelah ditegur KPI adakah televisi yang membangkang? 3 / 6

Ya, ada yang membangkang, sehingga tidak mau menjalankan komitmennya. Tetapi mayoritas mau menjalankan ya. Yang membangkang siapa? Misalnya, Fesbukers (ANTV) tahun lalu kami memberikan sanksi. Baru setelah berganti tahun dia menjalankan sanksi tersebut. Jadi ada memang yang mencoba membangkang. Itu semua dikembalikan ke publik lah. Publik lah yang menilai dan berteriak juga. Karena itu kami membutuhkan publik sebenarnya. Karena KPI itu adalah lembaga yang mewakili publik sehingga publik harus bersama-sama KPI memperbaiki siaran. Jadi kalau publik diam, KPI tidak bisa bertindak? Enggak juga. Sanksinya tetap jalan. Kami memberikan sanksi teguran tidak semata-mata atas tekanan publik. Tanpa tekanan publik pun sanksi administrasi kami akan jatuh bila tayangan memang melanggar P3 SPN itu. Jadi kami independen dalam hal ini. Jadi kami bukannya diam dan tidak ngapa-ngapain, ya enggak lah. Kami melakukan pengawasan, monitoring dan pemantauan ke sebelas televisi yang disiarkan dari Jakarta. Pemantauannya langsung 24 jam. Full. Dan kami punya rekaman-rekamannya. Dan kami juga memfasilitasi pengaduan masyarakat. Dari pemantaun itu, banyak juga ya acara yang merusak akidah, akhlak dan gaya hidup penontonnya? Sebenarnya kalau di aturannya KPI kalau Anda baca, semuanya sudah diatur. Kami tidak menyebutnya akidah ya, karena itu diambil dari sudut pandang agama. Jadi semuanya, 4 / 6

sebenarnya sudah dijaga. Sebenarnya kalau televisi mematuhi segala aturan KPI ini beres sudah. Tidak akan ada orang yang merasa akidahnya dirusak. Karena kan dalam aturannya KPI harus dijaga penghormatan terhadap nilai-nilai agama, tidak boleh melecehkan kelompok tertentu, aturan tentang pembatasan dan larangan muatan seks, muatan kekerasan. Itu semua sudah diatur. Jadi semestinya tidak ada lagi hal-hal yang dianggap merusak atau mengganggu kalau saja aturannya itu dipatuhi. Sanksi yang paling berat dari KPI terhadap penyelenggara siaran? Sebenarnya kalau di undang-undang itu sampai pencabutan siaran. Tetapi untuk menjatuhkan sanksi itu butuh proses yang sangat panjang. Dan jangan lupa kewenangan KPI terbatas karena memang terjadi judicial review terhadap undang-undang penyiaran yang menyebabkan kewenangan KPI terbatas tadi. Sejauh ini sanksi yang kami berikan adalah sanksi administratif. Yang umumnya kami berikan adalah teguran. Teguran I, Teguran II,... kalau belum berubah juga sanksinya ditingkatkan menjadi penghentian tayangan sementara atau pembatasan durasi. Siapa yang melakukan judicial review? Asosiasi televisi swasta APPSI. Mereka ingin membatalkan UU Penyiaran ini, namun tidak dikabulkan. MK memutuskan ada satu pasal yang harus dihapus karena pasal tersebut menyebutkan bahwa PP aturan tentang UU ini dibuat oleh pemerintah. Jadi pemerintah terlibat, terutama soal perizinan. Ditambah lagi, PP-PP itu tidak melibatkan KPI dan banyak yang bertentangan dengan UU. Sehingga ini menyulitkan KPI untuk bertindak. 5 / 6

Di Undang-Undang-nya disebutkan KPI bisa mencabut izin siaran. Lha, izinnya kan tidak di tangan KPI tetapi di tangan Kemenkominfo! Sehingga ini melewati proses yang sangat panjang. Mengapa tidak ada sanksi denda? Sanksi denda sebenarnya ada. Dan ini memang sangat efektif. Tetapi sanksi denda bisa dilaksanakan dalam bentuk PP yang dibuat oleh Kemenkominfo. Tetapi sayangnya, sanksi denda hanya bisa dilakukan untuk iklan rokok yang menyalahi aturan dan jumlah iklan yang melebih kuota 20 persen. Jadi sangat terbatas sanksi denda ini.[] 6 / 6