BAB I PENDAHULUAN. pada dunia pendidikan dalam upaya mengembangkan pemahaman diri sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga tempat mendidik. Pendidikan merupakan segala

PENGARUH PENERAPAN SANKSI BERJENJANG TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SDN MEKARWANGI I KECAMATAN CIHURIP KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan siswa sebagai bekal

1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut dengan tata tertib. Siswa dituntut untuk menaati tata tertib sekolah di

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kedisiplinan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat terpenting bagi setiap individu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kebangunan dunia khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal. dan jujur pula dengan amal perbuatannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah sebagai bagian dari pendidikan nasional yang nantinya dapat meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan akhlak mulia. Begitu pula dengan disiplin diri merupakan aspek utama membentuk siswa pada dunia pendidikan dalam upaya mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, dan hasil belajar. Serta mewujudkan peserta didik untuk dapat berprilaku baik dan mentaati tata tertib sekolah, sehingga dalam upaya kegiatan pembelajaran siswa di sekolah berjalan dengan efesien, efektif, dan bertanggung jawab dalam meletakkan dasar-dasar tata tertib. Disiplin secara esensial adalah penataan situasi dan kondisi yang baik serta dapat dijadikan dasar untuk siswa menjadi berprilaku baik. Salah satu contohnya adalah memberikan sanksi hukuman yang mengarah pada kebaikan, apabila anak melakukan kesalahan sehingga dapat mewujudkan suasana belajar yang aktif dan bertanggung jawab. UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Ag. Soejono, 1980: 160) 1

2 Sehubungan dengan tujuan pendidikan yakni untuk mengembangkan potensi kognitif, sikap dan keterampilan peserta didik maka pendidik/tenaga kependidikan memikul tanggung jawab untuk membimbing, mengajar dan melatih murid atas dasar norma-norma yang berlaku baik norma agama, adat, hukum, ilmu dan kebiasaan-kebiasaan yang baik 1. Maka dari itu Untuk mewujudkan tujuan itu perlu ditanamkan sikap disiplin, tanggung jawab, berani mawas diri, beriman dan lain-lain. Hukuman pun sering diterima siswa manakala mereka melanggar tata tertib yang telah disepakati. Strategi pengolahan pembelajaran di kelas merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan begaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. masalah ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian tertentu yang digunakan selama proses pembelajaran. Dan yang dilakukan oleh guru kelas di MI Darussalam Pagesangan Surabaya saat ini pengambilan tindakan pada siswa yang melanggar kurang tegassehingga kenyamanan dalam belajar mengajar kurang optimal, diantara pelanggaran yang dilakukan oleh siswa antara lain: terlambat masuk sekolah, tidak mengerjakan Pr, tidak membawa buku tulis dan paket, membuang sampah 1 Amin Danien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pengetahuan, (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang, 1973), h. 68.

3 sembarangan, dan tidak memakai atribut lengkap. Hal ini akan mendidik siswa untuk tidak tertib, disiplin, dan bertanggung jawab. Sehingga proses pembelajaran dan prilaku siswa akan terbiasa tidak disiplin demikian itu akan mengakibatkan anak cenderung untuk malas, kurang gairah belajar dan mengakibatkan perolehan nilai yang rendah. Pelanggaran tersebut apabila dibiarkan akan menghasilkan bibit pelajardengan kualitas rendah dalam pemahamannya terhadap terhadap disiplin dan tanggung jawab seorang siswa. Maka dari itu dengan hukuman dimaksudkan sebagai upaya mendisiplinkan siswa terhadap peraturan yang berlaku. Sebab, dengan sadar pendidik memegang prinsip bahwa disiplin itu merupakan kunci sukses hari depan. Apakah bentuk-bentuk hukuman bisa dikembangkan untuk mendisiplinkan siswa? Pertanyaan seperti inilah menjadi dilema bagi kaum pendidik dalam mengemban kewajiban dan tanggung jawabnya. Suatu hukuman badan belum tentu menjadi alat yang mengarah untuk membasmi penyakit dan melenyapkannya, tetapi mungkin malah sebaliknya menyebabkan penyakit itu menjadi besar dan semakin berlanjutnya kesalahan.

4 Hukuman moral dapat meningkatkan pengaruh besar dalam jiwa anak-anak jauh lebih efektif dari hukuman badan, misalnya seorang murid yang terpilih untuk mengatasi ruangan kelas, kemudian ia berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan slogan sekolahnya maka ia diberhentikan 2. Bentuk hukuman moral dan semacam itu mempunyai pengaruh psikologis yang cukup besar dan ia akan berusaha bagaimana mengembalikan kepercayaan diri dari pihak teman-temannya. Maka dari itu pendidik harus ingat, ada perbedaan antara seorang anak dengan anak lainnya, baik dari segi tabiat, kesenangan, pembawaan maupun akhlaknya, dan pendidik harus mendidik setiap muridnya dengan baik 3. Dan yang dilakukan peneliti untuk memberikan sanksi hukuman di MI Darussalam Pagesangan Surabaya adalah yang bersifat mendidik, yakni meliputi: menghafal surat-surat pendek bagi yang terlambat sekolah, mengambil sampah di sekitar sekolahan dan membuangnya ditempatnya bagi yang membuang sampah sembarangan serta diberikan pengertian tentang akibat membuang sampah sembarang dan diberi soal yang sesuai dengan materi bagi siswa yang tidak mengumpulkan Pr atau tugas. Dengan hal ini nantinya akan berpengaruh dengan efektifitas belajar siswa di dalam kelas maupun di luar kelas dan sehingga proses belajar mengajar menjadi lancar. 2 Soeitoe, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1982), h. 76. 3 Ibid., h. 86.

5 Bila kita ingin sukses dalam mengajar, kita harus memikirkan setiap muridnya dengan memberikan hukuman. Apakah hukuman sesuai dengan kesalahan setelah kita timbang-timbang dan setelah mengetahui pula latar belakangnya, misalnya anak bersalah dan mengakui kesalahanya dan merasa pula betapa kasih sayang guru terhadapnya maka ia sendiri yang akan datang kepada guru untuk dijatuhi hukuman karena merasa ada keadilan, mengharap dikasihani, serta ketepatan hati untuk taubat dan tidak mengulangi atau kembali kepada kemaslahatan yang sama. Dengan demikian hukuman yang dilaksanakan disekolah harus bersifat perbaikan. 4 Seperti telah diketahui bersama bahwa pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tidak akan terlepas dari pada bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dari semula dan/atau bagaimana cara mengajar agar bisa berjalan dengan lancar berdasarkan metode atau alat yang akan digunakan. Alat pendidikan ialah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu 5. Begitu pula dalam suatu pembelajaran, siswa yang memiliki perbuatan baik, seperti tingkah laku maupun prestasi, harus diberikan penghargaan atau pujian. Diharapkan dengan penghargaan atau pujian itu siswa akan termotivasi berusaha berbuat yang lebih baik lagi. Misalnya guru tersenyum atau mengucapkan kata bagus kepada siswa yang berpakaian rapi, siswa yang dapat 4 M. Athiyah Al Abrayi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1990), h.158-159. 5 J.V.S. Tondowidjoyo, Kunci Sukses Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 45.

6 menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik dan benar. Siswa akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai bahkan akan berusaha berbuat yang lebih baik lagi Apabila sanksi hukuman sama sekali tidak diadakan niscaya perilaku siswa akan lebih semrawut. Kita bisa menduga-duga, ada penerapan hukuman saja siswa yang melanggar masih banyak, apalagi jika sanksi hukuman ditiadakan.tambah ruwet. Jika hukuman itu diadakan menuntut konsekuensi bagi para pendidik itu sendiri. Maksudnya, pendidik harus benar-benar bisa sebagai suri tauladan bagi anak didiknya.penerapan aturan hukuman bagi para siswa yang melanggar tetapi tidak diikuti kedisiplinan pendidik, bagaikan halilintar di waktu siang bolong, banyak yang menyepelekan. Hukuman merupakan alat pendidikan represif, disebut juga alat pendidikan korektif, yaitu bertujuan untuk menyadarkan anak kembali kepada hal-hal yang benar dan/atau yang tertib. Maka dari itu dalam penelitian ini, penulis mengangkat mengenai pengaruh sanksi hukuman terhadap siswa MI di Darussalam. Bertitik tolak dari hal tersebut penulis mencoba untuk mengadakan penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: PENGARUH SANKSI HUKUMAN TERHADAP EFEKTIFITAS BELAJAR ANAK DI MI DARUSSALAM PEGESANGAN SURABAYA.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dan sesuai dengan judul, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk sanksi hukuman yang dilakukan di MI Darussalam Pagesangan Surabaya? 2. Bagaimana efektifitas belajar anak di MI Darussalam Pagesangan Surabaya? 3. Bagaimana pengaruh sanksi hukuman terhadap perilaku anak di MI Darussalam Pagesangan Surabaya? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana di kemukakan di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam peneliti ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk sanksi hukuman di MI Darussalam Pagesangan Surabaya. 2. Untuk mengetahui efektifitas belajar anak di MI Darussalam Pagesangan Surabaya. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh sanksi hukuman terhadap perilaku anak di MI Darussalam Pagesangan Surabaya.

8 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam perbaikan prilaku anak yang berkaitan dengan pembelajaran di lingkungan sekolah, khususnya pribadi pendidik terhadap siswa. Lebih lanjut dikaitkan dengan penerapan bentuk sanksi hukuman terhadap anak untuk menunjang mutu kualitas siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Dapat melakukan aktivitas belajar dengan lebih disiplin, karena siswa merasa mempunyai tanggung jawab. Sehingga mengakibatkan sekolah menjadi lingkungan belajar yang menyenangkan. b. Bagi guru Dapat menjadi kontribusi berupa masukan dan evaluasi dalam penerapan hukuman terhadap siswa di lembaga pendidikan tempat mengajar. c. Bagi sekolah Sekolah bisa mendapatkan informasi dalam mengatasi masalah di sekolah dan dapat menjadi sebuah wacana baru yang bermanfaat sebagai tolak ukur maupun referensi dalam penerapan hukuman terhadap siswa di berbagai lembaga pendidikan formal lainnya.

9 d. Bagi peneliti Menambah wawasan dan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti guna meneliti hal-hal yang berkenaan dengan hukuman terhadap siswa serta sabagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian mengenai Pengaruh Sanksi Hukuman terhadap Efektifitas Belajar Anak di MI Darussalam ini diadakan pada siswa MI Darussalam Pagesangan Surabaya yang terdiri dari 280 siswa, tapi yang menjadi sampel untuk obyek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah 28 siswa. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, karena keterbatasan waktu yang tersedia. Yakni bulan Maret, April dan Mei 2013. Penelitian ini hanya mengacu pada lima pelanggaran saja, yakni ; membuang sampah sembarangan, tidak mengerjakan tugas, lupa tidak membawa buku tulis dan paket, atribut tidak lengkap, serta terlambat masuk sekolah. Sebenarnya banyak pelanggaran yang terjadi,tetapi karena keterbatasan waktu maka peneliti hanya meneliti lima hal tersebut diatas saja. Tujuannya adalah dengan adanya hukuman maka efektifitas belajar anak akan meningkat dan untuk mengubah sikap siswa mempunyai tingkah laku baik serta bertanggung jawab.

10 Begitu pula dalam hal prestasi maupun kedisplinan siswa secara signifikan akan meningkat, yang nantinya bukan hanya tidak secara formalitas saja tetapi di lembaga-lembaga formal lainnya. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman pengertian terutama dalam menginterprestasikan judul dalam proposal skripsi ini, maka di pandang perlu memberikan batasan- batasan istilah dalam penelitian ini. Diantara istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut : PENGARUH : Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan. 6 SANKSI : Hukuman yang harus dihadapi ketika melakukan suatu pelanggaran HUKUMAN : Hukuman atau punishment dalam hal ini adalah pemberian penderitaan 7, yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru dan sebagainya) kepada siswa, dengan maksud supaya penderitaan itu betul-betul dirasakannya menuju kearah perbaikan 8. 6 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h.731. 7 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1995),h.186. 8 Sarwono, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 1992),h.115.

11 EFEKTIFITAS : Efektifitas menurut istilah adalah, suatu tahapan untuk mencapai tujuan sebagaimana diharapkan 9. Dengan pengertian tersebut maka efektifitas hukuman terhadap siswa yang dimaksudkan adalah dengan penerapan hukuman terhadap siswa, sehingga siswa menjadi tenang dan dapat mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diharapkan. Indikatornya adalah adanya perubahan tingkah laku siswa baik dalam hal prestasi maupun kedisplinan siswa secara signifikan, tidak secara formalitas saja, akan tetapi diharapkan mencapai tujuan dan target dari masingmasing lembaga pendidikan (sekolah) yang akan diteliti dan dikaji secara baik. BELAJAR ANAK : Suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman, sehingga dapat dikatakan terjadi proses 9 Sulaiman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Jakarta:Rineka Cipta,1994),h.61.

12 belajar apabila seseorang menunjukkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. ALAT PENDIDIKAN : Suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu pendidikan tertentu. ALAT PENDIDIKAN KOREKTIF : Suatu alat pendidikan yang bertujuan untuk menyadarkan anak kembali kepada hal-hal yang benar dan/atau yang tertib. PERILAKU : Suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut. MI DARUSSALAM SURABAYA :Sebuah lembaga yang bernaung di bawah Yayasan Darussalam dan terletak di selatan kota Surabaya ( tepat terletak di perbatasan selatan kota Sidoarjo), identitas lengkap lembaga ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Ma`arif NU Darussalam jalan Pagesangan no 12 kelurahan Pagesangan Kecamatan Jambangan Kotamadya Surabaya. Dari beberapa pengertian istilah di atas, maka yang ingin dikaji penulis adalah suatu studi yang mengkaji dan menganalisa tentang seberapa jauh

13 pengaruh sanksi hukuman terhadap efektifitas belajar anak di MI Darussalam dalam membentuk karakter anak untuk bertanggung jawab dan mempunyai rasa disipiln pada diri pribadinya sesuai dengan etika pendidikan Islam serta pendidikan berkarakter pada umumnya.. G. Sistematika Pembahasan Agar pembahasan dalam penelitian (skripsi) ini mengarah kepada maksud yang sesuai dengan judul, maka pembahasan ini penulis susun menjadi lima bab dan tiap bab tersusun dari beberapa sub dan akan dijabarkan dalam garis besarnya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari : Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Ruang lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian, Definisi operasional, serta Sistematika Pembahasan. Bab II Kajian Pustaka yang terdiri dari : Bab ini mencakup tiga bagian. Bagian pertama mencakup landasan teori yang terdiri dari ; (a) Tentang Hukuman meliputi, Pengertian Hukuman, Pendapat tentang Hukuman, Fungsi dari hukuman, Kelebihan dan Kekurangan tentang Hukuman, Faktor dan Jenis-jenis Sanksi Hukuman, (b) Tentang Efektifitas meliputi, Pengertian Efektifitas, Pendapat tentang Efektifitas, Fungsi dari

14 Efektifitas, Kelebihan dan Kekurangan tentang Efektifitas, serta Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas, (c) Tentang Belajar meliputi, Pengertian Belajar, Pendapat tentang Belajar, Fungsi dari belajar, Kelebihan dan Kekurangan tentang Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar, (d) Pengertian perilaku, teori tentang perilaku, Karakteristik Perilaku, dan faktor yang mempengaruhi perilaku, (e) Pengaruh Sanksi Hukuman terhadap Efektifitas Belajar anak meliputi, Sanksi Hukuman dalam Pendidikan, dan Meningkatkan Efektifitas Belajar anak. Bab III Metodologi Penelitian yang terdiri dari: Bab ini meliputi : Jenis dan Rancangan Penelitian, Populasi dan Sampling, Prosedur Penelitian, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, dan Metode Analisis Data. Bab IV Laporan Hasil Penelitian yang terdiri dari: Bab ini meliputi: pertama gambaran obyek penelitian yang terdiri dari; Profil Sekolah, Struktur Sekolah, Manajemen Pengelolahan Pembelajaran, dan Muatan Kurikulum. Kedua Penyajian dan Analisa Data yan terdiri dari; Penyajian Data meiputi: Jumlah Siswa Kelas V berasarkan jenis Kelamin dan Usia, Data Absensi Siswa, dan Hasil Penelitian.

15 Ketiga Analisis Data, dan Ketiga Akibat Adanya Sanksi Hukuman Pada Tes Hasil Belajar Siswa Kelas V MI Darussalam Pagesangan Surabaya. Bab V Simpulan dan Saran