BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB 1 PENDAHULUAN. industri industri baru yang muncul. Industri industri ini tidak hanya bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB I PENDAHULUAN. 2001: 231). Ini sesuai dengan resource based theory (Wernerfelt, 1984: 174)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. mesin-mesin industri, tetapi lebih kepada inovasi, informasi dan knowledge

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan adanya perkembangan zaman, semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang mengalami perkembangan paling signifikan adalah sektor bisnis. Perubahan tersebut membuat perusahaanperusahaan berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien. Agar dapat terus bertahan, perusahaan harus mengubah sistem bisnisnya dari berbasis tenaga kerja (labor-based business) menuju bisnis berbasis pengetahuan (knowledge based business), sehingga karakteristik utama perusahaan mengearah pada penerapan knowledge management Sawarjuwono (2003) dalam Kirmizi Ritonga (2011:467) Perubahan model bisnis yang sebelumnya didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased business), membuat perusahaan harus dapat meningkatkan pengetahuan bisnis mereka agar dapat mencapai competitive advantage dalam bisnis mereka, pengetahuan bisnis ini disebut juga modal intelektual (intellectual capital). Berdasarkan sejarahnya, perbedaan antara aset tak berwujud dan IC tidak jelas, IC dihubungkan sebagai goodwill padahal keduanya berbeda. Fakta tersebut dapat ditelusuri kembali ke awal tahun 1980-an ketika gagasan umum nilai aktiva tak berwujud selalu dinamai sebagai goodwill sejak praktik bisnis dan 1

2 akuntansi diterapkan. Namun dalam akuntanasi tradisional, identifikasi, dan pengukuran aktiva tidak berwujud pada organisasi, khususnya organisasi yang berbasis pengetahuan tidak diungkapkan. Jenis intangible baru seperti kompetensi karyawan, hubungan dengan pelanggan, model-model simulasi, sistem administrasi dan computer tidak diakui dalam model pelaporan manajemen dan keuangan tradisioanal Ulum (2008) dalam Subagyo (2013:834). Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif IAI (2007) dalam I Gede cahyadi Putra (2012:3). Sesuai PSAK No. 19 terlihat bahwa pengakuan aset tidak berwujud semakin berkembang dengan diakuinya ilmu pengetahuan dan hal-hal yang menjadi turunan dari pengetahuan (piranti lunak komputer, hubungan dengan pemasok/pelanggan, dan lain-lain) sebagai elemen asset tak berwujud. Dengan demikian dapat dicermati bahwa dengan meilhat hal tersebut, di Indonesia fenomena pengakuan intangible asset telah berkembang dengan mengategorikan pengetahuan dan hal-hal yang menjadi turunan dari penegtahuan sebagai elemennya Ivada (2004) dalam Budi Artinah (2011:10) Menurut Andreas Yaputra (2012:89), Pengkajian mengenai peranan IC semakin banyak dan IC dirasakan semakin strategis, bahkan dikatakan bahwa tidak jarang IC memiliki peran kunci dalam upaya melakukan lompatan

3 peningkatan nilai di berbagai perusahaan, kenaikan IC dalam sebuah perusahaan meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga IC berkorelasi positif dengan kinerja perusahaan. Bertolak belakang dengan meningkatnya pengakuan intellectual capital dalam menciptakan dan mempertahankan keuntungan kompetitif (competitive advantages) dan shareholder value, pengukuran yang tepat terhadap intellectual capital perusahaan belum ditetapkan. Salah satu konsep dalam mengukur intellectual capital yang dikembangkan oleh Pulic, tidak mengukur secara langsung intellectual capital perusahaan, tetapi mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tanbah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient VAIC ). Selanjutnya komponen dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA Value Added Capital Employed), human capital (VAHU value added human capital), dan structural capital (STVA-Structural Capital Value Added) Subagyo (2013:834). Menurut Prastowo (2005) dalam Andini Permata Untara (2014:6) return on asset adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva nya untuk memperoleh laba. Rasio ROA digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana yang dimiliki perusahaan. ROA yang positif menunjukkan bahwa total aktiva yang digunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba kepada perusahaan. Sebaliknya, apabila ROA yang negatif

4 menunjukkan bahwa total aktiva yang digunakan perusahaan mengalami kerugian Harahap (2009) dalam Hamidah (2014:192). Sehingga jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang positif maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal. Sebaliknya, jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang negatif maka pertumbuhan modal perusahaan tersebut akan terhambat Hamidah (2014:193). Berikut dibawah ini merupakan gambaran mengenai pergerakan Return on Asset (ROA) selama lima periode (2010-2014) pada beberapa perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 12 10 PT Asuransi Bintang Tbk 8 6 4 2 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : data diolah, 2015 Gambar 1.1 Grafik pergerakan Return on Asset (ROA) selama lima periode Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Return on Asset (ROA) dari perusahaan tersebut mengalami pergerakan fluktuatif yang cenderung menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan kurang efektif dalam menggunakan asetnya. PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk PT Asuransi Jasa Tania Tbk

5 Earning per Share (EPS) atau laba per saham adalah perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. EPS merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen per saham yang akan dibagikan kepada investor setelah dikurangi dengan dividen bagi para pemilik perusahaan Hamidah (2014:192). Berikut dibawah ini merupakan gambaran mengenai pergerakan Earning per Share (EPS) selama lima periode (2010-2014) pada beberapa perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 160 140 120 100 80 60 40 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 PT Asuransi Bintang Tbk PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk PT Asuransi Jasa Tania Tbk Sumber : data diolah, 2015 Gambar 1.2 Grafik pergerakan Earning per Share (EPS) selama lima periode Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Earning per Share (EPS) dari perusahaan tersebut mengalami pergerakan fluktuatif yang cenderung menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat laba perusahaan semakin menurun yang akan berdampak terhadap besarnya dividen per saham yang akan dibagikan kepada investor.

6 Berdasarkan teori yang ada, seharusnya dengan adanya modal intelektual dalam sebuah perusahaan maka kinerja suatu perusahaan dapat terus meningkat. Menurut Hamidah (2014:187) modal intelektual dianggap sebagai sumber pengetahuan yang memiliki peran penting dalam peningkatan kekayaan perusahaan. Peran yang dimiliki modal intelektual tersebut mengakibatkan perkembangan teknologi semakin maju dan persaingan bisnis semakin kompetitif. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif memaksa perusahaan untuk meningkatkan investasi dan pengelolaan aset yang berharga dan sukar ditiru agar tetap bisa bersaing dengan para pesaing. Bertolak belakang dengan teori yang ada, kenyataan menunjukkan bahwa kinerja pada beberapa contoh perusahaan asuransi yang telah disediakan didalam grafik terus mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat melalui pergerakan fluktuatif ROA dan EPS selama 5 tahun terakhir yang terus mengalami penurunan. Hal ini dapat menjadi suatu indikasi bahwa perusahaan tersebut belum memaksimalkan penggunaan dari modal intelektual yang ada. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengukur pengaruh modal intelektual (intellectual capital) terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan, hal ini menunjukkan betapa pentingnya faktor modal intelektual (intellectual capital) dalam sebuah perusahaan. Penelitian-penelitian yang sudah ada menunjukkan hasil yang berbeda-beda, penyebab adanya perbedaan kemungkinan dipengaruhi oleh penggunaan dan pemanfaatan modal intelektual (intellectual capital) yang berbeda untuk tiap perusahaan tiap negara.

7 Benny Kuryanto (2008) melakukan penelitian pengaruh modal intelektual (intellectual capital) terhadap kinerja suatu perusahaan. Hasil dari penelitian ini, menyatakan tidak ada pengaruh positif antara modal intelektual (intellectual capital) sebuah perusahaan dengan kinerjanya, semakin tinggi nilai modal intelektual (intellectual capital) sebuah perusahaan, kinerja masa depan perusahaan tidak semakin tinggi, tidak ada pengaruh positif antara tingkat pertumbuhan modal intelektual (intellectual capital) sebuah perusahaan dengan kinerja masa depan perusahaan, kontribusi modal intelektual (intellectual capital) untuk sebuah kinerja masa depan perusahaan akan berbeda sesuai dengan jenis industrinya. Hamidah (2014) melakukan penelitian pengaruh modal intelektual (intellectual capital) terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa modal intelektual yang diproksikan dengan Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap Earnings per Share (EPS) namun Structural Capital Value Added (STVA) mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Earnings per Share(EPS) pada bank go public yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. Sedangkan modal intelektual yang diproksikan dengan Value Added Capital Employed(VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added (STVA) mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap Return on Assets (ROA) pada bank go public yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012.

8 Subagyo (2013) meneliti pengaruh modal intelektual (intellectual capital) dan ketiga komponennya Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added (STVA) terhadap kinerja perusahaan perbankan. Kinerja keuangan diukur dengan Capital Adequacy ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL). Hasilnya adalah tidak terdapat pengaruh modal intelektual (intellectual capital) terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan Capital Adequacy ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL). Penelitian yang dilakukan Olivia Sirapanji (2015) terhadap perusahaan industry perdagangan jasa yang terdaftar di BEI 2008-2013 menunjukkan Komponen VAIC secara parsial memberikan pengaruh terhadap profitabilitas dari rasio Return On Assets (ROA) dan Return On Investments (ROI) yaitu Human Capital Efficiency (HCE) memberikan pengaruh negatif serta Structural Capital Efficiency (SCE) dan Capital Employed Efficiency (CEE) memberikan pengaruh positif pada perusahaan perdagangan jasa yang terdaftar di BEI periode 2008 hingga 2013. Di luar negeri Penelitian mengenai modal intelektual (intellectual capital) telah sangat banyak dilakukan. Chen et al. (2005) dengan menggunakan data dari perusahaan listing di Taiwan, membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap market value dan kinerja keuangan, dan dapat digunakan sebagai indikator kinerja keuangan masa depan. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Firer dan Williams (2003) yang mencoba meneliti

9 topic yang serupa dengan menggunakan data dari 75 perusahaan perdagangan publik di Afrika Selatan. Penemuan mereka tidak dapat menemukan hubungan yang kuat antara modal intelektual (intellectual capital) dengan profitabilitas perusahaan. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini mencoba untuk mereplikasi penelitian tentang modal intelektual (intellectual capital) dengan mengambil sampel penelitian pada sektorasuransi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2014 untuk menilai pengaruh yang diberikan oleh VAIC terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Earning per Share (EPS), sektor asuransi dipilih sebagai objek ideal didalam penelitian ini karena sektor asuransi merupakan salah satu bagian dalam industri bidang jasa yang memiliki tingkat pengaruh modal intelektual (intellectual capital) yang tinggi, karena sektor asuransi menggunakan sumber daya terbesar berupa human capital yang merupakan bagian dari modal intelektual (intellectual capital), sehingga dapat diharapkan didapatkan pengaruh yang significan antara modal intelektual (intellectual capital) terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Motivasi penulis dalam melaksanakan penelitian karena adanya beberapa penelitian menegenai intellectual capital (IC) yang menghasilkan kesimpulan berbeda-beda mengenai pengaruh dari intellectual capital (IC) terhadap kinerja keuangan perusahaan.

10 Berdasarkan data-data yang ada, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan yaitu dengan judul ANALISA PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI ASURANSI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA 2008-2014) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi masalah yang diuraikan dalam penulisan ini adalah : 1. Sebagian besar kegiatan usaha yang ada di Indonesia lebih terfokus kepada pemanfaatan sumber daya alam dan kurang memperhatikan faktor modal intelektual (intellectual capital). 2. Modal intelektual (intellectual capital) mempunyai peranan dan pengaruh terhadap perusahaan, karena sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dapat memberikan pengetahuan untuk meningatkan nilai sebuah perusahaan. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menetapkan pembataspembatas agar penulis mampu meneliti dengan lebih fokus dan menghasilkan hasil yang sebaik mungkin. Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

11 1. Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan asuransi yang terdaftar pada BEI periode 2008-2014. 2. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur modal intelektual (intellectual capital) dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC ) yang terdiri dari Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added (STVA). 3. Penelitian ini dimaksukan untuk mengkukur kinerja perusahaan sampel dengan menggunakan rasio keuangan Return on Asset (ROA) dan Earning per Share (EPS). 4. Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti hubungan kausalitas antara variabel independen yaitu modal intelektual (intellectual capital) dan variable dependen yaitu kinerja perusahaan sampel dengan menggunakan rasio keuangan Return on Asset (ROA) dan Earning per Share (EPS). 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added (STVA) secara simultan berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014?

12 2. Apakah Value Added Capital Employed (VACA) secara parsial berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA)pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014? 3. Apakah Value Added Human Capital (VAHU) secara parsial berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014? 4. Apakah Structural Capital Value Added (STVA) secara parsial berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014? 5. Apakah Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added (STVA) secara simultan berpengaruh positif terhadap Earning per Share (EPS) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014? 6. Apakah Value Added Capital Employed (VACA) secara parsial berpengaruh positif terhadap Earning per Share (EPS) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014? 7. Apakah Value Added Human Capital (VAHU) secara parsial berpengaruh positif terhadap Earning per Share (EPS) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014? 8. Apakah Structural Capital Value Added (STVA) secara parsial berpengaruh positif terhadap Earning per Share (EPS) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014?

13 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh antara Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added (STVA) secara simultan terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014. 2. Untuk menganalisis pengaruh antara Value Added Capital Employed (VACA) secara parsial terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014. 3. Untuk menganalisis pengaruh antara Value Added Human Capital (VAHU) secara parsial terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014. 4. Untuk menganalisis pengaruh antara Structural Capital Value Added (STVA) secara parsial terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014. 5. Untuk menganalisis pengaruh antara Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added(STVA) secara simultan terhadap Earning per Share (EPS)pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014.

14 6. Untuk menganalisis pengaruh antara Value Added Capital Employed (VACA) secara parsial terhadap Earning per Share (EPS) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014. 7. Untuk menganalisis pengaruh antara Value Added Human Capital (VAHU) secara parsial terhadap Earning per Share (EPS) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014. 8. Untuk menganalisis pengaruh antara Structural Capital Value Added (STVA) secara parsial terhadap Earning per Share (EPS) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk pihak-pihak pemakai laporan keuangan, antara lain sebaga berikut : 1. Untuk pihak perusahaan Sebagai sumber informasi agar perusahaan lebih memperhatikan dan mengembangkan modal intelektual (intellectual capital) yang dimiliki, karena modal intelektual (intellectual capital) merupakan nilai tambah dan competitive advantage perusahaan 2. Untuk pihak Investor Sebagai referensi untuk menilai kinerja modal intelektual (intellectual capital) perusahaan sektor asuransi di Indonesia sehingga (calon) investor dapat

15 menggunakannya sebagai indikasi perusahaan tersebut memiliki competitive advantage yang lebih. 3. Untuk pihak peneliti Dapat menjadi tambahan referensi dan bahan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh faktor-faktor modal intelektual (intellectual capital) terhadap kinerja suatu perusahaan.