BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan diseluruh pengusaha tembakau mole iris di Kecamatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Adapun batasan-batasan administratif

BAB I PENDAHULUAN. tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian difokuskan pada pelaku usaha agroindustri akar wangi binaan

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 27/BC/2013

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.04/2008 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN. Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara. dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa :

Isi :...(5) Tarif :.(5) Belum dilekati (Bungkus) Telah dilekati (Bungkus)

PEMBERITAHUAN BARANG KENA CUKAI YANG SELESAI DIBUAT ETIL ALKOHOL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 21 /BC/2013

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkebunan tembakau tergolong dalam tanaman perkebunan. Tetapi bukan. : Nicotiana tobacum L, dan Nicotiana rustica L

METODE PENELITIAN. sengaja (purposive) karena Desa Cisaat ini merupakan sentral pembuat tahu di

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 111/PMK.04/2008 TENTANG PEMBERITAHUAN BARANG KENA CUKAI YANG SELESAI DIBUAT MENTERI KEUANGAN,

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

IV. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 16 / BC / 1998 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

IV. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 597/KMK.04/2001 TANGGAL 23 NOVEMBER 2001 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

BAB III PELAKSANAAN TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAS PEREDARAN HASIL TEMBAKAU CUKAI ILEGAL DI KABUPATEN SUMEDANG

BAB III METODE PENELITIAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.011/2013 TENTANG

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi.

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.011/2013 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-19 / BC / 1997 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 449 /KMK.04/2002 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/KMK.05/2000 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah profil dan kendala petani padi

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2009 TENTANG

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB III METODE PENELITIAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 31/BC/2007

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-22/BC/2001 TANGGAL 20 APRIL 2001 TENTANG KEMASAN PENJUALAN ECERAN HASIL TEMBAKAU

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III MATERI DAN METODE. Kegiatan ini akan dilaksakan mulai Oktober 2016 Januari 2017, di

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-09/BC/1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 1. Kurva Permintaan

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rumah Alam Jaya (RAJ) Organik terletak

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-19/BC/1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan diseluruh pengusaha tembakau mole iris di Kecamatan Tanjungsari yang masih aktif pada tahun 2007-2011, jumlah dari pengusaha yang masih aktif pada tahun 2007-2010 adalah sebanyak tujuh perusahaan sedangkan pada akhir tahun 2011 menjadi lima perusahaan, sehingga objek dari penelitian ini adalah para pengusaha hasil tembakau iris mole. Subjek dari penelitian ini adalah kebijakan pajak hasil tembakau. Akbibat dari ketidak sanggupan para pengusaha dalam memenuhi kebijakan pajak hasil tembakau sehingga terdapat perusahaan yang tutup usaha. Tempat penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kecamatan Tanjungsari merupakan salah satu sentral produksi tembakau mole dengan jumlah pengusaha yang cukup dominan di Kabupaten Sumedang. 3.2 Desain dan Teknik Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu metode-metode penelitian untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (John W. Creswell, 2009). 40

41 Menurut Sugiyono (200 7) menyatakan bahwa penelitian metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data yang mengandung makna. Teknik penelitian yang digunakan berupa studi kasus ( case study) yaitu penelitian yang terinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu. Metode ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku seseorang individu. (Consuelo dkk, 1993). Terkait dengan penelitian ini, penentuan responden dilakukan pada semua pengusaha tembakau mole iris yang masih aktif dan memiliki Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai yaitu tujuh perusahaan pada tahun 2007-2011 di Kecamatan Tanjungsari. Selain responden dikalangan pengusaha yang masih aktif dan memiliki Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai, peneliti juga melakukan wawancara bersama beberapa pihak dari Asosiasi Pengusaha Tembakau Indonesia, Pemerintah terkait seperti Kementrian Keuangan Bea dan Cukai. 3.3 Data/ Informasi yang Diperlukan (Operasionalisasi Konsep/Variabel) 3.3.1 Variabel Pendapatan Pengusaha Tembakau Mole Iris 1. Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. a. Biaya tetap, yaitu biaya yang besar kecilnya mempengaruhi pada hasil produksi, terdiri dari penyusutan alat (Rp/Proses Produksi) dan Pajak. b. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar dan kecilnya mempunyai pengaruh langsung pada hasil produksi, meliputi :

42 Bahan baku dan biaya penunjang (Rp/Kg), Tenaga kerja (Rp/har i kerja) dan biaya trasportasi. 2. Hasil produksi, yaitu banyaknya hasil yang diperoleh dari usaha pengolahan per proses produksi dinyatakan dalam (bungkus/pack) 3. Harga jual adalah harga yang diterima dari hasil penjualan tembakau mole iris (Rp). 4. Penerimaan usaha adalah pendapatan kotor usaha pengolahan tembakau yang berasal dari nilai penjualan hasil pengolahan sebelum dikurangi biaya produksi (Rp/proses produksi) 5. Pendapatan usaha pengolahan adalah penerimaan usaha dikurangi biaya produksi (Rp/ Proses produksi) 6. RC rasio, yaitu penerimaan usaha dibagi biaya usaha yang dikeluarkan. RC rasio menunjukan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. 3.3.2 Variabel Kebijakan Pajak Hasil Tembakau Iris 1. Undang- Undang Republik Indonesia no 11 tahun 1995 mengenai manademen cukai tentang tarif cukai hasil, penetapan harga dasar (batasan harga jual eceran) dan batasan produksi hasil tembakau. 2. PMK Nomor 200/PMK.04/2008 mengenai sayarat dan prosedur pemberian Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai (NPPBKC) 3. PMK Nomor 68/PMK.03/2010 mengenai pengusaha kena pajak (pajak pertambahan nilai)

43 Konsep Analisis Pendapatan Usaha Hasil Tembakau Iris Mole Kebijakan Pemerintah Variabel Biaya Penerimaan R/C Rasio Prosedur dan Persyaratan Usaha Tabel 5. Operasionalisasi Variabel Abstrak (Subvariabel /Dimensi) Indicator Kongkrit (Data/Informasi) Pajak Bumi dan Bangunan Biaya Tetap Penyusutan Bahan baku dan bahan penunjang Biaya Pembayaran pajak Cukai dan Variabel PPN Tenaga kerja Transportasi Volume Total produksi Produksi Biaya total Nilai Jumlah penerimaan Penjualan Harga jual Total Total penerimaan Penerimaan Total biaya UU RI Tarif Pajak Cukai, Harga Dasar Nomor 11 (batasan HJE) dan Batasan Tahun 1995 Jumlah Produksi Pabrik PMK Pemberian Nomor 200/ NPPBKC PMK.08/ 2008 PMK Nomor 68/ PMK.03/ 2010 Pengusaha kena pajak (PPN) Apabila omset lebih dari Rp 600 Juta Macam Data/ Informasi 3.4 Sumber Data dan Cara Menentukannya Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data autentik atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkap atau disebut juga data asli.

44 Data sekunder adalah data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan selanjutnya atau disebut juga data tidak asli (Nawawi, 2005). Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara secara mendalam dengan objek penelitian (responden dan informan) yang sesuai dengan ruang lingkup dan kebutuhan penelitian ini. Objek penelitian adalah pengusaha tembakau mole iris yang masih aktif pada tahun 2007-2011 dengan jumlah total sebanyak tujuh perusahaan hasil tembakau iris mole di Kecamatan Tanjungsari, dan subjek dari penelitian ini adalah kebijaka pajak hasil tembakau. Data sekunder diperoleh dari literatur kepustakaan dan catatan atau dokumen lain dari instansi-instansi atau lembaga-lembaga terkait seperti kantor dinas kehutanan dan perkebunan kabupaten sumedang, asosiasi petani tembakau Indonesia, asosiasi pengusaha tembakau Indonesia, dan lain-lain. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Teknik observasi, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini adalah pengusaha tembakau mole iris. 2. Teknik wawancara, tanya jawab secara langsung kepada objek penelitian, yaitu ketua asosiasi petani tembakau, asosiasi pengusaha tembakau, pemilik dan karyawan pabrik tembakau mole iris. 3. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.

45 3.6 Rancangan Analisis Data/Informasi A. Untuk menjawab identifikasi yang pertama diperlukan analisis data mengenai 1. Perhitungan Pajak Cukai Tembakau Jenis Seri Cukai Tembakau a) Seri I isi 120 Keping b) Seri II isi 56 Keping c) Seri III isi 150 Keping 1) Tarif Pajak Cukai Tembakau Persentase Seri Cukai Tembakau x Lembar x Harga Jual Eceran x Tarif (%) 2) Tarif Gramase Seri Cukai Tembakau x Lembar x Isi Tiap Bungkus (gr) x Tarif 2. Pajak Pertambahan Nilai Seri Cukai x Lembar x Harga Jual Eceran x Tarif (8,4%) 3. Pendapatan dan keuntungan pengusaha tembakau mole digunakan analisis biaya dan pendapatan sebagai berikut: a. Biaya produksi yang dihitung adalah biaya total dari proses pengolahan tembakau mole iris, yaitu penjumlahan dari seluruh komponen biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. TC = FC + VC Dimana : TC = Biaya total (Total Cost) FC = Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost) VC = Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost)

46 b. Penerimaan adalah nilai tambah semua produk yang dihasilkan dalam setiap proses produk, yaitu total produksi dikalikan dengan harga jual. TR = Y x Hy Dimana : TR = Total Penerimaan (Total Revenue) Y = Total Produksi Hy = Harga Jual/Unit c. Pendapatan Merupakan Keuntungan yang dihasilkan dalam setiap proses produksi, yang merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total. Π = TR - TC Dimana : Π = Pendapatan/Keuntungan TR = Total Penerimaan (Total Revenue) TC = Biaya Total (Total Cost) d. RC ratio adalah nilai perbandingan antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya produksi dalam setiap kali proses produksi. RC ratio = Penerimaan / Total biaya Kriteria : 1. R/C Ratio > 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan (untung) 2. R/C Ratio < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan (Rugi) 3. R/C ratio = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (impas)

47 B. Untuk menjawab identifikasi yang kedua dibutuhkan informasi mengenai syarat dan prosedur mendirikan usaha hasil tembakau yang diantaranya sebagai berikut : a. UU RI Nomor 11 Tahun 1995 Kebijakan Tarif Pajak Cukai 1. PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan Maret 2007. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 4% dari total omset. 2. PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan Januari 2008. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 8% dari total omset. 3. PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan Februari 2009. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 8% dari total omset. 4. PMK Nomor 181/PMK.011/2009, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2010. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar Rp. 5/gr. 5. PMK Nomor 190/PMK.011/2010, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2011. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar Rp. 5/gr.

48 Penetapan Harga Dasar (Batasan Harga Jual Eceran) - PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan Maret 2007. Bab III, Pasal 4, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp. 40/gr. - PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan Januari 2008. Pasal 7, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp. 40/gr. - PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan Februari 2009. Bab III, Pasal 4, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp. 40-149/gr. Dan kebijakan tersebut masih diberlakukan sampai tahun 2011. Batasan Jumlah Produksi Pabrik - PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan Maret 2007. Menyatakan bahwa batasan produksi pabrik diperbolehkan melebihi 50 juta gram dan tidak melebihi dari 500 juta gram.

49 - PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan Januari 2008. Menyatakan bahwa batasan produksi pabrik tidak lebih dari 500 juta gram. - PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan Februari 2009. Menyatakan bahwa tidak ada batasan produksi pabrik. Dan kebijakan tersebut masih diberlakukan sampai tahun 2011. b. PMK Nomor 200/PMK.08/2008, Syarat dan Prosedur Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Kena Cukai (NPPBKC) untuk Usaha Hasil Tembakau Tabel 6. Syarat Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Kena Cukai No Syarat Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai (NPPBKC) 1 IMB 2 Izin yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat berdasarkan UU mengenai gangguan 3 Izin usaha industri atau Tanda daftar industri 4 Surat izin usaha perdagangan 5 Rekomendasi Disnaker 6 Nomor pokok wajib pajak 7 Surat Keterangan Catatan Kepolisian 8 Kartu tanda penduduk pemilik usaha 9 Memiliki luas bangunan pabrik atau tempat usaha pada tahun 2007 seluas 5 m 2 diperluas pada tahun 2008 menjadi 200 m 2 Sumber : PP No. 72 Tahun 2008 jo. PMK No.200/PMK.04/2008

50 c. PMK Nomor 68/PMK.03/2010, Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pengusahan wajib dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak, apabila sampai dengan satu bulan dalam tahun buku jumlah penerimaan bruto/omsetnya melebihi Rp 600.000.000, dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah penerimaan bruto/omset melebihi Rp 600.000.000. Apabila diperoleh data yang menunjukan adanya kewajiban pajak tidak dipenuhi oleh pengusaha, Direktur Jendral Pajak dapat mengukuhkan pengusaha tersebut sebagai pengusaha kena pajak secara jabatan. 3.7 Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut: No Fase-fase penelitian Lamanya 1 Persiapan Januari 2012 2 Pengumpulan Data/Informasi Januari 2012-29 Februari 2012 3 Pengolahan Data/Informasi 1 Maret 2012 15 Mei 2012 4 Penulisan Skripsi 15 Mei Juni 2012 Jumlah 6 Bulan