Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB IV HASIL PENELITIAN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2008

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. sebelum ada tanda tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum ada. tanda dimulainya persalinan. Ada beberapa penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny P GII P 1001 PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI. Ida Susila* dan Puji Wandayanti** ABSTRAK

Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

102 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (fertilisasi) sampai lahirnya janin.

Patofisiologi. ascending infection. Infeksi FAKTOR LAIN. infeksi intraamnion. Pembesaran uterus kontraksi uterus dan peregangan berulang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RSUD dr. H SOEWONDO KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

GAMBARAN RESPONDEN DENGAN ROBEKAN PERINEUM DI RB PANJAWI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB II TINJAUAN TEORI

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan prematur, sedangkan kematian perinatal sendiri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

BAB I PENDAHULUAN. hasil konsepsi pada ibu. Proses ini juga akan diawali dengan kontraksi yang

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 3, Oktober 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEKSIO SESAREA DI RSUD SUMEDANG

Hubungan Usia dan Paritas Dengan Kejadian Partus Prematurus Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN LAMA KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSIA AISYIYAH MUNTILAN MAGELANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI RUANG BERSALIN RSUD KOTA MATARAM TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka-angka di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB V PENUTUP. primer akibat robekan portio, perineum derajat II, dan hematoma vagina di

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2007 dan 2008 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

KEHAMILAN DENGAN FIBROID DAN KOMPLIKASI OBSTETRINYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

Transkripsi:

Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2009 Abstrak Endang Susilowati, SST Lisa Dwi Astuti, SST Staff Dosen AKBID Panti Wilasa Semarang Tujuan : Mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan membuat gambaran tentang karakteristik ibu bersalin dengan KPD. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional di mana semua variabel diukur dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (simultan). Hasil : Sebagian besar responden berumur antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 113 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 87,6%. Sebagian besar responden adalah primigravida yaitu sebanyak 85 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 65,9%. Sebagian besar umur kehamilan responden antara 37-42 minggu yaitu sebanyak 106 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 82,2%. Sebagian besar responden adalah nulipara yaitu sebanyak 88 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 68,2%. Sebagian besar responden melakukan persalinan dengan seksio sesarea yaitu sebanyak 86 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 66,7%. Kesimpulan : Karakteristik ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini meliputi Usia 20-35 tahun, primigravida, usia kehamilan 37-42 minggu, nulipara dan bersalin dengan Seksio Sesarea Kata Kunci : Ketuban Pecah Dini, persalinan Kerangka Pemikiran Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan juga merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Menurut cara persalinan, persalinan diklasifikasikan sebagai berikut: (10,11) a. Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alatalat serta tidak melukai ibu dan bayi umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. b. Partus luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana mestinya. Pengertian lain dari Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum tandatanda persalinan. KPD terjadi apabila ketuban pecah spontan dan tidak diikuti tanda-tanda persalinan, 1 jam atau 6 jam sebelum inpartu, terjadi sebelum pembukaan serviks pada primigravida 3

cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm. Pada kebanyakan kasus KPD penyebabnya masih belum diketahui (4,5,7,9). Diagnosa KPD ditegakkan dengan cara: (4,7,14,15,16) a. Anamnesa Penderita merasa mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba atau sedikit demi sedikit dari jalan lahir. b. Inspeksi Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina. c. Pemeriksaan dengan spekulum Melihat cairan amnion yang keluar dari orifisium uteri eksternum (OUE) atau akumulasi cairan dalam vagina. Juga dilakukan pengambilan cairan pada forniks posterior untuk pemeriksaan laboratorium. d. Pemeriksaan penunjang sejumlah penyulit kehamilan yang penanganannya bergantung pada usia janin. Periode waktu dari KPD sampai kelahiran berbanding terbalik dengan usia kehamilan saat ketuban pecah. Jika ketuban pecah trimester III hanya diperlukan beberapa hari saja hingga kelahiran terjadi dibanding dengan trimester II. Makin muda kehamilan, antar terminasi kehamilan banyak diperlukan waktu untuk mempertahankan hingga janin lebih matur. Semakin lama menunggu, kemungkinan infeksi akan semakin besar dan membahayakan janin serta situasi maternal. 3. Gravida (11) Gravida 1 dan lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi gravida, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada gravida 1, dapat ditangani dengan asuhan obstetri lebih baik. Sedangkan pada gravida lebih dari 3 dapat dicegah dengan keluarga berencana. 4. Paritas (11) Paritas 1-2 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 0 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 0 dapat ditangani dengan asuhan obstetri lebih baik. Sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan. 5. Pekerjaan (16,19) Pada kondisi ekonomi sekarang banyak wanita hamil yang bekerja. Asalkan tidak terlalu lelah dan perutnya yang membesar tidak mengganggu pekerjaannya, serta kondisi industrial di kantor, pabrik Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) meliputi: 1. Umur ibu (4,11,16,18) Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan golongan risiko tinggi untuk melahirkan. Kematian maternal pada wanita dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kelahiran dari primigravida berusia 35 tahun atau lebih berkisar 3% dari semua kelahiran. Ini merupakan risiko lebih tinggi terhadap komplikasi medik dan obstetri. 2. Umur Kehamilan (4,18,19) Usia kehamilan pada saat kelahiran merupakan satu-satunya alat ukur kesehatan janin yang paling bermanfaat dan waktu kelahiran sering ditentukan dengan pengkajian usia kehamilan. Pada tahap kehamilan lebih lanjut, pengetahuan yang jelas tentang usia kehamilan mungkin sangat penting karena dapat timbul

atau tempat wanita bekerja tidak mengganggu kesehatan ibu atau janin. Akal sehat mengatakan bahwa setiap pekerjaan yang menyebabkan wanita hamil mengatasi tekanan fisik hebat harus dihindari. 6. Faktor obstetri (4,5,9) Pada kebanyakan kasus KPD penyebabnya masih belum diketahui. Namun, terdapat faktor predisposisi salah satunya adalah faktor obstetri. Faktor obstetri ini terdiri dari overdistensi uterus, serviks inkompeten, serviks konisasi/menjadi pendek, dan sefalopelvik disproporsi (CPD). 7. Cara persalinan Pada kasus KPD, persalinan dapat diselesaikan dengan partus spontan,ekstraksi vakum, dan seksio sesarea. 8. Penyulit persalinan (4,11) Kejadian penyulit persalinan pada primigravida berkisar 4-8% sedangkan multigravida 2-4%. Kelainan ini digolongkan menjadi kelainan akibat ketidakserasian kekuatan (power), janin (passenger) dan jalan lahir (Passage). Gambar 1. Kerangka Konsep Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan membuat gambaran tentang karakteristik ibu bersalin dengan KPD. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional dimana semua variabel diukur dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (simultan). Adapun variabel yang digunakan adalah Umur ibu, Umur kehamilan, Gravida, Paritas, Cara persalinan Hasil Penelitian KEJADIAN KPD Dari hasil penelitian yang dilakukana di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dari 1 Januari s/d 31 Desember 2009 ditemukan kasus ketuban pecah dini pada ibu bersalin sebanyak 129 kasus (9,078%) dari 1421 total persalinan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian pada tahun 2007 sebanyak 8,1%. Dan sesuai dengan

insiden kejadian ketuban pecah dini antara 2,7% sampai dengan 17%. KARAKTERISTIK IBU 1. Umur Berdasarkan hasil penelitian pada ibu bersalin dengan KPD didapatkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu bersalin yang berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 39 ibu bersalin (85,7%) Usia kurang dari 20 tahun tahun lebih dari 35 tahun merupakan golongan resiko tinggi untuk melahirkan. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. (4) Kelahiran dari primigravida berusia 35 tahun atau sekitar 3% dari semua kelahiran. Ini merupakan resiko lebih tinggi terhadap komplikasi medik dan obstetri. (18) Dalam hal ini terlihat adanya kesenjangan antara teori dan hasil penelitian karena sebagian besar ibu bersalin dengan KPD berumur antara 20-35 tahun. Dalam masa ini merupakan kurun reproduktif yang sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden mengalami KPD. Hal tersebut disebabkan dalam penelitian ini penulis tidak membandingkan dengan ibu bersalin yang tidak mengalami ketuban pecah dini. Kemungkinan lain bahwa persalinan terbanyak terjadi pada ibu dengan usia reproduksi sehat yaitu 20 35 tahun. Kecilnya kasus pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun kemungkinan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak menikah dan hamil di usia muda dan semakin sadarnya bahwa hamil/bersalin di usia lanjut dapat menimbulkan penyulit-penyulit yang dapat membahayakan ibu dan bayi Berdasarkan hasil penelitian pada ibu bersalin dengan KPD didapatkan primigravida (kehamilan pertama) yaitu sebanyak 85 ibu bersalin (65,9%) (lihat Tabel 4.2) dan nulipara (persalinan pertama) yaitu sebanyak 88 ibu bersalin (68,2%) (lihat Tabel 4.4). Di sini jumlah responden yang primigravida sebanyak 85 ibu bersalin, sedangkan nulipara sebanyak 85 ibu bersalin. Hal ini dikarenakan ada ibu bersalin dengan KPD yang pernah mengalami keguguran (aborsi). Tidak terdapat kesenjangan antara hasil penelitian dengan teori. Berdasarkan teori, gravida I (primigravida) dan paritas O (nulipara) mempunyai resiko kematian maternal lebih tinggi. Hal ini disebabkan semakin besar komplikasi medik dan obstetri pada kehamilan dan persalinannya. (11) 3. Proses Persalinan Berdasarkan hasil penelitian pada ibu bersalin dengan KPD didapatkan bahwa sebagian besar responden mengakhiri kehamilannya dengan seksio sesarea yaitu sebanyak 86 ibu bersalin (66,7%) (lihat Tabel 4.5). Hal ini sesuai dengan teori bahwa ibu bersalin dengan KPD dapat bersalin secara spontan maupun dengan tindakan atau seksio sesarea. (4,11,19) Sikap dalam menghadapi KPD harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain infeksi, berat badan janin, dan presentasi janin intra uteri. Infeksi yang dapat terjadi misalnya korioamnionitis dan desiduitis, keadaan ini meningkatkan kemungkinan morbiditas dan motilitas sehingga memerlukan tindakan terminasi. Perkiraan berat badan janin dapat ditentukan dengan pemeriksaan USG. KPD pada persalinan prematur dihubungkan dengan berat badan janin yang kecil. Semakin kecil berat badan janin,semakin besar kemungkinan morbiditas dan motilitas sehingga 2. Gravida/Paritas tindakan terminasi memerlukan pertimbangan keluarga. Presentasi janin

merupakan penunjuk untuk melakukan terminasi kehamilan. Pada letak lintang atau bokong harus dilakukan dengan seksio sesarea. (4,19) Dari penjelasan di atas, terminasi kehamilan dengan seksio sesarea merupakan tindakan paling aman daripada menunggu dengan persalinan pervaginam. 3. Tenaga kesehatan diharapkan mampu mendeteksi adanya komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. 4. Tenaga kesehatan diharapkan lebih memperhatikan ibu dengan faktor resiko KPD yaitu primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun, ibu yang mengalami infeksi dan daya tahan tubuh rendah disebabkan sosial ekonomi rendah. Kesimpulan 1. Jumlah ibu bersalin dengan KPD di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009 adalah sebanyak 129 dari 1421 persalinan (9,078%). 2. Sebagian besar responden berumur antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 113 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 87,6%. 3. Sebagian besar responden adalah primigravida yaitu sebanyak 85 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 65,9%. 4. Sebagian besar umur kehamilan responden antara 37-42 minggu yaitu sebanyak 106 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 82,2%. 5. Sebagian besar responden adalah nulipara yaitu sebanyak 88 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 68,2%. 6. Sebagian besar responden melakukan persalinan dengan seksio sesarea yaitu sebanyak 86 ibu bersalin dengan prosentase sebesar 66,7%. Daftar Pustaka 1. Anonymous. AKI Indonesia 50 per hari. 23 Januari 2006 [Diakses tanggal 24 Oktober 2007]. Didapat dari : http://www.gatra.com//artikel.php?pil :23&id:91706 2. Martaadisoebrata D, Sulaiman S, Abdul BS. Upaya safe motherhood dan making preganancy safer. Dalam: Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h.225. 3. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dinas Kesehatan. AKI Provinsi Jawa Tengah. [Diakses tanggal 24 Oktober 2007]. Didapat dari: http://www.dinkesjateng.org/profil/20 05/bab5.html. 4. Varney Helen, Jan M. Kriebs. Carolyn L. Gregor. Buku ajar asuhan kebidanan, Volume 2. Jakarta: EGC; 2008. h.788-92 5. Manuaba IBG, IA Chandranita M, IBG Fajar M. Ketuban pecah dini, Kehamilan dengan risiko tinggi. Dalam: Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007.h.456-460. 6. Scoot, James R, Philip J. Disaia, Charles B. Hammond, William N. Spellacy, John D. Gordon. Ketuban pecah dini. Dalam: Danforth buku saku obstetri dan ginekologi. Jakarta: Widya Medika; 2002 h. 177-182. 7. Budayasa R, Suwiyoga IK, Soetjiningsih. Peranan faktor risiko Saran 1. Ibu hamil diharapkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan meningkatkan keadaan sosial ekonomi sehingga kasus ketuban pecah dini dapat diminimalkan dan ibu serta janinnya dapat diselamatkan. 2. Tenaga kesehatan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. ketuban pecah dini terhadap insiden

sepsis neonatorum dini pada 17. Llewellyn D, Jones. Ketuban pecah kehamilan aterm. Jakarta: Cermin sebelum persalinan. Dalam: Dasardasar obstetri dan ginekologi. Jakarta: Dunia Kedokteran; 2006 8. Anonymous. Ketuban pecah dini. 26 Hipokrates; 2002. h.141. November 2007. [Diakses tanggal 29 18. Rabe Thomas. Buku saku ilmu November 2007]. Didapat dari: kebidanan. Jakarta: Hipokrates; 2003. http://medlinux.blogspot.com/2007/ii h.149. ketuban-pecah-dini.html 19. Varney Helen, Jan M Kriebs, Carolyn 9. Varney Helen, Jan M Kriebs, Carolyn L Gegor. Perawatan prakonsepsi. L Gegor. Ketuban pecah dini. Dalam: Dalam: Buku ajar asuhan kebidanan. Buku saku bidan. Jakarta: EGC; 2002. Ed.4. Jakarta: EGC; 2007. h.77-89. h.221-223. 20. Cunningham F Gari, Norman F Gant, 10. Sastrowinata, Sulaiman, Kenneth JL, Larry C Gilstrap III, Martaadisoebrata, Djamhoer, John CH, Katharine D Wensuom. Wirakusumah, Firman F. Kelainan Asuhan prenatal, Seksio sesarea. selaput. Dalam: Obstetri patologi. Ketuban pecah dini preterm. Dalam: Jakarta: EGC; 2005. h.36. Obstetri williams. Ed.21. Jakarta: 11. Saifuddin AB. Ketuban pecah dini, EGC; 2006. h.240-267, 591-609, 781- Ekstraksi vakum. Dalam Buku acuan 783. nasional pelayanan kesehatan 21. Kasdu Dini. Operasi caesar masalah maternal dan neonatal. Ed.1. Jakarta: dan solusinya. Jakarta: Puspa Swara; JNPKKR-POGI; 2002. h.218-220. 2003. h.8-30. 12. Wiknojosastro H, Abdul B Saifuddin, 22. Oxorn Harry, William R Forte. Ilmu Trijatmo Rachimhadhi. Kematian kebidanan patologi dan fisiologi maternal, Fisiologi dan mekanisme persalinan human labour and birth. persalinan normal. Dalam: ilmu Jakarta: Yayasan Essentia Medica; kebidanan. Jakarta: YBP-SP; 2005. h. 2203. h.117-13 22-27, 180-191. 13. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik- Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia. Asuhan persalinan normal asuhan esensial persalinan buku acuan.ed.3. Jakarta: JNPK-KR, JHIPIEGO Corporation; 2007 14. Saifuddin AB, Gulardi, Hanifa W, Biran A, Djoko W. KPD, Ekstraksi vakum. Dalam: Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002. h.m-112, M-15. 15. Chapman V. Pecah ketuban sebelum persalinan cukup bulan. Dalam: Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran. Jakarta: EGC; 2006. h.6-8. 16. Wheeler L. Ruptur membran. Dalam: Buku saku perawatan pranatal dan pasca partum. Jakarta: EGC; 2004. h.128.