PENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, khususnya dalam proses produksi Semen Portland (SP).

PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI

KUAT TEKAN BETON GEOPOLYMER BERBAHAN DASAR ABU TERBANG (FLY ASH)

STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN SOLID MATERIAL ABU TERBANG DAN ABU SEKAM PADA KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping )

SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH JAWA POWER PAITON SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF

KUAT TARIK LENTUR BETON GEOPOLYMER BERBASIS ABU TERBANG (FLY ASH)

IV-67 ISBN

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer

PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER PADA KINERJA BETON GEOPOLIMER

EFEK PERAWATAN TERHADAP KARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

PENGARUH RASIO AGREGAT BINDER TERHADAP PERILAKU MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN ABU AMPAS TEBU

Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer

TINJAUAN KAPASITAS AKSIAL BETON GEOPOLIMER TERKEKANG

KUAT TARIK BELAH BETON GEOPOLYMER BERBASIS ABU TERBANG (FLY ASH)

BAB III LANDASAN TEORI

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PEMUAIAN DALAM PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER

Keywords: Rice Husk Ash, Geopolymer, Alkali Activator, dosage activator.

BATAKO BERLUBANG GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pasta Geopolimer Ringan Berserat Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo Bakar Dan Fly Ash Perbandingan 1 : 3 Dengan Pengembang Foam

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN BORAKS DAN KALSIUM OKSIDA TERHADAP SETTING TIME DAN KUAT TEKAN MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agregat Buatan Geopolimer dengan Bahan Dasar Abu Terbang (Fly Ash) dan Abu Sawit (Palm Oil Fuel Ash)

STUDI BETON GEOPOLIMER SEBAGAI SUBSTITUSI BETON KONVENSIONAL

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. Analisis ketahanan..., Niken Swastika, FT UI, Universitas Indonesia

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

PASTA RINGAN GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR BAKAR SIDOARJO DAN FLY ASH PERBANDINGAN 3:1 DENGAN TAMBAHAN ALUMINUM POWDER dan SERAT ALAM

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

Scanned by CamScanner

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RASIO W/S TERHADAP KUAT TEKAN GEOPOLYMER MORTAR PADA KONDISI SS/SH 12 MOLAR 0,5 DAN 2,5

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN VARIASI BERAT AGREGAT DAN BINDER PADA UMUR BETON 21 DAN 28 HARI

Pemanfaatan Abu Terbang (Dany Cahyadi, Triastuti, Anita Firmanti, Bambang Subiyanto)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN BEBERAPA PROSEDUR PEMBUATAN GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

ANALISA SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH DAN LUMPUR PORONG KERING SEBAGAI PENGISI

PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN

PENGARUH RASIO AKTIVATOR TERHADAP PERFORMA BETON GEOPOLIMER FLY ASH

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

Efek Tipe Superplasticizer terhadap Sifat Beton Segar dan Beton Keras pada Beton Geopolimer Berbasis Fly Ash

POTENSI AGREGAT ALWA SEBAGAI BAHAN DASAR BETON GEOPOLIMER BERBAHAN LUMPUR SIDOARJO

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON GEOPOLYMER DENGAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN

KETAHANAN KUAT TEKAN PASTA GEOPOLIMER MOLARITAS 8 MOL DAN 12 MOL TERHADAP AGRESIFITAS NaCL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON GEOPOLYMER

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara Sebagai Bahan Pembuatan Beton Geopolimer

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

SINTESIS GEOPOLIMER BERBAHAN ABU VULKANIK DENGAN PENAMBAHAN ALUMINIUM HIDROKSIDA SEBAGAI PENGATUR RASIO SILIKA DAN ALUMINA

KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN BAHAN UTAMA BUBUK LUMPUR LAPINDO DAN KAPUR (155M)

PENINGKATAN DURABILITAS BETON KONVENSIONAL DAN HVFA YANG MENGGUNAKAN METODE PERAWATAN STEAM CURING DENGAN COATING LARUTAN ALKALI DAN PASTA GEOPOLIMER

PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO DAN FLY ASH DENGAN MENGGUNAKAN FOAM AGENT

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

Ketahanan Beton Geopolimer Berbasis Fly Ash terhadap Sulfat dan Klorida

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTRIBUSI SERAT SINTETIS PADA PENINGKATAN KUAT TARIK LENTUR BETON GEOPOLIMER

PENGARUH KOMPOSISI SOLID MATERIAL ABU TERBANG DAN ABU SEKAM PADI PADA BETON GEOPOLIMER DENGAN ALKALINE ACTIVATOR SODIUM SILIKAT DAN SODIUM HIDROKSIDA

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

Disusun oleh : Lintas Jalur - S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Cara uji berat isi beton ringan struktural

PENGARUH LAMA PENGADUKAN TERHADAP FAKTOR KEPADATAN ADUKAN BETON ABSTRAK

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON GEOPOLYMER DENGAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN

KARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI WAKTU PENGAMBILAN FLY ASH

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

STUDI TENTANG KEKERASAN VICKERS GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH DAN METAKAOLIN. Subaer, Agus Susanto, M. Jam an

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: wsteenie@yahoo.com ABSTRAK Pengembangan beton geopolimer berbasis abu terbang merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat mengurangi pemakaian semen portland sebagai bahan pengikat utama yang digunakan untuk membuat beton saat ini yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida ke atmosfir. Pemakaian abu terbang yang merupakan lmbah dari proses pembakaran batu baru sebagai material asal juga memberikan nilai tambah tersendiri terhadap beton geopolimer berbasis abu terbang. Paper ini melaporkan hasil studi terhadap beton geopolimer berbasis abu terbang yang dibuat dengan menggunakan abu terbang sebagai material asal, sodium hidroksida dan sodium silikat sebagai aktivator dan agregat yang biasa digunakan dalam campuran beton, dengan fokusnya adalah untuk melihat pengaruh jenis perawatan serta umur beton terhadap salah satu sifat mekanis beton yaitu kuat tekannya. Tipe perawatan yang diterapkan adalah perawatan beton pada temperatur ruang, perawatan pada temperatur di atas temperatur ruang (elevated temperature) serta kombinasi antara perawatan pada elevated temperature dan perendaman dalam air. Umur beton yang diamati adalah sampai dengan jangka waktu maksimal 3 tahun. Hasil-hasil yang didapat menunjukkan bahwa tipe perawatan sangat mempengaruhi perkembangan kekuatan tekan beton, dimana perawatan pada temperatur ruang menghasilkan beton dengan perkembangan kekuatan yang lebih lambat terutama pada umur-umur muda sampai dengan 3 bulan. Sedangkan perawatan pada elevated temperature yaitu pada temperatur 60 o C selama 24 jam menunjukkan bahwa kekuatan tekan beton yang diharapkan dapat dicapai setelah proses perawatan selesai. Tidak terjadi peningkatan kekuatan tekan yang berarti setelah umur 3 bulan untuk beton geopolimer dengan perawatan pada temperatur ruang. Demikian juga untuk perawatan pada elevated temperature maupun kombinasi dengan perendaman dalam air tidak terjadi peningkatan kuat tekan yang berarti setelah proses perawatan pada elevated temperature selesai. Kata kunci: abu terbang, umur, elevated temperature, geopolimer, perawatan PENDAHULUAN Beton geopolimer (geopolymer concrete) adalah suatu material konstruksi yang relatif baru dikembangkan tetapi menawarkan berbagai kelebihan dibandingkan dengan beton konvensional yang menggunakan semen portland. Beton geopolimer ini sama sekali tidak menggunakan semen portland. Terminologi geopolymer pertama kali diperkenalkan oleh Davidovits, seorang ilmuwan Perancis pada tahun 1978 untuk menggambarkan suatu bahan pengikat mineral dengan komposisi kimia serupa dengan ziolit tapi dengan mikrostruktur amorf (Davidovits, 1988a, 1988b). Salah satu kelebihan dari material ini adalah dapat mengurangi emisi gas karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca ke atmosfir jika material ini digunakan untuk mengganti penggunaan semen portland. Penggunaan teknologi geopolimer dapat mengurangi sekitar 80% emisi gas karbon dioksida ke atmosfir yang disebabkan oleh industri semen dan agregat (Davidovits, 1994). Potensi dari material ini membuat banyak penelitian yang telah dilaksanakan berhubungan dengan material termasuk yang berhubungan dengan beton geopolimer sebagai material konstruksi. Penggunaan material asal yang berbeda serta mengalami mekanisme reaksi kimia yang berbeda membuat beton geopolimer yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan beton konvensional yang menggunakan semen portland. Paper ini melaporkan studi tentang pengaruh perawatan (curing) serta umur terhadap kuat tekan beton geopolimer yang menggunakan abu terbang (fly ash) sebagai bahan dasar atau material asal untuk bahan pengikat geopolimer. 1

Perawatan beton yang dilakukan adalah perawatan pada temperatur ruang (room temperature), perawatan di atas temperatur ruang (elevated temperature) dan kombinasi perawatan diatas temperature ruangan dan perendaman dalam air. Sedangkan pengujian umur beton bervariasi mulai dari 7 hari untuk jangka pendek sampai dengan 3 tahun untuk pengujian jangka panjang. BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG Material dasar atau material asal untuk bahan pengikat geopolimer yang digunakan untuk membuat beton geopolimer bisa didapat dari berbagai sumber, dimana material-material ini mempunyai kandungan silikon dan aluminium yang tinggi. Material-material tersebut diantaranya adalah abu terbang, metakaolin, slag, abu sekam padi dan abu vulkanik. Dalam penelitian ini material asal yang digunakan adalah abu terbang. Tidak seperti beton dengan bahan pengikat semen portland yang mengalami pengerasan atau mendapatkan kekuatannya karena reaksi hidrasi dan pembentukan kalsium-silikat-hidrat (CSHscalcium-silica-hydrates), bahan pengikat geopolimer terbentuk melalui reaksi kimia dari oksida-oksida silikon dan aluminium dengan alkali polisilikat dan membentuk polimer dengan ikatan-ikatan Si O Al (Davidovits, 1991; van Jaarsveld, et. al., 2002) Dalam beton geopolimer, silikon dan aluminium yang ada pada material asal bereaksi dengan aktivator alkali dan membentuk geopolimer gel. Geopolimer gel ini kemudian mengikat agregat-agregat serta material lainnya dalam campuran yang tidak bereaksi untuk membentuk beton geopolimer. Dalam beton geopolimer berbasis abu terbang yang menjadi obyek dalam penelitian ini, abu terbang yang digunakan akan bereaksi dengan aktivator alkali untuk membentuk pasta geopolimer yang kemudian akan mengikat agregat kasar dan agregat halus dan membentuk beton. Silikon dan aluminium yang terkandung dalam abu terbang diaktivasi dengan menggunakan kombinasi dari dua aktivator yaitu larutan sodium hidroksida dan sodium silikat. MATERIAL, KOMPOSISI CAMPURAN DAN VARIABEL PENELITIAN Material yang digunakan untuk membuat beton geopolimer dalam penelitian ini adalah abu terbang (ASTM Class F) sebagai material asal. Kemudian sebagai aktivator adalah kombinasi dari sodium hidroksida (NaOH) analytical grade dengan purity 98% yang dilarutkan dalam air dan sodium silikat dengan Na 2 O= 14.7%, SiO 2 =29.4%, dan air=55.9% dari masa larutan. Dan seperti pada beton konvensional, digunakan agregat kasar dan agregat halus, dimana agregat ini menempati proporsi terbesar dalam campuran. Untuk tujuan workabilitas, digunakan juga bahan campuran super plasticiser. Proporsi dari bahan-bahan tersebut adalah sesuai dengan desain campuran yang telah ditetapkan, seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Variabel penelitian yaitu tipe perawatan yang diterapkan serta umur beton adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 1. Komposisi Campuran Beton Geopolimer Berbasis Abu Terbang Material Berat (kg/m 3 ) Abu Terbang 408 Sodium Silikat (larutan) 103 Sodium Hidroksida 8M (larutan) 41 Agregat Kasar 1294 Agregat Halus 554 Super Plasticiser 6 Tabel 2. Variabel Penelitian No. Perawatan Jangka waktu pengujian 1. Temperatur ruang Sampai 6 bulan 2. Elevated temperature Sampai 3 tahun 3. Elevated temperature dan perendaman dalam air Sampai 1 tahun 2

Perawatan pada temperatur ruang adalah setelah dicetak benda uji dibiarkan pada temperatur ruang sampai dengan pengujian dilaksanakan. Perawatan pada elevated temperature adalah benda uji setelah dicetak dimasukkan dalam oven pada suhu 60 o C selama 24 jam (Hardjito et.al, 2002, 2004; Wallah, et.al., 2003), setelah itu dibiarkan pada temperatur ruang sampai pengujian dilakukan. Sedangkan perawatan pada elevated temperatur dan perendaman, adalah benda uji setelah dicetak dimasukkan dalam oven pada suhu 60 o C selama 24 jam dan dibiarkan pada temperatur ruang sampai umur 7 hari dan setelah itu direndam dalam air sampai sebelum pengujian selanjutnya. METODE PEMBUATAN Untuk membuat beton geopolimer berbasis abu terbang ini, pertama-tama dipersiapkan dulu larutan aktivator khususnya sodium hidroksida yang dalam bentuk padat (flakes atau pelet) dilarutkan dalam air suling dengan konsentrasi yang telah ditetapkan paling kurang satu hari sebelum pembuatan campuran beton. Aktivator lainnya yaitu sodium silikat sudah dalam bentuk larutan. Sebelum pencampuran material, kedua aktivator ini dicampur bersama-sama dengan super plasticiser dalam suatu wadah tersendiri. Untuk proses pencampuran selanjutnya, pertamatama agregat dan abu terbang dicampur dalam mesin pencampur (mixer) selama kurang lebih 3 menit. Kemudian larutan aktivator dan super plasticiser yang sudah dicampur bersama dituangkan ke dalam mesin pencampur untuk dicampurkan dengan campuran kering (abu terbang dan agregat) dan proses pencampuran dilanjutkan selama kurang lebih 4 menit. Setelah tercampur, adukan beton tersebut kemudian dituang dalam cetakan-cetakan benda uji yang telah dipersiapkan dalam tiga lapisan dan dilakukan pemadatan secara manual dan menggunakan meja getar. Setelah dicetak, maka benda uji-benda uji tersebut melalui proses perawatan sesuai dengan proses perawatan yang direncanakan sampai pengujian dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil-hasil pengujian menunjukkan bahwa kecuali untuk beton geopolimer dengan perawatan pada temperatur ruang, kuat tekan beton yang dihasilkan untuk berbagai umur beton untuk komposisi campuran yang digunakan berkisar antara 60 70 MPa. Gambar 1 menunjukkan bahwa untuk beton geopolmer dengan perawatan pada temperatur ruang, kuat tekan beton pada umur-umur muda relatif rendah tetapi kuat tekannya masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan setidaknya sampai umur sekitar 3 bulan dan sesudah umur 3 bulan sampai pada umur 6 bulan peningkatannya tidak signifikan. Dibandingkan dengan kuat tekan pada umur 7 hari, kuat tekan beton pada umur sekitar 3 sampai 6 bulan mengalami peningkatan sekitar 60%, sementara pada umur 1 bulan (28 hari) peningkatannya sekitar 40% (Gambar 2). Gambar 1 Hubungan kuat tekan dan umur beton yang dirawat pada temperatur ruang 3

Gambar 2 Perbandingan kuat tekan beton menurut umur terhadap kuat tekan beton umur 7 hari untuk beton dengan perawatan pada temperatur ruang Gambar 3 Hubungan kuat tekan dan umur beton dengan perawatan pada elevated temperature Gambar 4 Perbandingan kuat tekan beton menurut umur terhadap kuat tekan beton umur 7 hari untuk beton dengan perawatan pada elevated temperature 4

Hasil yang agak berbeda diperoleh untuk beton geopolimer dengan perawatan pada elevated temperature, dimana untuk hasil-hasil pengujian pada berbagai umur beton sampai sekitar 6 bulan (Gambar 3), kuat tekannya berfluktuasi pada kisaran 60-70 MPa. Pada umur muda beton geopolimer telah mendapatkan kekuatan yang tinggi dan tidak lagi mengalami perkembangan kuat tekan yang berarti. Dibandingkan dengan kuat tekan pada umur 7 hari, kuat tekan pada umur 1 sampai 6 bulan bervariasi dalam kisaran sekitar 10% (Gambar 4). Hal ini sejalan dengan apa yang dilaporkan oleh Hardjito, et. al. (2004 dan 2005), dimana untuk beton geopolimer berbasis abu terbang dengan perawatan pada elevated temperature, tidak mengalami perkembangan kuat tekan lagi setelah proses perawatan selesai. Kecenderungan perkembangan kuat tekan tersebut tersebut juga dipertegas dengan hasilhasil pengujian untuk jangka panjang sampai 3 tahun, dimana hasil-hasil tersebut menunjukkan tidak adanya perkembangan kuat tekan yang berarti dibandingkan dengan kuat tekan pada umur 7 hari untuk kuat tekan beton geopolimer pada umur 1, 2 maupun 3 tahun, dimana peningkatan kuat tekannya hanya pada kisaran 10% (Gambar 5 dan 6). Hasil-hasil yang serupa juga diamati pada beton geopolimer dengan kombinasi perawatan pada elevated temperature dan perendaman dalam air, yaitu kekuatan tekan betonnya sudah dapat dicapai setelah perawatan pada elevated temperature selesai. Gambar 7 menunjukkan perbandingan kuat tekan beton menurut umur perendaman terhadap kuat tekan beton pada umur 7 hari tanpa perendaman, dimana untuk umur perendaman sampai 1 tahun, variasi perbandingan kuat tekannya berfluktuasi tetapi hanya pada kisaran sekitar 10%. Gambar 5 Hubungan kuat tekan dan umur beton dengan perawatan pada elevated temperature untuk pengujian jangka panjang Gambar 6 Perbandingan kuat tekan beton menurut umur terhadap kuat tekan beton umur 7 hari untuk pengujian jangka panjang beton dengan perawatan pada elevated temperature 5

Gambar 7 Perbandingan kuat tekan beton menurut umur terhadap kuat tekan beton umur 7 hari untuk beton dengan perawatan pada elevated temperature dan perendaman dalam air Hasil-hasil pengujian menunjukkan bahwa cara perawatan beton geopolimer berbasis abu terbang sangat menentukan kuat tekan yang dihasilkan. Untuk perawatan pada temperatur ruang, perkembangan kuat tekan beton lambat dan nanti mencapai kekuatan yang sebenarnya pada umur sekitar 6 bulan dan sesudah umur tersebut hampir tidak terjadi peningkatan kuat tekan yang berarti. Untuk perawatan pada elevated temperature dalam hal ini beton dirawat pada temperatur 60 o C selama 24 jam, kuat tekannya yang diharapkan dapat dicapai setelah proses perawatan selesai, dan sesudah itu tidak ada perkembangan kekuatan tekan yang signifikan. Hal ini dapat diamati sampai jangka waktu yang lama sampai sekitar 3 tahun. Perawatan dengan perendaman dalam air sampai jangka waktu 1 tahun sesudah beton dirawat pada elevated temperature juga tidak memberikan pengaruh yang berarti pada kuat tekannya dibandingkan dengan kuat tekan beton pada umur 7 hari yang hanya dirawat pada elevated temperature. KESIMPULAN Dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan hal-hal berikut: - Cara perawatan mempengaruhi kuat tekan beton geopolimer berbasis abu terbang - Perawatan pada temperatur ruang menghasilkan perkembangan kuat tekan yang lebih lambat terutama pada umur-umur muda sampai dengan 6 bulan, dan sampai dengan umur tersebut, perkembangan umur beton sangat mempengaruhi perkembangan kuat tekannya, sedangkan setelah umur tersebut perkembangan umur beton tidak memberikan pengaruh yang berarti pada peningkatan kuat tekannya. - Kuat tekan beton geoolimer berbasis abu terbang dengan perawatan pada pada temperatur ruang pada umur 6 bulan meningkat sekitar 60% dibandingkan kuat tekannya pada umur 7 hari - Untk perawatan pada elevated temperature (60 o C selama 24 jam), kuat tekan yang diharapkan dapat dicapai sesudah proses perawatan selesai dan sesudah proses tersebut perkembangan umur beton tidak memberikan pengaruh pada peningkatan kuat tekannya termasuk jika mendapat tambahan perawatan dengan perendaman dalam air. Variasi serta fluktuasi nilai kuat tekannya hanya berada pada kisaran sampai dengan 10%. DAFTAR PUSTAKA Davidovits, J. (1988a). Soft Mineralurgy and Geopolymers. Paper presented at the Geopolymer '88, First European Conference on Soft Mineralurgy, Compiegne, France.; Davidovits, J. (1988b). Geopolymer Chemistry and Properties. Paper presented at the Geopolymer '88, First European Conference on Soft Mineralurgy, Compiegne, France. 6

Davidovits, J. (1991). Geopolymers: Inorganic Polymeric New Materials, Journal of Thermal Analysis, 37, 1633-1656. Davidovits, J. (1994). Global Warming Impact on the Cement and Aggregates Industries, World Resource Review, 6(2), 263-278. Hardjito, D., Wallah, S. E., & Rangan, B. V. (2002). Study on Engineering Properties of Fly Ash-Based Geopolymer Concrete. Journal of the Australasian Ceramic Society, 38(1), 44-47. Hardjito, D., Wallah, S. E., Sumajouw, D. M. J., & Rangan, B. V. (2004a). On the Development of Fly Ash-Based Geopolymer Concrete. ACI Materials Journal, 101(6), 467-472. Hardjito, D., Wallah, S. E., Sumajouw, D. M. J., & Rangan, B. V. (2004b). Factors Influencing The Compressive Strength of Fly Ash-Based Geopolymer Concrete, Dimensi Teknik Sipil, 6(2), 88-93. Hardjito, D., Wallah, S. E., Sumajouw, D. M. J., & Rangan, B. V. (2005). Fly Ash-Based Geopolymer Concrete, Australian Journal of Structural Engineering, 6(1), 77-85. van Jaarsveld, J.G.S., J.S.J. van Deventer, and G.C. Lukey. (2002). The effect of composition and temperature on the properties of fly ash- and kaolinite-based geopolymers, Chemical Engineering Journal, 89(1-3), 63-73. Wallah, S. E., Hardjito, D., Sumajouw, D. M. J., & Rangan, B. V. (2004). Geopolymer Concrete: A Key for Better Long-Term Performance and Durability. Paper presented at the ICFRC International Conference on Fibre Composites, High Performance Concretes and Smart Materials, Chennai, India. 7