Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

22/07/2010 TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Sandra Widya Setia P.

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

Kementerian Lingkungan Hidup LINGKUNGAN HIDUP

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION (SMCE) MENGGUNAKAN ILWIS. Riki Rahmad

Zonasi Kawasan Terdampak Akibat Pembangunan Interchange TOL di Kabupaten Jombang

Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso

Zonasi Kawasan Terdampak Akibat Pembangunan Interchange TOL di Kabupaten Jombang

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) C-134

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

ARAHAN PENANGANAN LAHAN KRITIS DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI LESTI KABUPATEN MALANG

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Akibat Luapan Kali Kemuning di Kabupaten Sampang

PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78

Arahan Pengendalian Alih Fungsi Daerah Resapan Air Menjadi Lahan Terbangun di Kecamatan Lembang, Bandung

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut

Prioritas Faktor Pengembangan Kawasan Industri Gula Toelangan Melalui Pendekatan Konsep Simbiosis Industri

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kawasan konservasi tanah dan air bagi kawasan Bopunjur (Bogor,

BAB I PENDAHULUAN. Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

PRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

PEMANFAATAN LAHAN BERBASIS MITIGASI BENCANA LONGSOR DI KOTA MANADO

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

Penetuan Tema Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota Malang Berdasarakan Preferensi Masyarakat

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

ARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

Analisa Biaya Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara memperoleh

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

MODEL ZONASI UNTUK KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA (STUDI KASUS KABUPATEN WAROPEN PROVINSI PAPUA)

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

Optimasi Biaya Penggunaan Alat Berat untuk Pekerjaan Pengangkutan dan Penimbunan pada Proyek Grand Island Surabaya dengan Program Linier

Penentuan Lokasi Kawasan Industri Tekstil Terpadu di Kabupaten Majalengka

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

TOMI YOGO WASISSO E

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Penentuan Lokasi lokasi Potensial Pembangunan Bangunan Tinggi di Surabaya Pusat

Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

Evaluasi Kondisi Tata Ruang Eksisiting Kota Bandung SWK Cibeunying

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-36 Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto Linda Purba Ningrum, Ardy Maulidy Navastara Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia email : ardy.navastara@urplan.its.ac.id Abstrak Kecamatan Ngoro memiliki lokasi bekas tambang tanah urug yang ditinggalkan dan tidak dimanfaatkan. Lokasi bekas tambang di Kecamatan Ngoro berupa kolam dan dataran bergelombang yang dikelilingi tebing tinggi yang hampir tegak lurus. Di sisi lain, lahan sebagai sumber daya pembangunan memiliki nilai manfaat yang tinggi, sehingga lahan harus dimanfaatkan dan pemanfaatannya harus disesuaikan dengan karakteristik lahan yang dimiliki. Lahan bekas tambang sendiri merupakan lahan yang memiliki karakteristik lahan yang berbeda dari lahan pada umumnya. Maka dari itu tidak semua jenis pemanfaatan lahan dapat dikembangkan pada lokasi bekas kegiatan pertambangan. Maka perlu adanya penelitian terkait arahan pemanfaatan lahan pada lokasi lahan bekas tambang di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. Analisis penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik lahan bekas tambang tanah urug dengan analisis deskripsi data kualitatif. Analisis kemampuan lahan dengan AHP dan proses Overlay. AHP digunakan untuk menentukan nilai bobot kepentingan masingmasing karakteristik. Sedangkan Overlay digunakan untuk mengetahui nilai kemampuan lahan bekas tambang tanah urug. Analisis alternatif pemanfaatan lahan dengan metode AHP dan deskripsi. AHP digunakan untuk mengetahui jenis pemanfaatan lahan yang paling diinginkan oleh stakeholder. Analisa deskripsi bermaksud untuk menjabarkan lebih mendalam terkait jenis kegiatan yang sesuai. Hasil dari penelitian didapatkan kelas kemampuan lahan pada lokasi bekas tambang tanah urug yang teridentifikasi memiliki nilai kemampuan lahan yang cukup mampu untuk dimanfaatkan. Kemudian dari hasil pemilihan jenis pemanfaatan lahan, berdasarkan pilihan stakeholder dan perbandingan dengan standar. Alternatif pemanfaatan lahan pada lokasi bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro Mojokerto adalah sebagai lokasi Wisata Outdoor. Kata Kunci kemampuan lahan, lahan bekas tambang tanah urug, pemanfaatan lahan. L I. PENDAHULUAN ahan merupakan sumberdaya pembangunan yang memiliki karakteristik unik. Suatu lahan merupakan tempat berdirinya segala aktivitas manusia. Hal ini lah yang membuat lahan memiliki nilai kebermanfaatan tinggi. Nilai kebermaanfaatan tersebut mengindikasikan bila lahan perlu diarahkan pemanfaatannya. Yaitu pemanfaatan lahan untuk kegiatan yang paling sesuai dengan sifat fisiknnya [1]. Kecamatan Ngoro merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang memliki potensi tambang tanah urug yang tinggi. Kecamatan Ngoro yang berlokasi di kaki Gunung Penanggungan memiliki jenis tanah batuan yang berkualitas tinggi. Potensi pertambangan tanah urug yang dimiliki Kecamatan Ngoro hampir tersebar pada keseluruhan wilayah di Kecamatan Ngoro, terbesar diantaranya yaitu di Desa Wates Negoro dan Kunjoro Wesi [2]. Lahan bekas pertambangan yang menggunakan metode ekplorasi penggalian dalam, selalu meninggalkan lahan bekas dengan kondisi permukaan lahan yang tidak rata, dan tentunya berpengaruh terhadap lingkungan. Kondisi ini menjadikan lahan bekas tambang kurang dapat berkelanjutan pemanfaatannya. Sehingga dalam proses pemanfaatan, lahan bekas tambang tanah urug membutuhkan perhatian kusus sesuai dengan kondisi fisik lahan tersebut [3]. Kondisi lahan bekas tambang yang terlantar akan dapat mengurangi pendapatan pemerintah daerah, sehingga akan berdampak pula terhadap menurunnya kemampuan kota dalam memberikan pelayanan lingkungan. Selain itu adanya lahan terlantar dapat menimbulkan konflik horizontal karena dapat dimungkinkan ada pihak yang mencoba melakukan penyerobotan terhadap lahan terlantar tersebut [3]. Kegiatan penambangan tanah urug di Kecamatan Ngoro terus berlangsung sampai saat ini, namun beberapa kegiatan diantaranya sudah berhenti sehingga meninggalkan lahan bekas pertambangan tanah urug yang kondisinya tidak dimanfaatkan. Melihat kondisi fisik lahan bekas tambang menjadikan tidak semua jenis penggunaan lahan dapat diterapkan pada lahan bekas tambang. Sehingga perlu menganalisa jenis kegiatan pemanfaatan apa saja yang dapat digunakan pada lahan bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. II. METODE ANALISA Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasionalistik, yaitu pendekatan penelitian yang bersumber pada fakta empiri dan didukung dengan teori-teori. Jenis penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Dimana jenis penelitian ini digunakan untuk memahami berbagai permasalahan yang berhubungan dengan karakteristik kondisi lokasi bekas tambang tanah urug dan menjelaskan pemilihan kegiatan pemanfaatan lahan yang dimiliki lokasi bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Untuk data primer didapatkan melalui penyebaran kuisioner, wawancara, dan observasi. Sedangkan, data sekunder didapatkan dengan cara pengumpulan data dari instansi terkait dan studi literatur

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-37 sesuai tema penelitian. Untuk metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 1. Identifikasi karakteristik lokasi bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro Input Output : Identifikasi kondisi fisik lahan bekas tambang tanah urug : Variabel karakteristik lahan bekas tambang tanah urug T.Analisa : Analisa Deskripsi data kualitatif Analisis kemampuan lahan lokasi bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro Input Output : Variabel karakteristik lahan bekas tambang tanah urug : kelas kemampuan lahan T.Analisa : AHP dan Analisa Overlay Gambar 3. Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. Analisis kesesuaian lahan bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro Input : kemampuan lahan dan pemilihan pemanfaatan lahan oleh stakeholder Output : kegiatan pelmanfaatan lahan T.Analisa : AHP dan Deskripsi Gambar 1. Metode Analisa A. Gambaran Umum III. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro yang menjadi lokasi studi secara administrasi terletak di antara dua desa, yaitu di antara Desa Kunjorowesi dan Desa Watesnegoro. Lokasi bekas tambang merupakan area bekas tambang jenis galian C tanah urug. Bentuk lahan bekas galian berupa daerah cekungan yang berupa kolam dan dataran bergelombang dengan di kelilingi tebing tinggi tegak lurus dengan kemiringan hampir 90. Luas wilayah lokasi bekas tambang bekas tambang tanah urug sebesar 29,6 Ha. Gambar 4. Kondisi Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. (Sumber : Ningrum dan Navastara, 2014) B. Karakteristik Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto Dalam mempermudah proses identifikasi karakteristik, lokasi lahan bekas tambang tanah urug dikelompokan menjadi 3 bentuk area sesuai dengan temuan rupa bentukan lokasi, yaitu 1 area kolam dan 2 area datar. bekas tambang. Gambar 2. Administrasi Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. (Sumber : Ningrum dan Navastara, 2014) Gambar 5. Pembagian Area pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. (Sumber : Ningrum dan Navastara, 2014) Penilaian karakteristik lahan bekas tambang tanah urug didasarkan pada variabel yang terdapat dalam KEPMENLH No. Kep 43/MENLH/10/1996, tentang kriteria kerusakan lingkungan bagi usaha atau kegiatan penambangan bahan galian golongan C jenis lepas di dataran. Diantaranya (a)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-38 topografi: kedalaman lubang galian, relief dasar galian, kemiringan dasar galian, dinding galian, (b) tanah: kedalaman tanah, dan (c) vegetasi: kerapatan tutupan vegetasi. C. Kedalaman Lubang Galian Kedalaman lubang galian pada lokasi studi yang diperoleh dari hasil survey menunjukkan kedalaman lubang galian berkisar 60 100 meter dari tanah galian awal. Dengan kedalaman lubang galian tersebut, bekas tambang tanah urug pada lokasi studi masih dalam batas toleransi bila diukur dengan kedalaman muka air tanah yang ada. Dimana kedalaman muka air tanah pada lokasi studi berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk sekitar adalah ±150 meter. D. Relief Dasar Galian Relief dasar galian pada lokasi studi berdasarkan hasil survey menunjukkan perbedaan pada setiap pembagian wilayahnya. Area kolam yang tertutup dengan air, tentu membuat area ini tidak diketahui kondisi relief dasar galian yang dimilikinya. Untuk area datar 1 merupakan area bekas tambang yang datar yang tidak ber-relief. Sedangkan untuk area datar 2 merupaka area bekas tambang yang berupa dataran bergelombang dan ber-relief dengan ketinggian relief galian 1 1,5 meter. E. Kemiringan Dasar Galian Kemiringan dasar galian pada lokasi studi berdasarkan hasil survey menunjukkan kemiringan dasar yang relatif datar. Berdasarkan data dari RTRW Kabupaten Mojokerto tahun 2012 2032, diketahui bahwasannya tingkat kelerengan pada Kecamatan Ngoro berkisar antara 0 8%. F. Dinding Galian Dinding galian yang merupakan pembatas dari lokasi studi bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro memiliki kondisi yang berbeda di tiap sisinya. Ada dinding galian yang berupa tembok tegak lurus tanpa teras dan ada sebagian dinding galian yang terlihat teras. Sedangkan untuk Desa Kunjorowesi (datar 2) berkisar 25 50 cm [4]. H. Kerapatan Tutupan Vegetasi Kerapatan tutupan vegetasi pada lokasi studi berdasarkan kondisi eksisting hasil survey menunjukkan kondisi tutupan yang berbeda di tiap pembagian areanya. Untuk area kolam tidak terdapat vegetasi. Untuk area datar 1 terdapat vegetasi sedang dengan tutupan 20 40%. sedangkan pada area datar 2 terdapat vegetasi rapat dengan tutupan 40 60%. Gambar 7. Kondisi Vegetasi pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. (Sumber : Ningrum dan Navastara, 2014) I. Analisis Kemampuan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto Dari kesemua karakteristik lahan bekas tambang tanah urug yang telah teridentifikasi, dua diantaranya tereliminasi dan tidak digunakan dalam menentukan kemampuan lahan. Karena karakteristik tersebut tidak dapat dinilai kelasnya. Maka karakteristik yang digunakan dalam menentukan kemampuan lahan yang digunakan adalah perbedaan relief galian, kemiringan dasar galian, ketebalan tanah, dan tutupan vegetasi. Penilaian faktor penentu kemampuan lahan dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan Software Expert Choice 11 melalui pengolahan matrik berpasangan (pairwise comparison). Adapun hasil penilaian bobot masing-masing faktor adalah sebaga berikut : Gambar 8. Nilai Bobot Antar Faktor Penentu Kemampuan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. Gambar 6. Kondisi Dinding Galian pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. (Sumber : Ningrum dan Navastara, 2014) G. Kedalaman Tanah Kedalaman tanah yang dimaksud adalah tingkat kedalaman tanah subur (unsur hara). Kondisi kedalaman tanah pada lokasi studi berdasarkan pada data sekunder dari penelitian terdahulu adalah kedalaman tanah pada Desa Watesnegoro (datar 1 dan kolam) berkisar 0 25 cm. Dari hasil AHP dapat dilihat bahwa nilai masing-masing faktor adalah sebesar 0,601 atau 60,1% untuk faktor kerapatan tutupan lahan, sebesar 0,162 atau 16,2% untuk faktor kedalaman tanah, sebesar 0,147 atau 14,7% untuk faktor kemiringan dasar galian, dan sebesar 0,070 atau 7% untuk faktor perbedaan relief galian. Dari hasil penilain bobot tiap-tiap faktor, penilaian kelas kemampuan lahan dilakukan dengan menggunakan tools Overlay Weighted Sum pada Software GIS 9.3, adapun proses overlay yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan Peta Raster masing-masing Faktor Dengan langkah conversion tools to raster polygon to raster akan mengubah format peta faktor yang sebelumnya polygon menjadi raster.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-39 2. Pembobotan Faktor dengan Weighted Sum Memberi bobot pada masing-masing faktor pada tools weighted sum. Dengan langkah Spatial analys tools Overlay Weighted sum. Kemudian masing-masing nilai bobot dimasukkan sesuai dengan faktor yang ada. Gambar 9. Proses Weighted Sum Kemampuan Lahan pada Lokasi 3. Penilaian Kelas Kemampuan Lahan Dari hasil perhitungan Weighted sum kemampuan lahan bekas tambang tanah urug untuk tiap-tip pembagian area adalah: 3 Kolam 4 Tidak mampu dimanfaatkan Sumber : Analisa Overlay, Ningrum dan Navastara, 2014 Dari hasil tersebut, terlihat secara garis besar lahan bekas tambang tanah urug pada lokasi studi lokasi di Kecamatan Ngoro dari faktor-faktor penentu kelamampuan lahan adalah cukup mampu untuk dimanfaatkan. J. Analisa Kesesuaian Lahan Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto Dari literatur yang ada, terdapat beberapa jenis kegiatan yang dapat digunakan sebagai alternatif pemanfaatan lahan pada lahan bekas tambang tanah urug. Dari penilaian stakeholder yang kemudian diolah dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan Software Expert Choice 11. Adapun prioritas keinginan pemanfaatan lahan pada lokasi studi adalah sebagai berikut : Gambar 10. Hasil Weighted Sum Kemampuan Lahan pada Lokasi Gambar 11. Proses Overlay Kemampuan Lahan pada Lokasi Terlihat nilai kemampuan lahan tiap-tiap pembagian area lokasi lahan bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro, yaitu : Tabel 1 : Kelas Kemampuan Lahan tiap Area Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto No. Area Kelas Keterangan 1 Datar 2 2 Mampu dimanfaatkan 2 Datar 1 3 Cukup mampu dimanfaatkan Gambar 12. Nilai Prioritas Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Dari hasil AHP dapat dilihat bahwa prioritas pemanfaatan lahan untuk lokasi studi lahan bekas tambang tanah urug adalah sebagai lokasi wisata dengan nilai sebesar 0,374 atau 37,4%, sebagai lokasi pertanian dengan nilai sebesar 0,317 atau 31,7%, sebagai lokasi industri dengan nilai sebesar 0,193 atau 19,3%, dan sebagai lokasi permukiman dengan nilai sebesar 0,116 atau 11,6%. Untuk memperkuat jenis pemilihan pemanfaatan lahan, pemanfaatan lahan yang terpilih dibandingkan dengan kondisi lahan yang sesungguhnya dan juga dengan standart pada Permen PU No.41/PRT/M/2007, tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya. Dari keempat jenis pemanfaatan lahan, hasil perbandingan menunjukkan jenis pemanfaatan lahan yang memiliki kecenderungan besar dapat dimanfaatkan pada lokasi studi lahan bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto adalah wisata dengan jenis wisata buatan (outdoor). A. Kesimpulan IV. KESIMPULAN Dalam proses pemanfaatan lahan bekas tambang tanah urug pada lokasi adalah dengan memperhatikan kemampuan lahan yang dimiliki. Adapun kemampuan lahan bekas tambang tanah urug pada tiap-tiap pembagian area di lokasi bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro adalah sebagai berikut : 1. Area kolam memiliki nilai daya dukung kelas 4 yang artinya area tersebut tidak mampu dimanfaatkan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-40 2. Area datar yang terbagi menjadi area datar 1 dan datar 2, masing-masing memiliki nilai daya dukung lahan : a. Datar 1 memiliki nilai kelas 3 yang artinya area datar 1 cukup mampu dimanfaatan b. Datar 2 memiliki nilai kelas 4 yang artinya area datar 2 mampu untuk dimanfaatkan Dan dengan kelas kemampuan lahan yang demikian, kesesuaian lahan yang dapat dimanfaatkan untuk lokasi studi lahan bekas tambang tanah urug di Kecamatan Ngoro Mojokerto adalah sebagai lokasi wisata buatan, dengan jenis kegiatan outdoor. B. Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kab. Mojokerto (BAPPEDA) dan Kec. Ngoro terhadap lahan bekas tambang yang terlantar. Supaya lahan yang tidak digunakan tersebut dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat 2. Untuk hasil yang lebih baik, perlu adanya penjabaran lebih terkait proses dan kriteria dalam membagi area lokasi tambang. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan dalam upaya pemanfaatan lahan bekas tambang di Kecamatan Ngoro, Mojokerto. Selain aspek fisik, dalam pemanfaatan lahan juga perlu memperhatikan aspek ekonomi dan sosial budaya. UCAPAN TERIMA KASIH L.P.N. mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2010-2014. DAFTAR PUSTAKA [1] Dardak, Dr. Ir. A. Hermanto, M.Sc. Pemanfaatan Lahan Berbasis Rencana Tata Ruang Sebagai Upaya Perwujudan Ruang Hidup yang Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan. Disampaikan pada Seminar Nasional Save Our Land for The Better Environment. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 2005 [2] Pratiwi, Sandra Widya Setia. Arahan Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Mineral Non Logam di Kabupaten Tuban. Skripsi. 2010 [3] RWP Kabupaten Mojokerto. 2010 [4] Wicaksono, Hardiawan. Analisa Kerusakan Lahan Akibat Pertambangan Sirtu di Wilayah Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto dengan Metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Skripsi. 2010