BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

Pelabuhan Ciwandan Banten

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH R.I. NOMOR 69 TAHUN 2001 TANGGAL 17 OKTOBER 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

I-1 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

FUNGSI PELABUHAN P P NOMOR 69 TAHUN 2001 SIMPUL DALAM JARINGAN TRANSPORTASI; PINTU GERBANG KEGIATAN PEREKONOMIAN DAERAH, NASIONAL DAN INTERNASIONAL;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG KEPELABUHANAN DI KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

5 PERMASALAHAN UTAMA PELABUHAN TANJUNG PRIOK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

BAB I PENDAHULUAN. perairan dua per tiga dari luas wilayah Indonesia. Sebagai negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 KEPELABUHANAN DAN IZIN KEPELABUHANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 12 TAHUN 2009 T E N T A N G

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah laut terbesar di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I. Pendahuluan. Indonesia terletak di wilayah Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 8 TAHUN 2009 T E N T A N G

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan

LEMBARAN DAERAH K E P E L A B U H A N A N KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 21

Transkripsi:

1 1.1 Latar Belakang Penelitian. BAB 1 PENDAHULUAN Pelabuhan merupakan tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya, menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan, serta tempat bertemunya suatu kegiatan perekonomian. Definisi pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. ( UU RI no 17 tahun 2008). Dari pengertian pelabuhan diatas maka fungsi pokok pelabuhan yaitu sebagai tempat yang aman untuk berlabuh, bertambat kapal dan sebagai terminal transfer barang dan penumpang, yang pada dasarnya fungsi pelabuhan mempunyai arti yang lebih luas yakni sebagai interface, link, gateway dan industry entity (Abbas, 2013). Dalam menunjang berbagai fungsi tersebut pelayanan jasa pelabuhan sangat pentig dalam menunjang terselenggaranya angkutan laut disamping menunjang pemerataan pembangunan pada setiap daerah. Dalam menunjang kegiatan tersebut maka pelabuhan selain tersediannya fasilitas dan peralatan yang cukup, pelayanan jasa pelabuhan harus dilakukan dengan efektif dan efisien, artinya pelayanan sesuai dengan obyek yang dilayani dengan mempergunakan teknik-metode yang canggih sehingga pelaksanaan bongkar-muat dari dan ke kapal dapat dilakukan dengan cepat, lancar, aman dan biaya terjangkau sehingga tujuan utama adalah menurunkan biaya produksi suatu barang. 1

2 Untuk terselenggaranya pelayanan di pelabuhan secara efektif dan efisien selain tersediannya fasilitas utama yakni peraiaran dan dermaga juga peralatan pelabuhan yang handal, disisi lain tersedianya peralatan dan fasilitas penunjang serta keterkaitan dengan kegiatan operasional lainnya seperti alur pelayaran, rambu-rambu, stasiun radio pantai, pengamanan keselamatan pelayaran, pengawas bea & cukai atas barang, karantina, imigrasi, keamanan perairan dan pelabuhan, jasa tenaga kerja bongkar muat. Dari uraian tersebut maka pelabuhan pelabuhan di Indonesia dikelola dan diusahakan oleh suatu badan usaha yang disebut Badan Usaha Pelabuhan (BUP). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 61 tahun 2009 tentang kepelabuhan pada Bab I pasal 1 ayat 29 Badan Usaha Pelabuhan adalah badan usaha yang kegiatan usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya ( PP No 69 tahun 2009). PT. Krakatau Bandar Samudera yang lebih dikenal dalam peta pelayaran internasional sebagai Pelabuhan Cigading adalah perusahaan yang mengelola Pelabuhan Cigading dan bergerak dalam jasa kepelabuhanan serta jasa jasa yang terkait dengan jasa pelabuhan. Saat ini PT Krakatau Bandar Samudera juga mengelola pelabuhan pelabuhan lain di luar wilayah Cilegon. Pelabuhan Cigading merupakan pelabuhan khusus milik PT Krakatau Steel yang dibangun pada tahun 1974 dan mulai beroperasi pada tahun 1977. Sejak tanggal 28 Pebruari 1996 menjadi unit bisnis tersendiri yakni PT Krakatau Bandar Samudera yang tidak hanya melayani cargo cargo PT Krakatau Steel tetapi juga cargo-cargo industri lain di wilayah Banten, Jakarta dan Jawa Barat bagian barat. Pelabuhan Cigading terletak dilokasi strategis di Selat Sunda dengan akses langsung ke Tol Merak-Jakarta sehingga sangat potensial untuk mendukung pertumbuhan industri di wilayah sekitarnya. PT Krakatau Bandar Samudera yang beralamat di Jl Mayjend S.Parman KM-13 Cilegon, Banten merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel Tbk ( Persero) yang bergerak dalam industri kepelabuhan telah

3 mendapatkan pembaharuan perizinan sebagai Badan Usaha Pelabuhan dari Kementerian Perhubungan dengan nomor : KP.309 Tahun 2010 tanggal 18 Juni tahun 2010 tentang Pemberian Ijin Usaha sebagai Badan Usaha Pelabuhan, adapun lingkup kerjanya sebagai berikut : Pelayanan dermaga untuk tambat kapal, pelayanan pengisian bahan bakar dan air bersih, pelayanan fasilitas naik turun penumpang atau kendaraan, penanganan bongkar muat peti kemas, pelayanan pergudangan, penumpukan barang dan alat bongkar muat, jasa terminal peti kemas, curah kering, curah cair dan Roro, distribution centre dan konsolidasi barang/muatan, pelayanan jasa penundaan kapal. Tabel 1.1 Fasilitas Dermaga PT Krakatau Bandar Samudera N Nama o Dermaga PT Krakatau Bandar Samudera Pelindo II Ciwandan Merak Mas Panjang Draft Panjang Panjang Draft (M) (M) (M) (M) (DWT) Kapasitas Panjang Draft Kapasitas (DWT) (M) (DWT) (DWT) 1 1.1 150 15 150 185 9 10.000 300 11 30.000 2 1.2 150 15 150 90 6 10.000 175 8 10.000 3 1.3 270 15 270 72 8 10.000 350 11 30.000 4 1.4 285 20 285 180 8 20.000 350 14 40.000 5 1.5 240 14 240 702 14 70.000 6 1.6 121 12 121 10 2 2.500 7 1.7 122 12 122 58 6 4.000 8 1.8 142 14 142 9 2 240 15 240 10 3 200 12 30.000 11 4 300 7 10.000 12 5 240 8 12.000 13 6 325 21 200.000 Total 2.785 1.297 1.175 Sumber : Berdasarkan Company Profile PT Krakatau Bandar Samudera, Pelabuhan Indonesia II Ciwandan, Pelabuhan Merak Mas. Adapun fasilitas pendukung lainnya yang dimiliki PT Krakatau Bandar Samudera adalah : (a) fasilitas peralatan crane pelabuhan yakni 4 unit shipunloader dengan kapasitas 20 ton per unitnya; 2 unit portal harbour crane dengan kapasitas 100 ton per unitnya; 1 unit multi purpose crane dengan kapasitas 30 ton dan 2 unit gantry grab shipunloader dengan

4 kapasitas 45 ton dengan kecepatan rata-rata 1.000 ton perjam; (b) dua jalur conveyor sepanjang 7 km dengan kecepatan rata-rata 2.000 ton per jam; (c) gudang tertutup seluas 54.800 m2 yang dapat menampung muatan curah kering sebanyak 200.000 ton, serta gudang terbuka dengan luas 80 ha; (d) fasilitas timbangan sebanyak 4 unit dengan kapasitas 80 ton per timbangan; (e) peralatan penunjang lainnya seperti front loader 20 unit, excavator 23 unit, forklft 4 unit, hopper truck 8 unit, rampdoor 4 unit, grabe 8 unit dan mesin bagging otomatis 10 unit, angkutan trailer 10 unit dan angkutan dump truck sebanyak 50 unit. Gambar 1. Peta Lokasi Pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera di Cilegon, Banten PT Krakatau Bandar Samudera merupakan salah satu pelabuhan diusahakan yang berada dalam wilayah Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banten, Kementerian Perhubungan. Pada wilayah KSOP Banten terdapat berbagai macam pelabuhan baik yang diusahakan maupun pelabuhan khusus untuk kepentingan industri masingmasing perusahaan. Untuk wilayah KSOP Banten terdapat tiga pelabuhan besar yang diusahakan dengan fasilitas yang memadai dan digunakan untuk

5 pelayanan barang umum yakni : PT Krakatau Bandar Samudera, PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Banten (Pelabuhan Ciwandan), Pelabuhan Merak Mas ( joint venture PT Indah Kiat Pulp & Paper dengan PT Pelabuhah Indonesia II ). Adapun fasilitas fasilitas Pelabuhan Indonesia II Banten dan Pelabuhan Merak Mas yang berada di wilayah KSOP Banten sebagai berikut: 1. PT Pelindo II Cabang Banten yang lebih dikenal dengan Pelabuhan Ciwandan, beralamat di Jalan Raya Pelabuhan No.1, Ciwandan, Cilegon, Banten dengan memiliki fasiltas pendukung sebagai berikut : (a) fasilitas peralatan crane pelabuhan yakni 4 unit gantry luffing crane dengan kapasitas 40 ton per unitnya, 2 unit multi purpose gantry crane dengan kapasitas masing-masing 35 dan 35 ton; (b) gudang tertutup seluas 1.534,71 m2, gudang terbuka dengan luas 44.000 m2; (c) fasilitas timbangan sebanyak 2 unit dengan kapasitas 70 ton per timbangan, (d) peralatan penunjang lainnya seperti front loader 2 unit, excavator 4 unit, forklift 1 unit, hopper truck 4 unit, rampdoor 2 unit dan grab 2 unit, (e) fasilitas pemanduan dan penundaan kapal dengan armada kapal tunda sebanyak 6 unit. 2. Pelabuhan Merak Mas yang beralamat di Jalan Raya Pulorida KM-1, Tamansari, Merak, Banten. Adapun fasilitas pendukung lainnya yang dimiliki Pelabuhan Merak Mas adalah : (a) fasilitas peralatan crane pelabuhan yakni 2 unit quay cranes dengan kapasitas 40 ton per unitnya, (b) gudang tertutup seluas 18.800 m2 yang dapat menampung muatan curah kering sebanyak 30.000 ton, gudang terbuka dengan luas 30.000 m2 dan container yard seluas 40.000 m2, (c) fasilitas timbangan sebanyak 2 unit dengan kapasitas 70 ton per timbangan, (d) peralatan penunjang lainnya seperti front Loader 2 unit, excavator 3 unit, forklft 4 unit, hopper truck 3 unit, rampdoor 4 unit, reach stacker 4 unit dengan kapasitas 40 ton. Dengan peluang sebagai badan usaha pelabuhan dan memanfaatkan kapasitas pelabuhan yang ada maka PT Krakatau Bandar Samudera senantiasa memanfaatkan fasilitas yang ada tidak hanya untuk melayani

6 kepentingan barang-barang milik PT Krakatau Steel dan group namun juga barang-barang milik pihak lain terutama kepentingan industri industri di wilayah Banten, Jakarta dan Jawa Barat bagian barat. Perkembangan teknologi dan informasi dunia yang sangat pesat saat ini menyebabkan perusahaan berupaya lebih maksimal dalam menciptakan produk yang unggul dengan menerapkan strategi pemasaran untuk meningkatkan target penjualan suatu perusahaan. Seiring dengan perkembangan bisnis jasa pelabuhan dan bisnis jasa logistik pada umumnya semakin berusaha memperoleh pendapatan dengan berbagai cara untuk memudahkan layanan bagi pemakai jasa. Kemajuan-kemajuan yang dicapai di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya transportasi, komunikasi dan informasi membuat dunia semakin kecil dan menyatu. Kemajuan pesat dalam teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut juga akan memacu persaingan diantara perusahaan untuk mengembangkan usahanya semaksimal mungkin. Ilmu dan teknologi menawarkan berbagai fasilitas yang bersifat memudahkan dan menyempurnakan.namun, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh keunggulan bersaing hanya dengan mengadopsi teknologi baru atau mengelola aktiva dan kewajiban keuangannya dengan sangat baik. Tetapi disini perusahaan harus terus berusaha untuk merumuskan dan menyempurnakan strategi-strategi bisnis mereka dalam rangka memenangkan persaingan.

7 Tabel 1.2. Cargo untuk Pelabuhan Cigading yang pindah ke Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Merak Mas. No Bulan Tahun Jumlah Kapal (unit) Jumlah Cargo(ton) Jenis Barang Tempat Sandar 1 April 2011 1 32.772 Raw Sugar Ciwandan 2 Mei 2011 1 25.000 Raw Sugar Ciwandan 3 Juni 2011 1 22.500 Raw Sugar Ciwandan 4 Juli 2011 1 25.000 Raw Sugar Ciwandan 5 Oktober 2011 1 25.000 Raw Sugar Ciwandan 6 Nopember 2011 1 48.000 Raw Sugar Ciwandan 7 Januari 2012 2 58.000 Raw Sugar Ciwandan 8 Februari 2012 1 45.000 Raw Sugar Ciwandan 9 Maret 2012 1 22.000 Raw Sugar Ciwandan 10 Januari 2013 2 39.992 Raw Sugar, Soyabeanmeal Ciwandan 11 Pebruari 2013 2 49.650 Raw Sugar, Soyabeanmeal Ciwandan 12 Maret 2013 2 63.675 Raw Sugar, Soyabean Ciwandan 13 April 2013 2 52.000 Raw Sugar, Soyabean Ciwandan 14 Mei 2013 1 37.500 Soyabean Ciwandan 15 Juni 2013 1 39.599 Soyabean Ciwandan 16 Juli 2013 5 115.441 Soyabean,Corn,Salt Ciwandan, Merak Mas 17 Agustus 2013 2 51.600 Soyabean, Corn Ciwandan, Merak Mas 18 September 2013 3 86.939 Soyabean Meal, Soyabean Ciwandan 19 Oktober 2013 2 43.613 Soyabeanmeal Ciwandan 20 Nopember 2013 6 103.058 Soyabean, Raw Sugar, Corn Ciwandan 21 Desember 2013 6 44.828 Soyabeanmeal,Corn,Soyabean Ciwandan Total 45 1.061.364 Sumber : Data dari DPD INSA Banten, 2013 ( Indonesia Shipowner Assosiation) yakni Asosiasi Perusahaan Pelayaran Indonesia - Dewan Pimpinan Daerah Propinsi Banten. Sesuai data tersebut tabel 1.2 maka telah terjadi perpindahan pelanggan yang seharusnya dilayani di Pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera namun berpindah dilayani di Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Merak Mas. Dapat

8 dilihat bahwa pada tahun 2011-2013 terdapat 1.061.364 ton barang yang berpindah dilayani di pelabuhan pesaing. Seiring dengan persaingan usaha yang sangat ketat terutama semakin terbukannya peluang usaha pada sektor pelabuhan pasca keluarnya UU no 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, maka saat ini tidak hanya dibutuhkan produk atau jasa unggulan dalam bidang kepelabuhan namun juga bagaimana membuat strategi pemasaran untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang merupakan kunci utama dalam mempertahankan dan meningkatkan target pendapatan suatu perusahaan, sehingga setiap perusahaan berusaha untuk memenuhi segala aspek agar senantiasa mendapatkan pelanggan yang senantiasa loyal. Dalam kondisi ekonomi saat ini pelanggan menjadi lebih sadar harga, semakin menuntut pelayanan lebih, sehingga menantang perusahaan untuk tidak saja memperoleh konsumen yang puas tetapi menuntut mereka memperoleh konsumen yang lebih dari puas sehingga pelanggan menjadi loyal. Perusahaan mencoba untuk meningkatkan penjualan dan labanya melalui pencarian pelanggan baru, tetapi hal tersebut tidak cukup. Selain menarik pelanggan baru mereka juga harus mampu untuk menjaga hubungan dengan pelanggan dan meningkatkan volume bisnis dengan pelanggan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang yang dipaparkan sebelumnya maka didapatkan masalah sebagai berikut : (1) terdapat beberapa kapal yang berpindah dari Pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera ke pelabuhan lain. Pada tahun 2011-2013 terdapat 1.061.364 ton yang berpindah dilayani di pelabuhan pesaing; (2) terdapat beberapa perusahaan yang akhirnya merasa nyaman dilayanai di tempat pesaing. Sesuai data dari Divisi Laporan Keuangan PT Krakatau Bandar Samudera bahwa PT Sentral Grain Terminal dan PT Wahana Intraniaga Dermaga dan group dengan penjualan per tahun pada 2012 sebesar Rp. 18.115.428.581,- dan pada penjualan per tahun 2013 menjadi sebesar Rp. 8.044.041.799,-

9 1.3 Perumusan Masalah. Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan tersebut diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : (1) apakah terdapat pengaruh variabel variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati tehadap kepuasan pelanggan PT Krakatau Bandar Samudera; (2) komponen kualitas pelayanan yang manakah paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan PT Krakatau Bandar Samudera. 1.4. Tujuan Penelitian. Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk menganalisa pengaruh dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jamian dan empati terhadap kepuasan pelanggan PT. Krakatau Bandar Samudera; (2) untuk menganalisa urutan tingkat pentingnya variabel-variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT Krakatau Bandar Samudera. 1.5 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut : (1) Manfaat bagi kalangan akademisi sebagai berikut : (a) memberi masukan bagi riset-riset/penelitian di bidang Manajemen Pemasaran terkait dengan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan, (b) hasil penelitian ini mendorong penelitian selanjutnya,untuk melakukan penelitian tentang kualitas pelayanan pada industri kepelabuhan Indonesia secara keseluruhan, (2) Manfaat bagi manajer perusahaan PT Krakatau Bandar Samudera sebagai berikut : (a) memberi masukan bagi manajemen tentang dimensi dimensi kualitas pelayanan yang dapat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, (b) dapat memanfaatkan hasil penelitian dalam rangka perencanaan dan peningkatan program kepuasan pelanggan untuk mencapai visi, misi, dan pelaksanaan strategi perusahaan serta untuk mendukung upaya pengembangan perusahaan, (3) manfaat bagi penelitian yang akan datang untuk mengetahui variabel-variabel kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan

10 pelanggan, diantaranya : (a) kegiatan penelitian ini dapat memberikan pemahaman berbagai ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan di Program Pasca Sarjana, Jakarta dan diharapkan dapat diterapkan untuk meningkatkan kinerja produktivitas dan efisiensi industri jasa pelabuhan, (b) dapat memperoleh pengalaman dan pemahaman tentang manajemen pemasaran khususnya tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.