PERAN DOKTER AHLI FORENSIK DALAM MENGUNGKAP PERKARA PIDANA SAMPAI PADA TINGKAT PENYIDIKAN. Skripsi

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA DALAM PROSES PENYIDIKAN DI KEPOLISIAN (STUDI KASUS DI POLWILTABES SEMARANG)

PERANAN SATUAN RESERSE SEBAGAI APARAT PENYIDIK DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DI WILAYAH HUKUM POLRES PATI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (STUDI KASUS DI PT. CITRA MANDIRI MULTI FINANCE SEMARANG) SKRIPSI

PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. Skripsi. Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bukti yang dibutuhkan dalam hal kepentingan pemeriksaan suatu

PRAKTIK PERLINDUNGAN HUKUM OLEH POLISI TERHADAP KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DITINJAU DARI UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PERANAN POLISI DALAM PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENGGELAPAN MOBIL RENTAL DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus Di POLWITABES Semarang)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK JALANAN YANG DIAKIBATKAN OLEH PENELANTARAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus: LSM Yayasan Setara) Skripsi

PERANAN BPN DAN MASYARAKAT DALAM PENETAPAN BATAS DAN PEMASANGAN TANDA BATAS DALAM RANGKA PENSERTIFIKATAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

PERLINDUNGAN HAK ASASI TERSANGKA DALAM PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (Studi Kasus Polwiltabes Semarang)

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI TINGKAT PENYIDIKAN (STUDI KASUS NO: LP/B/368/IX/2014/JTG/Res DI POLDA JAWA TENGAH)

BAB I PENDAHULUAN. peradilan adalah untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid)

TANGGUNG JAWAB KETUA PENGADILAN NEGERI TERHADAP KEGAGALAN DALAM MENJALANKAN EKSEKUSI PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG) SKRIPSI

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK ANAK TERHADAP ANAK JALANAN PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN SEKSUAL DI KOTA SEMARANG

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program strata satu (S1) pada Fakultas Hukum Unika Soegijapranata

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Hukum. Disusun oleh :

PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang

UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

KEKUATAN VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM MENGUNGKAP TERJADINYA TINDAK PIDANA

PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN SECARA ONLINE PADA TAHAP PENYIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

PENGGUNAAN KEWENANGAN DISKRESI DALAM PENYELESAIAN KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (STUDI KASUS DI POLRESTABES SEMARANG) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

TINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN

PERAN SERTA RESERSE SEBAGAI PENYIDIK DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DI KOTA SEMARANG (STUDI KASUS DI POLRESTABES SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

KERJA SAMA ANTAR KEPOLISIAN DALAM MENGUNGKAP TERJADINYA TINDAK PIDANA PENCURIAN

PERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA. Oleh : Yulia Monita dan Dheny Wahyudhi 1 ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

PERANAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DALAM MENGUNGKAP KORBAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (STUDI KASUS PEMBUNUHAN WARIA DI GUNUNGPATI, SEMARANG) SKRIPSI

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN DISERTAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 28, Pasal 28A-J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Keterlibatan Kerja terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA LAGU TERHADAP UPAYA REMAKE LAGU DALAM FESTIVAL BAND DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tegaknya negara hukum menjadi tugas dan tanggung jawab dari

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

I. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi. penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

PELAKSANAAN PENEGAKAN HUKUM HAK CIPTA ATAS SOFTWARE (STUDI KASUS DI PT.IMPACT SEMARANG)

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK (ADOPSI) WNI OLEH WNI DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG

RELEVANSI DWANGSOM SEBAGAI UPAYA PAKSAAN TIDAK LANGSUNG DALAM EKSEKUSI PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG) SKRIPSI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI. Diajukan Guna memenuhi salah satu syarat untuk Memeperoleh gelar Sarjana Strata 1 Ilmu hukum. Disusun oleh :

PEMBERIAN DISPENSASI NIKAH OLEH PENGADILAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN. ( STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN TEGAL )

TINJAUAN MENGENAI MASALAH PENCATATAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ilmu pengetahuan hukum dikatakan bahwa tujuan hukum adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan kejahatan pada saat ini cenderung

TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI FORENSIK DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN (STUDI DI POLRESTA MEDAN)

MEKANISME PEMBAGIAN HARTA BERSAMA AKIBAT PERCERAIAN MENURUT UU No. 1 TAHUN 1974 SKRIPSI

S K R I P S I. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan program pendidikan Sarjana Ilmu Hukum

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

PENEGAKAN HUKUM PIDANA DALAM KASUS ILLEGAL LOGING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

DISPARITAS PIDANA DALAM KASUS TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DIPUTUS PENGADILAN NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS KEPADAANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN SEKSUALMELALUI UPAYA REHABILITASI (STUDI KASUS DI PUSAT PELAYANANTERPADU SERUNI)

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

PERANAN ODITURAT MILITER DALAM MENANGANI PERKARA DESERSI YANG DILAKUKAN SECARA IN ABSENSIA SKRIPSI

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DESERSI DI PENGADILAN MILITER II-10 SEMARANG

PENYIDIKAN PERKARA TINDAK PIDANA MENGEDARKAN UANG PALSU DI WILAYAH HUKUM POLSEK GUBUG SKRIPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma pergaulan. tingkat kejahatan atau tindak pidana pembunuhan.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi maupun makhluk sosial. Dalam kaitannya dengan Sistem Peradilan Pidana

Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Tengah Satu

PERAN LEMBAGA PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN (LP2K) SEMARANG DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA KONSUMEN PRODUK SIMCARD TELEPON SELULAR SKRIPSI

PP 2/2002, TATA CARA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DAN SAKSI DALAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERLINDUNGAN HAK-HAK ANAK JALANAN TERHADAP EKSPLOITASI EKONOMI OLEH ORANGTUA (Studi kasus Rumah Singgah Yebeka Moveta Semarang)

KAJIAN HUKUM ALAT BUKTI DAN BARANG BUKTI DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN

PERANAN PENYIDIK DALAM PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA FIDUSIA SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kejahatan yang merusak moral

SEMARANG SKRIPSI. Kesarjanaan Semarang. Disusun oleh : JURUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

Skripsi Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 dalam Ilmu Hukum. Disusun Oleh :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. terdakwa melakukan perbuatan pidana sebagaimana yang didakwakan Penuntut. tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara Pidana.

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

Skripsi PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN SALING KETERGANTUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SAM SCOPE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB IV ANALISIS SIDIK JARI SEBAGAI SARANA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN. A. Analisis Pembuktian Tindak Pidana Pembunuhan Dengan

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat. untuk memperoleh gelar Sarjana Strata ( S1 ) pada. Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata

Transkripsi:

PERAN DOKTER AHLI FORENSIK DALAM MENGUNGKAP PERKARA PIDANA SAMPAI PADA TINGKAT PENYIDIKAN Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Ilmu Hukum Di Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Disusun Oleh: Nama : Yohanes Antonius Sole Naur NIM : 02.20.0096 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2007

ABSTRAKSI Untuk dapat mengungkap perkara pidana yang berbagai macam modus operandinya, pernanan barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara memiliki arti yang sangat besar. Dengan melakukan analisa ilmiah yang tepat terhadap barang bukti tersebut tidak mustahil suatu peristiwa pidana yang sedang diselidiki dan disidik akan dapat terungkap. Dalam hal suatu peristiwa pidana yang terjadi meninggalkan barang bukti yang berupa benda biasa maka peristiwa tersebut dapat diselidiki dan disidik oleh aparat penyelidik dan penyidik polisi sendiri tanpa memerlukan bantuan dari ahli lain. Hal tersebut akan berbeda apabila barang bukti yang ditemukan dari suatu peristiwa yang diduga sebagai suatu peristiwa pidana adalah barang bukti yang berkaitan atau yang diduga berkaitan dengan tubuh manusia. Dalam hal yang demikian ini bantuan dari orang yang memiliki dan menguasai pengetahuan di bidang ilmu kedokteran sangat diperlukan untuk dapat menganalisa barang bukti tersebut secara ilmiah. Berdasarkan hasil analisa ilmiah terhadap barang bukti tersebut diharapkan akan dapat ditentukan ada tidaknya hubungan antara perbuatan dengan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut pada suatu peristiwa yang sedang diselidiki dan disidik. Kesadaran akan hal seperti ini yang mengakibatkan pihak kepolisian selaku aparat penegak hukum yang berada pada bagian terdepan dalam upaya pengungkapan perkara pidana seringkali melibatkan peranan dokter, dalam hal ini dokter ahli forensik karena kekhususan keilmuannya, untuk membantu mengungkap suatu peristiwa yang diduga sebagai peristiwa pidana yang sedang diselidiki dan disidik. Berdasarkan alasan tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul penelitian PERAN DOKTER AHLI FORENSIK DALAM MENGUNGKAP PERKARA PIDANA SAMPAI PADA TINGKAT PENYIDIKAN. Penelitian ini akan menjawab dua pokok permasalahan, yaitu bagaimana manfaat ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap perkara pidana sampai pada tingkat penyidikan serta bagaimana peran dokter ahli forensik dalam mengungkap perkara pidana sampai pada tingkat penyidikan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif-analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilakunya secara nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang variabel

yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Obyek penelitian dari penelitian ini adalah dokter ahli forensik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan wawancara. Dalam menganalisa data, penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ilmu kedokteran forensik merupakan salah satu ilmu pembantu (hulpwetenchapen) dari ilmu hukum acara pembantu, yang bermanfaat membantu aparat penyelidik dan penyidik untuk menemukan kebenaran materiil dari suatu peristiwa yang diduga sebagai peristiwa pidana yang sedang diselidiki dan disidik apabila barang bukti yang ditemukan pada peristiwa tersebut adalah barang bukti medik. Pada tingkat penyelidikan, ilmu kedokteran forensik bermanfaat dalam membantu penyelidik untuk menentukan apakah peristiwa yang sedang diselidiki merupakan peristiwa pidana atau bukan. Sedangkan pada tingkat penyidikan, ilmu kedokteran forensik bermanfaat dalam membantu penyidik untuk membuat peristiwa pidana yang sedang disidik menjadi jelas, yang berarti membantu penyidik mengetahui proses terjadinya peristiwa pidana tersebut serta mengetahui identitas korban dan pelaku tindak pidana. Dalam kerangka pengungkapan perkara pidana pada tingkat penyelidikan dan penyidikan, dokter ahli forensik berkedudukan sebagai seorang ahli kedokteran forensik yang dimintai bantuannya oleh penyelidik dan penyidik untuk kepentingan proses penyelidikan dan penyidikan. Pada tingkat penyelidikan, dokter ahli forensik berperan dalam membantu penyelidik untuk menentukan apakah peristiwa yang sedang diselidiki merupakan peristiwa pidana atau bukan. Sedangkan pada tingkat penyidikan, dokter ahli forensik berperan dalam membantu penyidik untuk menemukan, mengumpulkan serta menganalisa barang bukti dari peristiwa pidana yang sedang disidik dalam rangka untuk membuat peristiwa pidana tersebut menjadi jelas sehingga pelakunya dapat ditangkap. Menjadi jelas di sini berarti mengetahui identitas korban dan pelaku tindak pidana serta mengetahui proses terjadinya tindak pidana tersebut, yang meliputi kapan tindak pidana tersebut terjadi, di mana tindak pidana tersebut terjadi, bagaimana tindak pidana tersebut terjadi, benda apa yang dipakai dalam melakukan tindak pidana tersebut serta apa akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana tersebut.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....i HALAMAN PERSETUJUAN...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv KATA PENGANTAR v ABSTRAKSI vii DAFTAR ISI.ix BAB I : PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah...1 B. Perumusan Masalah..4 C. Tujuan Penelitian..4 D. Metode Penelitian.5 1. Metode Pendekatan 5 2. Spesifikasi Penelitian.5 3. Obyek Penelitian 5 4. Teknik Pengumpulan Data.6 5. Metode Penyajian dan Analisa Data..7 E. Sistematika Penulisan...9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 11 A. Pengertian Peran.11 B. Tinjauan Umum tentang Ilmu Kedokteran Forensik..12 1. Kedudukan Ilmu Kedokteran Forensik Sebagai Ilmu Pembantu Hukum Acara Pidana...12 2. Pengertian Ilmu Kedokteran Forensik.. 13 3. Fungsi Ilmu Kedokteran Forensik 15 4. Bagian-Bagian Ilmu Kedokteran Forensik... 16 a. Thanatologi. 16 b. Traumatologi.. 20 C. Peran Dokter Ahli Forensik Dalam Mengungkap Perkara Pidana Sampai Pada Tingkat Penyidikan... 29 1. Tingkat Penyelidikan.... 29 2. Tingkat Penyidikan dan Penyidikan Tambahan...32 BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... A. Hasil Penelitian tentang Manfaat Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Mengungkap Perkara Pidana Sampai Pada Tingkat Penyidikan...40

Pembahasan tentang Manfaat Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Mengungkap Perkara Pidana Sampai Pada Tingkat Penyidikan......43 B. Hasil Penelitian tentang Peran Dokter Ahli Forensik Dalam Mengungkap Perkara Pidana Sampai Pada Tingkat Penyidikan..45 Pembahasan tentang Peran Dokter Ahli Forensik Dalam Mengungkap Perkara Pidana Sampai Pada Tingkat Penyidikan..61 BAB IV : PENUTUP...66 A. Kesimpulan 66 B. Saran..68 DAFTAR PUSTAKA...70