BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Ethernet Over SDH SDH (Synchronous Digital Hierarchy) menjelaskan tentang transfer data dengan kapasitas yang besar menggunakan media transmisi serat opti, sistem detakan yang berurutan menghadirkan bit dari saluran yang berurutan seperti saluran suara pada sistem T1 an E1 (E-carrier). T1 line sebenarnya merupakan sebuah channel yang mampu mentransmit pada kecepatan 1,544 Mbps. Kecepatan transmit ini lebih besar dibanding kabel telephone pada umumnya, sehingga TDM digunakan untuk mengijinkan sebuah T1 line untuk membawa 24 sinyal suara yang berbeda. Sedangkan E1 mampu mentransmisikan digital dengan 30 kanal suara digital berkecepatan 2,048 Mbps. E1 merupakan pengembangan dari T1 dimana sebelumnya hanya digunakan untuk jaringan telepon (Palle, 2013). Sebelum SDH beroperasi, jaringan Plesiochronous Hirarki Digital (PDH) telah dikembangkan sebagai standard untuk Higher Order Multiplexing (HOM). PDH menciptakan angka-angka saluran yang lebih besar dengan standardisasi 30 saluran chanel TDM yang digunakan di Eropa. Solusi ini bekerja hanya sesaat karena masih terdapat banyak kelemahan sehingga diciptakan SDH. Hal-hal yang dapat membantu pengembangan SDH antara lain : Jadilah synchronous - Semua waktu di dalam sistem itu mengikuti suatu jam (waktu) acuan. SDH harus mengarahkan akhir pertukaran ke akhir pertukaran lagi tanpa kekhawatiran akan pertukaran di tengahnya, di mana lebar pita (bandwith) dapat dipesan pada suatu tingkatan untuk suatu periode waktu yang telah ditetapkan. Ikutkan layar (frame) dari berbagai jenis ukuran untuk dipindahkan atau dimasukkan ke dalam SDH. 4
5 Sangat mudah untuk dikendalikan dengan kemampuan memindahkan data manajemen ke jaringan yang lain. Perisapkan pemulihan tingkat tinggi dari kesalahan. Perisapkan rata - rata data dengan level tinggi dengan berbagai ukuran, Berikan penanggulangan terhadap bit error. Gambar 2.1 Konfigurasi Ethernet Over SDH SDH telah menjadi protokol transmisi yang utama di kebanyakan jaringan telepon umum. Hal itu telah dikembangkan untuk mengikuti arus 2,048 Mbps agar tercipta SDH yang lebih besar yang dikenal dengan Synchronous Transport Modules (STM). STM-1 terdiri dari arus lebih kecil yaitu 155,52 Mbit/S. SDH dapat disamakan dengan Ethernet, PPP dan ATM (Fodero, 2015). Jaringan SDH memiliki fungsi untuk menghubungkan penggunaan serat optik dengan kecepatan tinggi. Serat optik menggunakan denyut/detak cahaya untuk memindahkan data dan memang prosesnya sangat cepat. Perpindahan serat optik secara modern menghasilkan Wavelength Division Multiplexing (WDM) atau pembagian gelombang yang sangat panjang di mana sinyal dipancarkan ke seberang
6 dengan panjang gelombang yang berbeda, sehingga harus menciptakan saluran tambahan untuk keperluan transmisi (R & Chandran, 2015). Namun bukan berarti jaringan SDH akan tamat riwayatnya, untuk menjawab kompetisi tersebut telah dikembangkan teknologi baru yang berbasis SDH yang disebut Next Generation SDH ini memungkinkan layanan paket seperti layanan berbasis ethernet untuk dialirkan melalui jaringan SDH eksisting. Konsep Ethernet over SDH atau yang lebih dikenal sebagai EOS merupakan konsep yang dapat mengalirkan berbagai layanan termasuk ethernet kedalam jaringan SDH. Ethernet Over SDH membantu untuk mengembangkan jaringan SDH agar menjadi jaringan data yang berefisiensi tinggi. Jaringan EOS (Ethernet Over SDH) umumnya didefenisikan sebagai bridge dari suatu jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah juga menghubungkan LAN dan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider. Jaringan ini, secara harfiah berarti jaringan komunikasi data yang berskala metro, seperti kota besar Jakarta dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol Transmisi datanya. Sehingga teknologi ini merupakan salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada jaringan Ethernet umumnya, di mana terdapat dua jenis Ethernet yang di bedakan berdasarkan kecepatan daya akses datanya, yaitu : 1. Fast Ethernet : kecapatan akses data sampai 100 Mbps menggunakan elektrik interface (Babay & Amir, 2016) 2. Gigabit Ethernet : bisa juga di sebut Gibic Ethernet. Gibic Ethernet memiliki kecepatan akses diatas 1000 Mbps atau 1 Gbps. Dengan menggunakan fiber optik interface (Babay & Amir, 2016). Teknologi ini dapat digunakan oleh perusahaan pelanggan korporat, untuk menghubungkan kantor-kantor cabang mereka ke dalam sistem intranet yang ada di dalam perusahaan tersebut. EOS (Ethernet Over SDH) merupakan salah satu solusi teknologi untuk High End Market dalam memberikan solusi terintegrasi untuk layanan voice, data dan video (Fodero, 2015).
7 Ethernet over SDH merupakan kelanjutan dari pengembangan teknologi SDH yang banyak di pakai pada saat ini sebagai hirarki pemultiplekan yang berbasis pada transmisi sinkron. Ethernet over SDH membantu untuk mengembangkan jaringan SDH agar menjadi jaringan data yang berefisiensi tinggi. Setiap penyelenggara Telekomunikasi berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya. Akan tetapi dalam usaha untuk memberikan yang terbaik, penyelenggara telekomunikasi mempunyai beberapa hambatan, seperti masih mahalnya biaya operasional (seperti mahalnya peralatan yang diperlukan) yang masih harus ditanggung oleh penyelenggara Telekomunikasi. Dengan menggunakan Jaringan Synchronous Digital Hierarchy (SDH) Tradisional dimana antara CPE (Customer Premises Equipment) dan router masih menggunakan SDH. Sistem jaringan seperti ini mempunyai beberapa kendala seperti harga peralatan yang tinggi, skalabilitas yang buruk, tidak flexible pada saat penambahan bandwidth dipelanggan (Palle, 2013). Dalam jaringan transport di metropolitan, teknologi Ethernet merupakan tantangan dalam menyalurkan paket data. Jaringan Ethernet menawarkan biaya penggelaran, pemeliharaan yang lebih murah dan memberikan layanan data yang lebih baik dibandingkan dengan jaringan existing seperi SDH. Peningkatan kebutuhan akan layanan-layanan berbasis data menjadi pendorong pengembangan Ethernet. Namun bukan berarti jaringan SDH sudah tidak berguna kembali, untuk menjawab kompetisi tersebut telah dikembangkan teknologi baru dimana menyediakan layanan-layanan Ethernet diatas jaringan SDH. Untuk memberikan solusi akan permasalahan tersebut, maka akan dilakukan suatu perencanaan implementasi jaringan berbasis Ethernet over SDH pada suatu wilayah melalui suatu penyelenggara telekomunikasi. Dengan membuat suatu perencanaan jaringan berbasis Ethernet, diharapkan akan menjadi solusi dimasa yang akan datang sebagai backbone jaringan yang lebih efisien dalam menyalurkan paket data.
8 2.2 Metode Perhitungan Performansi mengacu ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu telekomunikasi. Performansi merupakan kumpulan dari beberapa parameter diantaranya : 1. Throughput, adalah ukuran dari jumlah paket berhasil disampaikan dalam sebuah jaringan. (Frank, Orunta, & Dike, 2013). Perhitungan hasil throughput dengan membagi paket data yang terkirim (packet delivered) dengan hasil dari waktu paket diterima dikurangi paket dikirim (packet arrival packet start time). Tabel 2.1 Kategori Throughput ( standar ITU-IT ) Kategori Throughput throughput (%) Sangat Bagus 76%-100% Bagus 51%-75% Sedang 25%-50% Jelek <25% Rata-rata delay (latency), adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan (Frank, Orunta, & Dike, 2013). Delay dapat dihitung dengan rumus: Rata-rata Delay = Total delay Total paket yang diterima
9 Tabel 2.2 Kategori delay ( standar ITU-IT ) Kategori Delay Sangat Bagus Bagus Buruk Sangat Buruk Delay < 9 ms 9-50 ms 50-150 ms > 150 ms