BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyimpangan tumbuh kembang anak yang terjadi di masyarakat memang sangatlah bervariasi, sebagai ilustrasi dapat dikaji jumlah penderita baru rawat jalan klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya tahun 2005 adalah sebanyak 687 pasien (Irmawati dan Listyandarini, 2005). Data lain yang dapat dipakai untuk menggambarkan masalah pernyimpangan tumbuh kembang adalah murid-murid yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) terdapat 38.827 siswa dari 875 SLB di Indonesia (Depdiknas, 2001). Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada anak merupakan tema global utama dalam pelayanan kesehatan anak secara modern. Lebih dari 20 tahun terakhir telah dilaksanakan di berbagai negara maju dan semakin meningkatnya jumlah negara-negara berkembang yang menjalankan program untuk mengidentifikasi kelainan pada anak (Irwanto, 2006). Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor risiko pada balita. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal (Narendra, 2003). 1
2 Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi menyebutkan bahwa macam-macam penilaian pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Pengukuran lingkar kepala anak adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat (Narendra, 2003). Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase Golden Age. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelainan yang bersifat permanen dapat dicegah (Atien, 2004). Perkembangan anak merupakan hasil dari maturasi organ-organ tubuh terutama susunan saraf pusat. Terdapat berbagai tahapan yang harus dilalui anak untuk menuju usia dewasa. Tahapan yang terpenting adalah pada masa 3 tahun pertama, karena pada 3 tahun pertama ini tumbuh kembang berlangsung pesat dan menentukan masa depan kelak (Moersintowarti et al, 2002). Ukuran lingkar kepala merupakan ukuran dari tengkorak kepala dan bukan ukuran otak, namun dapat mempresentasikan ukuran otak secara tidak langsung.
3 Hal ini karena keeratan konformitas antara otak dengan jaringan yang mengelilingi dan melindunginya, serta peran otak yang dominan dalam menentukan ukuran kepala (Johnson dan Engstrom, 2002). Lingkar kepala berhubungan dengan ukuran otak. Volume otak bertambah secara cepat pada 3 tahun pertama kehidupan. Diatas usia tersebut, pertambahan lingkar kepala lebih lambat dan hasil pengukurannya tidak lagi bermanfaat (Sjarif et al, 2011). Laju tumbuh pesat pada enam bulan pertama bayi, dari 35 cm saat lahir menjadi 43 cm pada 6 bulan. Laju tumbuh kemudian berkurang hanya 46,5 cm pada usia 1 tahun dan 49 cm pada usia 2 tahun. Selanjutnya berkurang menjadi drastis hanya bertambah 1 cm sampai usia 3 tahun dan bertambah lagi kira-kira 5 cm sampai usia remaja/dewasa. Oleh karena itu manfaat pengukuran lingkaran kepala terbatas sampai usia 3 tahun, kecuali bila diperlukan seperti pada kasus hydrocephalus (Moersintowarti et al, 2002). Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berada jauh diatas warna hijau/berada di bawah jalur hijau khususnya pada jalur merah. Bayi Bawah Garis Merah (BGM) adalah bayi yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat. Anak yang berat badannya BGM bukan menunjukkan keadaan gizi buruk tetapi sebagai peringatan untuk konfirmasi dan tindak lanjut (Gibne, 2004). Beberapa penelitian telah dilakukan tentang ukuran lingkar kepala. Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar Khadijah 2 Surabaya menyimpulkan ada korelasi positif (p = 0.152; r = 0,143) antara lingkar kepala dengan tingkat kecerdasan seseorang meskipun kekuatan korelasi antara keduanya
4 adalah sangat rendah (Dien, 2010). Selain itu, penelitian The relationship between head circumference and working memory capacity in 15 th grade Kleco 1 Surakarta Elementary School menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan (p=0,09) (Selfi, 2013). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang 2014 menunjukkan angka tertinggi untuk bayi BGM yaitu di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gondanglegi ditemukan 67 bayi (2,26%) yang BGM dari 2.947 bayi yang ditimbang, di Puskesmas Bantur ditemukan 44 bayi (1,97%) yang BGM dari 2.255 bayi yang ditimbang dan di Puskesmas Tirtoyudo ditemukan 64 bayi (1,77 %) yang BGM dari 4.457 bayi yang ditimbang. Jumlah bayi usia <1 tahun di Puskesmas Gondanglegi 675 bayi, di Puskesmas Bantur 565 bayi, sedangkan di Puskesmas Tirtoyudho 496 bayi (Dinkes, 2014). Adanya uraian diatas dan pentingnya masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan ukuran lingkar kepala dengan perkembangan bayi usia 1-12 bulan di Puskesmas Gondanglegi Kabupaten Malang. 1.1 Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara ukuran lingkar kepala dengan perkembangan bayi usia 1-12 bulan di Puskesmas Gondanglegi Kabupaten Malang?
5 1.2 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan antara ukuran lingkar kepala dengan perkembangan bayi usia 1-12 bulan di Puskesmas Gondanglegi Kabupaten Malang. 1.3.1 Tujuan khusus 1. Mengetahui ukuran lingkar kepala bayi usia 1-12 bulan di Puskesmas Gondanglegi Kabupaten Malang 2. Mengetahui perkembangan bayi usia 1-12 bulan di Puskesmas Gondanglegi Kabupaten Malang 3. Mendeteksi dini adanya penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 1-12 bulan di Puskesmas Gondanglegi Kabupaten Malang. 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat klinis Memberi informasi kepada tenaga medis tentang hubungan antara ukuran lingkar kepala dengan perkembangan bayi dalam upaya deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan. 1.4.2 Manfaat akademis Penelitian ini dijadikan sebagai bahan dan sumber data untuk penelitian berikutnya, serta pendorong bagi pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
6 1.4.3 Manfaat masyarakat a. Diharapkan dapat memberi dan menambah wawasan kepada masyarakat tentang hubungan antara ukuran lingkar kepala dengan tumbuh kembang bayi dalam upaya deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan b. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya memantau tumbuh kembang bayi.