dibawah usia 5 tahun (Anonim, Kompas, Mei 2005). Hal ini juga golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama,1999).

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Secara umum masalah gizi di Indonesia terutama Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang menjadi problem khusus. Angka kejadian tertinggi terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun (Anonim, Kompas, Mei 2005). Hal ini juga dikarenakan anak anak berumur (0 5 tahun balita) adalah termasuk golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama,1999). Menurut Menteri Kesehatan ( Menkes ) Siti Fadilah Supari menilai, cukup mengejutkan ada 359 kasus diantara anak dibawah usia lima tahun menderita KEP/busung lapar di Nusa Tenggara Barat (NTB). Delapan diantaranya meninggal selama bulan Januari Mei Menteri Kesehatan juga menjelaskan bahwa jumlah balita yang mengalami gizi buruk di seluruh Indonesia mencapai 8 % dari total jumlah balita di Indonesia (Dinkes Jatim, 2005). Sementara itu hasil Pemantauan status Gizi terhadap anak balita yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat Kaliangkrik Kabupaten Magelang didapatkan hasil yaitu Balita dengan status gizi buruk pada tahun 2003 sebanyak 3 anak, tahun 2004 ada 6 anak dan pada tahun

2 2005 meningkat menjadi 48 anak. Kemudian dari hasil analisa, didapatkan Balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM) di Puskesmas Kaliangkrik Kabupaten Magelang pada tahun 2003 sebanyak 72 anak dan tahun 2004 sampai 2005 meningkat menjadi 91 anak, sedang di Desa Beseran pada data bulan Juli 2005 terdapat balita dengan gizi buruk 4 anak dan yang BGM 15 anak. Beberapa literatur mengungkapkan, bahwa penyebab yang mengakibatkan terjadinya kurang gizi pada balita adalah kurangnya pengetahuan orang tua akan bahan makanan yang bergizi serta tidak mengerti bagaimana cara memberi makan yang benar sehingga asupan gizi kurang. Ditunjang dengan kemiskinan keluarga, faktor kepadatan penduduk serta faktor sosial budaya dan infeksi (Kartasapoetra & Marsetyo, 2002; Solihin, 2003). Tingkat pendidikan atau pengetahuan ibu banyak menentukan sikap dan perilakunya dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dalam pemberian makanan pada anak antara lain meliputi kualitas makanan, kuantitas makanan, saat dan jadwal pemberian makanan serta cara memberikan makanan, termasuk didalamnya membujuk anak untuk makan. Kekurangan gizi pada anak balita sejak lahir hingga 3 tahun akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sel otaknya. Gizi kurang pada

3 usia dibawah 2 tahun akan menyebabkan sel otak berkurang %, sehingga anak yang demikian, kelak kemudian hari akan menjadi manusia dengan kualitas otak %, dan apabila nantinya harus bersaing dengan anak lain yang berkualitas otak 100 % akan menemui banyak hambatan (Dinkes Jatim, 2005). Berdasarkan data dari petugas kesehatan dan peneliti yang berada di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik pada ahkir bulan Juni 2005 mayoritas penduduknya lulus sekolah dasar (65%) dengan pekerjaan sebagian besar adalah buruh pabrik dan buruh tani. Hal ini secara tak langsung akan berpengaruh terhadap pengetahuan tentang gizi balita. Pengetahuan dan sikap ibu yang kurang tentang makanan bergizi, bisa terlihat dengan perilaku ibu yang tidak sesuai dengan kesehatan, diantaranya anak tidak diperbolehkan makan protein dari hewani jika ada luka, Ibu tidak mau atau kurang sabar didalam membujuk anak untuk mau makan. Bagi ibu yang habis melahirkan ada larangan makan dengan menggunakan lauk dari protein hewani dan tidak boleh makan sayur atau minum terlalu banyak, karena akan berakibat Air Susu Ibu akan berbau amis dan lukanya tidak cepat sembuh. ( Wiryo,2002).

4 Oleh karena itu dalam menangani kasus ini, pemerintah memberikan program penyuluhan tentang gizi kepada masyarakat tentang makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) dan / atau pemberian makanan sesudah bayi disapih serta tentang pemeliharaan lingkungan yang sehat. Kemudian dikembangkan Program Jaringan Sosial Bidang Kesehatan ( JPS-BK ) yang dikembangkan sejak tahun 1998, antara lain dengan pemberian makanan tambahan ( PMT ) kepada balita bermasalah melalui rumah sakit dan Puskesmas (Almatsier, 2003). A. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian: Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dengan perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang? Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dengan perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.

5 b. Mengetahui gambaran sikap ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. c. Mengetahui gambaran tentang perilaku ibu dalam pemberian makan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik kabupaten Magelang. d. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. e. Mengetahui hubungan sikap ibu dengan perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. B. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya ibu rumah tangga agar dapat memahami kebutuhan gizi pada anaknya. 2. Bagi Petugas Kesehatan Sebagai sumber informasi bagi petugas kesehatan pada dinas terkait dalam peningkatan kualitas materi pada saat memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pemberian makanan bergizi pada balita. 3. Bagi Instansi Pemerintah Sumber informasi bagi instansi terkait khususnya Pusat Kesehatan Masyarakat, dalam upaya penyempurnaan kebijakan salah satunya

6 dengan pemberian makan bergizi bagi balita agar tercipta balita yang berkualitas sehingga nantinya menjadi generasi produktif yang berpotensial tinggi. 4. Bagi Penelitian berikutnya Memberi dasar untuk penelitian berikutnya. C. Bidang Ilmu Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang keperawatan komunitas yang memfokuskan pada hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dengan perilaku ibu dalam pemberian makan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.