Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru

dokumen-dokumen yang mirip
Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran

Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

Bentuk baku konstruksi pukat tarik lampara dasar

Bentuk baku konstruksi pukat hela arad

Bentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang

Bentuk baku konstruksi pukat hela ikan

Bentuk baku konstruksi pukat hela ganda udang (double rigger shrimp trawl)

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

BAB III BAHAN DAN METODE

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu

3 METODOLOGI PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

UJI OPERASIONAL ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN JARING CIKER (JARING TIGA LAPIS ATAU TRAMMEL NET)

PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

By: Febria Khairi ¹. Yusuf Syofyan ². Nofrizal ². ABSTRACT

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

Tingkah Laku Ikan Terhadap Alat Tangkap Statis. Oleh: Ririn Irnawati

Perubahan Sifat-sifat Fisik Mata Jaringan Insang Hanyut Setelah Digunakan 5, 10, 15, dan 20 Tahun

PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP KOMPOSISI DAN KERAGAMAN HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO

CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

DESIGN AND CONSTRUCTION OF GILLNET IN THE VILLAGE NIPAH PANJANG 2 SUBDISTRICT OF NIPAH PANJANG TANJUNG JABUNG TIMUR REGENCY PROVINCE OF JAMBI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2009 TENTANG

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Rancang Bangun Alat Tangkap Jaring Insang Dasar di Korong Ujung Labung Nagari Malai V Suku Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Unit Penangkapan Ikan Alat tangkap jaring insang hanyut

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

Jaring Angkat

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE PENANGKAPAN IKAN

The Effect Of Shortening The Difference Catches Gill Net Fishing Gear By ABSTRACT

ALAT PENANGKAPAN IKAN GILL NET

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN)

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

2. TINJAUAN PUSTAKA Sifat Jaring. Raharjo (1978) yang diacu oleh Robinson (1981) menyebutkan bahwa selama

Muhammad Rifai Siregar 1), Irwandy Syofyan 2), and Isnaniah 2) Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Keywords: Konstruksi Alat Tangkap, Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse seine), Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Effect of Different Mesh Size Gillnet at How Caught Short Mackerel (Scomber neglectus) in Morodemak Waters, Demak

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Kayu gergajian daun jarum Bagian 2: Cara uji

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Manfaat Modul C. Tujuan Pembelajaran

KERAGAAN DESAIN CANTRANG PADA KAPAL UKURAN < 30 GT DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH

EFISIENSI PENANGKAPAN JARING INSANG LINGKAR DENGAN UKURAN MATA JARING DAN NILAI PENGERUTAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PESISIR NEGERI WAAI

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Alat tangkap gillnet millenium

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Jurnal Mangrove dan Pesisir IX (1), Februari 2009: ISSN: PENGARUH ARUS TERHADAP TEGANGAN DAN BENTUK KELENGKUNGAN MODEL TRAMMEL NET

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KAPAL IKAN PURSE SEINE

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelayakan Bisnis 2.2 Perikanan Tangkap

UJI COBA DAN PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP JARING IKAN TERUBUK LAPIS DUA DI PERAIRAN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

I. PENDAHULUAN Visi

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

Pakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp.)

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

Kayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji

BAB III BAHAN DAN METODE

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

Technical Suitability Ratio Buoyancy Force and Sinking Force in Purse Seine Type Waring in TPI Sendang Sikucing, Kendal

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Simbol dan singkatan... 2 4 Klasifikasi... 3 5 Sketsa dan bentuk baku konstruksi... 3 6 Teknik pengoperasian... 3 Lampiran A (normatif) Sketsa bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru... 4 Bibliografi... 5 i

Prakata Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru ini disusun dengan maksud untuk: 1 Membuat pembakuan bentuk konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru. 2 Menyeragamkan penamaan atau penyebutan jaring insang permukaan multifilamen lemuru. 3 Menyebarluaskan karakteristik bentuk konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru. 4 Menyiapkan bahan acuan/pedoman dalam rangka standardisasi dan sertifikasi usaha penangkapan ikan. Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru ini disusun oleh Panitia Teknis 65-05 Produk Perikanan dan telah dibahas melalui rapat teknis serta rapat prakonsensus, dalam pelaksanaannya dihadiri oleh: 1 Instansi Pemerintah terkait. 2 Organisasi Profesi. 3 Akademisi/Kalangan Perguruan Tinggi. 4 Pejabat Fungsional Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang. Selanjutnya rumusan dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 26 29 Oktober 2005 di Bogor. ii

Pendahuluan Jaring insang permukaan multifilamen lemuru merupakan alat penangkap ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang yang mempunyai ukuran mata jaring merata dengan sasaran utama ikan lemuru. Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung yang dipasang pada bagian atas dan sejumlah pemberat yang dipasang pada bagian bawah jaring. Jaring insang lemuru dapat dioperasikan dengan cara hanyut di permukaan perairan (jaring insang hanyut permukaan lemuru) atau cara hanyut di pertengahan perairan (jaring insang hanyut pertengahan lemuru) untuk menghadang arah gerakan ikan. Ikan sasaran tertangkap pada jaring insang dengan cara terjerat insangnya pada mata jaring atau dengan cara terpuntal badannya pada tubuh jaring. Komponen jaring insang permukaan multifilamen lemuru terdiri dari tali-temali (tali pelampung dan tali ris atas, tali ris samping/sisi serta tali ris bawah dan tali pemberat), lembaran jaring (tubuh/badan jaring) serta beberapa pelampung dan pemberat. Dengan adanya keanekaragaman tipe dan jenis bahan/material yang dipergunakan untuk rancang bangun jaring insang, sudah sewajarnya dilakukan penganalisaan atau pengkajian teknis setiap tipe jaring insang secara bertahap guna mengetahui karakteristik konstruksinya yang pada gilirannya dapat mengetahui perbedaan bentuk konstruksinya dari setiap tipe jaring insang. Karakteristik konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru melalui kegiatan pengkajian atau analisis data teknis, dengan tujuan untuk : 1 Mengetahui desain rancang bangun jaring insang permukaan multifilamen lemuru. 2 Mengetahui komponen dan material jaring insang permukaan multifilamen lemuru. 3 Mengetahui penampilan bentuk konstruksi dan karakteristik konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru. Karateristik konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru dapat dimanfaatkan berbagai pihak, yang berkaitan dengan teknologi penangkapan, antara lain: 1 Bagi teknisi perancang peralatan perikanan sebagai bahan acuan atau pedoman teknis dalam rancang bangun atau perekayasaan jaring insang permukaan multifilamen lemuru. 2 Bagi pengawas perikanan tangkap sebagai pedoman atau pegangan dalam pengenalan dan identifikasi desain jaring insang permukaan multifilamen lemuru. 3 Bagi pengambil kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan atau pengoperasian jaring insang permukaan multifilamen lemuru. 4 Bagi petugas teknis perikanan tangkap sebagai bahan acuan untuk membedakan bentuk konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru dengan jaring insang yang lainnya. iii

Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan batasan ukuran dan sketsa dari bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru. Standar ini dilengkapi dengan informasi teknik pengoperasiannya. 2 Istilah dan definisi 2.1 jaring insang alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya sama besar dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa ris bawah untuk menghadang arah renang ikan, sehingga ikan sasaran terjerat mata jaring atau terpuntal pada bagian tubuh jaring 2.2 jaring insang permukaan multifilamen lemuru jaring insang yang dioperasikan di bawah permukaan air dengan tujuan memperoleh ikan lemuru yang terbuat dari bahan multifilamen 2.3 tali pelampung (float line : fl) seutas tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pelampung 2.4 pelampung (float) benda yang mempunyai daya apung dan dipasang pada jaring bagian atas berfungsi sebagai pengapung jaring 2.5 tali penguat atas (upper selvadge line) seutas tali yang terletak di antara tali pelampung dengan tali ris atas berfungsi sebagai penguat tali jaring bagian atas 2.6 tali ris atas (head rope) seutas tali yang dipergunakan untuk menggantungkan tubuh jaring 2.7 serampat atas (upper selvadge) lembaran jaring yang terpasang di atas tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagian atas 2.8 tubuh jaring (net body) lembaran jaring yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring (mesh size) yang merata atau sama/seragam 2.9 1 dari 5

serampat bawah (lower selvadge) lembaran jaring yang terpasang di bawah tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagian bawah 2.10 tali ris samping (side line : sl) seutas tali yang dipasang pada sisi-sisi tubuh jaring berfungsi sebagai pembatas tinggi jaring insang 2.11 tali ris bawah (ground rope : gr) seutas tali yang dipergunakan untuk membatasi gerakan jaring ke arah samping 2.12 tali penguat bawah (lower selvadge line) seutas tali yang terletak di antara tali ris bawah dengan tali pemberat berfungsi sebagai penguat tali jaring bagian bawah 2.13 tali pemberat (sinker line : Sl) seutas tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pemberat 2.14 pemberat (sinker) benda yang mempunyai daya tenggelam dan dipasang pada jaring bagian bawah, berfungsi sebagai penenggelam jaring 2.15 satu pis jaring satuan lembaran jaring dari hasil pabrikan dengan ukuran 70 MD x 80 yards atau 100 MD x 100 yards 2.16 satu tinting jaring istilah nelayan dalam menyebut satuan lembaran jaring yang dipergunakan untuk pembuatan jaring insang (1 pis jaring = 2 ~ 4 tinting jaring) 3 Simbol dan singkatan 3.1 GND simbol yang digunakan untuk jenis alat penangkap ikan dalam klasifikasi menurut FAO jaring insang hanyut (drift gill net) 3.2 FAO Food and Agriculture Organizations 3.3 ISSCFG International Standard Statistical Classification of Fishing Gears 2 dari 5

4 Klasifikasi 4.1 Jaring insang permukaan multifilamen lemuru termasuk dalam klasifikasi jaring insang hanyut (drift gill net) menggunakan simbol GND dan berkode ISSCFG 07.2.0, sesuai dengan International Standard Statistical Classification of Fishing Gear FAO. 4.2 Jaring insang permukaan multifilamen lemuru termasuk dalam klasifikasi jaring insang hanyut (drift gill net), sesuai dengan Statistik Penangkapan Perikanan Laut - Indonesia. 5 Sketsa dan bentuk baku konstruksi 5.1 Sketsa bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru seperti pada lampiran A. 5.2 Batasan bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru merupakan nilai perbandingan antara elemen-elemen atau unsur-unsur penampilan bentuk konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru, adalah sebagai berikut (berdasarkan gambar A.1): 1 E 1 : 0,65 0,75 2 Lgr/Lhr : 0,85 1,00 3 L/h : 5,50 7,00 4 dt/mo : 0,00725 0,00900 5 B/Lhr : 100 125 grf /mtr 6 S/Lgr : 50 65 grf/mtr 7 B/S : 2,00 2,25 8 Sf/h : 2,00 3,00 % 9 Ss/h : 5,00 7,00 % 10 Sf/Lhr : 0,35 0,45 % 11 Ss/Lgr : 0,90 1,20 % Keterangan: 1 Hanging ratio datar : E1 2 Perbandingan panjang tali ris bawah dengan panjang tali ris atas : Lgr/Lhr 3 Perbandingan panjang jaring terpasang dengan tinggi jaring terpasang : L/h 4 Perbandingan diameter benang dengan mata jaring teregang : dt/mo 5 Perbandingan daya apung dengan panjang tali ris atas : B/Lhr 6 Perbandingan daya tenggelam dengan panjang tali ris bawah : S/Lgr 7 Perbandingan daya apung dengan daya tenggelam : B/S 8 Perbandingan jarak pelampung dengan tinggi jaring : Sf/h 9 Perbandingan jarak pemberat dengan tinggi jaring : Ss/h 10 Perbandingan jarak pelampung dengan panjang tali ris atas : Sf/Lhr 11 Perbandingan jarak pemberat dengan panjang tali ris bawah : Ss/Lgr 6 Teknik pengoperasian Pengoperasian jaring insang permukaan multifilamen lemuru dilakukan dengan cara mengapungkan dan dipasang tegak lurus arah arus di permukaan perairan dan menghadang arah gerakan ikan. Ikan sasaran tertangkap dengan cara terjerat insangnya pada mata jaring atau dengan cara terpuntal badan pada tubuh jaring. Jaring insang permukaan multifilamen lemuru merupakan salah satu jaring insang permukaan yang mempunyai daya apung lebih besar daripada daya tenggelam jaring. 3 dari 5

Lampiran A (normatif) Sketsa bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru Gambar A.1 Sketsa bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru 4 dari 5

Bibliografi Fishing Techniques (2), Japan International Cooperation Agency Tokyo, tahun 1981. International Standard Statistical Classification of Fishing Gears (ISSCFG), FAO, Rome, tahun 1971. Kumpulan Desain Alat Tangkap Tradisional, Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, tahun 1988. Petunjuk Menggambar Desain Alat Tangkap Ikan, Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, tahun 1986. Spesifikasi Teknis Lampara Dasar, BPPI Semarang - Jawa Tengah, tahun 1985. Statistik Penangkapan Perikanan Laut, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Jakarta, tahun 2001. 5 dari 5