BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX SISTEM TELEMETRI

Mengetahui peranan antena pada sistem telekomunikasi. Memahami macam dan bentuk antena yang digunakan dalam sistem telekomunikasi.

Pertemuan 9 SISTEM ANTENA. DAHLAN ABDULLAH

ANTENA YAGI. Oleh : Sunarto YBØUSJ

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS

ANTENA TELEKOMUNIKASI

PERANCANGAN ANTENA YAGI UDA 11 ELEMEN PADA FREKUENSI MHz (TVONE) MENGGUNAKAN SOFTWARE NEC-Win Pro V e

PERANCANGAN ANTENA HELIX PADA FREKUENSI 433 MHz

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 8,5 dbi

BAB II LANDASAN TEORI

Jenis-jenis Antena pada Wireless

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG - PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 9 dbi

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY (LPDA) PADA RENTANG FREKUENSI MHZ

MENDESAIN DAN MEMBUAT ANTENA LOG-PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 10 dbi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SALURAN TRANSMISI

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB 7 SISTEM REPEATER. Pentingnya sistem repeater dalam komunikasi data khususnya yang berbasis radio frequency.

PENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

Pertemuan ke-6 Sensor : Bagian 2. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum 1.2 Jenis Media Saluran Transmisi

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI DATA

BAB II TEORI DASAR. tracking untuk mengarahkan antena. Sistem tracking adalah suatu sistem yang

BAB II TEORI DASAR. antena. Selanjutnya akan dijelaskan pula mengenai pengenalan wireless LAN.

Desain dan Pembuatan Antena Whip Dual-Band pada VHF/UHF untuk Perangkat Transceiver Portabel

Makalah Peserta Pemakalah

DESIGN ANTENA YAGI UDA UNTUK FREKUENSI 759,25 MHz UNTUK APLIKASI PADA METRO TV MENGGUNAKAN SOFTWARE NEC-Win Pro V e

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA DAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO

Bab II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI. Gbr. 2.1 Grafik Faktor Refleksi Terhadap. Faktor Refleksi

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI MODIFIKASI OMNIDIRECTIONAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENERIMA SIARAN TELEVISI ULTRA HIGH FREQUENCY

PENGETAHUAN DASAR RADIO KOMUNIKASI ANTENA DIPOLE DAN MONOPOLE JAKARTA Diterbitkan oleh :

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD

BAB II DASAR TEORI ANTENA MIKROSTRIP DAN WIRELESS LAN

PERBANDINGAN MATCHING IMPEDANSI ANTENA DIPOLE SEDERHANA 152 MHz DENGAN ANTENA DIPOLE GAMMA MATCH 152 MHz

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,

BAB II ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis,

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

CARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA I. Alat yang harus disiapkan 1. Radio Transceiver VHF/HF 2. Power Supply /Accu 12 Volt min 20 Amp 3.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem

BAB II DASAR TEORI. Antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

BAB III. PERANCANGAN ANTENNA YAGI 2,4 GHz

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE

Lower Frequency (MHz) Center Frequency (MHz)

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

ALUMUNIUM BAHAN ANTENA UNTUK OPTIMASI TRANSMISI GELOMBANG RADIO

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

Analisa Bahan dasar Pembuat Antena Untuk Memaksimalkan Daya Pancar dan Daya Terima

Pokok Bahasan 1. Pendahuluan

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

Gambar 2.1. Diagram blog dasar dari RF energy harvesting.

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG-PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 10,5 dbi

Radio dan Medan Elektromagnetik

: Widi Pramudito NPM :

BAB 11 MICROWAVE ANTENNA. Gelombang mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super

Sheet1. Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign.

Dasar- dasar Penyiaran

TUGAS 3 PEMROGRAMAN NIRKABEL. Membuat Antena Kaleng Untuk Access Point

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

Pengaruh Beamwidth, Gain dan Pola Radiasi terhadap Performansi Antena Penerima

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

ANTENA DIPOLE DAN MONOPOLE

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

LAPORAN LAB TEKNIK HF DAN ANTENNA

BAB II DASAR TEORI. Gelombang didefinisikan sebagai getaran atau gangguan yang merambat.

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Optimasi Posisi Antena pada UAV Alap-Alap BPPT menggunakan Computer Simulation Technology

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ANTENA DAN PROPAGASI* / 7 KODE MK / SKS / SIFAT : AK / 3 SKS / MK UTAMA

BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CATATAN PRAKTIKUM ET 3200 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 Antena dan propagasi gelombang. Kontribusi : Dr.-Ing. Chairunnisa

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band High Frequency (HF). Mahasiswa diharapkan dapat mengerti konsep antenna pada frekuensi ini. Aplikasi, unjuk kerja, permasalahan yang dihadapi saat ini, sehingga mampu mendesain sendiri antenna HF. Antena merupakan rangkaian resonansi yang istimewa. Pada rangkaian resonansi biasa, ukuran kondensator dan kumparan jauh lebih kecil daripada panjang gelombang resonansi. Oleh karena itu, medan listrik dan magnetik tetap tinggal di dalam rangkaian. Energi medan tersebut hanya diubah menjadi usaha listrik dan panas. Apabila ketebalan kabel kumparan dan besar kondensator sebanding dengan panjang gelombang resonansi, maka sebagian besar energi medan akan dikeluarkan sebagai gelombang elektromagnetik. Ini merupakan prinsip pemancar. Pemancar tersebut dapat terbuat dari macam-macam bahan penghantar yang biasanya berbentuk kawat atau pipa. Kekuatan medan elektromagnetik yang dipancarkan, tergantung pada luas medan pancar, besar arus dan tegangan listrik yang terdapat di dalamnya. Rangkaian resonansi, biasanya terbuat dari induktor, kondensator dan resistor juga terdapat pada antena, tetapi wujudnya bukan komponen melainkan rangkaian linear sepanjang kabel antena. Kawat antena yang beresonansi mengakibatkan muatan listrik bergetar atau bergerak dengan frekuensi tertentu bolak-balik dari ujung ke ujung kawat. Getaran ini akan menempuh jarak sebesar panjang gelombang resonansi. Untuk dapat menampung getaran resonansi ini

panjang antena harus paling sedikit setengah panjang gelombang (½ λ). Setengah panjang gelombang adalah syarat umum untuk mempertahankan resonansi. Bila gelombang radio disalurkan melalui kawat tak berhingga, maka amplitudonya semakin lama akan semakin kecil, karena energinya hilang akibat pemanasan kawat dan pemancaran. Lain halnya kalau kawat itu pendek, berkat pemantulan gelombang pada ujungujungnya energi tidak akan lenyap begitu saja. Bila gelombang tersebut secara terus menerus pada suatu antena yang panjangnya tepat setengah gelombangnya maka resonansi akan terjadi. Impedansi antena menentukan perbandingan tegangan dan arus di dalam antena. Tepat pada frekuensi resonansi, nilai impedansi menjadi resistif karena fasa arus dan tegangan menjadi sama. Bila kondisi resonansi tidak benar-benar tercapai, maka antara tegangan dan arus listrik akan terdapat suatu fasa kecil. Hal ini membuat sifat impedansinya tidak resistif saja, melainkan juga induktif atau kapasitif. Energi yang disalurkan ke dalam antena sebagian besar dimanfaatkan untuk pemancaran gelombang elektromagnetik, dan sisanya hilang melalui pemanasan kawat dan resistansi isolasi. Tujuan utama penyaluran energi tersebut adalah mempertahankan pemancaran dengan cara meminimalisasi energi yang hilang. Medan antena merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ke tempat yang jauh. Ini yang disebut medan pancar. Intensitas medan pancar semakin jauh akan semakin berkurang. Komponen listrik dan magnetik dari gelombang tersebut mempunyai fasa yang sama, tetapi polarisasinya berbeda (saling tegak lurus). Pada prakteknya intensitas medan yang dipancarkan suatu antena ke semua jurusan tidak pernah sama. Mungkin saja intensitas medan ke beberapa arah itu nol, sedangkan ke

arah-arah lainnya bervariasi dari kuat sampai lemah. Antena yang mampu memancarkan intensitas yang sama ke semua arah disebut sebagai pemancar isotrop. Untuk jarak tertentu, intensitas relatif medan sekeliling antena disebut juga diagram pemancar. Diagram pemancar yang terdapat di atas kertas hanya menggambarkan situasi medan pada satu bidang, padahal yang sebenarnya berdimensi tiga. Ini berarti bahwa diagram tiga dimensi suatu pemancar isotrop mempunyai wujud bola. Polarisasi vertikal pada frekuensi rendah (4 MHz) membutuhkan antena vertikal yang cukup panjang sehingga para amatir radio sukar menerapkannya. Satu-satunya cara yang memungkinkan pemancaran tersebut adalah dengan menggunakan ground plane atau antena yang dipendekkan. Panjang antena semacam ini biasanya tidak melebihi ¼ panjang gelombang. Kekurangan panjang antena ini harus ditunjang oleh masa atau permukaan bumi agar terjadi pencerminan atau penerusan gelombang. Antena vertikal yang tingginya ¼ panjang gelombang yang disalurkan ke massa atau bumi sebenarnya, dapat pula disalurkan ke tempat massa atau bumi sintetis. Massa atau bumi sintetis yang dimaksudkan di sini terbuat dari beberapa kawat yang masing-masing sepanjang ¼ panjang gelombang. Ground plane ini beresonansi seperti antena ½ panjang gelombang. Adanya bagian horisontal dan vertikal pada antena akan membuat polarisasi medan menjadi miring. Hal ini mempengaruhi diagram pemancarannya. Bila jumlah kawat-kawat radial yang tegak lurus pada antena vertikal jumlahnya melebihi 4, maka dapat dikatakan bahwa polarisasinya secara praktis adalah vertikal. 8.1 Spesifikasi Antenna HF Antena yang digunakan untuk memancarkan dan menerima gelombang HF pada dasarnya adalah berbentuk antena dipole. Kalau diklasifikasikan lagi, antena yang tidak

memiliki arah biasanya digunakan untuk pusat stasiun bergerak atau stasiun TV. Sedangkan jenis yang mempunyai diagram arah digunakan untuk perhubungan point to point, atau untuk penerimaan TV. Jenis pertama dari HF adalah antena berarah seperti antena corner reflektor, antena Yagi Uda, Array antena, antena helical dan antena log periodik. Jenis kedua adalah antena Omni Directional seperti antena polarisasi horizontal Omni directional, dimana semua jenis antena ini tidak memiliki arah atau orientasi menghadapnya antena ke suatu tujuan tertentu. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan antena: 1. Pengukuran beberapa parameter antena yang menentukan efektifitas dan kinerja antena, meliputi : Pengukuran arus dan tegangan Pengukuran gain antena Pola radiasi ruang (space radiation pattern) Pengukuran feed point impedance Polarisasi antena Pengukuran Standing Wave Ratio (SWR) 2. Pengukuran parameter pesawat transceiver yang menentukan efektifitas dan kinerja pesawat, meliputi : Pengukuran arus dan tegangan Pengukuran frekuensi pancar terima pesawat 3. Pengukuran saluran transmissi (transmission line) yang sesuai untuk menghasilkan kinerja yang efektif.

Hasil pengukuran ketiga hal diatas akan dianalisis dan dievaluasi untuk memperoleh set-up terbaik dari tiap tiap komponen yang memberikan hasil optimal pengiriman data melalui gelombang radio. 9.2 Aplikasi Komunikasi Menggunakan Antenna HF Pada komunikasi menggunakan frekuensi HF, antena dipole horizontal sangat populer dalam penggunaan dan aplikasinya. Antena HF jenis ini dapat didesain untuk mendapatkan spesifikasi performansi dan pola pancar sesuai yang dibutuhkan. Dalam radio dan telekomunikasi antena dipole merupakan antena yang paling sederhana dan paling banyak digunakan. Antena ini terdiri dari dua elemen konduktif identik seperti kabel logam atau batang, yang biasanya bilateral simetris. Bentuk yang paling umum dari antenna dipole adalah dua batang lurus atau kawat yang berorientasi berakhir pada sumbu yang sama, dengan feedline terhubung ke dua ujung yang berdekatan. Antena dipole adalah antena resonan, yang berarti bahwa unsur-unsur berfungsi sebagai resonator. Jadi panjang elemen antenna ini ditentukan oleh panjang gelombang dari gelombang radio yang digunakan. Bentuk yang paling umum adalah setengah gelombang dipole, dimana masing-masing dari dua elemen batang adalah sekitar 1/4 panjang gelombang, sehingga seluruh antena setengah panjang gelombang. Antena HF jenis ini banyak digunakan untuk komunikasi jarak jauh, mengingat frekuensinya yang relatif rendah dibandingkan dengan UHF dan VHF, dengan panjang gelombang yang panjang cocok digunakan untuk komunikasi antar benua.