NAMA PRAKTIKAN : Yuliandriani Wannur Azah ( ) Rahmiwita ( ) Irma Yanti ( )

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BM506 USU LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN Seri Rayani Bangun Melviana Lubis RABU/2 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. HARI/TGL. PRAKTIKUM : Rabu, 3 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN DISUSUN OLEH : JEKSON MARTIAR SIAHAAN DAN MARIA LESTARI

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. oleh : Lucia Aktalina dan Selly Oktaria. Kamis, 26 September 2012

TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. 0leh : Frenky Sorimuda dan Paska. Kamis, 26 September

LAPORAN PRAKTIKUM JUDUL PRAKTIKUM: TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN

A. TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL

Oleh : Melya Susanti Kelompok: melya susanti dan Islah wahyuni Selasa, 3 maret 2015

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

PRAKTIKUM 2 : TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Rebecca Rumesty Lamtiar. Nunung Sri Mulyani

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN IRA ASTUTI HASIBUAN PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK FK USU

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRATIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Agar Mahasiswa/i mampu memiliki kemampuan dan mengetahui teknik :

Latihan penggunaan pipet otomatik, pipet Mohr serta pipet spuit 3. Latihan membuat larutan 4. Latihan pembuatan dan interpretasi grafik

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET,TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN.

: ASTRID SISKA PRATIWI PRODI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK ( )

: Adenin Dian Musrifani NIM : : Magister Ilmu Biolmedik : Teknik Dasar Pipet, Timbangan, dan Pembuatan Larutan TUJUAN :

TEKNIK DASAR LABORATORIUM: PIPET; TIMBANGAN; PEMBUATAN LARUTAN.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Laporan praktikum Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan. : Mesrida Simarmata Nim :

TUGAS INDIVIDU LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

BIOMEDIK USU Laporan Praktikum 2 Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN.

LAPORAN PRAKTIKUM 1 Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatn Larutan ALAT DAN BAHAN: Alat Bahan

Tabel 1. Data Hasil Penggunaan Timbangan Manual dan Digital

LAPORAN PRAKTIKUM TEHNIK DASAR : PENGGUNAAN PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET,TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Leo Pardon Sipayung

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 31 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

KESEIMBANGAN ASAM BASA

: Kirana patrolina sihombing

PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

: Kirana patrolina sihombing

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Metodologi Penelitian

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

LAPORAN PRAKTIKUM 2 BM 506. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

MODUL I Pembuatan Larutan

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Kuliah 2: September Jadwal OpenWetWare Keamanan Bagaimanakah itu DeviasiStandar pada grafik? Praktikum 2 :Teknik Dasar: Pipet, Timbangan,

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

Praktik Biomedik 506 Ketrampilan Dasar Laboratorium. Laporan Praktikum ph Meter, Buffer dan Pengenceran

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

LAPORAN PRAKTIKUM 2:

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan prosedur praktikum hukum kekekalan massa yang efektif

LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yunita Wannur Azah

Modul l Modul 2 Modul 3

METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER)

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME I (GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA) DAN SPEKTROFOTOMETRI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN C PERHITUNGAN UMPAN DAN PRODUK

BAB IV METODE PENELITIAN

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETRI)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN NAMA PRAKTIKAN : Yuliandriani Wannur Azah (157008004) Rahmiwita (157008005) Irma Yanti (157008011) HARI/TGL. PRAKTIKUM : Rabu, 17 Maret 2016 Tujuan Praktikum 1. Latihan menggunakan pipet otomatik, pipet Mohr serta pipet spuit 2. Latihan membuat larutan 3. Latihan membuat dan interpretasi grafik I. PROSEDUR TEKNIK DASAR PENGGUNAAN PIPET Tujuan praktikum : dapat menggunakan dan membandingkan antara pipet otomatik, pipet Mohr dan pipet spuit, untuk mengetahui pipet mana yang lebih akurat dan lebih baik penggunaannya. Tabel 1. Catatan dalam penggunaan pipet No Pipet Catatan 1 Mohr Penggunaannya tidak praktis, balon penghisap perlu dipencet terlebih dahulu untuk membuat tekanan negatif, lalu dengan menghisap dengan ujung-ujung S, E dan O. (ujung O untuk mengempiskan balon mengisi tekanan, E untuk menghisap cairan, S untuk melepaskan cairan yang telah dihisap). Skala yang diinginkan diperoleh dengan melihat batas meniskus. Cara ini memerlukan kehati-hatian, dan pembiasaan. Sehingga faktor human error tinggi. Pipet Mohr memiliki skala garis 0,1 ml dengan ukuran pipet berbeda beda, 1 ml, 5 ml dan 10 ml. 1

2 Otomatik Jenis pipet tergantung skala yang diinginkan. Menggunakan tekanan penghisap, pertama (setengah tekan/jangan dipaksa) dan kedua (tekanan penuh). Tekanan pertama untuk menghisap cairan, sementara kedua untuk melepaskan cairan. Paling akurat dibandingkan kedua pipet lainnya. Dapat digunakan untuk pengukuran yang kecil. 3 Tetes Cairan dihisap, kemudian diteteskan berdasarkan garis penunjuk, dengan skala 0,5 ml pada spuit ukuran 5 ml. Penggunaannya lebih praktis dibanding pipet Mohr. Sering terjadi kesalahan pembacaan skala dengan melihat meniskus bawah. Dapat terjadi emboli udara, sehingga alat ini kurang akurat dibandingkedua pipet yang lain. 2

Prosedur penggunaan pipet Dengan menggunakan timbangan digital untuk mengukur berat akuades yaitu 1 ml akuades yang diukur dengan pipet Mohr, Spuit dan Otomatik. 1. Menyiapkan beaker kaca yang sudah terisi akuades. 2. Ambil pipet kemudian hisap cairan aquades sebanyak 1 ml. 3. Nolkan alat timbangan dengan menekan tare. 4. Mengeluarkan 1 ml akuades pada wadahnya dan membacaberatnya pada layar digital. 5. Nolkan alat timbangan dan ulang 4 kali setiap penggunaan pipetmohr, Spuit dan Otomatik. Kemudian membandingkan hasil. Tabel 2. Hasil Pengukuran dengan Pipet Otomatik, Mohr dan Spuit Hasil PIPET OTOMATIS Beratan 1 ml Yuli Irma Rahmi Karin Henny Dino Bina Reza Siska akuades 1 1.009 1.009 1.001 1.009 1.011 1.015 0.995 0,.95 1.003 2 1.016 1.002 0.994 1.007 1.099 1.014 0.998 1.006 1.005 3 1.011 1.001 0.999 1.009 1.014 0.995 1.11 1.007 1.007 4 1.017 1.003 1.000 1.007 1.011 1.004 1.126 0.999 1.017 5 1.018 1.004 0.991 1.006 1.016 1.006 1.126 1.005 1.041 ratarata 1.014 1.004 0.997 1.008 1.030 1.007 1.071 0.803 1.015 3

Hasil PIPET MOHR Beratan 1 ml Yuli Irma Rahmi Karin Henny Dino Bina Reza Siska akuades 1 0.967 0.942 0.968 1.000 0.998 1.028 0.959 0.979 0.959 2 0.957 0.9 0.978 0.996 0.924 1.000 0.969 0.969 1.000 3 0.985 1.009 1.011 1.007 0.984 0.979 0.977 0.977 1.151 4 0.989 1.003 0.999 0.989 0.982 1.032 0.987 0.897 1.146 5 0.981 0.995 0.904 0.985 0.981 1.011 0.989 0.989 1.052 ratarata 0.976 0.970 0.972 0.995 0.974 1.010 0.976 0.962 1.062 Hasil SPUIT Beratan 1 ml Yuli Irma Rahmi Karin Henny Dino Bina Reza Siska akuades 1 0.992 0.961 0.967 1.001 0.998 1.125 1.125 1.069 1.116 2 1.000 1.008 0.985 0.987 0.959 1.093 1.093 0.967 1.151 3 0.966 0.998 0.988 0.994 0.991 1.169 1.169 1.016 1.146 4 0.993 1.005 0.97 0.998 0.945 1.138 1.138 1.104 1.052 5 0.916 1.003 0.981 1.004 1.002 1.145 1.145 1.084 1.117 ratarata 0.973 0.995 0.978 0.997 0.979 1.134 1.134 1.048 1.116 4

Yuli Irma Rahmi Karin Henny Dino Bina Reza Siska Grafik 1. Perbandingan Hasil Pengukuran 1ml Aquades pada Lima Kali Pengukuran Menggunakan Pipet Otomatis 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4 Pengukuran 5 PIPET OTOMATIS Grafik 2. Perbandingan Hasil Rata-Rata Pengukuran 1ml Aquades Menggunakan Pipet Otomatis pada Sembilan Orang Praktikan 5

Grafik 3. Perbandingan Hasil Pengukuran 1ml Aquades pada Lima Kali Pengukuran Menggunakan Pipet Mohr Grafik 4. Perbandingan Hasil Rata-Rata Pengukuran 1ml Aquades Menggunakan Pipet Mohr pada Sembilan Orang Praktikan 6

Grafik 5. Perbandingan Hasil Pengukuran 1ml Aquades pada Lima Kali Pengukuran Menggunakan Spuit 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4 Pengukuran 5 0 Yuli Irma Rahmi Karin Henny Dino Bina Reza Siska SPUIT Grafik 6. Perbandingan Hasil Rata-Rata Pengukuran 1ml Aquades Menggunakan Spuit pada Sembilan Orang Praktikan 7

Kesimpulan : 1. Micropipet atau pipet otomatik memiliki tingkat akurasi tinggi dibandingkan pipet mohr dan pipet spuit. Hal ini dapat dibuktikan melalui grafik rata-rata pengukuran 1ml aquades menggunakan pipet otomatis (Grafik 2). 2. Pipet spuit memiliki akurasi yang rendah, terdapat variasi dari hasil pengukuran dan sebagian besar hasil pengukuran jauh dari angka 1,00 ml (Grafik 6). Kemungkinan hal ini disebabkan kesulitan menggunakan pipet spuit untuk mencapai pengukuran yang tepat. 3. Terdapat variasi angka dari hasil pengukuran. Variasi sangat tampak pada penggunaan pipet Mohr dan spuit yang dapat dilihat melalui grafik (Grafik 4 dan 6). Variasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kalibrasi alat, kesulitan penggunaan alat yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian dari praktikan. II. TEKNIK DASAR PEMBUATAN LARUTAN Langkah-langkah : 1. Bacalah detil resep larutan yang ingin dibuat. Kalau ada yang perlu dihitung, siapkan perhitungan dulu. 2. Kumpulkan bahan kimia yang akan dipakai dan letakkan dekat dengan timbangan digital. 3. Siapkan alat lain yang dibutuhkan (misalnya kertas, sendok, sarung tangan, tisu, beaker, dll) 4. timbang umlah bahan kimia yang dibutuhkan dengan hati-hati 5. Ketika semua bahan kimia diukur, kembalikan botol-botolnya ke rak, bersihkan alat timbangan serta tempat sekelilingnya, dan bawalah beaker yang berisi bahan kimia ke meja kerja. 6. Tuangkan akuades yang secukupnya (kurang dari yang ditentukan pada resepnya) ke dalam beaker dan letakkanlah stir bar dengan ukuran yang sesuai kedalamnya. Pakailah alat otomatik stirer dengan kecepatan sedang untuk mengencerkan bahan kimia. 7. Dengan gelas ukur yang sesuai dengan volume yang ingin dibuat, tuangkan larutan dan bilas beakernya dengan akuades. Tuangkan bekas bilasan tersebut kedalam gelas ukur. Tambah akuades sampai mencapai volume larutan yang ingin dibuat. 8

Menghitung larutan No Sampel Perhitungan 1 400 ml 0,25M Na 2 HPO 4 BM Na2HPO4 = [ 2 (23) + (1) + (31) + 4(16)] = 142 gr/mol 400 ml 0,25M Na2HPO4 : 0,4 L X 0,25 mol/l X 142 gr/mol = 14,2 gr 14,2 gr + aquadest sampai volume yang diinginkan 400 ml 2 400 ml 0,25M NaH 2 PO 4 BM NaH2PO4 = [(23) + 2(1) + (31) + 4(16)] = 120 gr/mol 400 ml 0,25M NaH2PO4: 0,4 L X 0,25 mol/l X 120 gr/mol = 12 gr 12 gr + aguades sampai volum yang diinginkan 400 ml 9

3 50 ml 5% glukosa Larutan 5% glukosa: 5g dalam 100 ml larutan 50 ml 5% glukosa: 50ml/100ml x 5 g = 2,5 g 2,5 gram glukosa aquades sampai volume yang diinginkan 50ml 4 100 ml 0,7M CuSO4 5H2O BM CuSO4 5H2O: [ 1(63,5)+ 1 (32) + 4(16) + 5(18)] = 249,5 g/mol 100 ml 0,7M CuSO4.5H2O: 0,7 mol/l x 0,1 L x 249,5 g/mol = 17,465 g 17,465 g CuSO4.5H2O + aquadest sampai volume yang diinginkan 100 ml 5 100ml 1M NaOH BM NaOH: [1(23)+1(16)+1(1)] = 40 g/mol 100ml 1M NaOH: 1 mol/l x 0,1 L x 40 g/mol= 4 g 4 g NaOH + aquadest sampai volume yang diinginkan 100 ml 6 1,5 x 10-1 liter 70 % etanol Etanol sediaan berada pada konsentrasi 95% Untuk membuat 150 ml 70% etanol: V1.C1=V2.C2 150 ml x 70% = V2. 95% V2= 110 ml 110 ml etanol 95% + aquades sampai volume yang diinginkan 150ml 10

7 500 ml 1,2 M Na-sitrat (Na 3 C 6 H 6 O 7 ), 1,6M Na 2 CO 3 H 2 O BM(Na 3 C6H6O7): [3(23)+6(12)+6(1)+7(16)] =259 g/mol BM(Na2CO3H2O): [2(23)+1(12)+3(16)+2(1)+1(16)]=124 g/mol 500 ml 1,2 M Na3C6H6O7: 0,5 L x 1,2 mol/l x 259 g/mol= 155,4 g 500 ml 1,6 M Na2CO3H2O: 0,5 L x 1,6 mol/l x 124 g/mol= 99,2 g 155,4 gr Na3C6H6O7 + 99,2 gr Na2CO3H2O + aquades sampai volum yang diinginkan 500 ml Praktikan membuat larutan : a. 400 ml 0,25M Na2HPO4 Berdasarkan perhitungan tabel diatas untuk membuat larutan 400 ml 0,25M Na2HPO4 diperlukan 14,2 gram Na2HPO4 dan dilarutkan sampai 400 ml aquades. b. 1,5 x 10-1 liter 70 % etanol Berdasarkan perhitungan tabel diatas untuk membuat larutan 1,5 x 10-1 liter 70 % etanol diperlukan 110 ml etanol dan dilarutkan sampai 150 ml aquades. c. 50 ml 5% glukosa Berdasarkan perhitungan tabel di atas untuk membuat larutan 50 ml 5% glukosa diperlukan 2,5 gr glukosa dan dilarutkan sampai 50 ml aquades. d. 100 ml 1M NaOH Berdasarkan perhitungan tabel diatas untuk membuat larutan 100 ml 1 M NaOH diperlukan 4 gr NaOH dan dilarutkan sampai 100 ml aquades. 11

Kesimpulan 1. Untuk membuat larutan 400 ml 0,25 M Na 2 HPO 4 dibutuhkan 14,2 gr Na 2 HPO 4 yang dilarutkan ke dalam aquades sampai 400 ml. 2. Untuk membuat larutan 400 ml 0,25 M NaH 2 PO 4 dibutuhkan 12 gr NaH 2 PO 4 yang dilarutkan ke dalam aquades sampai 400 ml. 3. Untuk membuat larutan 50 ml 5% glukosa dibutuhkan 2,5 gr glukosa yang dilarutkan ke dalam aquades sampai 50 ml. 4. Untuk membuat larutan 100 ml 0,7 M CuSO 4 5H 2 O dibutuhkan 17,465 gr CuSO 4 5H 2 O yang dilarutkan ke dalam aquades sampai 100 ml. 5. Untuk membuat larutan 100 ml 1 M NaOH dibutuhkan 4 gr NaOH yang dilarutkan ke dalam aquades sampai 100 ml. 6. Untuk membuat larutan 1,5 x 10-1 L 70% etanol dibutuhkan 110 ml etanol 95% yang dilarutkan ke dalam aquades sampai 150 ml. 7. Untuk membuat larutan 500 ml 1,2 M Na3C6H607, 1,6 M Na2CO3H2O dibutuhkan 155,4 gr Na3C6H607 dan 99,2 gr Na2CO3H2O yang dilarutkan ke dalam aquades sampai 500 ml. 1. Dalam pembuatan larutan harus ditimbang terlebih dahulu bahan-bahan yang akan dilarutkan agar mendapat jumlah dan konsentrasi sesuai yang diinginkan. 2. Larutan harus diaduk secara merata agar homogen. Saran : 1. Dalam pembuatan larutan harus ditimbang terlebih dahulu bahan-bahan yang akan dilarutkan agar mendapat jumlah dan konsentrasi sesuai yang diinginkan. 2. Larutan harus diaduk secara merata agar homogen. 3. Diharapkan keppada instruktur agar bisa standby terus diruangan untuk bisa membimbing mahasiswa ketika praktikum berlangsung. 4. Perlunya penambahan alat praktikum agar setiap kelompok mempunyai alat yang diperlukan/tidak menunggu kelompok lain memakai alat, sehingga waktu pun akan menjadi lebih efisien. 12

13