DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

N OMOR 13 TAHUN 20 14

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR TENTANG PELAKSANAAN FASILITASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2016 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KOMISI DAERAH LANJUT USIA PROVINSI JAMBI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 75 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAYANAN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN SRAGEN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 50 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-T TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT PROVINSI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH SELAKU KETUA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 27 SERI D

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN ZOONOSIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Transkripsi:

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) PROVINSI JAWA TENGAH DAN SEKRETARIAT KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Komisi Penanggulangan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Provinsi Jawa Tengah Dan Sekretariat Komisi Penanggulangan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Provinsi Jawa Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan- Peraturan Negara Tahun 1950, Halaman 86-92); 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional; 6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22); 7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 57); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS Di Daerah; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS; 10. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 72 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 72); 11. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 59 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Penataan Organisasi Lembaga Non Struktural Provinsi Jawa Tengah; Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) PROVINSI JAWA TENGAH DAN SEKRETARIAT KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) PROVINSI JAWA TENGAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Tengah. 2. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. 3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah. 4. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi yang selanjutnya disingkat KPAP adalah Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Tengah yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah yang merupakan Lembaga Non Struktural. 5. Kelompok Kerja yang selanjutnya disingkat Pokja adalah terdiri dari lintas sektor anggota KPAP yang membantu tugas Ketua KPAP dalam mengembangkan program tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah. 6. Tim Asistensi adalah tim yang terdiri dari lintas sektor anggota KPAP yang membantu tugas Ketua KPAP dalam memberikan advokasi, perencanaan, pembinaan, pendampingan, penggerakan institusi dan pemecahan masalah yang ada.

7. Tim Monitoring dan Evaluasi yang selanjutnya disingkat Tim Monev adalah tim yang terdiri dari lintas sektor anggota KPAP yang membantu tugas Ketua KPAP dalam memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program. 8. Sekretariat KPAP adalah pelaksana tugas organisasi KPAP. 9. Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah virus yang menurunkan kekebalan tubuh manusia. 10. Acquired Immune Deficiency Syndrome yang selanjutnya disingkat AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. 11. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah adalah unsur pembantu Gubernur Jawa Tengah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 12. Lembaga Non Struktural yang selanjutnya disingkat LNS adalah Lembaga Non Eselon yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah. 13. Instansi Vertikal adalah perangkat dari Kementerian dan/atau Lembaga Negara Non Kementerian yang mempunyai lingkungan kerja di wilayah Provinsi Jawa Tengah. 14. Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli AIDS yang selanjutnya disingkat LSM Peduli AIDS adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di program penanggulangan HIV dan AIDS. BAB II KPAP Bagian Pertama Umum Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk KPAP dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS di Provinsi Jawa Tengah. (2) KPAP sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan LNS. (3) Susunan keanggotaan KPAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Bagian Kedua Organisasi KPAP Pasal 3 (1) KPAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diketuai oleh Gubernur. (2) KPAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan keanggotaan terdiri dari : a. Ketua : Gubernur Jawa Tengah. b. Ketua Pelaksana I : Wakil Gubernur Jawa Tengah. c. Ketua Pelaksana II : Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah. d. Wakil Ketua I : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

e. Wakil Ketua II : Kepala Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah. f. Sekretaris I : Tenaga Senior Penuh Waktu. g. Sekretaris II : Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. h. Sekretaris III : Kepala Bagian Kesehatan, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi pada Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah. i. Anggota : 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah; 2. Instansi Vertikal di Provinsi Jawa Tengah; 3. Akademisi; 4. Dunia Usaha; 5. LSM Peduli AIDS; dan 6. Unsur masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan. (3) Dalam rangka melaksanakan tugas organisasi KPAP dibentuk Sekretariat. (4) Dalam melaksanakan tugas dan kewenangan KPAP, dibentuk perangkat KPAP. (5) Struktur organisasi KPAP sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (6) KPAP mempunyai hubungan koordinatif, konsultatif, dan teknis dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten/Kota. (1) KPAP mempunyai tugas : Bagian Ketiga Tugas dan Kewenangan KPAP Pasal 4 a. mengkoordinasikan perumusan penyusunan kebijakan, strategi dan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS sesuai kebijakan, strategi dan pedoman yang ditetapkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional; b. memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS di provinsi dan kabupaten/kota; c. menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan memanfaatkan sumber daya yang berasal dari pusat, daerah, masyarakat dan bantuan luar negeri secara efektif dan efisien untuk kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS; d. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing instansi dan lembaga yang tergabung dalam keanggotaan KPAP; e. mengadakan kerjasama regional dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS;

f. menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan HIV dan AIDS kepada aparat dan masyarakat; g. memfasilitasi Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten/Kota; h. mendorong terbentuknya Lembaga Swadaya Masyarakat/kelompok peduli HIV dan AIDS; dan i. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS serta menyampaikan laporan secara berkala dan berjenjang kepada Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. (2) KPAP mempunyai kewenangan : a. secara berjenjang, merinci dan membagi secara jelas program dan kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS yang dilakukan aparat, jajaran kesehatan dan masyarakat. b. secara berjenjang dan berkesinambungan melakukan sosialisasi kepada seluruh aparat pemerintah daerah, lembaga pendidikan, lembaga swasta, lembaga kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat termasuk lembaga adat, lembaga keagamaan, tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat. c. Secara berjenjang mendorong pelaksanaan program dan kegiatan pada SKPD dan anggota KPAP dalam pengendalian HIV dan AIDS. BAB III SEKRETARIAT KPAP Bagian Kesatu Umum Pasal 5 (1) Sekretariat KPAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dibentuk dan ditetapkan oleh Gubernur. (2) Sekretariat KPAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas organisasi KPAP. Pasal 6 (1) Sekretariat KPAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dipimpin oleh Sekretaris penuh waktu. (2) Dalam melaksanakan tugas kesekretariatan, Sekretaris penuh waktu dibantu oleh staf sekretariat penuh waktu. (3) Staf sekretariat penuh waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari: a. Pegawai Negeri Sipil; b. Non Pegawai Negeri Sipil. (4) Staf kesekretariatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari : a. pengelola program; b. pengelola monitoring dan evaluasi; c. pengelola keuangan; d. pengelola administrasi; dan e. staf lain sesuai kebutuhan.

(5) Staf kesekretariatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Bagian Kedua Sekretaris Penuh Waktu Pasal 7 (1) Sekretaris penuh waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (2) Syarat-syarat umum Sekretaris penuh waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. pensiunan Pegawai Negeri Sipil pejabat Eselon II/III, b. pendidikan minimal Sarjana, dan c. sehat jasmani dan rohani. (3) Rekrutmen Sekretaris penuh waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara terbuka oleh Tim Seleksi yang dibentuk oleh Ketua KPAP. (4) Tata cara pelaksanaan seleksi diatur lebih lanjut oleh Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Sekretaris penuh waktu dapat diberhentikan oleh Ketua KPAP pada masa jabatannya apabila tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Pasal 8 Sekretaris Penuh Waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) mempunyai tugas : a. memimpin Sekretariat KPAP; b. menyiapkan rencana strategis dan melaksanakan program aksi untuk penanggulangan AIDS di daerah; c. melakukan koordinasi, kerjasama maupun sinergi dengan lembaga, badan pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat yang berada di tingkat provinsi, Kabupaten/Kota maupun nasional; d. menyebarluaskan informasi mengenai AIDS secara benar kepada masyarakat; e. memobilisasi sumber daya; f. melakukan kerjasama dengan pihak pihak terkait dalam menyediakan bantuan teknis dan dana untuk pelaksanaan program. g. melaksanakan kajian akhir, persetujuan dan menandatangani Surat Perjanjian Kerja dalam pelaksanaan program h. memfasilitasi KPA Kabupaten/Kota, perangkat KPAP dan masyarakat sipil peduli AIDS; i. melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana strategi dan program aksi penanggulangan AIDS Provinsi; dan j. menyiapkan dan melaporkan pelaksanaan tugas KPAP kepada Gubernur Cq Sekretaris Daerah melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Bagian Ketiga Kesekretariatan Paragraf 1 Pengelola Program Pasal 9 (1) Syarat-syarat umum Pengelola Program adalah: a. pendidikan minimal Sarjana; b. sehat jasmani dan rohani. (2) Rekrutmen Pengelola Program sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara terbuka oleh tim seleksi yang dibentuk oleh Sekretaris. (3) Tata cara pelaksanaan seleksi akan diatur lebih lanjut oleh tim. (4) Pengelola Program dapat diberhentikan oleh sekretaris apabila tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Pasal 10 Pengelola Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) mempunyai tugas : a. mengamati, memeriksa dan mengikuti semua proses program yang ada di KPAP secara cermat dengan menempatkan diri sebagai mitra yang arif dan santun; b. melakukan koordinasi dengan unsur unit pelaksana, khususnya hal yang terkait dengan laporan, ketepatan waktu pelaksanaan, program dan hal-hal yang dimaksudkan dalam memperlancar realisasi program; c. melakukan fungsi-fungsi monitoring dan evaluasi program (program monev terpadu); d. melakukan fungsi advokasi, sosialisasi dan penyebarluasan komunikasi informasi dan edukasi HIV dan AIDS; e. melakukan fungsi sebagai penghubung untuk semua komponen penanggulangan HIV dan AIDS; f. memfasilitasi masyarakat dalam upaya penanggulangan AIDS; g. memfasilitasi perangkat KPAP; h. melaksanakan tugas sekretariat KPAP; i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris KPAP. Paragraf 2 Pengelola Monitoring dan Evaluasi Pasal 11 (1) Syarat-syarat umum Pengelola Monitoring dan Evaluasi adalah : a. pendidikan minimal Sarjana; b. Sehat jasmani dan rohani; (2) Rekrutmen Pengelola Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara terbuka oleh tim seleksi yang dibentuk oleh Sekretaris. (3) Tata cara pelaksanaan seleksi akan diatur lebih lanjut oleh tim.

(4) Pengelola Monitoring dan Evaluasi dapat diberhentikan oleh sekretaris apabila tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Pasal 12 Pengelola Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada pasal 11 ayat (1) mempunyai tugas : a. memfasilitasi implementasi program komprehensif akselerasi dalam monitoring dan evaluasi program penanggulangan HIV dan AIDS; b. melaksankan tugas koordinator monitoring dan evaluasi KPA Kabupaten/Kota; c. mengumpulkan data indikator Rencana Aksi Nasional; d. mengumpulkan laporan kegiatan dan form penguatan dari KPA Kabupaten/Kota; e. melakukan komunikasi aktif dengan Pengelola Program dalam memastikan akurasi data; f. menganalisa data dan memperbaharui data dasar monitoring dan evaluasi dari KPA Kabupaten/Kota; g. memfasilitasi pelatihan bagi Pengelola Program KPA Kabupaten/Kota dalam memvalidasi laporan indikator Rencana Aksi Nasional dari KPA Kabupaten/Kota; h. menyiapkan laporan kepada Ketua KPAP dan Sekretaris KPA Nasional; i. menyiapkan laporan umpan balik kepada KPA Kabupaten/Kota; j. menyiapkan kegiatan supervisi kepada KPA Kabupaten/Kota; k. memfasilitasi kegiatan Tim Monitoring dan Evaluasi dalam tugas seharihari dan berkaitan dengan pengumpulan data, analisis data, pencatatan dan pelaporan; l. melaksanakan koordinasi dengan lembaga donor lokal, internasional dan sektor-sektor lain dalam pengumpulan dan penyebarluasan data; m. melaksanakan administrasi website pada www.aidsjateng.or.id; n. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris KPAP. Paragraf 3 Pengelola Keuangan Pasal 13 (1) Syarat-syarat umum Pengelola Keuangan adalah : a. pendidikan minimal Diploma Bidang Keuangan; b. sehat jasmani dan rohani; (2) Rekrutmen Pengelola Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara terbuka oleh tim seleksi yang dibentuk oleh Sekretaris. (3) Tata cara pelaksanaan seleksi akan diatur lebih lanjut oleh tim. (4) Pengelola Keuangan dapat diberhentikan oleh sekretaris apabila tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya Pasal 14 Pengelola Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) mempunyai tugas :

a. menerapkan sistem dan prosedur keuangan yang telah ditetapkan dan dijalankan secara konsisten. b. membuat laporan keuangan dan mengkonsolidasikan dengan laporan dari masing-masing bagian. c. memeriksa akurasi dan kelengkapan dokumen keuangan. d. melakukan pencatatan dan penyimpanan semua pemasukan dan pengeluaran keuangan KPAP; e. mengelola keuangan termasuk didalamnya : menyiapkan dokumen pengeluaran, membukukan, melaporkan dan mendokumentasikan sesuai dengan aturan yang berlaku. f. mengklarifikasi semua pengeluaran dari berbagai sumber dana secara transparan dan akuntabel sesuai dengan tujuan program. g. bekerja sama dengan staf lain dalam menyiapkan laporan penyerapan dana, menginformasikan kepada pimpinan dan memonitor tindak lanjut. h. mendokumentasikan seluruh dokumen keuangan : kontrak, dokumen pengadaan, dokumen pembukaan Bank serta bukti pendukung pengeluaran dana secara kronologis dan aman. i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris KPAP. Paragraf 4 Pengelola Administrasi Pasal 15 (1) Syarat-syarat umum Pengelola Administrasi adalah: a. pendidikan minimal Diploma; b. sehat jasmani da rohani; (2) Rekrutmen Pengelola Administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara terbuka oleh tim seleksi yang dibentuk oleh Sekretaris. (3) Tata cara pelaksanaan seleksi akan diatur lebih lanjut oleh tim. (4) Pengelola Administrasi dapat diberhentikan oleh sekretaris apabila tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya Pasal 16 Pengelola Administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (1) mempunyai tugas : a. melaksanakan fungsi administrasi perkantoran seperti : filing surat keluar dan masuk, pemenuhan kebutuhan kantor; b. mempersiapkan pertemuan, membuat undangan, mencatat, mendokumentasikan serta menyimpan semua proses yang terjadi dalam sebuah pertemuan; c. menyiapkan dokumen pengadaan barang; d. memfasilitasi program komunikasi publik sesuai program yang ada; e. melaksanakan kegiatan Sekretariat termasuk urusan rumah tangga, kebersihan, kerapihan dan kelancaran kegiatan perkantoran; f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris KPAP.

Bagian Keempat Tata Kerja Pasal 17 (1) Dalam melaksanakan tugas kesekretariatan melaksanakan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. (2) Sekretaris penuh waktu selaku penanggungjawab kesekretariatan KPAP berkewajiban menyampaikan laporan kegiatan dan penggunaan anggaran setiap bulan kepada Gubernur Cq. Sekretaris Daerah melalui Kepala Dinas Kesehatan. Bagian Kelima Kepegawaian Paragraf 1 Umum Pasal 18 (1) Status kepegawaian Sekretaris dan Sekretariat KPAP adalah tenaga penuh waktu. (2) Status kepegawaian Sekretariat KPAP dari Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan. (3) Sekretaris penuh waktu dan Sekretariat KPAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban dan hak. Paragraf 2 Kewajiban Pasal 19 Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) meliputi : a. melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. b. mentaati peraturan dan tata tertib sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Paragraf 3 Hak Pasal 20 Sekretaris penuh waktu dan staf sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) diberikan honorarium. Pasal 21 (1) Honorarium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 diberikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (2) Besaran honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetarakan dengan Lembaga Non Struktural (LNS) yang lainnya sesuai dengan Peraturan Gubernur tentang Standarisasi Biaya Kegiatan dan Honorarium, Biaya Pemeliharaan, dan Standarisasi Harga Pengadaan Barang atau Jasa Kebutuhan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Paragraf 4 Sanksi Pasal 22 (1) Sekretaris penuh waktu dan staf sekretariat yang dengan sengaja tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dikenai sanksi administrasi. (2) Sanksi administrasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) berbentuk: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; c. pemutusan hubungan kerja. Bagian Kelima Perangkat KPAP Paragraf 1 Umum Pasal 23 (1) Perangkat KPAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dibentuk dan ditetapkan oleh Gubernur. (2) Perangkat KPAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Kelompok Kerja; b. Tim Asistensi; c. Tim Monev; dan d. Tim lainnya sesuai dengan kebutuhan. Paragraf 2 Kelompok Kerja Pasal 24 (1) Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf a merupakan perangkat KPAP yang melaksanakan fungsi teknis program penanggulangan HIV dan AIDS di Provinsi dan Kabupaten/Kota. (2) Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. membantu merumuskan kebijakan operasional yang berkaitan dengan program penanggulangan AIDS di Provinsi dan Kabupaten/Kota; b. membantu mengembangkan program tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Provinsi dan Kabupaten/Kota; c. membantu menggerakkan pemangku kepentingan dalam mengaplikasikan kebijakan-kebijakan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk program tertentu; d. membantu mengadakan pengawasan, monitoring dan evaluasi program; e. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas secara periodik setiap bulan kepada Ketua KPAP melalui Sekretariat KPAP.

Paragraf 3 Tim Asistensi Pasal 25 (1) Tim Asistensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf b merupakan perangkat KPAP yang melaksanakan fungsi advokasi kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS di Provinsi dan Kabupaten/Kota. (2) Tim Asistensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas : a. memberikan advokasi kepada pihak eksekutif, legislatif dan pihakpihak lain di Provinsi dan Kabupaten/Kota; b. memfasilitasi kegiatan KPAP termasuk Pokja; c. melakukan supervisi kepada Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten/ Kota; d. melakukan pendampingan dan memberikan asistensi teknis kepada Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten/Kota bila diperlukan; e. menganalisis masalah yang timbul di daerah, menyelidiki dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah; f. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas secara periodik setiap bulan kepada Ketua KPAP melalui Sekretariat KPAP. Paragraf 4 Tim Monev Pasal 26 (1) Tim monev sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c merupakan perangkat KPAP yang melaksanakan fungsi monitoring dan evaluasi penanggulangan HIV dan AIDS di provinsi dan kabupaten/kota. (2) Tim Monev sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas : a. merencanakan serta melaksanakan monitoring dan evaluasi program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di provinsi dan Kabupaten/Kota; b. melaksanakan monitoring dan evaluasi pada proses awal, pertengahan, dan pada akhir pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di provinsi dan kabupaten/kota; c. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas secara periodik setiap bulan kepada Ketua KPAP melalui Sekretariat KPAP dalam bentuk laporan bulanan dan laporan akhir tahun penyelenggaraan program penanggulangan HIV dan AIDS. BAB IV PEMBIAYAAN Pasal 27 (1) Pembiayaan KPAP bersumber pada : a. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi; b. Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (2) Penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran dilaksanakan oleh Sekretaris KPAP sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Pembiayaan KPAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan: a. honorarium; b. operasional sekretariat; c. program dan kegiatan sekretariat; d. kegiatan perangkat KPAP; dan e. kegiatan-kegiatan lain yang mendukung tugas pokok. Pasal 28 (1) Program dan kegiatan sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) huruf c disesuaikan dengan prioritas dalam penanggulangan HIV dan AIDS di provinsi. (2) Pembiayaan kegiatan Perangkat KPAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) huruf d dilaksanakan untuk mendukung tugas Kelompok Kerja, Tim Asistensi dan Tim Monev. BAB V MASA BHAKTI Pasal 29 Masa keanggotaan KPAP ditetapkan 5 (lima) tahun dan setiap 2 (dua) tahun dilakukan evaluasi. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan menempatkan dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah. Diundangkan di Semarang pada tanggal 23 Mei 2016 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, ttd SRI PURYONO KARTO SOEDARMO Ditetapkan di Semarang pada tanggal 23 Mei 2016 GUBERNUR JAWA TENGAH, ttd GANJAR PRANOWO BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 NOMOR 13BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 NOMOR